Pages

23 August 2014

Ketika Menipu Menjadi Cara Hidup Menggapai Sukses



Oleh : Martin Simamora

Ketika Menipu Menjadi Cara Hidup Menggapai Sukses



Yeremia 6:13 “Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu.”


Siapa yang tidak ingin sukses dalam hidup ini? Semua mau dan sangat mendambakanya; bahkan tak peduli bagaimana caranya; apakah baik atau jahat. Yeremia memberikan sebuah petunjuk yang sangat impresif! Dari yang paling kecil hingga yang paling besar di antara mereka,... dari yang usianya paling muda di antara mereka; atau lebih tepatnya,  mulai dari orang-orang  dengan kelas kehidupan yang  paling bawah, dan dalam  situasi-situasi yang paling mengerikan,  hingga pada mereka yang berada di posisi-posisi  terpercaya dan terhormat, dan mereka yang berada dalam kekayaan dan kemakmuran yang  berlimpah,semuanya melakukan tipu. Sehingga dengan demikian setiap usia dan kedudukan telah berdosa, tua dan muda, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, semuanya memang sama-sama pasti melakukan malapateka ini. Setiap orang dikuasai oleh hasrat untuk memiliki apa yang bukan  merupakan bagian atau hak kepemilikannya, sebuah dosa yang disebutkan secara khusus; bukan dosa-dosa lain yang menjadi akar kejahatan, dan “melakukan tipu”  merupakan dosa yang menjangkiti secara luas dan cepat diantara mereka.


Demikian juga dari nabi hingga imam pun terjangkiti secara luas dan cepat. Septuaginta dan versi-versi lainnya menyatakan bahwa nabi yang dimaksud di sini adalah nabi palsu dan imam Baal yang berperilaku tidak jujur, penuh tipu muslihat. Para nabi  bernubuat dalam dusta kepada orang-orang; nabi-nabi palsu lainnya menjauhkan orang-orang dari ibadah yang sejati kepada Tuhan.

Bukankah potret  dunia purba yang dikemukakan oleh Nabi Yeremia ini pun masih valid untuk menggambarkan dunia moderen kita yang dikatakan jauh lebih beradab daripada dunia purba yang “barbar?” Bukahkan di gereja-gereja pun nabi-nabi palsu dapat menguasai mimbar-mimbar gereja dan melontarkan dusta untuk menjauhkan orang dari kebenaran, atau meneguk keuntungan sebanyak-banyaknya?

 
Kredit : Tribun Pontianak
Lihatlah para pejabat kita di tempat-tempat terpercaya dan terhormat pun ada yang tersandung skandal-skandal  jahat (misal korupsi atau menerima suap); bukankah hamba-hamba Tuhan tersohor pun  terjerembab dalam penipuan; lihat juga pada gereja dimana para hamba Tuhan tak gentar menyalahgunakan uang jemaat bahkan para nabi yang dielu-elukan  kadang tak malu untuk  mendustai jemaat dengan nubuat-nubuat palsunya. Ya..tak ada bedanya dengan nabi-nabi Baal lampau. Lihatlah orang-orang kaya Kristen  pun tak malu untuk menyuap demi kelancaran bisnis atau demi mendapatkan bisnis yang jauh lebih besar.

Atau, lihatlah juga bagaimana di kalangan rakyat kecil pun penipuan adalah makanan sehari-hari untuk melepaskan diri dari jepitan kesusahan ekonomi. Mulai dari menipu pembeli dengan memainkan timbangan hingga menjual makanan tak layak makan seperti ayam yang mati karena sakit atau makanan yang dicampur dengan pewarna dan pengawet non pangan.
 
Kredit : skalanews
Orang-orang terpelajar atau terdidik pun tak malu untuk menipu dirinya sendiri dan mendustai publik; mulai dari mengupayakan ijazah palsu, melakukan plagiarisme atau menyontek karya ilmiah orang lain, membangun institusi pendidikan  tak layak dengan tenaga pengajar yang tidak memenuhi kualifikasi sebagaimana telah ditetapkan  oleh negara, namun tetap memberi dirinya mengajar namun tak malu tetap mengaku sebagai  pengikut Kristus! 


Untuk apa semuanya itu? Nabi Yeremia secara jitu memberikan jawaban yang tak bisa dibantah yaitu : mengejar untung! Mereka semua menipu demi untung; demi uang; demi menyambung kehidupan; demi menafkahi keluarga; demi  masa depan anak. Mereka mencari uang  dengan menipu.


Dalam Perjanjian Lama memang berulang kali digambarkan adanya kehidupan yang menghalalkan cara yang jahat, mendapatkan uang atau keuntungan dengan cara yang tidak adil; mereka menggunakan cara-cara yang HARAM,  misal dalam:
  • Yehezkiel 33:31  “Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang HARAM.”

  • Yehezkiel 22:27 Pemuka-pemukanya di tengah-tengahnya adalah seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya dalam kehausan akan darah, yang membinasakan orang-orang untuk menguntungkan diri sendiri secara haram.”


  • Mazmur 119:36Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba.”
  • Bahkan Tuhan pun berani mereka tipu :Mazmur 78:36 “Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.

Perilaku ini sungguh menjijikan di mata Tuhan, ketika melihat orang-orang yang mengaku umat Tuhan tetapi menutup mata dengan penipuan dalam mencari nafkah demi anakmu sekalipun, demi kelangsungan hidupmu sekalipun, demi harga dirimu sekalipun. Anda boleh saja dengan cara demikian bisa mencari nafkah demi anakmu, demi kelangsungan hidup, dan demi  harga dirimu. Cara-cara yang merugikan,menipu bahkan hingga membahayakan nyawa atau kehidupan orang lain seperti bisnis pangan menggunakan materi pengawet untuk industri atau untuk pangan tetapi melampaui batasan sehat;  bisnis penagihan hutang yang menghalalkan kekerasan  yang dapat menciderai orang lain.

Anda boleh berkata kepada saya bahwa CARA HIDUP TIDAK MEMPERDAYAI orang lain adalah CARA HIDUP TIDAK REALISTIS; tidak menimbang  bagaimana sukarnya mencari uang di era yang serba tidak mudah; kalau tidak mengenakan CARA atau GAYA HIDUP yang KAYA dengan TIPU MUSLIHAT bagaimana mungkin dapat menggapai sukses dan masa depan yang bagus. Tetapi  lihatlah bagaimana sikap Tuhan :

  • Yesaya 1:15Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.”

  • Yohanes 9 :31Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.”

  • Ayub 35:13Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.”

  • Yesaya 59:2-3 “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.”

  • Amsal 15:29TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.”
Sekarang  renungkanlah dan tinjaulah hidupmu. Apakah engkau melakukan hal-hal jahat demi mendapatkan uang atau nafkah dengan cara menipu? Ataukah anda bekerja di lembaga-lembaga yang tidak memedulikan hal ini. Resikonya memang tidak main-main kalau anda tunduk kepada apa yang Tuhan tidak setujui. Anda bisa jadi segera terjerembab dalam masalah ekonomi; bisa jadi pekerjaan anda yang lama sangat bagus dalam memberikan nafkah, dan tidak mudah mencari penggantinya. Namun berjuanglah dalam hidup dan bertahanlah dalam kebenaran; jangan takluk hanya karena anda takut kelaparan! (bandingkan dengan Matius 4:4, Matius 6:25-27, Ayub 38:41, Mazmur 104:27, Mazmur 104:28, Lukas 12:24jangan biarkan atas nama kebutuhan hidup yang memang sangat penting maka anda menjadi pelaku kejahatan dalam hidup ini)

Apa yang menjadi referensi kita dalam  artikel singkat ini, memang benar berasal dari sebuah situasi yang berlangsung dari dunia purba, sebuah dunia kuno. Tetapi apa yang kuno  dan purba itu ternyata terus menjangkiti dunia moderen kita yang dikatakan sebagai lebih beradab, beretika dan maju.

Itulah daya maut dosa yang penuh daya pikat, atas nama: demi kelangsungan hidup! Jika anda memiliki intitusi pendidikan, terlebih lagi teologia  yang telah mengeluarkan ijazah kesarjanaan namun belum atau tidak memiliki kualifikasi  yang ditetapkan oleh negara, maka hentikanlah dan penuhilah terlebih dahulu semua ketentuan yang ditetapkan negara demi integeritas dan mutu pendidikan teologia yang diberikan! Jika  anda membiarkannya, maka sebetulnya anda sedang mencari uang dengan cara penuh dusta. Jika anda tidak memenuhi kualifikasi sebagai pengajar teologia dalam sebuah institusi pendidikan teologia, maka hentikanlah juga dan perlengkapilah diri anda dengan kualifikasi pendidikan yang memadai sehingga anda membangun integeritas pendidikan pada dirimu sendiri. Demikian juga berlaku dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan, berlakulah jujur dan taatilah ketentuan negara yang berlaku (bandingkan dengan Roma 13:1-8, 1Petrus 2:13-14, Titus 3:1-2) , sehingga kita menjadi teladan atau garam dan terang dunia, kecuali memang anda adalah orang-orang Kristen Palsu!

Matius 5:13-14Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”

Berupayalah untuk  menjadi garam dan terang dalam dunia yang lebih menyukai  kesuksesan hidup dalam cara yang jujur-tulus DAN adil - MEMPERTIMBANGKAN secara penuh apakah pencapaian  kesuksesan hidup (mencari nafkah dan membangun kehidupan yang berkualitas) BUKAN dengan cara MENIPU!

Sebagai penutup, renungkanlah firman Tuhan ini bagimu dan mintalah Roh Kudus menerangi anda dari pekatnya gelap dunia yang menguatirkan apa yang hendak dipakai dan apa yang hendak di makan pada hari ini dan esok hari. Timbanglah nas-nas berikut ini dalam meninjau bagaimana engkau bekerja  atau mencari nafkah :
Ibrani 13 :5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Mazmur 141:4
“Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.”

Mazmur 51:10
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!”

Lukas 12:15
“Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Amin


Referensi
-Pulpit Commentary, pada Yeremia 6:13






No comments:

Post a Comment