Pages

08 November 2014

Pikiran-Ku Bukan Pikiranmu (10): Lebih Besar Daripada Hidup Walau Mati



Oleh: Martin Simamora

Pikiran-Ku Bukan Pikiranmu (10): Lebih Besar Daripada Hidup Walau Mati
credit: Gislain and Marie David de Lossy- zaventern, Belgium
Bacalah lebih dulu bagian 9

Salah satu pilar yang tak dapat dipisahkan dari Yesus Kristus kala membicarakannya adalah, bahwa dirinya adalah hidup atau dia adalah sumber hidup. Dan ini bukan sebuah hidup yang dapat dikalahkan atau ditaklukan atau memiliki sebuah titik-titik kematian dalam durasinya. Rasul Yohanes dalam Injilnya memberikan sebuah penggambaran yang luar biasa terkait hal ini, begini dia melukiskannya :

Yohanes 1:4-5 “(4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.(5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Tahukah anda,  bahwa apa yang dituliskan Yohanes sekalipun indah namun sangat sukar untuk dipahami, bagaimana bisa di dalam diri manusia Yesus ada sebuah hidup yang sedemikian kuat atau dahsyat. Yohanes menautkan hidup  yang ada di dalam  Yesus dengan terang dan bercahaya di dalam kegelapan. Bahkan kegelapan itu tidak menguasainya. Tak ada yang dapat melukiskan hal indah ini sebab otak manusia akan gagal untuk melangkah maju. Ini adalah bagian terbaik dari keindahan yang tak ada satu gambarpun dapat mengekspresikannya (ungkapan ini, saya kutip dari Francis BaconThe Best Part of Beauty is That Which No Picture Can Express”).

Siapakah Yesus bagimu? Ini hal terutama untuk memahami hal ini. Jika Yesus bukan siapa-siapa bagimu selain manusia berkualitas atau selain seorang nabi hanya bagi bangsa Yahudi atau seorang manusia dengan super ego yang ekstrim, maka perihal semacam ini adalah omong kosong saja. Namun, terlepas dari  siapakah dia bagimu, kita akan melihat bahwa  hal ini tidak bertali sama sekali dengan super ego Yesus, NOL BESAR hubungannya!




Ada Hidup Dalam Dia, Telah  Hadir Dalam Dunia Yang Gelap. Bukan Gagasan Tetapi Kongkrit
Mengenai hal ini, Yohanes menuliskannya begini: “Dalam  Dia ada Hidup.” Hidup dalam teks ini adalah sebuah hidup yang tak hanya saat ini tetapi utamanya hidup atau eksistensi  yang akan datang, ζωὴ zōē


Dengan kata lain di dalam diri Yesus ada kekekalan, sebab yang dimaksudkan oleh Yohanes bukan hidup yang singkat di dunia ini atau selama hayat dikandung badan. Jika demikian maka  pertanyaannya bagaimana mungkin seorang manusia bernama Yesus dapat memiliki kekekalan. Ini bukan sekedar sebuah kontradiksi, bahkan untuk mencoba memikirkannya hanya akan memicu sebuah kesinisan tersendiri  dan  tudingan bahwa Yesus tak lebih seorang sinting. Manusia fana namun di dalamnya ada hidup kekal?

Rasul Yohanes, si penulis Injil, tentu saja bukan seorang  yang sinting dengan menuliskan demikian atau setidak-tidaknya dia sama sekali tak ada niatan sedikitpun untuk menjadikan Yesus terlihat sebagai seorang yang sinting. Sejak semula dalam menuliskan injilnya, Yohanes terlebih dahulu menjelaskan siapakah Yesus. Beginilah, Yohanes menuliskan mengenai Yesus:


Yohanes 1: 1-3 “(1)Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.(2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.(3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.


Apakah tepatnya  yang dimaksudkan oleh dengan “pada mulanya?” Permulaan yang bagaimana dan permulaan yang terjadi dimanakah? Pada teks ini, jelas “pada mulanya” menyangkut  eksistensi atau keberadaan yang bersama-sama dengan Allah, atau dengan kata lain sebuah keberadaan yang telah ada sebelum keberadaan segala ciptaan.


Yohanes secara megah ingin mengatakan bahwa Yesus bukan sekedar manusia walau dia manusia dan apalagi hanya seorang malaikat.


Memastikan hal ini, Yohanes memberikan sebuah penerangan istimewa terkait apa yang DIKERJAKAN oleh Firman atau Logos. Yohanes berkata inilah yang dikerjakan oleh: Logos: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia.”  Logos menjadikan atau mewujudkan apapun yang sebelumnya tidak ada (ἐγένετοegeneto) atas segala sesuatu atau atas total semua yang diciptakan (πάντα  panta).


Apa yang jauh lebih istimewa adalah, tidak cukup bagi Yohanes untuk hanya mengidentifikasikan manusia Yesus  pada eksistensinya ada sejak kekekalan (pada mulanya), pada kesempurnaan divinitasnya  ada pada kekekalan bersama-sama dengan Allah, pada kesempurnaan kuasa divinitasnya ada pada segala sesuatu dijadikan oleh Logos. Yohanes bergerak lebih tinggi lagi untuk menyingkapkan kemuliaan  Yesus dalam derajat  yang akan menjadi sumber sengketa tak hanya di eranya tetapi hingga kini bahwa terkait  segala sesuatu dijadikan oleh Dia adalah sebuah sentralitas yang absolut atau sebuah sentralitas sumber lahirnya segala ciptaan dan segala kehidupan, dengan mengatakan “tanpa Dia.” Penciptaan segala sesuatu dengan demikian tidak dapat terjadi atau tidak dapat berlangsung bilamana tanpa atau terlepas dari  atau terpisah dari (χωρὶς chōris ) diri Logos itu sendiri.


Begitulah pada 3 ayat pertama, Yohanes menyingkapkan eksistensi Yesus sebelum keberadaan segala sesuatu yang dapat disebut sebagai ciptaan dan eksistensi Yesus  dalam penciptaan sebagai yang sentral atau sumber  lahirnya ciptaan-ciptaan atau sumber hidup atas segala ciptaan-ciptaan yang hidup.


Ketika Logos itu datang  masuk ke dalam dunia ini atau menjadi manusia, maka sebetulnya Yohanes hendak menyatakan bahwa manusia Yesus pada sejati adalah sang pencipta bumi atau alam semesta ini:
Yohanes 1:10 “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya

Logos telah menjadi manusia, dan sekali lagi penting bagi Yohanes untuk mengingatkan pembacanya untuk tidak melupakan siapakah  manusia Yesus itu. Bahwa   Logos yang telah menjadikan manusia yang disebut Yesus Kristus itu bukanlah manusia fana atau manusia belaka dan bukan juga semacam tuhan yang lebih rendah dalam kuasa dan martabatnya.


Beginilah Yohanes menggambarkan Logos yang telah menjadi manusia yang berdiam diantara manusia-manusia lainnya :

Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


Yohanes kala menyatakan bahwa Logos telah menjadi manusia, secara ketat menautkannya dengan kemuliaan yang tak berasal dari dunia atau alam semesta ini namun yang berasal dari sorga atau dari Allah sebagai satu-satunya yang berasal atau satu-satunya yang datang dari sorga. Satu-satunya yang datang dari Bapa sebagai Anak.


Ketika Yohanes menuliskan kemuliaan  pada diri Yesus sebagai yang diberikan, ini tak hendak menyatakan bahwa kemuliaan Yesus adalah sesuatu yang diberikan atau ditambahkan sebab sejatinya dia tidak pernah memiliki kemuliaan pada dirinya sendiri. Yesus sendiri, terkait hal ini menegaskannya bagi kita:

Yohanes 17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Pada Logos ada kemuliaannya yang memang telah  dimilikinya pada dirinya sendiri di hadirat Allah, sebelum dunia ada atau sebelum Logos menciptakan segala sesuatunya.


Menjadi manusia adalah sebuah perendahan yang tak main-main, itu membuatnya menjadi terlampau sukar atau bahkan lebih tepat dikatakan mustahil untuk mengenali dia sebagaimana dia ada. Dan Yohanes menggambarkan situasi mustahil ini:
Yohanes 1:10 “..... tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”


Yesus bukan dilahirkan dari keluarga bangsawan atau setidak-tidaknya  anak seorang tokoh agama setempat. Allah menghadirkan Logos bukan saja dalam rupa seorang manusia, tetapi lebih jauh lagi manusia biasa-biasa saja. Kedatangannya sebagai manusia di tempat terpencil dan tempat yang jauh dari layak untuk melahirkan, telah membuatnya tak mendapat sorotan publik dan perhatian para tokoh-tokoh agama setempat TEPAT PADA SAAT KELAHIRANNYA, kecuali para gembala ternak di padang. Namun demikian  sambutan termulia datang dari  malaikat bala tentara sorga, ya... hanya  malaikat-malaikat bala tentara sorga yang merayakan kelahiran Yesus Kristus secara mulia. Ini lebih dari sekedar pengakuan akan siapakah Yesus tetapi ini sebuah pengenalan siapakah Yesus sebelumnya saat masih bersama-sama dengan Allah di Sorga. Mari kita perhatikan bagaimana para malaikat meninggalkan sorga untuk memuliakan kelahiran Yesus Kristus atau Logos yang telah menjadi manusia itu:

Lukas 2:4-15 “(4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud—(5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.(6) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,(7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.(9)Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.(10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.(12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."(13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya(14) "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."(15) Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."


Apa pentingnya menunjukan hal ini. Hanya jika Yesus adalah Logos yang ada di sorga bersama-sama dengan Allah maka tak bisa tidak sejumlah besar bala tentara sorga harus meninggalkan sorga untuk mengunjungi bumi dan mendeklarasikan Logos yang menjadi manusia dalam sebuah peristiwa kelahiran yang ajaib. Jikalau Yesus BUKAN Logos yang tanpanya segala sesuatu tidak dapat diciptakan maka mustahil sejumlah besar bala tentara sorga meninggalkan sorga untuk mengunjungi bumi untuk melakukan sebuah selebrasi yang mulia; Jikalau Yesus BUKAN Logos yang tanpanya segala sesuatu tidak dapat diciptakan maka mustahil seorang malaikat Tuhan berkata Kesukaan Besar untuk SELURUH BANGSA. Yesus adalah Pencipta segenap alam semesta dan  seluruh manusia dari segala bangsa dan kini Dia datang mengunjungi seluruh bangsa, dan Dia memilih sebuah titik sunyi di bola bumi sebagai titik awal untuk menggenapi  janji-janji keselamatan yang telah di terima dunia melalui sebuah bangsa, bangsa Yahudi.

Ketika Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah Logos yang menjadi manusia maka Yohanes sedang menuliskan sebuah SEJARAH Yesus yang mulia SEJAK DALAM KEKEKALANNYA, bahwa dia sejak mulanya adalah Pencipta segala sesuatu dan bahwa Dia datang mengunjungi SELURUH BANGSA. Ini tak hendak menyingkirkan kesejarahan  Yesus di bumi bahwa dia terlahir sebagai seorang Yahudi dan datang kepada bangsa Yahudi, namun dalam hal ini kesejarahan Yesus di bumi tunduk kepada kesejarahan pra eksistensinya di SORGA yaitu Logos yang berdiam di sorga bersama-sama dengan Allah yang hendak menyatakan kesukaan besar bagi SELURUH BANGSA.


Sejak semula, Yohanes telah mengaitkan Yesus dengan hidup yang tak hanya sebatas hidup saat ini (di dunia) namun juga hidup setelah hidup di bumi ini atau hidup setelah kematian manusia di bumi ini. Yohanes sejak semula telah mengaitkan Yesus dengan kekekalan yang berdiam dalam diri manusia. Kalau saja Yesus bukanlah Yohanes 1:1-3 atau Yesus bukanlah Logos yang berdiam bersama-sama dengan Allah di sorga maka memang sukar memahami bagaimana kekekalan berdiam di dalam manusia.


Hanya karena Yesus pada dasarnya adalah  Logos atau Firman yang  menjadi manusia maka adalah hal yang sangat alami  hidup kekal ada berdiam dalam tubuh manusia Yesus.  



Hidup itu Terang Bagi Manusia
Mengapa Hidup yang ada di dalam Yesus dikaitkan dengan terang manusia? Ada apa dengan  umat manusia – anthrōpōn sehingga membutuhkan terang yang berdiam di dalam Yesus?


Ini hendak menyatakan bahwa Yesus adalah sumber terang bagi manusia, dan jelas bahwa terang di sini berkaitan dengan hidup yang dimiliki Yesus dan tidak dimiliki oleh manusia. Hidup yang dimiliki oleh Yesus adalah terang bagi manusia.


Terkait keadaan manusia  beginilah Yesus menjelaskannya:
(1)Yohanes 8:12       
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Terang dan hidup menjadi tak terpisahkan kala mengikut Yesus. Phōs dan zōēs adalah integral satu sama lain kala itu  adalah Yesus : “Akulah terang.” Ada sebuah kondisi  umat manusia yang sedang disingkapkan oleh Allah, bahwa SEMUA MANUSIA BERJALAN DALAM KEGELAPAN! Hanya dengan mengikut Yesus saja maka setiap manusia YANG mengikutnya TIDAK AKAN berjalan dalam KEGELAPAN.

Dengan kata lain Allah melihat SEMUA manusia ada di dalam kegelapan tanpa kecuali dan dibalik kegelapan dunia itu sebuah fakta mengerikan dan tanpa harapan membelenggu manusia : tak memiliki hidup atau mati meski bernafas, meski bergerak dan meski berpikir. Yesus sedang menunjukan apakah kesejatian hidup yang berasal dari  Bapa!



(2)Yohanes 9:5  Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia
Sebagaimana matahari menerangi dunia ini, demikianlah Yesus. Selama hari masih siang maka dunia ini terang, maka demikian juga dengan Yesus. Tanpa Yesus maka tidak pernah ada siang  bagi manusia, selama-lamanya kegelapan meliputi dunia beserta seisinya! Yesus menyatakan dirinya sebagai terang yang lebih penting daripada terang yang diterima dunia ini dari sinar matahari. Ini seperti  Yesus berkata akulah Roti yang turun dari sorga (Yohanes 6:41), makanan pokok  atau kebutuhan pokok yang jauh lebih penting daripada  beras, sandang dan rumah.


Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia adalah sebuah keadaan  yang  hendak menyatakan bahwa dunia ini pada dasarnya diliputi sebuah kegelapan rohani yang total dan tanpa  Logos yang menjadi manusia dan telah datang ke dunia ini maka keadaan demikian adalah sebuah kepermanenan yang paling menakutkan. Gelap yang telah membuat umat manusia sama sekali tak lagi mengetahui sama sekali bahwa  mereka memerlukan terang; Gelap yang telah membuat umat manusia  nyaman dengan “terang-terang”  yang dihasilkan  oleh berbagai hikmat dan berbagai pencerahan yang datang dari kegelapan dunia ini. Yesus sedang menyorot semua terang atau semua hikmat atau semua keyakinan sebagai kegelapan. Perhatikan bagaimana  Injil Yohanes menyatakan hal ini:

Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.


Yesus adalah terang SESUNGGUHNYA yang dibutuhkan dunia ini:

Yohanes 1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.




(3)Yohanes 12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan


Yesus  tegas menyatakan bahwa  dunia ini memang dalam gelap. Dimana ada gelap di situ memang dibutuhkan penerangan. Namun jangan pernah berpikir bahwa Yesus adalah terang yang menggantung di angkasa raya di mana setiap orang dapat menikmatinya dengan merdeka dan percaya, entah dia menghargai  matahari itu atau tidak menghargai matahari itu; entah dia percaya bahwa matahari itu penting bagi kehidupan makhluk hidup atau tidak.

Terang yang ada pada Yesus ADA DI DALAM YESUS, BUKAN DI BAGIAN LUAR TUBUH YESUS. Terang Yesus tidak dapat dinikmati dan tidak akan berdampak seperti terang pada matahari yang menerangi permukaan bumi secara kuat sehingga semua tanpa kecuali akan mendapatkan penerangannya. Pada  Yesus, oleh karena terang itu berdiam di dalam dirinya maka Yesus memberikan sebuah syarat agar setiap orang dapat menikmatinya dan menerima dampak divinitas atau ilahi dari terang itu, yaitu: PERCAYA  KEPADA YESUS. Tanpa percaya, sekalipun Yesus telah datang maka manusia tetap berada dalam kegelapan dan tidak menerima benefit atau keuntungan yang bagaimanapun terkait keberadaannya yang berada dalam kegelapan.

Dengan percaya kepadanya maka orang tersebut dapat menikmati  kerja terang itu pada diri manusia :“jangan tinggal dalam kegelapan.” Ini  maksudnya  kegelapan spiritual ( skotia).

Ini adalah KUNCI bagi orang percaya bahwa Yesus yang tinggal didalam dirimu itu bukan sekedar meluputkanmu dari neraka, tetapi Dia memiliki kepentingan yang mulia atas dirimu yaitu MEMAMPUKAN DIRIMU UNTUK TIDAK TINGGAL DALAM KEGELAPAN. 


Umat manusia yang tinggal dalam  kegelapan rohani adalah manusia-manusia yang di dalam hati dan pikirannya memiliki perbendaharaan motif-motif atau niat-niat atau rancangan-rancangan yang jahat, menunggu momen-momen untuk lahir ke dalam perwujudan. Bandingkan dengan:

Yohanes 3: 19 “...Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”


Sebuah perjalanan meninggalkan kegelapan  dapat terjadi oleh sebab terang itu tinggal didalammu. Dalam hal ini kita semakin dapat memahami perkataan Yesus bahwa diluar dirinya kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5) termasuk dalam pertumbuhan rohanimu atau dalam kedewasaan rohanimu atau dalam lebatnya engkau berbuah bagi Yesus.



(4)Yohanes 11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Hidup yang ada di dalam Yesus merupakan hidup yang kekal ternyatakan oleh Yesus sendiri dengan berkata bahwa :

(1)Akulah Kebangkitan (bahwa dia adalah ἀνάστασις anastasis atau kebangkitan tubuh dari kematian) dan hidup. “dan hidup” menjadi penting di sini sebab dengan demikian kebangikitan tubuh di sini adalah untuk mengalami hidup kekal yang berasal dari Yesus Kristus atau Logos yang menjadi manusia.
(2)Akan hidup walau sudah mati atau apothanē atau mati atau membusuk.



Namun perhatikan
bahwa  ini pun sama seperti halnya pada terang yang ada dalam Yesus, untuk hidup walau sudah mati tidak bekerja dalam cara  seperti halnya terang  pada matahari yang dapat efektif tanpa perlu memiliki relasi dengan "matahari" itu. Dalam hal hidup walau mati, pun Yesus mensyaratkan BARANGSIAPA PERCAYA.  Ini mensyaratkan sebuah kondisi  dalam kekalan sebagai tanpa pengharapan atau berakhir terpisah dari Tuhan, JIKA SESEORANG TIDAK PERCAYA KEPADA  YESUS. Tidak mungkin untuk berada didalam sorga atau tempat  Allah bersemayam di sorga. Akhir hidupnya bukan saja tak memiliki hidup  walau mati tetapi berakhir di luar sorga!


Kini kita tahu ketika anda berbicara beriman kepada Yesus, ini bukan sebuah keselamatan yang teramat dangkal dan tanpa sebuah kedalaman dan keluasan sorga yang mengisinya. Sadarilah bahwa apa yang telah dilakukan Yesus bagimu adalah hal yang teramat mulia sebab pada dasarnya saya dan anda adalah manusia-manusia yang teramat malang. Hanya karena  Yesus saja maka anda berarti dan untuk berarti, lihatlah pada dirimu, apakah anda memang memiliki sebuah persekutuan dengan Yesus? Ini bukan berbicara aktifitas rohani eksternal tetapi bagaimana dengan jiwamu? Bagaimana dengan pikiranmu? Apakah anda masih tersandera oleh dunia yang gelap ini ataukah anda telah  menjalani sebuah alur yang benar yaitu melakukan perjalanan yang semakin lama semakin meninggalkan dunia  yang gelap ini untuk semakin dewasa atau bertumbuh atau semakin mendekat kepada apa yang Bapa kehendaki?


Selamat membaca dan merenungkannya.


Kolose 1:9-13 (9) Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,(10) sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,(11) dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar,(12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.(13)Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;

No comments:

Post a Comment