Pages

04 September 2013

Pengadilan City Harvest : Donatur Indonesia Wahju Hanafi Digerakan oleh Pengajaran-Pengajaran Gereja

Oleh : Martin Simamora

Hanafi yang dituduh membantu enam pemimpin Gereja City Harvest Church  menyalahgunakan dana-dana gereja telah membantah mengetahui sebuah rencana “rahasia”  oleh   beberapa dari para tertuduh.

Negara telah  menerbitkan   email-email pada Rabu, 4 Sepetember 2013  untuk memperlihatkan bahwa sejumlah tertuduh  telah membuat sebuah  tipu muslihat untuk menyiasati syarat dan kondisi pada sebuah  kontrak investasi antara gereja dan  perusahaan Firna.

Gereja  ingin menginvestasikan 11 juta dolar kedalam surat-surat berharga Firna.  Ini adalah sebuah cara  ilegal mengalihkan   dana-dana gereja untuk membiayai karir musik Ho Yeow Sun, Negara meyakini hal ini.

Jaksa juga telah menyingkapkan sebuah email yang telah dikirimkan dari Serina Wee kepada Chew Eng Han, dua  tertuduh, dimana dalam email itu Wee mengatakan “Susan menyebutkan padaku bahwa  hampir pada semua kesempatan (pihak Trustee) menandatangani (dokumen-dokumen)  tanpa melakukan pemeriksaan dan  mempercayai kita.”

Mr Wahju Hanafi, arrives at the court on Sept 3, 2013. Mr Hanafi,
owner of glassware firm Firna and accused of helping six leaders of
City Harvest Church to misuse church funds, denied knowledge of
a "secret" plan by several of them. -- ST FILE PHOTO: WONG KWAI CHOW

Persahabatan mereka  merekah melalui sebuah jamuan makan malam untuk berterimakasih  atas donasi sebesae 1 juta dolar kepada   gereja.


Pada Jumat, 30 Agustus 2013, detail-detaill hubungan antara pendiri gereja City Harvest, Kong Hee dengan anggota jemaat lama dan donator Wahju Hanafi telah mengemuka dalam pengadilan  terkait persidangan kriminal terhadap Kong Hee dan  lima deputinya.


Enam pemimpin  gereja telah didakwa tahun lalu dengan penyalahgunaan sekitar  50 juta dolar dana-dana gereja. Dua perusahaan telah dituduh membantu mereka untuk melakukan penyalahgunaan. Tuan Hanafi, seorang pebisnis Indonesia, adalah  direktur pada sebuah perusahaan dan pemilik perusahaan  lainnya.



Hanafi, 53, juga  pemilik atau managing director dari  serangkaian perusahan di Papua New Guinea, dimana dia berkedudukan, Indonesia dan  Negara-negara di kawasan lainnya. Dia telah bergabung dengan City Harvest pada  1990 ketika dia  memindahkan keluarganya ke Singapura.



Ditanyai  oleh Negara  terkait hubungannya dengan gereja dan 6 tertuduh, dia  memuji City Harvest  sebagai  mengubah diriny sebagai seorang pribadi, dan mengatakan bahwa dia sungguh digerakan oleh pengajaran-pengajarannya  sehingga dia membayar kembali penghindaran pajak selama 10 tahun. “Gereja mengajarkanku prinsip-prinsip seperti bekerja keras, jujur, memiliki integeritas. Pastor mengatakan padaku untuk menjalankan bisnis dengan integeritas.”


Hanafi  mengatakan bahwa dia juga adalah sahabat lama dengan tertuduh lainnua, John Lam Leng Hungm yang merupakan  ketua   kelompok sel pertama dimana keluarganya tergabung. Negara diharapkan untuk menanyainya tentang transaksi-transaksi finansial pada jantung kasus kriminal ini ketika dia maju dalam persidangan.


Hanafi yang dituduh membantu enam pemimpin Gereja City Harvest Church  menyalahgunakan dana-dana gereja telah membantah mengetahui sebuah rencana “rahasia”  oleh   beberapa dari para tertuduh.



Negara telah  menerbitkan   email-email pada Rabu, 4 Sepetember 2013  untuk memperlihatkan bahwa sejumlah tertuduh  telah membuat sebuah  tipu muslihat untuk menyiasati syarat dan kondisi pada sebuah  kontrak investasi antara gereja dan  perusahaan Firna.


Gereja  ingin menginvestasikan 11 juta dolar kedalam surat-surat berharga Firna.  Ini adalah sebuah cara  ilegal mengalihkan   dana-dana gereja untuk membiayai karir musik Ho Yeow Sun, Negara meyakini hal ini. Dalam kontrak investasi, City Harvest telah membuat klausula didalam kontrak investasi itu untuk melindungi dirinya sendiri—klausula itu dapat mengkonversikan surat-surat berharha menjadi saham-saham dalam perusahaan jika uang tidak dikembalikan ketika surat-surat berharga jatuh tempo.


Akan tetapi, kemudian, beberapa terdakwa telah menuliskan dalam  email-email sebuah “surat rahasia” dikirimkan ke para pemilik perusahan, dimana gereja akan menjanjikan untuk menjual kembali saham-saham tersebut “pada sebuah nilai nominal senilai 1 dolar AS” jika konversi terjadi, yang secara efektif menghanguskan proteksi.

City Harvest founder Kong Hee and wife Ho Yeow Sun showed up in court
hand-in-hand for yesterday's proceedings. --
ST PHOTO: MUGILAN RAJASEGERAN

Siasat semacam ini diperlukan untuk melibatkan perusahaan dengan rencana untuk menyalurkan dana-dana gereja, Negara meyakini hal ini. Ketika ditanyakan tentang hal ini, pemilik Firna, Hanafi berkata bahwa dia  dan  ayah mertuanya, pemilik bersama perusahaan pada saat itu, tidak mengetahui  rencana tersebut dan tidak terlibat didalamnya.


Hanafi juga menegaskan bahwa uang Firna tidak ada digunakan untuk membiayai karir Ho, dan  uang yang digunakan tersebut adalah uangnya sendiri.



SURAT-SURAT BERHARGA ITU SAH NAMUN “EMAIL” MEMPERLIHATKAN SISI GELAPNYA



Sebuah Wali/Trustee bagi City Harvest Church yang bergerak dibidang  jasa-jasa keuangan  berujar bahwa dia tidak menemukan problem-problem dengan dokumen-dokumen  gereja  yang membutuhkan tanda tangannya.


Dokumen-dokumen ini terkait dengan  transaksi-transaksi finansial pada jantung persidangan kriminal yang berlangsung terhadap pendiri City Harvest Kong Hee dan lima deputinya, demikian dikemukakan laman  Strait Times,straittimes.com.


Susan Ong  bekerja pada sebuah perusahaan asuransi dan  menikah dengan Derek Dunn, seorang mantan pastor gereja Singapura sebelum pasangan ini pindah ke Amerika Serikat pada 2011.


Salah satu dari 3 Wali City Harvest yang bertindak sebagai  kustodian bagi   harta-harta gereja, Ong menyatakan bahwa dia mengetahui bahwa investasi-investasi gereja dalam surat-surat berharga dimaksudkan untuk mendanai karis nyonya Ho sebagai jalan untuk menginjili, tetapi dia menambahkan bahwa surat-surat berharga itu sendiri adalah  investasi sah.


Negara telah   memperlihatkan bahwa enam tertuduh  telah mengetahui bahwa setidaknya  beberapa surat-surat berharga tidak akan  mendatangkan keuntungan dan   masih juga memilih untuk melakukan investasi pada surat-surat berharga tersebut. Hal ini  telah memperlihatkan  bahwa  surat-surat berharga tersebut adalah palsu,  menurut jaksa/penuntut umum.


Serina Wee, a leader of City Harvest Church, leaves the court during lunch break on Aug 26, 2013. Wee was handling music firm Xtron Productions' accounts and finances even when she was an employee of City Harvest Church, the state sought to show on Tuesday. -- ST FILE PHOTO: MUGILAN RAJASEGERAN

Jaksa juga telah menyingkapkan sebuah email yang telah dikirimkan dari Serina Wee kepada Chew Eng Han, dua  tertuduh, dimana dalam email itu Wee mengatakan “Susan menyebutkan padaku bahwa  hampir pada semua kesempatan (pihak Trustee) menandatangani (dokumen-dokumen)  tanpa melakukan pemeriksaan dan  mempercayai kita.”


Ketika ditanyai    perihal ini, Ong berujar :”Saya tidak ingat menyebutkan hal itu,” dan  menganjutkan  agar Wee ditanyakan perihal  tersebut.


Enam terdakwa telah dituduh tahun lalu menyalahgunakan sekitar 50 juta dolar dana-dana gereja untuk mendanai karir musik  isteri Kong,  Ho Yew Sun dan untuk menutupi penyalahgunaan dana-dana gereja.


Martin Simamora|Strait Times

No comments:

Post a Comment