Pages

29 January 2014

Ketaatan Yang Sejati





Khotbah Minggu : 19 Januari 2014

KETAATAN YANG SEJATI
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.

Mat 2:13-23 – (13) Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilahke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, (15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." (16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang orang majus itu. (17) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: (18) "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." (19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. (22) Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. (23) Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Kisah yang baru saja kita baca ini adalah sebuah kisah yang dramatis di sekitar peristiwa Natal di mana Herodes yang bernafsu untuk membunuh Yesus lalu akhirnya membunuh sejumlah anak di Betlehem dan sekitarnya. Tapi syukurlah bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, atas perintah Tuhan, Yusuf sudah melarikan Maria dan Yesus ke Mesir. Mereka tinggal di Mesir beberapa saat dan kembali lagi ke negeri Israel setelah kematian Herodes. Pada bagian pendahuluan ini, ada 4 hal yang ingin saya terkait dengan kisah yang kita baca :



a. Kapan peristiwa pembunuhan anak-anak Betlehem ini terjadi?
Peristiwa ini jelas tidak terjadi tepat pada hari Natal (hari kelahiran Yesus). Mengapa? Karena dari konteksnya, peristiwa ini terjadi setelah pulangnya orang majus ke negeri mereka.


Mat 2:16 – Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Nah, kunjungan orang majus pada Yesus tidak terjadi persis pada hari kelahiran Yesus (seperti kunjungan para gembala). Darimana kita mengetahui hal ini?


  • Orang majus menjumpai Yesus di rumah, bukan di kandang.

Mat 2:11 - Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia….”

Seandainya mereka datang tepat pada hari kelahiran Yesus, mereka pasti bertemu dengan bayi Yesus di kandang dan bukan di rumah.




  • Kata “Anak” dalam Mat 2:9,11 menggunakan kaya Yunani “Paidion” yang mengacu kepada anak-anak dan bukannya kata “Brephos” yang biasa digunakan untuk anak bayi.



Mat 2:9,11 – (9) “…Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia….”

Jikalau orang majus bertemu Yesus bukan tepat pada hari kelahiran-Nya, sudah pasti kisah Herodes yang membunuh anak-anak Betlehem setelah kepulangan orang-orang majus tidak terjadi pada saat Yesus dilahirkan. Lalu kapan peristiwa ini terjadi? Perhatikan ayat ini :

Mat 2:16 – “… Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Jikalau Herodes membunuh anak-anak di bawah 2 tahun berdasarkan keterangan dari orang majus, kelihatannya pada saat itu umur Yesus di bawah 2 tahun. Para penafsir member perkiraan bahwa saat itu Yesus berumur sekitar 1 tahun. Pembunuhan anak-anak di bawah 2 tahun hanyalah batasan maksimal yang dibuat Herodes demi menjaga kemungkinan lolosnya Yesus.


Budi Asali - Ini tidak berarti bahwa pada saat itu Yesus sudah berusia mendekati 2 tahun. Pasti Yesus masih berusia jauh di bawah 2 tahun, tapi Herodes, yang tidak tahu kapan persisnya bayi Yesus itu dilahirkan, lalu mengambil amannya dan mengambil batas 2 tahun. (Exposisi Injil Matius : Jilid 1, hal.79).

Dengan mengacu pada dugaan terkuat bahwa Yesus dilahirkan tahun 6 SM, dan bahwa saat itu Yesus kira-kira berumur 1 tahun maka peristiwa pengungsian ke Mesir ini terjadi sekitar tahun 5 SM.



b. Berapa lama keluarga kudus ini tinggal di Mesir?
Teks kita menceritakan bahwa sebelum pembunuhan oleh Herodes itu terjadi, Yusuf sudah mengungsikan Maria dan Yesus ke Mesir. Lalu berapa lama mereka tinggal di Mesir?

Perhatikan ayat ini :
Mat 2:19-20 - (19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati."

Berarti mereka tinggal di Mesir sampai Herodes mati. Menurut catatan sejarah, Herodes mati pada tahun 4 SM. Dan seperti telah dijelaskan di atas, kalau pembunuhan anak-anak di Betlehem itu terjadi pada tahun 5 SM dan Herodes mati tahun 4 SM, maka lamanya keluarga Yusuf tinggal di Mesir adalah sekitar 1 tahun. Saat ini di Mesir ada sebuah gereja yang namanya “Abu Serga Church” yang dipercaya sebagai tempat tinggal keluarga kudus ini.

-


c. Apakah peristiwa pembunuhan anak-anak Betlehem ini benar-benar terjadi?
Mengapa ini perlu dipertanyakan? Karena kisah ini seringkali ditolak oleh para kritikus sebagai sebuah fakta melainkan hanya dongeng saja. Anggapan ini muncul sebagai akibat dari kisah ini hanya dicatat oleh Matius sedangkan Markus, Lukas dan Yohanes tidak mencatatnya. Juga karena kisah ini tidak tercatat dalam dokumen atau sejarah manapun.

Bahkan Flavius Josephus, sejarahwan Yahudi yang terkenal itu, pernah menulis panjang lebar tentang Herodes tetapi tidak sedikitpun menyinggung pembunuhan anak-anak di Betlehem ini. Tetapi tidak adanya catatan lain / sejarah tentang peristiwa ini tidak berarti bahwa peristiwa ini hanya dongeng. Matius tidak mungkin memasukkan sebuah dongeng atau cerita yang tidak benar di dalam Injilnya mengingat ia menulis Injilnya pada saat yang tidak terlalu jauh dari peristiwa itu sehingga seandainya itu sebuah dongeng / kisah yang tidak benar, dengan mudah dapat dibantah oleh orang-orang Betlehem yang masih hidup pada saat itu dan Injilnya akan cacat di mata mereka.

Juga bahwa Flavius Josephus tidak mencatat peristiwa ini mungkin karena kisah pembunuhan anak-anak di Betlehem ini tergolong kasus kecil sehingga tidak dianggap menarik untuk dicatat. Mengapa dianggap kasus kecil? Karena soal membunuh banyak orang bukan sesuatu yang tidak biasa bagi Herodes. Ingat bahwa Betlehem hanyalah kota kecil (luasnya kira-kira 50 km2). Bandingkan dengan kota Kupang yang luasnya sekitar 180 km2. Juga ada lagu Natal kita yang berkata : “Kota mungil Betlehem…”

-




Dan dari kata Yunani yang digunakan untuk anak-anak yang dibunuh dalam Mat 2:16 adalah kata Yunani yang menunjuk pada anak laki-laki. Jadi yang dibunuh Herodes hanyalah anak laki-laki sedangkan anak perempuan tidak.

Nah, jika yang dibunuh hanyalah anak laki-laki umur 2 tahun ke bawah maka sangat mungkin jumlah korban tidak mencapai 50 orang.


William Barclay – Betlehem bukanlah kota yang luas, dan jumlah anak-anak berumur 2 tahun ke bawah tidak akan melebihi 20-30 orang. Kita tidak perlu membayangkan jumlah yang sampai ratusan. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 58).

Sekarang coba pikirkan, apakah istimewanya membunuh anak-anak 20-30 orang dibandingkan dengan pembunuhan lain dalam skala dan jumlah yang lebih besar?

J.J.de Heer – Herodes sering mengamuk seperti seekor binatang buas, sampai beribu-ribu orang dimatikan sebelum ia naik takhta dan selama ia bertakhta di Israel. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 28).


Apakah istimewanya saya menulis sebuah buku kecil dibandingkan dengan 100-an buku yang sudah saya tulis? Ini tentu berbeda dengan pertama kali saya menulis buku. Apakah istimewanya saya menulis sebuah buku dengan jumlah halaman 40 sedangkan ada buku saya yang mencapai 1500 halaman? Apakah istimewanya dicium pacar saudara kalau saudara sudah biasa menerima ciuman dari dia dalam skala dan jumlah yang lebih banyak? Ini tentu berbeda dengan pertama kali mendapatkan ciuman.

Pulang rumah tidak bisa tidur, hangatnya masih terasa berhari-hari bahkan itu bisa dijadikan puisi / lagu sama seperti sebuah lagu pop tahun 90-an yang dinyanyikan Hetty Koes Endang : Apa sih enaknya, hati selalu tanya, berpacar-pacaran, berpasang-pasangan. Remaja sekarang, pikir masa depan, tiada waktu luang, begitu-gituan. Tapi minggu lalu, aku kecurian, di pipi kananku diberi kecupan. Sampai kini hangatnya masih kian membara, oh Tuhan kok jadi gini, aku yang kini terbayang-bayang si pencuri hatiku. Kuingin lagi bertemu dengan si pencuri hatiku, kok jadi gini. Apakah istimewanya naik pesawat kalau saudara sudah biasa ke sana bahkan tidak terhitung lagi berapa kali saudara ke sana?


William Barclay – Di tempat yang kecil seperti itu, pembunuhan 20-30 orang bayi hanya akan menyebabkan kegaduhan yang kecil saja, dan juga hanya berarti kecil kecuali bagi para ibu bayi tersebut. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 59).

Karena itu wajar kalau peristiwa ini tidak cukup menarik bagi Josephus untuk dimasukkan dalam bukunya. J.J.de Heer dalam bukunya mengutip kata-kata Stauffer :

E. Stauffer – Di antara semua pembunuhan yang diadakan oleh Herodes, tindakan ini seakan-akal hal kecil saja sehingga tidak disebut oleh Flavius Josephus. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 28).

Karena itu tidak adanya catatan lain tentang peristiwa ini tidak berarti bahwa kisah ini hanyalah sebuah dongeng. Kita boleh yakin bahwa peristiwa pembunuhan anak-anak di Betlehem dan sekitarnya oleh Herodes ini adalah sesuatu yang benar-benar terjadi.


d. Mungkinkah Herodes bisa bertindak sesadis / sekejam itu?
Pertanyaan yang juga sering ditanyakan adalah mungkinkah Herodes bisa sesadis / sekejam itu dengan membunuh anak-anak kecil di seluruh Betlehem yang tidak tahu apa-apa? Kita tidak usah heran kalau Herodes bisa melakukan kekejaman seperti ini pada anak-anak karena memang dia adalah orang yang sangat bengis.


William Barclay – Herodes ternyata mempunyai sikap dan sifat yang sangat keras. Ia adalah orang yang selalu curiga. Makin tua kecurigaannya itu makin besar, sehingga pada masa tuanya ia dianggap sebagai seorang yang suka membunuh. Jikalau ia mencurigai seseorang yang kira-kira akan menjadi lawannya serta membahayakan kedudukannya, maka orang tersebut akan segera dibunuhnya….. Herodes adalah seorang yang sangat terkenal karena jiwa dan semangat pembunuhannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 44, 57).


John Drane - Siapa saja yang menentang kebijaksanaan-kebijaksanaannya harus bersedia dibunuh secara kejam. Sama seperti penguasa lalim lainnya, ia tidak ragu-ragu membunuh keluarganya sekalipun....”. (Introducing New Testament; hal. 39).


Ingat, saya sudah pernah jelaskan panjang lebar tentang kekejaman Herodes ini baik dalam khotbah Natal maupun khotbah tentang Israel (Israel Part 27) di mana pada waktu naik takhta, ia membunuh 45 orang bangsawan Yahudi untuk mencegah terjadinya kudeta. Ia juga membunuh Aristobulus (adik iparnya) karena iri hati. Ia membunuh Mariamne (isterinya) dan pamannya sendiri dengan fitnah perselingkuhan karena mencium rencana balas dendam dari Mariamne atas kematian Aristobulus. Selanjutnya dia membunuh 45 orang dewan Sanhedrin karena tersinggung ketika ditegur. Ia lalu membunuh Alexandra (ibu mertuanya) karena mencium adanya rencana balas dendam atas kematian Mariamne dan Aristobulus.


Kakak iparnya juga dia bunuh lagi-lagi karena mencium adanya rencana balas dendam. Ia juga membunuh 2 orang anaknya sendiri yakni Aristobulus dan Alexander dengan cara mencekik mereka karena merasa tersaingi. Ia juga membunuh anaknya yang lain yakni Antipater karena kemarahan. Ketika hampir mati ia menyuruh memenjarakan sejumlah tokoh Yahudi dan meminta adik perempuannya untuk membunuh mereka semua ketika dia mati karena dia tidak mau orang-orang itu akan tertawa penuh kemenangan karena kematiannya.

Tapi perintah ini tidak dilaksanakan adik perempuannya. Dia juga meminta orang-orang untuk menangisi dia ketika dia mati dan memerintahkan adiknya supaya membunuh semua orang yang tidak menangis ketika dia mati. Tapi perintah ini pun tidak dilaksanakan adiknya.

Kekejaman Herodes ini sampai-sampai membuat Kaisar Agustus berkata : ”Lebih baik menjadi babinya Herodes daripada menjadi anaknya Herodes”. Untung menghargai orang Yahudi yang menganggap babi sebagai binatang haram, maka Herodes mengeluarkan aturan untuk tidak memotong / membunuh babi untuk dimakan. Tetapi anak-anaknya sendiri ia potong / bunuh. Jadi memang lebih baik jadi babinya Herodes daripada jadi anaknya. Nah, jikalau demikian sifat Herodes, apanya yang tidak mungkin untuk membunuh 20-30 orang anak di Betlehem dan sekitarnya?


Daniel J. Harington – ”...pembunuhan anak laki-laki tak bersalah berumur dua tahun ke bawah sesuai dengan kekejaman Herodes dalam upayanya mempertahankan takhtanya selama tahun-tahun terakhir pemerintahannya...” (The Collegeville Bible Commentary, hal. 37).


Esra Alfred Soru - Ada banyak ahli dan sejarahwan yang meragukan kebenaran catatan ini karena tidak ada catatan sejarah sama sekali tentang pembunuhan anak-anak di Betlehem ini namun melihat karakter Herodes yang tidak segan untuk membunuh anak kandung sendiri demi keamanan takhtanya, cerita pembunuhan anak-anak Betlehem ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sederhananya adalah, kalau anaknya sendiri dia berani bunuh, apalagi anak orang lain? (Israel : Dulu, Kini dan Nanti – Buku 3, hal.56).

Demikianlah 4 hal seputar kisah pembunuhan di Betlehem dan pengungsian keluarga kudus ke Mesir.

Tindakan Herodes yang kejam ini jelas membawa penderitaan bagi banyak orang yakni ibu-ibu dari bayi-bayi yang dibunuh (ayat 17-18). Demikian juga dengan Yusuf, Maria dan Yesus di mana mereka harus mengungsi ke Mesir dan hidup di negeri asing / kafir. Tetapi semuanya berjalan sesuai dengan nubuatan Firman Tuhan. Terlepas dari semua hal itu, khotbah pagi ini hanya akan menyoroti 1 tokoh yang menurut saya menjadi pemeran utama dalam kisah ini seandainya ini dijadikan Sinetron. Dan tokoh ini adalah Yusuf.

************

Menarik sekali untuk memperhatikan tokoh Yusuf ini dalam kisah-kisah Natal. Para penulis Injil
tidak sekalipun mencatat perkataan / omongan yang keluar dari mulut Yusuf, tetapi tindakan-tindakannya luar biasa. Hal yang paling menonjol dari Yusuf ini adalah ketaatannya kepada Tuhan. Berulang-ulang kita melihat bahwa ia taat pada perintah Tuhan.


Ketika ia disuruh untuk mengambil Maria sebagai isterinya, ia taat.


Mat 1:20,24 – (20) “….malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.


Bayangkan apakah saudara mau disuruh mengawini pacar saudara yang tahu-tahu hamil padahal bukan saudara yang menghamilinya? Tentu ia bisa menolaknya.


Ketika ia disuruh memberi nama Yesus kepada anak yang akan dilahirkan itu, ia taat.


Mat 1:21,25 – (21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (25) …. Dan Yusuf menamakan Dia Yesus


Bayangkan kalau dia memberi nama anak itu Ronaldo, kacaulah semuanya. Atau kalau dia mengikuti kebiasaan kita yang memberi nama pada anak sesuai dengan tempat di mana anak itu lahir. Ada anak yang lahir di atas kapal Dobon Solo lalu akhirnya oleh orang tuanya diberi nama Marco Dobon Solo Ndaumanu. Maka dia bisa beri nama anak itu “Palungan”. Maka kacaulah dunia.


Dalam teks kita, ketika dia disuruh mengungsikan Yesus dan Maria ke Mesir, ia taat.


Mat 2:13-14 – (13) “…nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir …. karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.


Bayangkan seandainya dia tidak taat, tamatlah riwayat Yesus.


Juga dia disuruh tinggal di Mesir sampai datang Firman Tuhan selanjutnya, dan dia taat.


Mat 2:13-23 – (13) “…nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, (15) dan tinggal di sana hingga Herodes mati….


Bayangkan kalau dia ingin cepat-cepat pulang ke Israel sebelum Herodes mati, mereka bias terbunuh.

Matthew Henry – Allah telah mengutus Yusuf ke Mesir, dan disalah ia tinggal sampai Dia yang membawanya ke sana memerintahkan untuk kembali. Perhatikanlah, ke mana saja kita bergerak, akan baik jadinya kalau kita mengetahui jalan kita dengan pasti, di mana Allah berjalan di depan kita; kita tidak boleh berganti arah tanpa diperintah. (Injil Matius 1-14, hal. 52).


Kata-kata Henry yang terakhir ini sepertinya perlu direnungkan oleh para pendeta yang mau jadi politikus / Caleg.


Ketika Herodes sudah mati, ia diperintahkan Tuhan untuk kembali ke tanah Israel, dan ia taat.


Mat 2:19-21 - (19) Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.



Dia bisa saja tidak taat dengan alasan perjalanan yang sukar karena kematian Herodes terjadi pada musim dingin. Atau karena sudah nyaman di Mesir. Bandingkan dengan banyak orang Yehuda yang tidak mau ikut pulang ke tanah Israel dari pembuangan di Babel karena hidup mereka sudah nyaman / mapan di Babel.


Ketika dicegah untuk kembali ke Betlehem, dan harus ke Galilea, ia pun taat.


Mat 2:22 - Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.
 


Jadi Yusuf memang sangat menonjol dalam ketaatannya kepada Tuhan / Firman Tuhan. Kita sering berkata tentang orang yang banyak omong tetapi tidak ada pelaksanaan dengan sebutan “NATO” (No Action Talk Only) tetapi bagi Yusuf dengan tepat dikatakan “NTAO” (No Talk Action Only). Ia jelas mengalami penderitaan / persoalan karena kekejaman Herodes. Sekalipun demikian, penderitaannya / persoalannya tidak menjadi alasan bagi dia untuk tidak taat pada Tuhan. Renungkan ini, apakah saudara tetap taat kepada Tuhan ketika berada dalam penderitaan? Apakah saudara tetap taat pada Tuhan ketika berada dalam persoalan yang berat?


Ada banyak orang hanya taat pada Tuhan ketika mereka dalam keadaan yang baik-baik saja, tetapi ketika ada penderitaan / persoalan, mereka menjadi tidak taat kepada Tuhan. Ketika ada
persoalan orang lalu berhenti melayani, ketika galau orang lalu mencari pelampiasan pada hal-
hal yang berdosa, ketika sakit lebih banyak mengeluh daripada bersyukur, ketika banyak hutang, persepuluhan menjadi macet. ketika konflik, tidak mau mengampuni, dsb. Kita harus belajar dan meneladani ketaatan Yusuf di sini yang saya anggap sebagai ketaatan yang sejati.
Lalu ketaatan macam apakah yang ditunjukkan Yusuf di sini?



I. YUSUF TAAT SECARA LANGSUNG / SEGERA.
Ketaatan secara langsung / segera ini memang ciri khas Yusuf.

Dalam kasus ia diperintahkan untuk mengambil Maria sebagai isteri, ia taat secara langsung.

Mat 1:20,24 – (20) “….malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.


Dalam kasus ia diperintahkan untuk mengungsi ke Mesir, ia taat secara langsung.

Mat 2:13-14 – (13) “…nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir …. Karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (14) Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.


Dalam kasus ketika ia diperintahkan untuk kembali ke tanah Israel, ia taat secara langsung.

Mat 2:20-21 - (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Jadi jelas bahwa di dalam ketaatannya, Yusuf tidak menunda-nunda. Tentang Mat 2:13-14, Henry memberikan komentar :

Matthew Henry – Ia tidak merasa keberatan atau sengaja menunda-nunda waktu. Segera setelah menerima perintah itu, Yusuf pun bangun dan berangkat malam itu juga, yakni pada malam yang sama ketika ia mendapat perintah itu. Perhatikanlah, mereka yang mau memastikan ketaatan mereka haruslah segera mengerjakannya. (Injil Matius 1-14, hal. 42). Bandingkan dengan Abraham. Ketika Tuhan menyuruh dia untuk menyuruh Hagar dan Ismail meninggalkan rumahnya, ia taat dengan segera.



Kej 21:14 - Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi….”


Ketika Tuhan meminta dia mengorbankan Ishak di gunung Moria, ia taat dengan segera.


Kej 22:3 – Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu,…


Ya! Ketaatan barulah disebut ketaatan kalau tidak ada penundaan. Begitu ada penundaan, itu sudah merupakan ketidaktaatan. Apakah dapat disebut taat apabila saudara meminta segelas kopi kepada pembantu saudara di pagi hari dan dia baru mengantarnya di sore hari? Tidak! Itu adalah ketidaktaatan! Karena itu jangan menunda untuk mentaati Firman Tuhan! Ingat, penundaan adalah ketidaktaatan! Berapa banyak di antara kita yang ketika mendengar Firman Tuhan menjadi bersemangat dan ingin taat tetapi lalu menunda-nunda ketaatan itu?


Menunda untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, menunda untuk bertobat dari dosa-dosa (merokok, judi, minum mabuk, dll), menunda untuk melayani Tuhan, menunda untuk memberi persembahan, dll. Apakah saudara juga mempunyai kebiasaan seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati Tuhan, tetapi menjadi marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya! Ingat juga bahwa setan selalu bisa memberikan alasan yang kuat dan logis supaya saudara menunda ketaatan saudara! Misalnya dalam hal melayani Tuhan. Pada masa pemuda / remaja, setan mengusulkan supaya saudara menunda pelayanan dengan alasan bahwa ini adalah masa muda yang indah, masa pacaran, masa belajar dsb.


Pada waktu saudara sudah dewasa dan bekerja, setan memberikan begitu banyak kesibukan sehingga saudara menunda lagi. Pada saat sudah tua, kesehatan saudara tidak memungkinkan untuk melayani Tuhan. Jadi akhirnya, dari penundaan datang pembatalan!

Karena itu janganlah suka menunda-nunda ketaatan saudara kepada Tuhan. Teladanilah Yusuf di dalam ketaatannya yang langsung / segera ini.



II. YUSUF TAAT SECARA TERUS MENERUS / TEKUN.
Yusuf bukan hanya taat secara langsung / segera tetapi ia juga taat secara terus menerus. Dalam 6 kasus yang sudah saya sebutkan di atas, ia terus menunjukkan ketaatannya dari satu kasus ke kasus yang lain. Dengan kata lain, dalam ketaatannya Yusuf bertekun. Atau ia bertekun dalam ketaatannya. Dan memang ketaatan yang sejati harus disertai ketekunan.

Tanpa ketekunan, ketaatan menjadi sia-sia. Tak akan ada gunanya diet 1 hari dan makan “harbabiruk” (sembarangan) selama 1 minggu, lalu diet lagi, lalu “harbabiruk” 2 minggu, dst.


Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini karena diutus Bapa-Nya untuk menebus dosa manusia dan Dia taat akan hal itu. Dia taat pada semua perintah Bapa hingga Ia memikul salib-Nya menuju Golgota. Tetapi pikirkan apa jadinya seandainya Yesus tidak tekun menderita dan memikul salib-Nya? Dalam artian Ia stop / menyerah di tengah jalan? Pasti kita semua akan tetap masuk neraka bukan? Tetapi Yesus bukan hanya taat, tetapi Ia taat dengan tekun.



Ibr 12:2-3 – (2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,… yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, … (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.


Ketekunan Yesus ini harus menjadi dasar ketekunan kita.


Ibr 12:1 - Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.



Di PL kita juga melihat ketaatan Yusuf pada Tuhan ketika digoda oleh isteri Potifar dengan menolak ajakan berzinahnya. (Kej 39:7-9). Tetapi perlu diingat bahwa isteri Potifar tidak hanya sekali menggoda Yusuf tetapi tekun menggodanya. Tetapi kita dapat melihat bahwa Yusuf juga tekun menolak, tekun taat pada Firman Tuhan.



Kej 39:10 - Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

FAYH - Tetapi dari hari ke hari perempuan itu terus-menerus merayu dia, walaupun Yusuf menolak dan sedapat mungkin menjauhkan diri daripadanya.


Jadi memang ketaatan yang sejati harus disertai ketekunan.

Kita harus membaca, mempelajari dan mengajar Firman Tuhan, tetapi dengan tekun.


1 Tim 4:13 - Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

Kis 2:42 - Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.


Tekunkah saudara dalam belajar? Tekunkah saudara dalam datang ke Pemahaman Alkitab di gereja saudara? Tekunkah saudara dalam membaca Alkitab / bersaat teduh?


Kita harus bersekutu / beribadah dengan saudara seiman, tetapi dengan tekun.


Kis 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati



Tekunkah saudara dalam berbakti? Atau hanya tekun setiap hari Natal saja?

Kita harus berdoa, tetapi dengan tekun.


Rom 12:12 - Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!


Tekunkah saudara dalam berdoa? Ingat bahwa Alkitab mengilustrasikan doa dengan mengetuk. (Mat 7:7). Apakah jika saudara bertamu ke rumah orang hanya mengetuk pintu 1 kali dan langsung pulang? Tentu tidak! Mengetuk pintu dibutuhkan ketekunan sampai pintu dibukakan.


Kita harus berbuat baik, tetapi dengan tekun.


Rom 2:6-7 – (6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan


Tekunkah saudara dalam berbuat baik?


Kita harus melayani / melakukan pekerjaan Tuhan dengan tekun.


Wah 2:2 - Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu….(19) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.


Tekunkah saudara dalam pelayanan? Apakah kegagalan dalam pelayanan atau masalah dalam pelayanan membuat saudara lalu berhenti dalam melayani?


Kita harus menolak dosa, tetapi dengan tekun. (Ingat Yusuf di PL yang sudah saya jelaskan di atas).

Tidak ada artinya kalau saudara berhenti merokok 3 hari dan selanjutnya terus merokok bukan? Tidak ada artinya kalau saudara berhenti mabuk-mabukan 1 minggu dan selanjutnya terus mabuk bukan? Tidak ada artinya kalau saudara berhenti berjudi 4 hari dan selanjutnya kembali berjudi bukan?

Dll.


Ketekunanlah yang menyebabkan ketaatan kita, perjuangan kita, pelayanan kita, iman kita menjadi berhasil.


Luk 8:15 - Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Ibr 10:36 - Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.



Ya, belajarlah dari Yusuf yang bukan saja taat, tetapi taat secara tekun.



III. YUSUF TAAT TANPA MENGABAIKAN PERANAN AKAL BUDINYA.
Dalam Ayat 20-21 ada perintah dari Tuhan untuk kembali ke tanah Israel karena Herodes telah mati (ayat 20) dan Yusuf pun taat (ayat 21).

Mat 2:20-21 – (20) "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." (21) Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.

Tetapi sekalipun Herodes sudah mati, ternyata Arkhelaus anaknya menjadi raja di atas Yudea.

Mat 2:22 – “…didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya,….

Perlu diketahui bahwa pada tahun 4 SM ketika Herodes merasa ajalnya hampir tiba, ia tidak mau anak yang akan menggantikannya mempunyai kekuasaan yang sama besar dengan dia. Karena itu ia lalu membagi seluruh wilayah kekuasaannya kepada 3 orang anaknya yakni Arkhelaus, Antipas dan Filipus II.

-


Wilayah Yudea, Samaria dan Idumea diberikan kepada Arkhelaus (Mat 2:22).
Wilayah Galilea dan Perea diberikan kepada Antipas.

Herodes Antipas inilah yang membunuh Yohanes Pembaptis. (Mat 14:3-4) dan mengadili Yesus bersama dengan Pilatus (Luk 23:8-11).

Wilayah sebelah timur laut diberikan kepada Filipus II.c
Filipus II ini yang disinggung dalam Luk 3:1 bersama dengan Antipas saudaranya.


Luk 3:1 - Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes (Antipas) raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis ....



Dari 3 anak Herodes ini yang baik adalah Filipus II. Karena itu rakyat Yahudi senang padanya sehingga ia lalu memerintah selama 37 tahun. Antipas tidak disenangi karena ia merebut Herodias, isteri dari saudaranya sendiri yakni Filipus I (bukan Filipus II). Juga karena ia membunuh Yohanes Pembaptis. Sedangkan Arkhelaus adalah yang paling jahat. Ia bahkan lebih jahat daripada ayahnya Herodes Agung.


William Barclay – Ia memulai pemerintahannya dengan usaha menyingkirkan semua orang yang setia kepada ayahnya, Herodes yang Agung. Usaha ini dilakukannya dengan membunuh 3000 orang yang sangat berpengaruh di dalam wilayahnya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 61).


Dia pernah 2 kali memecat imam besar dan ini membuat orang Yahudi sangat marah kepadanya. Orang Yahudi melaporkan dia ke kaisar Romawi sehingga akhirnya dia dipecat dan diasingkan ke Perancis. Dia memerintah hanya 10 tahun yakni tahun 4 SM – 6 M.


Nah, wilayah Betlehem masuk pada wilayah Yudea di bawah kekuasaan Arkhelaus yang adalah raja yang paling jahat daripada 3 anak Herodes, bahkan lebih jahat daripada Herodes. Kalau Tuhan memerintahkan Yusuf untuk kebali ke tanah Israel, dan kelihatannya Yusuf berpikir untuk kembali ke Betlehem tempat Yesus dilahirkan, maka wajar kalau ia menjadi takut pada Arkhelaus.


Mat 2:22 - Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana….”

Perhatikan bahwa pada titik ini Tuhan tidak memberitahukan kepada Yusuf tentang situasi
politik di Israel dan bahwa Betlehem ada di bahWa kekuasaan Arkhelaus yang kejam. Tetapi setelah Yusuf mendengar hal itu, ia lalu takut pergi ke Betlehem dan pada akhirnya diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke Nazaret yang ada di bawah kekuasaan Antipas yang relatif lebih baik daripada Arkhelaus.


Mat 2:22-23 – (22) ”…Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. (23) Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret….”

Yang menjadi sorotan saya di sini adalah bahwa dalam ketaatannya kepada Tuhan, Yusuf tetap memakai akan sehatnya. Ia tahu bahwa pulang ke Betlehem yang berada di bawah kekuasaan Arkhelaus yang kejam itu sama dengan bunuh diri. Karena itu ia tidak mau ke sana. Jadi akal sehatnya mengatakan bahwa kalau ada bahaya harus menghindar.


Matthew Henry – Yusuf bisa saja menyangka bahwa mengingat Yesus dilahirkan di Betlehem, ia juga harus dibesarkan di sana. Akan tetapi, ia cukup bijaksana sehingga mengkuatirkan keselamatan Anak itu, sebab didengarnya bahwa Arkhelaus menjadi raja menggantikan Herodes. (Injil Matius 1-14, hal. 53-54).


Di sinilah kita melihat ketaatan Yusuf kepada Tuhan tidak membuat dia mengabaikan peranan akal budinya / akal sehatnya. Akalnya tetap dipakai untuk membuat pertimbangan-pertimbangan yang logis yang sesuai dengan Firman Tuhan. Dia melihat ada bahaya dan dia menghindarinya. Ini masuk akal dan sesuai Firman Tuhan.


Ams 22:3 - Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.

Mat 10:23 - Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.



Kita memang tidak boleh menyandarkan diri pada pertimbangan logika kita sendiri karena adakalanya Tuhan memerintahkan sesuatu yang tidak masuk di akal kita bahkan di atas akal kita seperti misalnya pada waktu Ia menyuruh Petrus untuk berjalan di atas air (Mat 14:28- 29). Tetapi secara umum perintah Tuhan tidak bertentangan dengan akal budi kita yang tentunya adalah akal budi diterangi oleh Firman Tuhan. Ada banyak orang mengklaim mendapatkan perintah Tuhan tetapi selain tidak masuk di akal, juga tidak cocok dengan Firman Tuhan.


Pada tahun 1978 dunia digegerkan dengan kasus sekte sesat pimpinan Jim Jones yang bernama ‘People’s Temple’.





Dalam salah satu khotbahnya kepada para pengikutnya, Jim Jones mengaku mendapatkan perintah dari Tuhan dan ia lalu berseru : "Kehidupan kita tidak di sini. Dunia hanya tempat setan dan orang-orang yang munafik. Kita adalah anak-anak Tuhan dan warga planet (planetary citizen) yang akan segera kembali untuk kemudian turun lagi ke bumi sebagai 'pasukan pilihan' untuk menyelamatkan manusia." Selepas pidato, Jim Jones mengajak seluruh pengikutnya untuk melakukan bunuh diri dengan minum racun sianida sehingga 638 orang dewasa dan 276 anak-anak mati seketika. Total korbannya adalah 914 orang. Menurut saksi, ada juga yang mati karena menembak diri atau ditembak temannya. Inilah foto korban-korban sekte sesat ini :

-


Pengalaman sekte “People’s Temple” menjadi contoh orang-orang yang mau taat apa yang mereka yakini sebagai perintah Tuhan tanpa memakai akal budi mereka dan mengecek dengan Alkitab. Kiranya kita berhati-hati dan selalu mempergunakan akal sehat kita yang diterangi dengan Firman Tuhan agar tidak terseret pada aliran-aliran yang aneh seperti ini.


Perhatikan ayat ini :
Mat 2:22 – Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.

Kata-kata “setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana” adalah pertimbangan logika Yusuf dan kata-kata “dinasihati dalam mimpi” adalah Firman Tuhan. Kedua hal ini ada bersama-sama dan Yusuf mengambil sikap pergi ke Galilea. Karena itu jangan mentaati Firman Tuhan tanpa berpikir dan jangan membuat pertimbangan sendiri tanpa Firman Tuhan. Keduanya harus berjalan bersamaan.

Luk 24:45 - Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

- AMIN -

No comments:

Post a Comment