Pages

30 November 2013

Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan Bukti Dan Implikasi-Implikasinya -5

Oleh :Prof. John Gruzelier



Catatan Editor: Pada semua aspek, editor  tidak menyetujui Hypnosis. Artikel ini bernilai sebagai referensi akademis dan kritis terhadap bahaya-bahayanya, sehingga selain bernilai informatif diharapkan dapat mengedukasi pembaca.


Ini adalah artikel pertama dari rangkaian utama topik ini yang terdiri 3 artikel yang telah dipilih untuk memberikan wawasan yang memadai. Dua artikel lainnya  yang kelak akan disajikan merupakan penjelasan:
JOHN F. KIHLSTROM Department of Psychology, University of California, Berkeley, dan  Tim Bayne - University of Oxford




Efek-Efek Bahaya Hypnosis : Sebuah Tinjauan  Bukti Dan Implikasi-Implikasinya

Credit: abcnews


Bacalah  lebih dulu bagian4
Natur Efek-Efek yang Tak Dikehendaki Dipertimbangkan Kembali


Ketika spektrum penuh aplikasi-aplikasi hipnosis ditinjau kembali dengan mencakup bidang-bidang eksperimental, klinik dan entertainment , adalah jelas bahwa ada sebuah akumulasi yang bertumbuh pada bukti  reaksi-reaksi yang tak dikehendaki pada hipnosis memang terjadi dan  sangat  memiliki kesamaan.Walaupun efek-efek yang paling tidak dikehendaki adalah minor dan berlangsung tidak lama,hampir semua  efek-efek yang paling tidak dikehendaki adalah minor dan tidak berlangsung lama, beberapa diantaranya memberikan  akibat serius yang   perlu diperhatikan. Ini terutama kasus dimana para partisipan memiliki kerawanan-kerawanan  yang bersifat psikopatologi dan neurofisiologi, dan dimana praktek-praktek hipnosis tidak memungkinkan penyaringan yang memadai pada kerawanan-kerawanan,maupun  sebuah respon yang memadai oleh praktisi jikalau reaksi-reaksi tak dikehendaki terjadi. Tinjauan juga  telah menyingkapkan bahwa jumlah riset pada topik ini sangat kecil, yang mana, mengingat   keseriusan reaksi-reaksi yang  tidak sering terjadi ini, komunitas sains memiliki sebuah tanggungjawab untuk  mengatasinya.


Harus dicamkan  dalam benak secara kokoh bahwa hampir semua subyek telah melaporkan efek-efek positif hipnosis. Tidak akan ada bidang-bidang : hipnosis klinik  atau  hipnosis untuk entertainmen jika ini tidak terjadi. Dalam konteks eksperimental, 2 studi telah medokumenstasikan ini, menunjukan bahwa 62% dan 56,6% partisipan telah melaporkan pengalaman menyenangkan dua hari kemudian (Hilgard,1974; Page dan Handley,1993). Dalam studi kedua, dinilai telah   merilekskan dan menyegarkan  telah direkam sebagai efek-efek setelah hipnosis pada 31,9% subyek-subyek, meningkat menjadi 86,2% ketika induksi hipnotik dimasukan (Page dan Handley, 1993). Pada mahasiswa-mahasiswa, hipnosis telah memberikan nilai-nilai kesenangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan serangkaian aktivitas-aktivitas kampus lainnya ( Coe dan Ryken, 1979).  Crawford dkk (1982), saat mewawancarai 22 mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam hipnosis panggung, hanya menemukan satu yang diukur sebagai sepenuhnya negatif.  Hampir semua orang  yang telah melaporkan konsekuensi-konsekuensi yang tak dikehendaki dalam studi-studi eksperimental telah menilai pengalaman tersebut sebagai sepenuhnya menjadi positif.

Walau demikian, reaksi-reaksi tidak dikehendaki memang terjadi dan  hanya  dengan mengeksaminasi natur reaksi-rekasi tersebut dan  penyebab-penyebab hal itu terjadi dapat diterapkan langkah-langkah pengamanan yang semestinya untuk mengeleminasi atau semaksimal mungkin mengurangi kemungkinan-kemungkinannya. Bahkan dalam latar laboratorium yang  tidak membahayakan, dimana induksi-induksi hipnotik pada umumnya  terdiri atas  skala-skala Stanford dan Harvard, yang memasukan langkah-langkah pengamanan untuk meminimalisasi reaksi-reaksi buruk, reaksi-reaksi yang tak diinginkan telah dilaporkan hingga satu setengah dari subyek-subyek. Ini adalah sebuah insiden yang tinggi dan  layak akan pertimbangan yang  lebih lagi dibandingkan  dengan yang telah diberikan dalam waktu-waktu belakangan ini.



Dalam latar laboratorium, efek-efek lanjutan negatif  mungkin dapat dipandang sebagai tidak lebih daripada sebuah  gangguan remeh pada hamptr semua partisipan, dan mungkin  menjadi konsekuensi praktis yang kecil, hanya berperan sebagai sebuah penggentar dalam berpartisipasi dalam sebuah  ekperimen hipnosis laboratorium kembali.


Reaksi-reaksi yang tak dikehendaki dalam laboratorium telah terjadi dalam waktu-waktu yang berbeda dan  tidak ada dasar-dasar untuk  mempercayai bahwa hal-hal tersebut mengakibatkan  kondisi-kondisi buruk lanjutan yang  terus berlangsung, walaupun  kejadian-kejadian langka adalah mungkin terjadi. Akan tetapi, sebagaimana dalam sebuah sebuah konteks ekperimental, sebuah sakit kepala mungkin hanya sebuah ketaknyamanan sepintas lalu, dalam sebuah konteks kesehatan, sebuah sakit kepala yang dipicu oleh hipnosis mungkin cukup untuk menyingkirkan praktek hipnosis diri sendiri di rumah, katakanlah untuk  tujuan  meningkatkan sistem imun oleh seorang  siswa sebelum ujian atau  seorang pasien dengan gangguan virus ( Gruzelier, Clow, Evans, Lazar, dan Walker, 1997; Fox, Henderson, Barton, Champion, Rollins, Catalan, McCormack dan Gruzelier, 1999). 



Pemikiran yang lebih serius adalah kejadian-kejadian  tragis patologi yang muncul dari tujuan-tujuan yang  lebih tidak berguna seperti sebagai hiburan. Serangkaian isu-isu berikut ini,  paling penting diantaranya  adalah pertanyaan bagaimana  mencegah efek-efek tak dikehendaki  dan  apa yang  hendak diberitahukan oleh efek-efek tak dikehendaki itu mengenai natur hypnosis. Andaikan kita memiliki sebuah pemahaman yang lebih baik akan proses-proses yang terlibat maka kita akan menjadi lebih baik diperlengkapi untuk mengeliminasinya.

Proses-Proses Secara  Psikologis dan Fisiologis


Natur efek-efek buruk dan mungkin bersifat  psikologis dan fisiologis. Dalam laboratorium, reaksi-reaksi bersifat psikologis mencakup  perubahan-perubahan karakter dalam kesadaran seperti perasaan mengantuk dan   perasaan linglung, dan pengalaman-pengalaman kognitif seperti amnesia, bingung, distorsi skema tubuh , dan abreaksi (-sebuah reaksi autonomic, tidak disadari dimana seseorang sedang merespon pada sebuah stimulus yang  mengingatkannya pada sebuah situasi yang telah dialami sebelumnya,   apa ini?  Baca ini) pada  peristiwa-peristiwa hidup  tak menyenangkan  yang  memorinya dibangkitkan oleh  konten dan prosedur-prosedur induksi hipnotik.

Reaksi-reaksi bersifat psikologis terdiri dari  tanda-tanda somatic (apa ini? Baca ini )dan autonomic (apa ini? Baca ini )seperti sakit kepala, mual, jantung berdebar-debar dan kekakuan. Ada satu  orang yang melaporkan sebuah konsekuensi serius, sebuah kejang. Disamping insiden istimewa ini, hipnosis klinik dan hipnosis untuk entertainmen telah bertanggungjawab atas  kondisi-kondisi yang  lebih berat, termasuk sakit kepala kronis dan depresi, reaksi-reaksi kecemasan yang parah, kejang dan keadaan nyaris kehilangan kesadaran, bangkitnya memori-memori trauma  lama,  berulangnya peristiwa-peristiwa disosiatif yang bersifat spontan, dan memicu penyakit-penyakit psikiatrik atau  menghasilkan dekompensasi (gagal untuk menghasilkan mekanisme-mekanisme penanggulangan yang efektif merespon stress, berakibat gangguan personalitas), dengan  penyakit mulai dari reaksi-reaksi kecemasan hingga psikosis.




Corak-corak psikodinamik
yang berulang terjadi meliputi mimpi-mimpi regresif melalui asosiasi dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya; motivasi yang berkonflik; seperti dalam sebuah hasrat kuat untuk mengalami hipnosis namun antipati terhadap figur-figur otoritas yang direpresentasikan oleh penghinotis (Page dan Handley. 1990); dan asosiasi-asosiasi antar sebuah  peristiwa masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan  dan sebuah ciri utama induksi yang dihasilkan terutama dalam  efek-efek berpotensi jika peristiwa terdahalu merupakan peristiwa  traumatis, dan sebuah reaksi buruk umumnya  muncul melalui instruksi-instruksi regresi usia ( Hilgard dkk, 1961; Kleinhauz, Dreyfuxx, Beran, Goldberg dan Azikri,1979; Crawford dkk, 1982; Page dan Handley, 1993; Barber, 1995).


Faktanya, regresi usia telah digambarkan sebagai ‘secara potensi merupakan  fenomena hipnosis paling beresiko’ dikarenakan ‘ meregresikan seorang subyek ke sebuah pengalaman traumatik’ (Weitzenhoffer,1957). Karena alasan ini, ketika merujuk  pada regresi usia, skala Standford  of Hypnotic Susceptibility membawa partisipan kembali ke ‘sebuah hari yang baik,’ bukan hari yang lain, dan ke sebuah situasi spesifik yang aman ‘duduk didalam kelas menulis dan menggambar  pada kertas-kertas, bukan situasi lainnya. Akan tetapi, bahkan ini bukan langkah-langkah pengamanan mencegah sejumlah partisipan mengalami pengalaman-pengalaman tak menyenangkan di masa sebelumnya.


Ini telah diungkapkan oleh pengalaman pertamaku dengan hipnosis ( Gruzelier, Brow, Perry, Rhonder dan  Thomas. 1984; Gruezelier dan Brow, 1985) ketika saya melakukan penyaringan subyek-subyek untuk hipnotic susceptibility dan  2 partisipan harus dikeluarkan karena mengalami  abreaksi (ekspresi dan konsekuensi lepasnya emosi sebelumnya yang dipendam, terjadi melalui mengenang pengalaman yang menyebabkannya—khususnya melalui hypnosis ) yang  sangat menekan jiwa dalam merespon regresi usia. Walaupun reaksi-reaksi ini segera ditanggulangi, dari  titik ini saya telah memutuskan , saya tidak dapat memasukan item regresi usia dalam studi-studi ekperimentalku.


Terkenang terkait dengan   kejadian-kejadian kehidupan sebelumnya tidak harus kognitif, tetapi dapat meluas hingga  peristiwa-peristiwa  bersifat somatis    dan psikologis atau kombinasi keduanya. Dapat dibayangkan, selagi asosiasi-asosiasi berakumulasi, pontesi untuk  terjadinya abreaksi  dapat meningkat. Ini telah diperlihatkan  dengan  analisa tajam Hilgard dkk (1961) yang mengungkapkan inter alia atau antara lain pengalaman-pengalaman negatif  di masa kanak-kanak dengan operasi-operasi yang  melibatkan reduksi kesadaran dengan anastesi kimia ( lihat juga Orne,1965; Page dan Handley.1993).



Kedua pengalaman telah melibatkan hitungan mundur dan perubahan-perubahan dalam kewaspadaan/keawasan (araousal- apa ini? Baca ini ) dan kesadaran. Perubahan dalam kewaspadaan dapat melibatkan rileksasi atau sebuah  pengubahan /modifikasi  kesadaran yang lebih kompleks,  atau mungkin hanya ada ekspetasi bahwa sebuah  pengubahan kesadaran akan berlangsung. Asosiasi-asosiasi antara kecemasan  atau  reaksi-reaksi takut dan pergeseran-pergeseran dalam ritme otak dan pergeseran-pergeseran  asosiasi-asosiasi dalam  reorganisasinya yang bersifat topografi dapat menjelaskan laporan-laporan  terjadinya dan pemulihan kejang dan kehilangankesadaran/pingsan ( Hilgard dkk,1961; Kleinhauz dan Beran, 1981).


Perubahan-perubahan dalam  hal  kewaspadaan (arousal) berangkali menjadi sekunder terhadap instruksi-instruksi  hipnosis serta  juga primer. Pengaruh-pengaruh sekunder diindikasikan  karena sejumlah perubahan-perubahan dalam kewaspadaan/keawasan dialami  oleh mereka  dengan susceptibility rendah  serta juga yang tinggi ( William dan Gruzeilier,2000). Adalah laporan Hilgard dkk (1961) yang sangat mempengaruhi perkembangan-perkembangan selanjutnya yang pertama-tama telah menarik perhatian terhadap fakta bahwa dalam latar eksperimental, efek-efek buruk tidak hanya terjadi pada siswa-siswa dengan susceptibility tinggi ( memiliki kerentanan yang tinggi untuk mudah dipengaruhi-sehingga mudah untuk dihipnosis).



Sepuluh dari 17 mahasiswa-mahasiswa  yang telah terpengaruhi mengalami level-level susceptibility dari medium hingga rendah. Keragaman faktor-faktor kontekstual mungkin menjadi sama pentingnya pada yang  rendah seperti pada mereka dengan susceptibility tinggi. Para mahasiswa dengan susceptibility rendah dapat mengalami kecemasan terkait  ekspektasi-ekspektasi terkait dengan  kemungkinan konsekuensi hipnosis, atau, bergantung pada lingkungan-lingkungan, yang  mungkin mengalami  alterasi atau sesuatu yang mengubah  kewaspadaan melalui rileksasi.


Pengaruh-pengaruh lainnya  mungkin terjadi terutama  mengacu bahwa beberapa perubahan dalam neurofisiologi (terkait funsi syarat pusat dan peripheral—apa ini? Baca ini )telah  melakukan pembedaan susceptibility tinggi dari yang rendah (Gruzelier, 1998; Williams dan Gruzelier,2000). Walau demikian,walaupun sebuah level susceptibility  rendah tidak  mencegah terjadinya reaksi-reaksi buruk ( Hilgard dkk,1961; Crawford dkk,1982), ada sebuah rentang bukti  reaksi-reaksi lebih valensi atau  daya tarik atau nilai  emosi yang  positif   dan negatif  telah diasosiasikan dengan  kemampuan yang tinggi untuk masuk kedalam keadaan hipnosis, sesuai dengan sebuah pengaruh utama. 



Sebagai contoh, reaksi-reaksi yang tak dikehendaki telah lebih sering  diasosiasikan dengan item-item atau perihal-perihal kognitif pada skala-skala susceptibility ( Coe dan Ryken, 1979), dengan skala-skala yang memiliki muatan lebih tinggi pada item-item kognitif yang memerlukan level-level susceptibility  yang lebih tinggi dibandingkan dengan item-item ideomotor ( Hilgard, 1974; Crawford dkk, 1982), dan didominasi keterlibatan personal pada hipnosis klinik dan panggung. Alterasi-alterasi atau hal yang menyebabkan perubahan  dalam proses kognisi (tindakan mental atau proses mendapatkan pengetahuan  dan pengertian melalui pikiran, pengalaman dan indera/akal sehat)  dengan hipnosis pada saat ini  ditunjang dengan bukti neurofisiologi dari elektrofisiologis (apa ini? Baca ini ), neurofisiologis ( apa ini? Baca ini) dan studi-studi pencitraan otak- brain imagining-  apa ini? Baca ini ( Crawford dan Gruzelier, 1992; Gruzelier dan Warren, 1993; Gruzelier, 1996b, 1998; Kaiser, Barker, Haenschel, Baldeweg dan Gruzelier,1997; Szechtman, Woody, Bowers dan Nahmias, 1998; Rainville, Hofbauer dan Paus, 1999; Halligan, Athwal, Oakley dan Farckowitz, 2000).

Kecukupan dehipnosis dan kecukupan penyingkiran sugesti-sugesti memiliki keterkaitan dengan efek-efek buruk. Walaupun   tak diragukan lagi inilah kasusnya,  prosedur-prosedur  dehipnosis konvensional tidak menghalangi reaksi-reaksi buruk. Respon-respon pada instruksi-instruksi selama hipnosis dan pembangkitan kenangan atas pengalaman-pengalaman yang dipicu oleh asosiasi-asosiasi dalam hipnosis dapat  mengalami penundaan selama beberapa hari setelah hipnosis, apakah mereka (instruksi-instruksi) telah merespon dalam hipnosi atau  disingkirkan pada kesudahannya atau tidak.


Berangkali yang paling serius dan sering dilaporkan  terkait dampak lanjutan yang tak diinginkan adalah psikosis  ( Heyer, 1931; Levine, 1942; Wolberg,1945, 1964; Brenman dan  Gill, 1947; Mayer, 1952; Rosen, 1953, 1960; Rosen dan Ericksen, 1954; Raginsky, 1956; King, 1957; Weitzenhoffer, 1957; Ellis, 1958; Meares, 1960; Tom,1960; Lomas,1961; Rosen dan Bartemeier,1961; Auerback,1962; Abrams, 1963; Levitt dan Herschman, 1963; Kleinhauz dan Beran, 1981, 1984; Kleinhauz dkk, 1984; Judd dkk, 1985).

Hipnosis klinik dan hipnosis  untuk hiburan telah memicu psikosis dalam kondisi-kondisi yang  sangat tertekan ( saat diatas panggung)  atau dalam keadaan tidak tertekan, dimana hipnosis telah diselenggarakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak berhubungan dengan faktor-faktor  psikodinamik seperti dalam  obstetri (kebidanan), dermatologi dan pain relief atau  pengendalian rasa sakit- [apa ini? Baca ini]. Dekompensasi (  gagal untuk  memunculkan mekanisme-mekanisme  penanggulangan psikologis yang efektif untuk merespon stres, berakibat gangguan kepribadian) telah diakibatkan dalam aplikasi-aplikasi  pada pasien psikotik, tetapi hipnosis telah memicu episode-episode  pertama psikosis, memasukan pasien-pasien   tanpa sejarah pernah memiliki/mengalami abnormalitas-abnormalitas kepribadian atau genetik. Isu-isu ini memiliki implikasi-implikasi bagi natur hipnosis dan pengamanan-pengamanan.  Sebab bukti ini  pada umumnya telah diabaikan dalam literatur kontemporer, hal ini akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam sejumlah detail.


Natur Hipnosis dan Skizoferenia : kesamaan-kesamaan dan kontras-kontras
Sebagaimana telah diindikasikan diatas, pengetahuan mengenai bahaya-bahaya memicukan skizoferenia dengan hipnosis dapat dikatakan  umum terjadi pada 1950-an dan 1960-an. Apa yang dapat menjadi informasi  yang benar-benar baru bagi pembaca, menimbang  langkanya keterkaitan skizoferenia dan hipnosis dalam psikiatri kontemporer, adalah bahwa sebelum  adanya perhatian-perhatian abad pertengahan, telah ada minat sains yang intensif dalam aplikasi-aplikasi hipnosis  pada skizoferenia, dan bahkan lebih mengejutkan lagi dalam keserupaan-keserupaan keduanya.


Sebagaimana  kerap merupakan natur penemuan sains, ada  sudut-sudut pandang yang menentang; pada satu sisi, psikosis dan hipnosis telah dipertimbangkan  bertentangan dan  pada satu sisi lainnya keduanya telah dipandang  memiliki ciri-ciri khas yang sama.

Faktanya, telah dilupakan bahwa tidak ada orang selain Ivan Pavlov (1941) yang  melangkah begitu jauh dalam   menimbang  skizoferenia menjadi sebuah kondisi kronik hipnosis.  Terlepas dari Pavlov, psikoanalis-psikoanalis juga telah menyimpulkan bahwa ada keserupaan-keserupaan skizoferenia dan hipnosis ( King, 1957; Bowers, 1961).



Mengacu pada  kontribusi-kontribusi  Ivan Pavlov ( siapa dia? Baca ini) pada psikologi yang luar biasa dan  terus bertahan dan pemahamannya pada hubungan-hubungan perilaku otak, sudut pandangnya   bernilai untuk dipertimbangkan. Dalam pemaparan berikut ini, konsep-konsep  yang masih menggaung kuat hingga masa kini ditulis dengan huruf miring.


Pandangan-pandangan  Pavlov telah didasarkan pada pengalaman ekstensif  dengan hipnosis eksperimentaldan neurosis eksperimental dengan anjing-anjing ( terkait ini, baca ini dalam )   pada saat bersamaan penemuan-penemuan pentingnya berpengaruh tentang prinsip-prinsip asosiasi-asosiasi yang dikondisikan, dan aplikasi-aplikasinya untuk psikiatri.  Dalam  Conditional Reflexes ( 1928,1941), Pavlov  pertama-tama mendeskripsikan  kemampuan disugesti melalui eksperimen-eksperimen dengan anjing sebagai ‘pada basisnya sebuah kesiapan  sel-sel kortikal  (apa ini? Baca ini )untuk  melewati  masuk dalam proses inhibitation’ (1928:378; penekanan telah ditambahkan).


Emosionalitas dalam histeria dan skizoferenia   telah dipandang sebagai melibatkan sebuah melemahnya intgritas dan kontrol kortikal atas pusat-pusat sub kortikal, terkait control memunculkan ‘sebuah  aliran dalam refleks-refleks terkondisikan dalam jumlah besar yang sangat rumit (agresif, pasif-defensif, dan fungsi-fungsi  lainnya pusat-pusat subkortikal) dengan melemahnya kontrol kortikal’ (1928:378).

Credit :mybrainshymponi

Bagi siswa-siswa skizoferenia, hal ini memiliki sebuah gema kuat dengan kekinian terkait skizoferenia. Pada basis pencitraan otak, bukti abnormalitas-abnormalitas focal (  apa ini? Baca ini )  dalam bentuk hypo- dan hyper metabolisme, teori-teori kotemporer popular telah mempostulasikan melalui    hypo-frontality (apa ini? Baca ini ), sebuah  kehilangan kendali menurun, kendali  top-down yang mengakibatkan aktivasi berlebihan  struktur-struktur  limbik  kortikal – apa ini? Baca ini-(Weinberger,1995). Oakley ( 1999) telah menyajikan sebuah model yang menyatukan  histeria konversi dan  hipnosis sekitar pengaruh-pengaruh sistem-sistem otak frontal pada  bagian Cingulate  dalam anatomi otak.

Pavlov meneruskan:


The basic mechanism of suggestibility is destruction of the normal unification of the activity of the whole cortex. Therefore, the inevitable conclusion is that it arises in the absence of the usual influences, coming from the other parts of the cortex. But if this is so, then schizophrenia is the highest manifestation of such a mechanism. How may we consider the extreme, general weakness of the cortex, its abnormal and pathological fragility? In our inhibitory, hysterical dogs, by applying the functional difficulties presented by our experiments, we can make completely isolated pathological points and foci in the cortex; in schizophrenia, in the same manner, under the influence of various experiences of life, acting on perhaps an already organically pathological condition, gradually and constantly there appear a larger and larger number of such weak points and foci, and by degrees there occurs a breaking up of the cerebral cortex, a splitting up of its normally unified function. (1928: 378; emphasis added)


Basis mekanisme   suggestibility – sejauh mana seorang menerima sugesti (apa ini? Baca ini ) adalah penghancuran unifikasi normal aktifitas keseluruhan korteks. Karena itu, kesimpulan yang tak terelakan adalah bahwa itu timbul  dalam ketiadaan pengaruh-pengaruh biasa, yang datang dari bagian-bagian lain korteks. Tetapi jika  memang demikian, maka skizoferenia adalah manifestasi tertinggi pada sebuah mekanisme semacam itu. Bagaimana bisa kita menimbang yang ekstrim, kelemahan umum korteks, abnormalnya dan kerapuhan   yang bersifat patologis? Dalam hal inhibitation- (apa ini? Baca ini mekanisme pertahanan yang dalam banyak kasus direfleksikan dalam ego dengan  rasionalisasi atau kompromi, misal kecemasan namun tidak meresponnya secara konstruktif)  kita, anjing-anjing yang histerikal, dengan menerapkan kesukaran-kesukaran fungsional yang telah dihadirkan oleh eksperimen-eksperimen kita, kita dapat  membuat sepenuhnya poin-poin  bersifat patologis yang diisiolasi dan  pusat aktivitas dalam korteks; dalam skizoferenia, dalam cara yang sama,dibawah pengaruh beragam pengalaman-pengalaman hidup, bertindak pada berangkali sebuah kondisi patologis  yang  sudah siap secara organik, secara perlahan dan konstan ada muncul  semakin besar dan membesar sejumlah poin-poin dan pusat aktivitas yang lemah, dan secara berjenjang  ada terjadi sebuah pemutusan korteks serebral . sebuah pemisahan dari fungsi yang terunifikasi  secara normalnya ( 1928: 378; penekanan telah ditambahkan)



Teori-teori kontemporer skizoferenia
mengajukan basis argumen ganguan-gangguan konektivitas, seperti antara kawasan-kawasan frontal dan temporolimbic (Friston dan Frith, 1995; Fletcher, 1998) dan konentivitas interhemispheric (Gruzelier, 1999).
 
'ecololalia'
Dalam Conditioned Reflexes, Vol 2 (1941), Pavlov  melakukan  ekstrapolasi lebih lanjut dengan rujukan rujukan pada hipnosis dan menarik analogi-analogi antara perilaku yang diinduksi dalam eksperimental anjing-anjingnya dan perilaku psikotik termasuk sterotipe, negatifisme, echolaliakata  yang diulang-ulang (apa ini? Baca ini), echopraxia- imitasi perilaku orang lain, misal anda menggaruk kepala –apapun juga- maka itu akan ditiru penderita (apa ini? Baca ini),catalepsym catatonia ( apa ini? Baca ini ), kekanak-kanakan hebephrenic (apa ini? Baca ini)- sebuah bentuk skizoferenia yang ditandai dengan disintergrasi serius kepribadian termasuk  bicara tidak beraturan,  perangai kekanak-kanakan, dan perilaku anah, biasanya  terlihat jelas selama pubertas,  kategori dianostik paling umum dalam rumah sakit jiwa,serta juga  kegairahan tak terduga dan agresif:


We have definite experimental neuroses in our animals (dogs) and in the same animals what is analogous to human psychoses, . . . My attention rested particularly on the symptoms of apathy, dullness, immobility and stereotyped movements, and, on the other hand, playfulness, unconventionality and in general childish behaviour inappropriate to patients with such illnesses (hebephrenia and catatonia). What is this from the physiological point of view? May not the physiologist group these phenomena, see in them a single general mechanism?


We have also been able to study the intermediate phases between the waking state and complete sleep – the hypnotic phases. These phases appear to us, on the one hand, as different degrees of the extent of inhibition, i.e., a more or less spreading of inhibition in the areas of the hemispheres themselves and also in different parts of the brain: and, on the other hand, as different degrees of intensity of inhibition in the form of varying depths of inhibition at one and the same place (1941: 39).


Kita memiliki  eksperimental  neurosis   yang pasti dalam hewan-hewan (anjing) kita dan dalam hewan-hewan yang sama, yang dapat diperbandingkan dalam derajat-derajat tertentu dengan  psikosis-psikosis manusia … perhatian saya  terletak utamanya pada gejala-gejala apatis, kelambanan untuk mengerti, imobiltas dan  gerakan-gerakan sterotipe atau gerakan tak bermakna dan berulang-ulang (apa ini?baca ini ), dan, pada sisi lain, hal terkait senang dengan bermain-main,  ketidaklaziman dan secara umum perilaku kekakanak-kanakan yang tidak pantas  pada pasien-pasien dengan   penyakit semacam ini (hebephrenia  dan catatonia). Apakah ini dari sudut fisiologi?  Tidak bolehkah fisiologis mengelompokan fenomena-fenomena ini, memandang semua  fenomena ini  sebuah mekanisme umum tunggal?



Kita juga  telah dapat mempelajari fase-fase intermediate antara kondisi sadar/bangun dan  sepenuhnya tidur—fase-fase hipnotik. Fase-fase ini terlihat pada kita, pada satu sisi, sebagai derajat-derajat berbeda pada  sejauh mana inhibitation, misal,  sebuah inhibitation  meluas secara  lebih atau kurang  pada area-area belahan otak itu sendiri dan juga  pada bagian-bagian berbeda pada otak:dan, pada sisi lainnya, sebagai derajat-derajat intensitas  inhabitation yang berbeda dalam bentuk  kedalaman-kedalaman  pengekangan yang bervariasi pada satu tempat  yang sama ( 1941:39)


Disini ada keserupaan-keserupaan dengan model-model kontemporer   inhibitation  kortikal yang top-down  pada hipnosis dan  terkait dengan kemampuan untuk dihipnotis (apa ini? Baca ini) [Gruzelier, 1990, 1998; Woody dan Bowers, 1994; Woody dan Sadler, 1998; Kallio, Revonsuo, Hamalainen, Markela dan Gruzelier, 2000a).

‘Mempelajari gejala-gejala skizoferenik yang telah disebutkan diatas, saya  bergerak  ke kesimpulan bahwa semua gejala tersebut adalah  pengekspresian  sebuah keadaan hipnotik kronis’;..siapapun hampir tidak dapat meragukan bahwa skizoferenia dalam variasi-variasi dan fase-fase tertentu sesungguhnya menunjuk  hipnosis yang  kronis’ (Pavlov, 1941:42).



Terpisah sama sekali dengan Pavlov dan pemikiran Barat yang  cenderung menjadi  bertolak belakang terhadap Pavlov (sebagaimana digambarkan dibawah), King (1957) telah menyediakan sebuah kisah bersifat deskriptif  memaralelkan antara hipnosis dan skizoferenia. Ini juga kontemporer dalam konsep-konsepnya dan hanya interpretasi  yang bersifat psikoanalisa tidak  melewati batas-batas teori psikodinamik (apa ini?baca ini) pada eranya.



King  memulai dengan mengutip bukti  pada impairment in proverb interpretation [apa ini? Baca ini- gangguan terkait fungsi-fungsi eksekutif yang mencakup  sepektrum fungsi-fungsi kognitif seperti pemantauan, pengendalian, perencanaan, inisiasi perilaku, fleksibilitas , inhabitation dalam  hipnosis  yang telah diinterpretasikan sebagai sebuah   hilangnya  kemampuan atau kecakapan untuk bersikap kritis /critical faculty (apa ini? Baca ini). Hal ini telah didokumenkan dengan baik pada waktu itu dan  karena terjadi dalam sebuah jumlah yang lumayan besar pada pasien-pasien skizoferenik ( Payne,1960).

Mengadopsi terminologi Bleuer ( lihat Bleuer, 1969), King  mencatat bahwa empat gejala fundamental—gangguan-gangguan asosiasi dan pengalaman (manifestasi) emosi-emosi, autisme dan ambivalensi—kesemuanya hadir dalam hipnosis, sebagaimana telah terjadi pada gejala-gejala halusinasi dan delusi. Gangguan-gangguan sensasi dan persepsi  lainnya seperti distorsi-distorsi citra tubuh juga terjadi  pada keduanya, seperti halnya pikiran yang diblok. Paralel ini  telah meluas hingga ke  gejala yang lebih bersifat tidak langsung/hanya menyinggung  saja, ‘ kualitas tatapan mata,’ selanjutnya  telah didokumenkan secara psikofisiologi -apa ini? Baca ini- (Myslobodsky dkk, 1983), menemukan sebuah hal yang berkorespondensi atau memiliki kesamaan dalam hipnosis dimana berkedip pada dasarnya telah dielminasi ( Kallio, Rovonsuo dan Lang,2000b).


Susceptibility Hipnotik dan psikosis
Sejaman dengan publikasi tesis Pavlov, ada sebuah pandangan Barat yang menentang bahwa pasien-pasien psikotik tidak dapat disugesti atau dihipnotis. Ini membawa pada sebuah kajian  pada apa yang  ternyata menjadi jejak palsu (bukan yang pertama atau terakhir dalam riset skizoferenia)—yaitu, bahwa kemampuan disugesti/suggestibility  dan susceptibility  (kerentanan untuk dengan mudah dipengaruhi) hipnotik dapat membuktikan kebenaran diagnostik  dan membedakan antara psikosis (tidak dapat dihipnotis) dan neurosis (dapat dihipnotis). Ini pada akhirnya tidak terbukti.



Lavoie dan Sabourin (1980) telah mengategorikan 23 studi yang telah mereka tinjau menjadi: (a) studi-studi yang melibatkan  suggestibility (kemampuan untuk disugesti-seberapa banyak seseorang menerima dan bertindak atas sugesti yang diterima) dalam keadaan sadar (“waking”  bukan trance—editor Anchor) dengan tes-tes ‘keseimbangan tubuh’- body sway ( apa ini? Baca ini ) (b) studi-studi awal susceptibility hipnotik menggunakan Skala Davis and Husband Hypnotic (Davis dan Husband, 1931), dan (c) studi-studi selanjutnya ( total mencapai 723 pasien) menggunakan instrumen -instrumen yang telah distandardisasi seperti Standford Scales. Ketika data dari setiap tiga kategori dipertimbangkan sebagai sebuah  keseluruhan, konklusinya adalah sama—skor rata-rata  grup-grup pasien ( psikosis) lebih rendah daripada grup-grup control tetapi distribusi-distribusi  telah mengalami tumpang tindih pada derajat tertentu sehingga melakukan diskriminasi tidak mungkin. Lebih lanjut, grup-grup pasien telah diharmonikan  untuk usia, para pasien memiliki level-level susceptibility  yang lebih tinggi daripada pasien-pasien grup control ( Gordon, 1973).

Sejumlah faktor-faktor bersifat  metodologi merumitkan konklusi-konklusi siapapun yang mempelajari bidang ini, seperti bidang-bidang lainnya, riset skizoferenia, terletak pada diversitas kondisi klinis. Skizoferenia adalah heterogen dalam perilaku dan proses penyakit. Sejumlah upaya telah dibuat untuk menangkap perihal ini, menggantikan yang orisinal- subkategori-subkategori Kraepelinian yang telah bertahun-tahun dengan subdivisi-subdivisi seperti akut-kronik, proses-reaktif, premorbid baik-buruk, prognosis baik-buruk, Tipe I dan II, positif versus negatif.

Ciri-ciri khas yang menyertai pasien-pasien yang lebih suggestible ( terkadang  sedemikian tingginya suggestible) dengan sejumlah konsistensi, tetapi dengan sejumlah pengecualian, dalam studi-studi yang telah ditinjau  oleh Lavoie dan Sabourin (1980) termasuk akut ketimbang kronik, yang merupakan pembedaan/kekhususan paling dapat direplika, paranoid dan  tidak dapat dibedakan ketimbang  katatonik- sebuah keadan tidak responsif  terhadap stimulus pada seseorang yang terlihat dalam keadaan sadar ( apa ini?  Baca ini), dan perempuan ketimbang pria, pasien rawat jalan ketimbang pasien inap. Ini adalah sebuah konstelasi yang longgar pada cirri-ciri khas yang kerap menyertai sebuah sindrom positif lebih daripada negatif  (Gruzelier,1999).


Tidaklah mengejutkan, negatifisme (- apa ini? Baca ini . Perilaku pasien yang  berlawanan dari apa yang diharapkan atau dimintakan tanpa alasan yang nyata, misal pasien menutup mata padahal diminta untuk membuka kedua matanya, makin keras ditutup. Setiap permintaan memprovokasi perlawanan lebih lanjut), kecurigaan paranoid, menarik diri dan tidak dapat bekerjasama-sangat kokoh melawan hipnosis. Sebagaimana Lavoie dan Sabourin ( 1980) telah menyimpulkan, ’Data baru-baru ini kelihatannya akan mendukung hipotesis kemampuan dihipnotis normal dalam sejumlah contoh-contoh pasien skizoferenik, telah memberikan  variable-variabel yang relevan (usia, kekronisan, tipe kerelaan dan jenis kelamin) telah dikontrol secara tepat’ (1980:391).


Perawatan medis psikosis dengan hypnosis

Merujuk sejarah, ada sisi lain dari koin. Beberapa praktisi yang teramat  ahli yang telah berpengalaman baik dalam  aplikasi-aplikasi  pengobatan/therapeutic   hipnoanalysis ( apa ini? Baca ini ) dan natur skizofernia telah melaporkan efek-efek berguna dalam perawatan medis psikosis. Hal-hal ini berkaitan   untuk menegakan hubungan  harmonis, menyingkirkan gejala-gejala, mengubah sikap-sikap dan  rehabilitasi di tempat kerja ( Bowers,1961; Abrams,1963; Erickson,1964,1977; Guze,1967; Wolberg,1964; Lavoie dan Sabourin,1980). Seperti Guze (1967) telah meneorikan, kemampuan  untuk memanipulasi halusinasi-halusinasi dan delusi-delusi dengan hipnosis memberikan sebuah sarana reorganisasi saling mempengaruhi antara realitas bagian dalam dan bagian luar, sebuah gangguan  yang mendefinisikan karakteristik-karakteristik psikosis. Meskipun demikian ini jelas bukan sebuah pendekatan yang  harus dilakukan  secara enteng, dan merupakan pendekatan yang memerlukan  keawasan yang besar.

Berangkali  upaya yang paling besar pada perawatan psikosi telah dilaporkan oleh Bowers (1961), yang telah mengobservasi 5-12 tahun peringanan dalam  30  kasus kronik yang berjalan, sulit ditangani pada bentuk-bentuk perawatan medis lainnya dan   pada mereka  hipnosis telah digunakan sebagai  upaya akhir;  tidak ada pencapaian berarti. Cenderung ini mengingatkan  pada  Pavlov, dia  berkomentar:


At times one has the definite feeling that schizophrenics are in a kind of perpetual state of auto-hypnosis. This can be most dramatically seen in the ritualistic rockings, tappings and whirlings of schizophrenic children and in chronic deteriorated schizophrenics in state hospitals, but may also be observed in patients in social remission who are ready to share their secrets with the therapist and will demonstrate their methods in moments of rare confidence (1961: 43). 


Pada masa itu, orang telah memiliki perasaan pasti bahwa para  skizoperenik (penderita) ada dalam sejenis keadaan autohipnosis yang langgeng. Ini dapat menjadi paling dramatis terlihat dalam ritualistik bergoyang-goyang, mengetuk-ngetuk dan berputar-putar (berpusing) pada anak-naka skizoferenik dan  keadaan para pasien skizoferenia  yang memburuk secara kronis di rumah sakit-rumah sakit, tetapi dapat juga diobservasi  pasien-pasien  dalam  proses remisi sosial yang siap membagikan rahasia-rahasia  mereka dengan para terapis dan akan mendemonstrasikan metoda-metoda mereka dalam momen-momen keyakinan diri yang jarang ( 1961:43).


Setelah menggambarkan satu kasus tersebut, dia melanjutkan: ‘Pasien-pasien ini terlihat harus belajar trik-trik  menginduksi  sebuah keadaan auto hipnosis dengan  tujuan untuk menarik dari  sebuah perubahan-perubahan terutama yang tak menyenangkan pada realitas luar’ (1961:43). Secara historis sekitar waktu yang sama, peneorian serupa mengenai menarik diri atau pengunduran sebagai sebuah mekanisme protektif telah dikembangkan dalam psikiatri eksperimental (Wing dan Brown, 1970), dan secara teori masih harus digantikan.



Sebuah kasus pertama episode Skizoferenia   setelah hipnosis panggung

Di Inggris pada 1998, sebuah kasus unik telah  diajukan ke Pengadilan Tinggi dimana seorang pasien (CG) yang telah  menjadi penderita skizoferenia untuk pertama kalinya dalam satu minggu setelah hipnosis panggung, telah   menjadi kasus gagal melawan si penghipnotis; sebuah kasus yang menjadi tonggak penting yang menghasilkan keputusan ke arah yang lain. CG seorang Prancis berusia 25 tahun telah digambarkan sebagai seorang yang tenang dan  mudah bersosialisasi dan dalam hubungan yang stabil  pada saat insiden terjadi 1995.



Dia telah menghadiri sebuah pertunjukan hipnosis panggung dimana dia telah dihipnotis selama 2 jam 15 menit  oleh seorang performer panggung dan televisi. Setelah pertunjukan dia mengalami sebuah sakit kepala, memorinya telah menjadi samar dan kedua  matanya terlihat sayu. Dia tidak dapat tidur sampai pukul 04.00.

Pada keesokan harinya di tempat kerja dia telah dinilai sebagai mengalami sebuah perubahan kepribadian, tertawa dengan keras dan dan tidak pantas dan telah memperlihatkan  agresi irasional. Dia telah bereaksi pada pemberitahuan ketidakefektifan kerja dengan  bercanda, kesemuanya ini bukan karakternya.

Ketika pergi ke pub di  hari berikutnya dan akhir pekan  keesokannya, dia telah memperlihatkan suasana hati yang berubah-ubah dan  melibatkan dirinya dalam percakapan-percakapan orang lain secara tidak pantas. Pada  waktu-waktu lain dia  ketakutan, agresif dan marah.

Pada hari yang ketiga dia telah melihat seorang yang sedang  berolahraga lari dan terdorong untuk menirunya. Lima malam berikutnua ketika tiba  bagi anaknya untuk  belajar Karate, dia meminta pacarnya untuk membantu. Pacarnya mendaptkan dia sedang berdiri dengan pakaian karate, menatap dan memandangnya.

Dia terlihat ketakutan, secara terus-menerus meminta jaminan dan diatas selembar kertas dia telah menuliskan hal-hal yang salah, dia tidak terkendali, tetapi tahu bahwa pacarnya akan membantu dia. Pada hari berikutnya dia telah hancur dengar air mata berlinang di tempat kerja.



Si penghipnotis telah dihubungi dan menolak bertanggungjawab, dan pada sebuah kontak kedua telah mengatakan bahwa dia telah dinasehati oleh seorang pengacara untuk tidak terlibat  dan bahwa kondisi semacam itu tidak ada kaitan dengan hypnosis.

Dia telah merekomendasikan seorang psikoterapis yang  telah menasehati CG untuk menunggu lebih lama. Dia telah melihat sebuah GP yang telah merekam kewaspadaan berlebihan dan kehilangan konsentrasi. Perilakunya berlanjut  memburuk dan dia telah mengatakan bahwa dia  telah merasa bahwa dia akan mati, berpikir bahwa dia dapat menghentikan mobil-mobil dengan  matanya, dan merasa bahwa dia sedang menaiki sebuah tangga   menuju surga dan  pada saat mencapai puncak dia akan mati. Pada hari kedelapan, dia telah  menjumpai psikiatris dan pada hari  berikutnya telah dirawat di rumah sakit dimana dia telah dirawat selama satu bulan.

Pada perawatan rumah sakit , dia telah mengakui ide-ide referensi dan halusinasi-halusinasi yang melibatkan mendengar suara-suara. Gejala-gejala yang muncul padanya memenuhi sebuah diagnosa dari sebuah episode penderita  skizoferenia  akut yang terjadi setelah hipnosis ( Allen,1995). Walaupun dia telah memberikan respon pada perawatan medis dengan  neuropletik ( sebuah pengobatan psikiatrik untuk mengangani psikotik termasuk delusi, halusinasi dan kekacauan pikiran- apa ini? Baca ini) , dia masih menyimpan kesulitan residual, dan kembali bekerja dengan  terus melanjutkan perawatan dengan dosis rendah.

Tujuh  bulan kemudian dia  kembali jatuh pada kondisi skizoferenia awal setelah melihat penghipnotis yang sama di televisi, saat diaman  dia  membutuhkan dosis-dosis signifikan neuropletik. Dia  tidak kembali  bekerja dan  telah menjadi berlebihan dua bulan kemudian. Delapan bulan kemudian, psikoterapisnya telah menasehati untuk menghentikan pengobatan sebab dia terlihat sehat, tetapi dalam waktu satu bulan dia telah mengalami kekacauan pikiran, dengan pemikiran-pemikiran yang berlomba, ketidakmampuan untuk tidur dan  kurangnya wawasan. Dengan kejadian ini dia  membutuhkan sebuah  perawatan medis neuropletik dosis rendah untuk mencegah pengulangan skizoferenia akut.

Penulis telah bertindak sebagai saksi ahli untuk kepentingan pasien. Walaupun  ditentang tajam pada  proses ruang pengadilan, sebuah kasus dimana terdakwa telah mengklaim telah menghabiskan  £ 1juta , merupakan  nilai sains yang kecil, ini adalah  kepentingan ilmu pengetahuan untuk pengetahuan yang dihasilkan pada perkembangan  skizoferenia,  selain dari  bahaya-bahaya hipnosis, dan untuk sikap-sikap terhadap relasi antara psikosis dan hipnosis.



Bersambung ke bagian 6  

UNWANTED EFFECTS OF HYPNOSIS: A REVIEW OF THE EVIDENCE AND ITS IMPLICATIONS,Contemporary Hypnosis (2000) Vol. 17, No. 4, 2000, pp. 163–193 |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora


No comments:

Post a Comment