Pages

14 September 2013

SEBUAH PENGHARAPAN PASTI AKAN MASA DEPAN

Oleh : Dr. R.C Sproul

"...Saya sedang membicarakan manusia  sabar  yang paling terkenal di sepanjang masa—Ayub. Jika pernah ada seorang pria dipanggil untuk menggantungkan imannya dan  pengabdiannya kepada Tuhan ditengah-tengah  penderitaan, itu adalah Ayub...

...Ayub bukan sabar dalam arti bahwa dia memiliki sebuah senyum plastik  pada wajahnya dan bersiul-siul disepanjang kesengsaraan dan penderitaan. Sebaliknya, Ayub sabar dalam arti bahwa dia telah melakukan dua hal: dia telah bergantung pada Tuhan dan dia telah menolak untuk mengutuk Tuhan.


...Ditengah-tengah kesengsaraan yang luar biasa buruk dia berteriak,”Walaupun dia (Tuhan) membunuhku, aku akan berharap padanya”..."


S
aya telah  berbicara di  lebih banyak konferensi-konferensi daripada apa yang dapat saya ingat, dan salah satu peristiwa yang sangat  menarik dari  acara-acara tersebut adalah  menandatangani buku para peserta acara yang  mendatangi para pembicara konferensi dan para pembicara menandatangani buku-buku mereka.  Hal menandatangani ini  sebuah kesempatan khusus karena  mereka sekilas menunjukan dampak pada diri mereka  dari kata-kata yang telah disampaikan oleh pembicara. Saya telah bercakap-cakap dengan para seminaris, para ibu yang telah bercucu,para pebisnis, dan siapa saja yang dapat kamu pikirkan selama menandatangani buku-buku ini. Pada satu kesempatan, anak-anak bahkan memberikanku gambar-gambar yang mereka gambarkan untukku.


Dapat sama menyenangkannya  dengan menandatangani buku-buku, ada satu fenomena yang saya belum bisa terbiasa  sepenuhnya, dan itu adalah permintaan untuk menandatangani sebuah buku yang tidak saya tulis—Alkitab. Saya bahagia melakukannya, akan tetapi, dan kerap orang-orang yang menginginkanku  menandatangani Alkitab mereka, menanyakanku,  ayat  kehidupan. Pertama  kali seseorang menanyakanku sebuah ayat semacam ini, saya bingung. “Apakah itu ayat kehidupan?”  Saya bertanya, belum pernah mendengar tradisi ini dimana orang memilih satu ayat dari Alkitab untuk mendasarkan kehidupan mereka. Dalam  kesempatan  apapun, saya memilih Roma 12:12, pertama kali saya diminta untuk memberikan sebuah ayat kehidupan   kala  menandatangani sebuah buku. Ayat ini  bagian penting dari rangkuman-rangkuman hebat Paulus mengenai  hidup Kristen: ”Bersukacita dalam pengharapan,  bersabarlah dalam  penderitaan,  berdoalah terus-menerus.”


Ketika  aku berpikir apakah maknanya  bersabar dalam penderitaan, berdoa terus-menerus, dan menemukan sukacita dalam pengharapan kita yang terbentang di depan, saya  memikirkan seseorang yang mewujudkan tiga serangkai keutamaan itu lebih daripada hampir siapapun juga dalam sejarah. Saya sedang membicarakan manusia  sabar  yang paling terkenal di sepanjang masa—Ayub. Jika pernah ada seorang pria dipanggil untuk menggantungkan imannya dan  pengabdiannya kepada Tuhan ditengah-tengah  penderitaan, itu adalah Ayub.


Saya yakin kita semua mengetahui benar  kisah Ayub. Kisah yang dibuka dengan  sedikit penglihatan sekilas dalam surga.  Setan  telah menantang Tuhan dan  menyatakan dengan  semacam nyanyian jahat bahwa manusia telah  memberontak melawan Penciptanya dan tidak lagi berdiri di sisi-Nya. Tuhan meresponnya dengan  mengajukan Ayub sebagai  sebuah contoh seorang pria yang masih mengasihi dan melayani Dia. Tetapi Setan membalas bahwa Ayub telah melayani Tuhan hanya karena apa yang  dia dapat peroleh dari pelayanan itu, sehingga Tuhan  meletakan Ayub dalam  tes untuk  memperlihatkan kepada si Pendakwa bahwa dia salah. Apa yang  terjadi adalah: Setan telah menyerang Ayun secara lebih kejam daripada yang dia telah lakukan pada siapapun juga dalam sejarah dunia terkecuali Yesus.
Credit : The Gospel Coalition


Untuk  memperburuk keadaan, Ayub kemudian harus berhadapan dengan tiga “sahabat” yang   telah berkata kepadanya bahwa dia telah menderita karena dosa-dosanya sendiri.  Tetapi Ayub dalam sabar dan berulang kali menegaskan  ketakbersalahannya,  menuntut untuk mengetahui alasan-alasan atas penderitaan karena dia adalah orang benar yang tidak  melakukan apapun yang membuatnya pantas untuk  mengalami penderitaan seperti ini.


Ayub bukan sabar dalam arti bahwa dia memiliki sebuah senyum plastik  pada wajahnya dan bersiul-siul disepanjang kesengsaraan dan penderitaan. Sebaliknya, Ayub sabar dalam arti bahwa dia telah melakukan dua hal: dia telah bergantung pada Tuhan dan dia telah menolak untuk mengutuk Tuhan.


 
Ayub jelas sekali  berkeluh kesah—  nyaring—dan dia telah menantang Tuhan, menanyakan Tuhan  dengan banyak Tanya. Tetapi tidak seperti “sahabat-sahabat”nya, Ayub selalu berbicara secara benar mengenai  Tuhan ( Ayub 42:8). Lebih lagi, ditengah-tengah semua penderitaannya, Ayub telah membuat apa yang saya yakini adalah salah satu pernyataan paling heroik  seorang manusia yang pernah dilontarkan. Ditengah-tengah kesengsaraan yang luar biasa buruk dia berteriak,”Walaupun dia (Tuhan) membunuhku, aku akan berharap padanya” (Ayub 13:15ditambahkan  oleh editor Anchor : cek  juga perkataan ini pada NIV,ESV, NASB, NET bandingkan denganKJV,GNV,CEV).


Kitab suci berkata  orang benar akan hidup oleh iman, yang tidak bermakna  percaya sesuatu ketika kamu tidak yakin jika itu benar. Itu bermakna bahwa orang benar akan hidup oleh memercayai Tuhan. Paulus  menyulingkan esensi  hidup Kristen  ketika dia berkata, “Bersukacitalah dalam pengharapanmu,” karena sukacita kita sepenuhnya dan tanpa syarat telah dijaminkan sebagai hak yang sah  di masa mendatang yang Tuhan telah janjikan bagi umatnya. Sukacita kita sebagai orang-orang asing dan  pesinggah-pesinggah sementara dalam lembah air mata dimana Tuhan telah mempersiapkan sebuah tempat bagi kita—sebuah dunia yang lebih baik yang akan diwujudkan pada kedatangan Kristus yang  kedua kali.



Penggunaan “pengharapan” oleh Paulus bukan dalam cara yang kita gunakan saat ini untuk merujuk pada hal-hal yang tidak pasti. Dia dan para penulis Alkitab lainnya membicarakan pengharapan yang pasti, pengharapan yang tidak dapat gagal, dan pengharapan yang tidak akan pernah  mengecewakan atau memalukanmu (Roma 5:5). Perjanjian Baru menyebut  pengharapan adalah  jangkar/sauh bagi jiwa ( Ibrani 6:13-20). Mengapa?Apakah itu yang membuat pengharapan pasti? Jawabnya adalah janji-janji Tuhan yang pasti dan demonstrasi kesetiaannya dalam sejarah Israel, dalam kehidupan  rasul-rasul,dan, yang paling jelas, dalam pribadi dan karya Yesus Kristus.



Ayub memiliki sedikit sukacita, tetapi masih ada sebuah bagian dari jiwanya yang bersukacita ditengah-tengah kesengsaraannya. Pada bagian lain dia berujar, “Aku tahu bahwa Penebusku hidup, dan aku akan melihat Dia berdiri pada hari itu (cek perkataan ini pada : Ayub 19:25; bandingkan dengan  versi NIV, ASV, CEV, ESV, KJV).” Dia  telah mengetahui bahwa ada  Dia yang akan membenarkan/mengonfirmasikan doa-doanya, yang akan merestorasi dia pada suatu hari.  Rincian  persis konfirmasi  yang ada didalam benaknya terbuka untuk spekulasi, karena dia hidup jauh sebelum kepenuhan pewahyuan Tuhan didalam Kristus. Tetapi kita tahu bahwa  Ayub pasti akan satu hal, yaitu, bahwa Tuhan  tidak akan  mengizinkan  kesakitan,penderitaan, dan  kesengsaraan  sebagai bab terakhir. Ayub mengerang akan apa yang dialami saat itu, tetapi dia tidak pernah kehilangan   keyakinan akan masa depan.

A Sure Hope for The Future – Tabletalk Magazine, Ligonier Ministries and R.C. Sproul |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora



 

No comments:

Post a Comment