Pages

02 January 2014

Seserius Apakah Semua Manusia Tanpa Kecuali, Memerlukan Juru Selamat?

Oleh : Martin Simamora



Seserius Apakah  Semua Manusia Tanpa Kecuali, Memerlukan Juru Selamat?

Tahun yang baru, adalah tahun  yang tak terelakan didahului oleh  kelahiran sang Juru selamat kedalam dunia, Allah yang turun kedalam dunia – Yesus telah lahir, sudah masuk dalam sejarah manusia. Kelahirannya  melalui perawan Maria disebabkan oleh Roh Kudus, oleh Allah sendiri! Perawan, oleh Roh Kudus- sebuah konsepsi  janin yang tidak lazim sebab diakibatkan  oleh Roh Kudus, datang dari Allah! Sebuah tahun dikatakan baru, pada dasarnya, bukan sekedar perubahan angka dari 2013-2014. Adanya tahun yang baru, pada dasarnya, diakibatkan oleh kunjungan Allah kepada manusia sebagai Juru selamat, sebuah Era Baru telah terjadi. Ini adalah sebuah peristiwa megah, kudus dan  ajaib bagi dunia (Ibrani 1:1-6) : kini ada pengharapan yang pasti akan keselamatan.  Kalau malaikat-malaikat HARUS menyembah dia yang lahir di Betlehem, maka pasti ada sebuah peristiwa megah dan sekaligus mendebarkan bagi semua manusia. Bukan karena kedatangan-Nya maka manusia kini dimungkinkan untuk melakukan upaya-upaya untuk selamat secara mandiri,  sebab jika demikian adanya maka tidak ada yang dapat dikatakan megah dan ajaib, apalagi sampai perlu Yesus mati di kayu salib, cukuplah dia datang saja sebagai seorang Guru atau Nabi.  Dalam hal ini, Allah telah memastikan sebuah keselamatan  dalam sebuah cara yang mutlak dan pasti. Tetapi, menurut anda, apakah semua manusia tanpa kecuali, memerlukan  Juru selamat?


Manusia bukanlah mahluk yang terlampau bodoh dan terlampau tak berdaya sehingga sebagai ras tertinggi dalam planet bumi dan alam semesta, tak sanggup menolong atau menyelamatkan dirinya sendiri. Kalau manusia itu pun mengalami kelemahan fisik, katakanlah, kaki yang pincang sebelah oleh  kelumpuhan, dia dapat mengatasinya dengan menggunakan tongkat penopang kaki setidak-tidaknya. Jika manusia itu mengalami gangguan pendengaran, maka manusia itu dapat mengatasi kelemahannya itu dengan alat bantu dengar elektronik. Jika  seorang manusia menderita kebutaan, maka bukan berarti dia tidak bisa membaca sebab manusia  telah menciptakan huruf Braille, jika manusia itu mengalami masalah jantung spesifik yang mengakibatkan daya pacu jantungnya bermasalah, bahkan manusia dapat mengatasinya dengan alat pacu jantung. 
Ketika manusia mengalami krisis  pangan dunia, maka para ahli-ahli pangan, kini, dalam derajat yang cukup istimewa dapat menciptakan varitas-varitas bibit tanaman yang dapat berproduksi lebih banyak dibandingkan dengan varitas alami. Ketika manusia menyadari bahwa kelak suatu saat dunia akan mengalami krisis energi fosil (minyak bumi), manusia  kini mengembangkan energi  alternatif non fosil yang kelak dapat digunakan secara masal dalam kehidupan sehari-hari mulai dari memenuhi kebutuhan energi  rumah tangga.  Bahkan manusia dapat belajar dari malapetakan atau bencana alam yang paling mengerikan  dalam sejarah hidupnya; lihatlah bagaimana kini kita dapat meminimalisasi dampak bencana dengan peringatan dini tsunami, peringatan dini topan atau tornado, dan berbagai upaya lainnya untuk bencana-bencana lainnya.

Credit: cnn.com

Memperhatikan sejumlah hal besar  diatas tersebut, yang telah dilakukan dan juga potensi-potensi yang dimiliki  manusia untuk menolong dan menyelamatkan eksistensi rasnya sendiri, maka dimanakah relevansinya bagi TUHAN untuk mengutus  Anak-Nya kedalam dunia (Yohanes 3:16). Lihatlah manusia, bahkan kini berpikir dan berupaya sangat serius dengan seganap sumber daya yang dipunyai untuk merelokasi rasnya ke planet lain yang lebih muda dan lebih sehat bagi manusia dalam segala hal (bacalah  3 New Planets Could Host Life”), ya manusia tak hanya dapat memroses air laut menjadi air tawar atau memanfaat energi nuklir untuk pembangkit energi hingga untuk pemanfaat medis, manusia bahkan  memiliki potensi untuk mencari planet-planet baru untuk didiami! Dalam hal ini, memikirkan apalagi memercayai Tuhan sebagai  Juru selamat menjadi terlihat  tidak bernilai signifikan, kalau  tidak dikatakan sebagai terlampau dramatis.



Moral manusia Vs Moral Tuhan?

Salah satu isu tajam : bahwa manusia memerlukan Tuhan sebab moral manusia sudah rusak dan tidak ada dokter  atau ahli jiwa yang sanggup memperbaikinya, apalagi menyembuhkannya. Dengan kata lain masalah aktualnya lebih besar dari sekedar MORALITAS!

Tetapi  orang-orang sinis kerap mengejek Tuhan dengan cara seperti ini: “kalau seorang ayah atau orang tua pada umumnya saja akan segera bertindak ketika melihat anaknya dalam bahaya, misal  bermain di pinggir jalan, mengapa Tuhan  tidak melakukannya? “Lihatlah Tuhan, dia sama sekali tidak bertindak apapun ketika manusia yang jelas-jelas tidak lebih hebat daripada si iblis, dibiarkan-Nya saja diperdaya dan memakan dari pohon yang Dia larang sendiri? Bukankah ini sudah secara telak membuat Tuhan tidak memiliki moral yang lebih bermoral daripada manusia!

Tetapi mari kita menjadi sangat cermat. Satu sisi, manusia-manusia berteriak dengan lantang dan penuh percaya diri bahwa “kami memiliki kehendak bebas, kami memiliki rasio, dan kami memiliki nurani untuk melakukan penilaian-penilaian untuk melakukan atau tidak melakukan sebuah tindakan.” Satu sisi manusia-manusia  tidak menghendaki Tuhan terlampau berdaulat sebab jika Dia terlampau berdaulat, bukankah kami tidak lebih dari sekedar robot atau boneka?  Tetapi benarkah demikian?

Manusia memrotes dan mengecam Tuhan: sebagai Tuhan, bermoral tidak lebih baik daripada manusia sebab Dia tidak lebih baik daripada seorang ayah yang akan berlari menolong dan mencegah anaknya dari bahaya di jalan, terlepas dari apakah dia mampu atau tidak untuk mewujudkannya. Namun di sisi lain manusia juga menuntut agar Tuhan jangan terlalu berdaulat sebab kami manusia memiliki kehendak bebas, rasio dan nurani, kami lebih cerdas daripada “binatang”, kami bukanlah manusia  yang tidak sanggup  membedakan apa atau  mana yang benar dan salah, mana yang hitam dan mana yang putih. Kami manusia memiliki kapasitas untuk melakukan penilaian-penilaian, kami tidak selemah atau segampang itu untuk diperdaya oleh gagasan-gagasan muslihat! Jadi…Tuhan, janganlah  Engkau terlampau berdaulat, sampai-sampai engkau menentukan segala sesuatu yang boleh terjadi dan tidak boleh terjadi, bahkan Engkau dikabarkan melakukannya jauh sebelum semuanya itu terjadi! Kalau Engkau melakukan itu Tuhan, itu sama saja engkau membungkam kehendak bebas kami, itu sama saja engkau tidak memberikan kesempatan kepada otak kami serta nurani kami untuk  membuat keputusan-keputusan yang mandiri. Bukankah engkau yang menciptakan kami manusia dengan kehendak bebas, kecerdasan atau kemampuan menggunakan rasio dan nurani  yang istimewa?

Itulah manusia! Kami manusia berteriak lantang “moralitas kami sebagai manusia tidak lebih buruk daripada Tuhan!” Kalau kami, sebagai orang tua manusia akan  mencegah hal-hal buruk dengan segala daya dan cara, kalau perlu tidak mengizinkan anak kami bermain di luar rumah, agar terhindar dari bahaya yang kami ketahui namun tidak diketahui anak kami, kok..Tuhan tidak “mengurung” Adam dan Hawa agar pada hari dan jam tersebut tidak bertemu si Ular?



TETAPI disaat yang sama, kami manusia juga berteriak  dan menuntut pada Tuhan agar “berikanlah kepada kami  ruang seluas-luasnya bagi kehendak bebas, daya rasio dan nurani kami, agar kami boleh hidup sebagai manusia yang sempurna dan eksis!” Jika Engkau, sedikit-sedikit campur tangan, sedikit-sedikit mengatur semua runtutan sejarah manusia, maka apakah kami ini? Robotkah? Bonekakah? Lantas untuk apa Engkau memberikan kepada kami kemauan, otak, dan nurani Tuhan?

Apakah  yang dimaui manusia? Harus seperti apakah Tuhan berlaku bagi manusia? Apa yang dikehendaki manusia agar Tuhan  bersikap? Wow…. tidakkah ini menjadi terlihat bahwa Tuhan telah didikte oleh manusia? Atau apakah benar Tuhan telah memperlakukan manusia bagaikan robot atau boneka,  jika dia berdaulat penuh sebagai Tuhan?



Apakah manusia  serta-merta menjadi robot atau boneka? Ketika  Dia bersabda demikian :

  • 1 Samuel 2:6-7 “TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.  

  • Matius 10:29 “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.”

  • Amsal 16:33 “Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.”  (Yunus 1:7 “Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.”)

  • Galatia 1:15-16 “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;

  • Keluaran 3:21 “Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa.”

  • Kejadian 45:5 “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”--Kejadian 50:20 “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”


  • Mazmur 104:21-30”Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah. Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

Justru karena manusia MERASA SANGAT bernilai dan istimewa, terlihat, telah menjadikan manusia tidak lagi sanggup mengapresiasi Tuhan dalam kedudukan-Nya yang megah dan agung. Seolah-olah, karena Tuhan telah memberikan kehendak bebas, rasio, dan nurani yang luar biasa, lantas Tuhan tidak boleh lagi terlampau dominan. Ya…seperti halnya kita di dunia manusia,  bahkan terhadap anak sendiripun kita berkeyakinan bahwa orang tua tidak boleh terlampau dominan apalagi berkuasa atas anaknya. Seolah hendak mengatakan bahwa moralitas Tuhan itu tidak lebih hebat daripada moralitas manusia sehingga sebagaimana orang tua dunia yang dominan dapat otoriter dan tidak  adil maka Tuhan pun dapat demikian. Begitulah kuatir dan persepsi manusia ketika Tuhan terlampau berdaulat, maka bagi manusia itu adalah otoriter, itu adalah perilaku seperti orang tua dunia memperlakukan anaknya semena-mena dan  hanya jadi boneka tanpa belajar menjadi mandiri.

Sebaliknyalah Moralitas Tuhan teramat megah untuk dapat disandingkan dengan moralitas manusia. Inginkah anda  mengetahui bagaimanakah moralitas yang diusung oleh Tuhan?


Cobalah anda bandingkan dengan diri anda ketika membaca  moralitas Tuhan ini:

  • Markus 7:20-23 “Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

  • Matius 6:24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

  • Markus 12:30-31 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

  • Matius 5:27-28 “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

  • Wahyu 22:13-15” Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.

  • Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Adakah satu, saja manusia yang sanggup memenuhi standard moralitas Tuhan yang seperti ini- sempurna tanpa cela dan lebih tepat dikatakan KUDUS? Jangankan memenuhi, sekedar untuk mendekati saja akan sangat mustahil! Bahkan perkataan Yesus sendiri akan menunjukan bahwa manusia mustahil memenuhinya!

Ini  bukan menunjukan bahwa  manusia membutuhkan pertolongan pada apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, tetapi pada hal yang mustahil untuk dilakukan manusia terkait apa yang menjadi standard Tuhan.



Manusia Baik  Dimata Dunia adalah Manusia Najis  Bagi Tuhan!


Kalau Tuhan memiliki standard yang sekaligus menunjukan integeritas moralitasnya lebih daripada sempurna, tetapi TEGAK LURUS  atau kudus. Apakah ada dasar untuk mencurigai Tuhan akan berbuat licik apalagi menjadikan  manusia seperti boneka/ robot.

Hal yang perlu saya tegaskan di sini adalah : bahwa manusia memang memiliki sebuah kemampuan yang diinstrumentasikan melalui kehendak bebasnya yang disertai oleh kemampuan rasio dan nuraninya. Saya berpendapat, ini adalah trio yang istimewa, yang masih bekerja sekalipun manusia dinyatakan telah jatuh kedalam dosa. Hanya saja,  jika sejak penciptaan Allah adalah Allah yang berdaulat maka setelah manusia jatuh pastilah Dia tetap berdaulat atas segala sesuatunya. Dan jika pada Adam dan Hawa, dalam kedaulatan-Nya, Dia membiarkan kehendak bebas, kemampuan rasio, dan nuraninya untuk berhadap-hadapan dengan si  ular, maka kita juga melihat Allah masih memberikan pada manusia itu tiga  trio tersebut, namun saya percaya kualitasnya sudah jauh memburuk.



Namun, kepada siapapun yang menuding Allah sebagai  “keterlaluan” dengan membiarkan manusia sendirian berhadap-hadapan dengan si  ular (Setan), ingatlah akan hal ini : “DIA MEMBERIKAN MODAL BAGI MANUSIA UNTUK BERHADAP-HADAPAN DENGAN SI SETAN : KEHENDAK BEBAS, DAYA RASIO, DAN  NURANI.” Bahkan sebetulnya Allah  “sadar” bahwa  “trio” tersebut, tidaklah cukup sehingga Dia membekali manusia Adam dan  Hawa dengan   Firman-Nya :


Kejadian 2:15 “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Karena manusia memiliki “trio” yang membuat manusia benar-benar istimewa, maka TUHAN pun dalam kemahatahuan-Nya tidak membiarkan manusia itu sendirian  dengan “trio”mumpuni andalan manusia ini. Dia melengkapi manusia dengan sebuah   panduan, nasehat, teguran,  yang jelas dan lugas:

"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."


TUHAN sudah mengingatkan agar manusia itu jangan melakukan apa yang telah ditetap untuk tidak boleh dilakukan, sebuah larangan. TUHAN bahkan sudah sedari awal telah  menetapkan : “ kalau melakukan apa yang Dia telah larang, PASTILAH manusia itu MATI!

Kita tahu selanjutnya bahwa manusia yang memiliki trio: kehendak bebas,daya rasio atau berpikir,dan nurani, PLUS firman dari sang Pencipta, pun membuat manusia itu tidak juga berpihak pada ketetapan TUHAN, sebaliknya manusia telah mempertaruhkan  HIDUP yang dimilikinya  yang berujung pada KEMATIAN! (Bacalah  targedi maut manusia ini dalam Kejadian 3:1-13).

Nah, sekarang sebagaimana TUHAN telah katakan, bahwa manusia itu sekarang telah MATI, tetapi kita tahu  bahwa  wujud kematian ini bukanlah sebuah kematian yang terjadi secara jasmaniah tetapi secara spiritual. Karena saat manusia itu memakan  yang dilarang itu, kedua manusia itu masih bernafas, masih memiliki trio tersebut dan ini terlihat bagaimana Adam dan Hawa sanggup berdialog dengan TUHAN, namun nyata efek MATI itu terlihat, dengan cara MENYALAHKAN TUHAN SEBAGAI BIANG KELADI TRAGEDI INI :

Kejadian 3:8
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah   yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."


Kedua manusia itu bukan sekedar saling menyalahkan atau lebih tepatnya tidak mau disalahkan begitu saja. Hebatnya lagi, manusia itu tidak saja menyalahkan si Ular sebagai biang keladi, tetapi dengan sangat percaya diri, manusia itu sanggup beragumentasi  bahwa TUHANLAH, biang keladi UTAMA tragedi ini. ANDAI SAJA TUHAN TIDAK MENCIPTAKAN HAWA (Kejadian 2:18-19) DAN MENJADIKAN PENOLONG DI SISI ADAM, DAN HAWA TIDAK  MEMBERI BUAH POHON ITU, PASTILAH AKU TIDAK MELANGGAR PERINTAH TUHAN!  Jadi, seharusnyalah Engkau turut bertanggungjawab dan lebih pantas menjadi aktor utama kesalahan ini!



TETAPI, apakah serta merta TUHAN menjadi murka dan begitu saja  memusnahkan  manusia yang lancang dan kurang ajar ini? TIDAK! Bahkan luar biasanya, TUHAN dalam kedaulatan-Nya, dalam kemegahan-NYA, dalam Kekudusan-Nya, dalam Keadilan-Nya, dan dalam kasih-Nya, memberi tempat selebar-selebarnya bagi KEHENDAK BEBAS, DAYA RASIO, dan NURANI mereka untuk boleh berbantah-bantahan dengan-Nya. TUHAN memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengajukan pembelaan diri (bacalah kembali  Kejadian 3:9-19), namun manusia itu tidak berdaya terhadap barang bukti yang telah melekat  pada diri mereka, yaitu MEREKA TELAH MATI!



TETAPI, lihatlah apa yang TUHAN lakukan kepada manusia yang  TELAH MATI tersebut?  Dia tidak hanya masih MEMANGGIL untuk menanyai duduk persoalan (padahal Dia mahatahu!) dan MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MEMBELA DIRI, Dia juga menunjukan kesalahannya (sebenarnya ini  malahan  KESALAHAN TUNGGAL namun kompleks), memberikan vonis yang ADIL bagi masing-masing pelaku kejahatan (Kejadian 3:14-19).

TETAPI, ada yang lebih luar biasa lagi, sebelum Tuhan mengusir mereka dari taman TUHAN, Dia memberikan sebuah tanda kasih  yang dahsyat, sebab pada dasarnya Dia  oleh kehendak-Nya sendiri dalam Kedaulatan-Nya melakukan sebuah Tindakan yang Penuh kasih seorang Bapa kepada anak-anak-Nya :  Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21). ”Sebelum pada akhir-Nya Allah HARUS MENGUSIR MEREKA DARI TAMANNYA : “Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan” (Kejadian 3:23-24).




Dalam hal ini kita bisa melihat, sekalipun manusia itu memang memiliki kehendak bebas, daya rasio atau kecerdasan intelektual, dan nurani yang dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan moral. Kita melihat bahwa TUHAN menuntut manusia untuk selalu bergantung sepenuhnya dalam seluruh keberadaan manusia, sehingga manusia tidak dapat menggusur kedaulatan Tuhan dalam setiap ketetapan-Nya! MANUSIA HARUS SENANTIASA DALAM SETIAP HAL TANPA KECUALI BERGANTUNG PADA TUHAN! Kemampuan manusia dengan kehendak bebas, berpikir dan  bernurani TIDAK BOLEH MEMBUAT TUHAN MENJADI KECIL tetapi seharusnya semakin MEGAH! Jika hal ini diabaikan maka hasil finalnya adalah : MATI!



Allah yang Adil sekaligus Kasih!
Sesuatu  yang sulit untuk dibayangkan, namun sejak Kitab Kejadian, kita sebenarnya telah dipertontonkan oleh sebuah demonstrasi Keadilan dalam Kasih dan Kasih dalam Keadilan, karena Dia berdaulat maka Dia dapat melakukannya. Dia menghukum namun dia menunjukan kasih-Nya. Dia masih memberikan pakaian kepada manusia yang telah MATI. Dia masih memberikan pakaian (dibuat oleh-Nya dan dikenakan oleh-Nya) sebelum dia sendiri mengusir-Nya! Inilah moralitas TUHAN yang tak pernah jadi perhatian manusia!

Sebetulnya kalau kita bertanya pada diri sendiri: “apakah gunanya mempertahankan orang mati?’ Bukankah menyimpan mayat sangat tidak lazim atau normal? Bukankah harus dikubur saja sepatutnya supaya tidak menyebarkan bau busuk? Manusia  MATI  tetapi dibiarkan hidup dengan Trio  yang diandalkan manusia ( Kehendak Bebas, Daya rasio, dan nurani) namun kali ini TANPA SAMA SEKALI TUHAN ADA BESERTA MEREKA (sebab sebelumnya mereka ada  tinggal di taman TUHAN). Kini manusia yang mati itu  sama sekali tidak memiliki peringatan dari mulut Tuhan secara langsung! Manusia terisolasi dari Tuhan oleh sebab   melanggar ketetapan-Nya, sebuah KESALAHAN TUNGGAL! Manusia itu MATI , dan DIUSIR  dari TAMAN TUHAN!  Begitulah manusia adanya kini; semua tanpa kecuali, semua manusia itu MATI dan  TERISOLASI DARI  TUHAN  ! Dua kemalangan membelenggu manusia tanpa ada yang dapat melepaskannya!

Manusia memang bisa baik sebab manusia masih memiliki kehendak bebas, daya rasio atau berpikir, dan nurani. Malangnya ini beroperasi dalam dua fakta yang menakutkan : (1) Semua manusia  TELAH MATI (2) Semua manusia telah diusir dari hadapan TUHAN! Sehingga, inilah yang mengakibatkan manusia baik di mata dunia adalah najis di hadapan TuhanSekaligus menunjukan bahwa manusia memerlukan Tuhan sama sekali untuk menolongnya dari fakta ini.

Mari kita lihat fakta ini dari sudut  pandang Allah sendiri, melalui dua kesaksian dalam Alkitab
  • Markus 7:20-23 “Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (baca juga : Matius 15:18, Matius 12:34-37)

Tunjukan kepada saya di muka bumi ini, ada satu manusia yang sama sekali dari dalam hatinya tidak pernah setitik saja   ada hawa nafsu, ada kesombongan, ada kelicikan, ada kebebalan? ATAU tolong  tunjukan kepada saya ada manusia yang sanggup membuktikan  atau melihat dalam hati seseorang ada atau tidak ada setitik saja hal-hal ini? Saya tidak yakin ada manusia yang sanggup melihat  kedalaman hati manusia, SELAIN TUHAN! Saya sama sekali tidak percaya ada manusia yang dapat lolos dari  apa yang telah ditetapkan TUHAN ini.



Berdasarkan  fakta yang disodorkan  oleh Yesus  Kristus, saya  tidak bisa  membantah fakta mengerikan bahwa tidak ada manusia yang dapat bebas dari kondisi najis! Dalam hal ini kita memerlukan Juru selamat, tidak bisa tidak, agar kita kudus! (bandingkan dengan ;  Yohanes 15:3,Yohanes 17:17-20, Ibrani 2:11, Ibrani 9:13,18,26 Ibrani 10:5-10, 29   1 Tesalonika 4:7, Titus 2:14)

Efesus 4:17-20 “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

Hanya  jika anda dan saya percaya  kepada Yesus maka kita dapat hidup sebagai orang yang MENGENAL Allah. Mengenal disini bukan dalam artian yang “gampangan” apalagi dalam artian yang murahan. MENGENAL  ALLAH  adalah sebuah realita dan bukan sebuah jargon semata, orang itu HARUS  hidup dalam PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH. Jika memang demikian maka  pikiran kita akan berguna,pengertian kita akan terang, hati kita tidak degil tapi penurut/tunduk, perasaan kita tidak tumpul tapi menjadi tajam/hidup sehingga kita berkuasa atas hawa nafsu tidak menyerah. Jika demikian maka kita tidak menyerah kepada hawa nafsu dan tidak mengerjakan segala macam kecemaran!



Darimanakah semua ini HARUS BERMULA? Semua ini bermula dari MENGENAL ALLAH ,atau dengan kata lain manusia yang TELAH MATI, pertama-tama harus DIHIDUPKAN atau DIBANGKITKAN DARI KEMATIAN (Ini mustahil dilakukan oleh manusia!) agar SANGGUP meninggalkan dosa dan berpaling kepada Yesus Kristus, sehingga  dapat mengenal ALLAH- memiliki PESEKUTUAN DENGAN ALLAH, sebab memiliki Allah sama dengan memiliki HIDUP, anda tidak lagi MATI!


Bagaimana agar anda MENGENAL ALLAH? Tidak bisa  tidak, anda  harus MENGENAL KRISTUS, anda belajar MENGENAL KRISTUS! Mengenal ALLAH, sehingga pengenalan itu  merasuki segenap sumsum tulang anda, sehingga membuat setiap sel-sel tubuh anda kembali mengenali sang PENCIPTA, nampaknya ini adalah  sebuah upaya yang tidak sederhana. Anda  harus  BELAJAR MENGENAL KRISTUS, BELAJAR MENGENAL ALLAH ITU SENDIRI, sehingga anda memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu yang mustahil dilakukan oleh manusia yang telah MATI, manusia itu perlu DIBANGKITKAN TERLEBIH DAHULU sehingga dengan demikian  mampu : BELAJAR  UNTUK MENGUSAI SELURUH KEBERADAAN DIRI ANDA AGAR  HAWA NAFSU TIDAK BERKUASA ATAS DIRI ANDA!



Pengudusan oleh Allah memberikan konsekuensi nyata dalam setiap aspek hidup anda, anda dikuduskan, anda dihisapkan dalam kekudusan-Nya maka  kekudusan-Nya tidak tinggal diam begitu saja. Kekudusan Allah menggerakan dan memampukan anda untuk berlaku dalam natur-Nya, ingat ini adalah hal mustahil diupayakan oleh manusia secara independen. Tentu saja anda tidak serta merta dapat  berlaku hidup kudus dengan sendirinya secara utuh, bagaimanapun untuk dapat menjadi kudus maka pertama-tama anda tidak dapat  TETAP MATI, anda pertama-tama harus DIHIDUPKAN oleh Kristus sehingga anda dapat menghasilkan pekerjaan-pekerjaan yang  melawan kecemaran. Sebagai sebuah tanda bahwa anda HIDUP DALAM PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH. Dahulu anda MATI kini HIDUP. Dahulu anda MUSTAHIL untuk BELAJAR MENGENAL ALLAH, Kini PASTI dapat mengenal ALLAH, semua oleh anugerah TUHAN, oleh sang Juru selamat! Ya... pada dasarnya anda menjadi kudus oleh pengudusan Tuhan!

Orang baik memang dapat ditemukan dan akan selalu ditemukan. Tetapi orang baik dalam dunia ini mustahil menjadi tidak najis tanpa dia mengenal Allah, tanpa dia MEMILIKI PERSEKUTUAN DAN BELAJAR MENGENAL KRISTUS. Itulah sebabnya DIA dikatakan Juru selamat, menyelamatkan kita dari kematian kekal agar dapat memiliki hidup kekal dan tidak turut dihukum, sehingga kita dapat bersekutu dengan Allah yang hidup!



Ya…dahulu  melanggar dosa dan Mati dan diusir dari taman Tuhan, oleh Tuhan dari persekutuan  bersama-Nya, kini diselamatkan dari MATI dan dipanggil kembali kepada Tuhan untuk masuk kembali kedalam persekutuan dengan TUHAN.

Apakah anda  telah   diselamatkan dan dikuduskan oleh sang Juru selamat dunia?       
 
***









No comments:

Post a Comment