Pages

09 August 2014

Pertanyaan Keenam : Mana dalilnya dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia???



Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div

Pertanyaan Keenam :  
Mana dalilnya dalam Alkitab
Yesus 100% Tuhan & 100% manusia???

Bacalah lebih dulu bagian 5


Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat perlu kita pertanyakan kepada umat Kristiani, sebab hampir dalam setiap acara discusi atau perdebatan, alasan yang paling sering dipakai oleh mereka adalah bilamana dalam keadaan kepepet, yaitu bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia.

Alasan-alasan seperti itu sudah ketinggalan, karena bila alasan seperti itu masih terus dipertahankan, maka sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan persoalan. Atau dengan kata lain alasan seperti itu dipakai sebenarnya hanya untuk menutup-nutupi kelemahan Alkitab itu sendiri. Padahal alasan seperti itu samasekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu dalilpun yang tertulis dalam Alkitab bahwa “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia”. Jika ada yang bisa memberikan dalil tertulis dalam Alkitab seperti itu, kami sediakan hadiah Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta) untuk satu pertanyaan ini saja.


Umumnya para Pendeta atau Misionaris, atau umat Kristiani lainnya sering menjawab dengan mengangkat dalil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14.


  • “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).

  • “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)


Menjadikan ayat ini sebagai refrensi bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia, sulit bisa diterima akal sehat. Maka untuk itu agar lebih mudah dipahami dicomotlah bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:

  • “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)

  • “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).


Dari bunyi ayat Kejadian 1:26 ini, ada kata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita.....” Yang dimaksud dengan kata ‘Kita,’ menurut penafsiran umat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata ‘Kita’ itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus.


BAPA itu = Tuhan = Allah (oknum pertama) FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum ketiga).

Awal kitab Kejadian pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya Allah...” Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya adalah Firman” dan pada awal kitab Kejadian pasal 1:26 berbunyi “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita.....”


Dari ketiga dalil tersebut (Yoh 1:1 dan 14, dan Kej 1:1 dan 26) para misionaris menafsirkan Yoh 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman...” selaras dengan Kejadian 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah... “ Dengan demikian menurut mereka Firman itu adalah Allah. Yang dimaksud dengan kata "Firman" adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu adalah Aliah, kalau begitu berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yoh 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia” Sedangkan manusia itu adalah Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah itu telah menjadi manusia yang disebut Yesus. Oleh sebab itu makna dari Yoh 1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah...” yaitu Yesus yang mulanya ada bersama-sama dengan Allah, adalah Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia.


Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.


Menurut penafsiran kaum muslimin, kata “firman” berarti “perkataan” atau “kalam” (kalamullah) yang bermakna “perkataan Allah.” Misalnya jika Allah ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) “KUN” (jadilah) maka jadilah. Contoh bagaimana penciptaan Nabi Isa as (Yesus) dan Nabi Adam as di dalam Al Qur’an, Allah jelaskan sebagai berikut :

“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Jadilah’ maka jadilah dia.” (Qs 3 Ali ‘Imraan 59).



Mengenai Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover, ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan Yesus yang diseminarkan.


Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Di Amerika sekitar tahun 1993, di kota Sanoma CaIifornia, disponsori oleh Westar Instituie, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Katolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dll yang semuanya tidak ada orang Islam. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama “The Five Gospels” diseminarkan dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Five Gospels tersebut tertulis What Did Jesus Really Say? The Search For The Authentic Words of Jesus. (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari ucapan asli dari Yesus).


Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang disepakati, yaitu merah (RED), merah muda (PINK), kelabu (GRAY) dan hitam bolt (BLACK).


Ada tiga option (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :

Option 1
  • Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was. 
  • Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database. 
  • Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was. 
  • Black : I would not include this item in the primary database.


Option 2
  • Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it. 
  • Pink : Jesus probably said something like this.
  • Gray : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own 
  • Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradition.

Option 3
  •  Red : That’s Jesus ! 
  • Pink : Sure sounds like Jesus. 
  • Gray : Well, maybe. 
  • Black : There’s been some mistake.


Dari hasil seminar, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminarkan, sebab ayat-ayat tersebut dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja! Dan ayat tersebut tidak masuk dalam kategori RED, PINK, GRAY & BLACK.

Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut :

“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus Seminar.”


“Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.”


Pernyataan 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, sungguh mengejutkan dunia, khususnya dikalangan kaum Kristiani, sebab kalau 82% (delapan puluh dua persen) isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% (delapan belas persen) saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Ternyata Yoh 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu Yohanes. Padahal para peserta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia.


Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus.

Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black.


Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:

  • RED : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah, berarti tidak ada satu ayatpun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus. 
  • PINK: (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43. 
  • GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20. 
  • BLACK : (Jesus did not say this There's been some mistake!) selebihnya bukan ucapan Yesus! 
  • Bayangkan saja, Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19099 kata. Kalau RED tidak ada, PINK hanya 1 ayat, GRAY 4 ayat, berarti sisanya BLACK (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat.



Tanggapan Pdt. Budi Asali:

Siapa dan apa yang telah dilakukan Jesus Seminar terhadap Injil-Injil? Sehingga  menyimpulkan keotentikan Yesus dalam Injil-Injil tidak sekuat yang diyakini selama ini- bahkan sangat buruk untuk diyakini. TERHADAP hal ini Dr. Mark D. Roberts memberikan tanggapan dan sanggahannya dalam "Unmasking Jesus Seminar: A Critique of Its Methods and Conclusions"
1)  Mokoginta terus menerus menanyakan ‘mana dalil’nya, seakan-akan kalau dalilnya ada, ia mau percaya. Tetapi ini jelas omong kosong karena tentang hal-hal lain dimana dalilnya betul-betul ada, ia tetap tidak mau percaya. Sebaliknya, dalam hal-hal lain, dimana dalilnya sama sekali tidak ada, ia mempercayainya. Misalnya apa yang ia sendiri katakan tentang apa yang dituliskan dalam buku ‘The Five Gospels’ itu. Coba pikirkan: semua omong kosong dalam buku itu, sama sekali tak ada dasar Alkitabnya, tetapi tetap ia terima dan percayai begitu saja. Mengapa Mokoginta begitu tidak konsisten? Mengapa dalam hal itu ia tidak bertanya ‘mana dalilnya?’.

2)  Sekarang saya akan membahas potongan kata-kata Mokoginta ini:
“Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat perlu kita pertanyakan kepada umat Kristiani, sebab hampir dalam setiap acara discusi atau perdebatan, alasan yang paling sering dipakai oleh mereka adalah bilamana dalam keadaan kepepet, yaitu bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia. Alasan-alasan seperti itu sudah ketinggalan, karena bila alasan seperti itu masih terus dipertahankan, maka sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan persoalan. Atau dengan kata lain alasan seperti itu dipakai sebenarnya hanya untuk menutup-nutupi kelemahan Alkitab itu sendiri”.
Catatan: garis bawah dari saya.


Ada beberapa hal yang akan saya berikan sebagai tanggapan:

a)   Dalam keadaan kepepet?
Ini omong kosong dan sebetulnya merupakan fitnahan! Mengapa? Karena ajaran bahwa Yesus adalah 100 % Allah dan 100 % manusia itu memang merupakan ajaran Kristen, bukan ajaran yang muncul hanya dalam keadaan kepepet!


b)  Untuk menutup-nutupi kelemahan Alkitab itu sendiri?
Sama dengan point 1 di atas, ini juga omong kosong dan fitnah! Kristen mengajar seperti itu karena itu memang merupakan ajaran Alkitab. Dan kalau ajaran itu tidak diajarkan, justru akan terjadi kekacauan dalam Alkitab sendiri. Kalau orang Kristen mempercayai seperti yang orang Islam percayai, yaitu bahwa Yesus hanyalah semata-mata manusia biasa, maka bagaimana orang Kristen bisa menjelaskan ayat-ayat yang menunjukkan secara explicit bahwa Yesus adalah Allah?


c)   Mokoginta mengatakan bahwa alasan-alasan seperti itu ‘sudah ketinggalan’.
Ketinggalan apa? Sama sekali tidak jelas apa yang ia maksudkan, dan kalimat ini memang seperti kalimat yang tidak selesai. Maklum, bukunya ini ia selesaikan dalam waktu 1 minggu, jadi tidak heran, kalau bukunya ‘asal jadi’.


d)  ‘tidak menyelesaikan persoalan’?
Lagi-lagi, apa yang ia maksudkan? Kalau orang Kristen mempercayai dan mengajarkan ajaran ini, bahwa Yesus adalah 100 % Allah dan 100 % manusia, itu tidak menyelesaikan persoalan? Persoalan apa? Yang punya persoalan adalah orang Islam yang tidak mempercayai hal itu. Bagi orang Kristen, tak ada persoalan yang muncul dengan kepercayaan terhadap hal itu.


3)   Sekarang saya akan membahas potongan kata-kata Mokoginta ini:
“Padahal alasan seperti itu samasekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu dalilpun yang tertulis dalam Alkitab bahwa “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia”. Jika ada yang bisa memberikan dalil tertulis dalam Alkitab seperti itu, kami sediakan hadiah Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta) untuk satu pertanyaan ini saja.

Umumnya para Pendeta atau Misionaris, atau umat Kristiani lainnya sering menjawab dengan mengangkat dalil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14.


  • “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).
  • “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)


Menjadikan ayat ini sebagai refrensi bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia, sulit bisa diterima akal sehat. Maka untuk itu agar lebih mudah dipahami dicomotlah bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:


  • “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
  • “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).


Dari bunyi ayat Kejadian 1:26 ini, ada kata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita.....” Yang dimaksud dengan kata ‘Kita,’ menurut penafsiran umat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata ‘Kita’ itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus.


BAPA itu = Tuhan = Allah (oknum pertama) FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum ketiga).


Awal kitab Kejadian pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya Allah...” Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya adalah Firman” dan pada awal kitab Kejadian pasal 1:26 berbunyi “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita.....”


Dari ketiga dalil tersebut (Yoh 1:1 dan 14, dan Kej 1:1 dan 26) para misionaris menafsirkan Yoh 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman...” selaras dengan Kejadian 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah... “ Dengan demikian menurut mereka Firman itu adalah Allah. Yang dimaksud dengan kata "Firman" adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu adalah Aliah, kalau begitu berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yoh 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia” Sedangkan manusia itu adalah Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah itu telah menjadi manusia yang disebut Yesus. Oleh sebab itu makna dari Yoh 1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah...” yaitu Yesus yang mulanya ada bersama-sama dengan Allah, adalah Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia.


Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.


Menurut penafsiran kaum muslimin, kata “firman” berarti “perkataan” atau “kalam” (kalamullah) yang bermakna “perkataan Allah.” Misalnya jika Allah ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) “KUN” (jadilah) maka jadilah. Contoh bagaimana penciptaan Nabi Isa as (Yesus) dan Nabi Adam as di dalam Al Qur’an. Allah jelaskan sebagai berikut :

“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Jadilah’ maka jadilah dia.” (Qs 3 Ali ‘Imraan 59).”.


Saya merasa heran karena Mokoginta memulai bagian ini dengan mengatakan bahwa dalilnya tidak ada, dan bahkan memberikan ‘sayembara’nya, tetapi ia melanjutkan justru dengan memberikan dalil yang tadi ia katakan tidak ada itu.

Saya akan memberikan ‘dalil’nya, tetapi tidak dalam kata-kata seperti yang dituntut oleh Mokoginta itu. Seperti yang telah berulang kali saya katakan, ia tidak mempunyai hak untuk menuntut Alkitab memberikan pernyataan seperti yang ia inginkan. Alkitab mengajar seperti yang Allah inginkan, bukan seperti yang ia inginkan.



a)  Bukti-bukti keilahian Kristus.

1.   Banyak ayat Alkitab secara explicit mengatakan demikian.
a.  Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.

b.  Yoh 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.

Kata ‘Firman’ (bahasa Yunani: LOGOS) di sini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia’ dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai ‘Anak Tunggal Allah’.
Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.



c.  Ro 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.

d.   Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.


e.  Tit 2:13 (NIV): ‘while we wait for the blessed hope  - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ’ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

f.  Ibr 1:8 - “Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran”.


g.   2Pet 1:1 (NASB): “... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ” (= ... oleh kebenaran Allah dan Jurusela­mat kita, Yesus Kristus).
Jadi ayat ini menyebut Yesus dengan sebutan ‘Allah dan Juruselamat kita’.

h.   1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.

2. Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus (Yer 23:5-6  Mat 1:23  Ibr 1:8,10).

a.     Yer 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN - keadilan kita”.

Ini jelas merupakan nubuat tentang Kristus, dan dalam ayat-ayat itu Kristus disebut sebagai ‘TUHAN keadilan’, dimana kata ‘TUHAN’ semua hurufnya ditulis dengan huruf besar. Ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Ibraninya digunakan kata ‘YAHWEH’ / ‘YEHOVAH’.

Perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci sebutan ‘ADONAI’ (= Tuhan / Lord - hanya huruf pertama yang menggunakan huruf besar) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan sebutan ‘ELOHIM’ [= Allah / God(s)], atau sebutan THEOS (bahasa Yunani), bisa digunakan untuk menun-juk kepada dewa dan bahkan manusia (Misalnya: Kel 4:16  Kel 7:1  Kel 12:12  Kel 20:3,23  Hak 16:23-24  1Raja 18:27  Maz 82:1,6  Kis 28:6).

Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk pribadi manapun selain Allah, karena YAHWEH adalah nama Allah (Kel 3:15  Yes 42:8)!


Bdk. Maz 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”.


Karena itu, kalau Yesus disebut dengan istilah YAHWEH / YEHOVAH, itu jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.

b.   Dalam Mat 1:23 Yesus disebut dengan istilah ‘Immanuel’, yang artinya adalah ‘God with us’ (= Allah dengan kita).

c.  Ibr 1:8,10 - “(8) Tetapi tentang Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. ... (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu”.

Dalam Ibr 1:8,10 ini, Allah menyebut Yesus / Anak dengan sebutan ‘Allah’ dan ‘Tuhan’.


b)  Bukti-bukti kemanusiaan Kristus.

1.   Ia disebut ‘orang / seorang manusia’ (Yoh 8:40  Kis 2:22  Ro 5:15  1Kor 15:21).

2.   Ia menyebut diriNya sendiri ‘Anak Manusia’ (Mat 24:44).

3.   Kitab Suci mengatakan bahwa Ia telah menjadi manusia (Yoh 1:14  1Tim 3:16  Ibr 2:14  1Yoh 4:2).

4. Ayat-ayat seperti Fil 2:7-8  Ibr 2:14-17 jelas menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah manusia.

Fil 2:7-8 - “(7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”.

Ibr 2:14-17 - “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.


Sesuatu yang penting sekali untuk diwaspadai / diperhatikan adalah: Ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kema­nusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah!



Para Saksi Yehuwa sering melakukan kesalahan ini dimana mereka menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Kris­tus bukanlah Allah.

Misalnya:
  • Mat 24:36 yang menunjukkan pikiran manusia yang terbatas dalam diri Yesus, dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukanlah Allah.
  • Yoh 14:28 yang jelas juga menekankan Yesus sebagai manusia (pikiran manusialah yang saat itu timbul) dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah, atau bahwa Yesus lebih rendah dari pada Allah
  • Ibr 5:8 yang mengatakan bahwa Yesus ‘telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya’, yang jelas juga menunjukkan Yesus sebagai manusia, dipakai untuk menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tak perlu belajar.
  • Mat 4:1-11 yang menunjukkan bahwa Yesus dicobai, dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah, karena Allah tidak bisa dicobai (bdk. Yak 1:13)
  • Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berdoa, juga mereka pakai untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah, karena Allah tidak perlu berdoa.

Illustrasi:
Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu me-lihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, pada waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!

Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!


4) Perhatikan kata-kata Mokoginta dimana ia berkata: “Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional”.

Saya memberikan tanggapan dengan berkata: Tak ada yang sulit diterima asal otak kita mau tunduk pada Firman Tuhan / Alkitab. Kalau otak kita tak mau tunduk pada Alkitab, maka semua menjadi sulit diterima.

Disamping itu, dalam hal yang berhubungan dengan Allah / Kristus, memang ada hal-hal yang melampaui akal kita, dan itu justru yang rasionil. Mengapa? Karena otak kita yang terbatas tidak mungkin bisa mengerti total Allah yang tidak terbatas. Justru kalau dalam ajaran Islam, otak kita yang terbatas bisa mengerti total Allah yang tidak terbatas, pikirkan sendiri: apakah ini masuk akal / rasionil?



5)  Sekarang saya akan membahas kata-kata Mokoginta sebagai berikut:
“Mengenai Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover, ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan Yesus yang diseminarkan.


Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Di Amerika sekitar tahun 1993, di kota Sanoma CaIifornia, disponsori oleh Westar Institute, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Katolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dll yang semuanya tidak ada orang Islam. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama “The Five Gospels” diseminarkan dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Five Gospels tersebut tertulis What Did Jesus Really Say? The Search For The Authentic Words of Jesus. (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari ucapan asli dari Yesus).


Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang disepakati, yaitu merah (RED), merah muda (PINK), kelabu (GRAY) dan hitam bolt (BLACK).


Ada tiga option (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :
Option 1 (= pilihan 1)
  • Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was (= Merah : Saya akan memasukkan hal ini secara tegas / pasti dalam database untuk menentukan siapa Yesus itu). 
  • Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database [= Merah muda : Saya akan memasukkan hal ini dengan syarat / keberatan (atau modifikasi) dalam database]. 
  • Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was (= Abu-abu : Saya tidak akan memasukkan hal ini dalam database, tetapi saya bisa / menggunakan sebagian dari isinya dalam menentukan siapa Yesus itu). 
  • Black : I would not include this item in the primary database (= Hitam : Saya tidak akan memasukkan hal ini dalam database utama).
Option 2 (= pilihan 2)
  • Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it (= Merah : Yesus tak diragukan mengatakan ini atau sesuatu yang sangat menyerupainya). 
  • Pink : Jesus probably said something like this (= Merah muda : Yesus mungkin mengatakan sesuatu seperti ini) 
  • Gray : Jesus did not say this, but the ideas contained in it are close to his own (= Abu-abu : Yesus tidak mengatakan ini, tetapi gagasan-gagasan yang ada di dalamnya dekat dengan gagasan-gagasanNya). 
  • Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradition (= Hitam : Yesus tidak mengatakan ini, itu menggambarkan perspektif atau isi dari tradisi belakangan atau berbeda).

Option 3 (= pilihan 3)
  • Red : That’s Jesus ! (= Merah : Itu adalah Yesus!)
  • Pink : Sure sounds like Jesus (= Merah muda : Pasti itu kedengaran seperti Yesus 
  • Gray : Well, maybe (= Abu-abu : Ya, mungkin).
  • Black : There’s been some mistake (= Hitam : Di sana telah ada suatu kesalahan).
Catatan: semua terjemahan dari saya (Budi Asali).

Dari hasil seminar, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminarkan, sebab ayat-ayat tersebut dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja! Dan ayat tersebut tidak masuk dalam kategori RED, PINK, GRAY & BLACK.


Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut :

“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus Seminar.”

“Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.”

Pernyataan 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, sungguh mengejutkan dunia, khususnya dikalangan kaum Kristiani, sebab kalau 82% (delapan puluh dua persen) isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% (delapan belas persen) saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Ternyata Yoh 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu Yohanes. Padahal para peserta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia.

Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus.


Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black.

Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:
  • RED : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah, berarti tidak ada satu ayatpun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus. 
  • PINK: (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43. 
  • GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20. 
  • BLACK : (Jesus did not say this There's been some mistake!) selebihnya bukan ucapan Yesus!
Bayangkan saja, Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19099 kata. Kalau RED tidak ada, PINK hanya 1 ayat, GRAY 4 ayat, berarti sisanya BLACK (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat”.


a)   Hasil seminar ini, dimana menurut mereka:
  1. Sama sekali tak ada yang termasuk dalam kategori red / merah, yang menunjukkan bahwa itu betul-betul kata-kata Yesus. 
  2. Hanya sebagian sangat kecil termasuk dalam kategori pink (merah muda) / gray (abu-abu), yang menunjukkan bahwa mungkin Yesus mengucapkan kata-kata itu. 
  3. Mayoritas (hampir semua) termasuk dalam kategori black (hitam), yang menunjukkan bahwa itu merupakan suatu kesalahan / bukan ucapan Yesus!
sudah terlihat orang-orang bagaimana yang ikut dalam seminar itu.


Dan perhatikan sekali lagi kutipan dari Mokoginta berkenaan dengan Seminar Yesus itu dimana ia mengatakan “Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus.


Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black.


Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:
  • RED : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah, berarti tidak ada satu ayatpun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus. 
  • PINK: (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43. 
  • GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20. 
  • BLACK : (Jesus did not say this There's been some mistake!) selebihnya bukan ucapan Yesus!

Bayangkan saja, Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19099 kata. Kalau RED tidak ada, PINK hanya 1 ayat, GRAY 4 ayat, berarti sisanya BLACK (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat”.

Padahal dalam Injil Yohanes jelas terdapat banyak kata-kata Yesus, seperti dalam:
a.   Yoh 1:35-51 dimana ada percakapan antara Yesus dan dua murid Yohanes Pembaptis.
Yoh 1:35-51 - “(35) Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (36) Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah!’ (37) Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. (38) Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: ‘Apakah yang kamu cari?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?’ (39) Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah dan kamu akan melihatnya.’ Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (40) Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. (41) Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: ‘Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).’ (42) Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: ‘Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).’ (43) Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’ (44) Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. (45) Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ‘Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.’ (46) Kata Natanael kepadanya: ‘Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?’ (47) Kata Filipus kepadanya: ‘Mari dan lihatlah!’ Yesus melihat Natanael datang kepadaNya, lalu berkata tentang dia: ‘Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!’ (48) Kata Natanael kepadaNya: ‘Bagaimana Engkau mengenal aku?’ Jawab Yesus kepadanya: ‘Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.’ (49) Kata Natanael kepadaNya: ‘Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!’ (50) Yesus menjawab, kataNya: ‘Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.’ (51) Lalu kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.’”.


b.   Yoh 2:1-11 tentang perjamuan di Kana, dimana ada percakapan antara Yesus dengan Maria.
Yoh 2:1-11 - “(1) Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; (2) Yesus dan murid-muridNya diundang juga ke perkawinan itu. (3) Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepadaNya: ‘Mereka kehabisan anggur.’ (4) Kata Yesus kepadanya: ‘Mau apakah engkau dari padaKu, ibu? SaatKu belum tiba.’ (5) Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: ‘Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!’ (6) Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. (7) Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: ‘Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.’ Dan merekapun mengisinya sampai penuh. (8) Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.’ Lalu merekapun membawanya. (9) Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu - dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya - ia memanggil mempelai laki-laki, (10) dan berkata kepadanya: ‘Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.’ (11) Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tandaNya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaanNya, dan murid-muridNya percaya kepadaNya”.


c.  Yoh 2:13-22 tentang penyucian Bait Allah, dimana ada percakapan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi.
Yoh 2:13-22 - “(13) Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. (14) Dalam Bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. (15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. (16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: ‘Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan.’ (17) Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku.’ (18) Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: ‘Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?’ (19) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ (20) Lalu kata orang Yahudi kepadaNya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’ (21) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri. (22) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakanNya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus”.

d.   Dalam Yoh 3:1-21 ada percakapan antara Yesus dengan Nikodemus.
Yoh 3:1-21  - “(1) Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. (2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: ‘Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.’ (3) Yesus menjawab, kataNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’ (4) Kata Nikodemus kepadaNya: ‘Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?’ (5) Jawab Yesus: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. (7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’ (9) Nikodemus menjawab, katanya: ‘Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?’ (10) Jawab Yesus: ‘Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? (11) Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. (12) Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? (13) Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. (14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal. (16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (17) Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (18) Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. (19) Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. (20) Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; (21) tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.’”.
Catatan: semua yang saya beri garis bawah tunggal (berwarna ini) jelas merupakan kata-kata Yesus, sedangkan yang saya beri garis bawah ganda (berwarna ini)memang diperdebatkan, apakah itu masih termasuk kata-kata Yesus, atau sudah merupakan kata-kata rasul Yohanes, yang menulis Injil Yohanes ini.

Saya baru melihat sepintas belum sampai 3 pasal dari Injil Yohanes, dan sudah melihat jelas ada banyak kata-kata Yesus di sana. Jadi, kalau dikatakan bahwa menurut seminar itu Injil Yohanes hampir seluruhnya tidak diucapkan oleh Yesus, maka saya menganggap bahwa hanya orang Kristen yang sangat sesat yang bisa mempercayai hal seperti itu. Siapapun mereka, mereka pasti adalah orang-orang yang sama sekali tidak menghargai Alkitab, dan bahkan tidak mempercayai Alkitab sebagai Firman Tuhan. Jadi, tak peduli ayatnya mengatakan ‘Yesus berkata’ dsb, mereka tetap bisa mengatakan bahwa kata-kata selanjutnya tidak diucapkan oleh Yesus.

Mokoginta mengatakan bahwa hasil seminar itu ‘mengejutkan dunia, khususnya dunia Kristen’? Saya tidak terkejut sama sekali, karena saya tahu bagaimana orang-orang Liberal itu berpikir. Mereka adalah orang-orang yang begitu tidak menghargai Alkitab, sampai-sampai ada dari mereka yang begitu ‘gila sehingga mempercayai bahwa Yesus mempunyai istri dan anak, dan lalu mati, dan terus ada di kuburan / tidak bangkit! Tetapi bahwa ada orang-orang yang mengaku Kristen mempercayai hal itu, sama sekali tidak berarti bahwa semua orang Kristen percaya hal itu. Saya sendiri, tanpa perlu memeriksa Alkitab, sama sekali tidak mempercayai hal itu.



b)  Hal yang menurut saya aneh adalah bahwa Mokoginta sama sekali tidak menunjukkan apa kriteria yang dipakai oleh orang-orang yang ikut seminar itu untuk memutuskan, apakah suatu ayat diucapkan oleh Yesus atau tidak. Dan lebih aneh lagi, tanpa ada kriteria, ia mau mempercayai hasil tersebut. Saya kira, ia mempercayai hasil seminar itu, karena hasil seminar itu sesuai pandangannya. Ini jelas merupakan sesuatu yang sangat subyektif!

c)  Mokoginta menggambarkan tentang orang-orang yang ikut seminar itu dengan kata-kata sebagai berikut: “Di Amerika sekitar tahun 1993, di kota Sanoma CaIifornia, disponsori oleh Westar Institute, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Katolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dll yang semuanya tidak ada orang Islam”.


Saya menanggapi dengan mengatakan bahwa saya tidak peduli betapa tinggi ‘kedudukan’ dari orang-orang yang ikut dalam seminar itu. Saya tahu ada satu orang yang memiliki salah satu kedudukan tertinggi dalam gereja, tetapi ia mengkhianati Yesus. Orang itu adalah Yudas Iskariot. Kalau orang yang mempunyai jabatan / kedudukan rasul bisa seperti itu, apalagi orang-orang yang mengadakan seminar itu, yang cuma guru besar, ahli ilmu theologi, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dan sebagainya. Harap diketahui, bahwa dalam menilai seseorang, saya sama sekali tidak mempedulikan ‘kedudukan’nya. Betapapun gemerlapannya ‘kedudukan’ seseorang, ia bisa saja merupakan seseorang yang sesat! Dan saya juga tak mempedulikan jumlah orang yang ikut dalam seminar! Berapapun jumlah mereka, apakah 76 orang atau 76 juta orang, tidak membawa perbedaan. Bisa saja mereka semua sesat! Dan kalau dilihat kesimpulan mereka, saya yakin mereka SEMUA memang sesat!


d)  Kalau Yoh 1:1,14 tidak termasuk dalam kata-kata Yesus, saya sebetulnya bisa menerima, karena dari kontekstnya terlihat dengan jelas bahwa kata-kata itu tidak diucapkan oleh Yesus. Tetapi bagi saya itu bukan suatu problem, karena sekalipun Yoh 1:1,14 tidak diucapkan oleh Yesus, tetapi itu tetap dituliskan oleh rasul Yohanes dibawah pengilhaman / pimpinan Roh Kudus, sehingga apa yang ia tuliskan tetap merupakan Firman Tuhan. Hendaknya Mokoginta ingat bahwa orang Kristen tidak hanya melandaskan kepercayaannya pada kata-kata Yesus saja, tetapi pada seluruh Alkitab / Firman Tuhan!


6)  Kalau saya menyoroti seluruh tulisan Mokoginta dalam pertanyaan yang keenam ini, saya melihat suatu kegilaan, kekurang-ajaran, atau kelucuan. Ia minta dalil dalam Alkitab yang menunjukkan Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, tetapi lalu menggunakan hasil seminar untuk mengatakan bahwa dalam Alkitab tidak ada kata-kata dari Yesus sendiri. Dengan cara demikian, memang jelas tidak akan ada orang bisa membuktikan hal itu. Saya bisa melakukan hal yang sama dengan Al-Quran kalau saya mau.



Bersambung ke Bagian tujuh


No comments:

Post a Comment