Pages

06 August 2013

YESUS TERTIDUR PULAS DENGAN KEPALANYA DI ATAS BANTAL (Bagian 3 Selesai)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 2] "...Tuhan adalah perisai kita, dan upah kita yang luar biasa hebat. Karenanya kemudian, mestikah kita takut? Tuhan semesta beserta dengan kita, Allah Yakub adalah tempat perlindungan kita. Bagi orang percaya, damai bukan keyakinan yang sifatnya mungkin: Yesus telah menjaminkan untuk  menikmati “damai sempurna” … Ketika anugerah telah membuat kita menjadi penguasa-penguasa atas ketakutan-ketakutan kita, maka barulah kita dapat mengambil sebuah bantal dan tertidur lelap ditengah-tengah badai…”

Cedar Island  Fery
Credit : The Hull Truth Boating Forum


III.
Saya  telah mengatakan kepadamu tentang  ketenangan sang Guru dan  kegagalan murid-murid; sekarang mari kita berpikir tentang KETENANGAN  HEBAT YANG YESUS TELAH CIPTAKAN. “ Ada sebuah ketenangan besar.”


Perkataan Yesus telah menghasilkan ketenangan. Mereka berkata  jika minyak dituangkan keatas air maka perairan tersebut akan menjadi  halus, dan saya kira ada beberapa  kebenaran dari pernyataan itu; tetapi kebenaran sesungguhnya dalam  kisah ini adalah : jika Tuhan berkata, maka badai  tunduk menjadi  tenang, sehingga  ombak-ombak laut menjadi tenang.



Hanya diperlukan Yesus untuk  berucap didalam hati setiap  dari diri kita,dan segera saja datang damai Tuhan, yang melampaui seluruh pemahaman, akan memiliki diri kita. Tidak peduli seberapa suram murungmu, ataupun  seberapa mencekam takutmu, Yesus dapat secara seketika menciptakan sebuah ketenangan  hebat  yang kokoh.


Betapa  ini  merupakan sebuah pintu pengharapan bagi siapapun yang sedang berada didalam masalah seperti ini! Jika saya dapat berbicara  kepada orang kaya  yang miskin, orang sehat yang sakit; tetapi Yesus jauh lebih baik daripada apa yang aku lakukan, dan  oleh karena itu aku tahu bawa Dia akan berkata damai kepada  yang bersusah payah dan  yang hatinya susah.



Perhatikan juga, bahwa ketenangan ini datang seketika, “Yesus bangun, dan menghardik angin tersebut, dan berkata kepada laut, Damai, jadilah tenang. Dan angin  berhenti, dan ada sebuah ketenangan yang besar.” Segera setelah Yesus  berkata, semuanya sunyi. Saya telah menemui begitu banyak orang yang mengalami masalah pikiran, dan melihat beberapa saja yang secara perlahan-laha   melaluinya menjadi lega dan terbebas, tetapi lebih banyak lagi terbebas secara seketika. Gerbang besi telah terbuka berdasarkan pada kesepakatan, dan para tahanan telah melangkah masuk kedalam kebebasan secara seketika.” Jerat telah diputuskan, dan kita telah lolos.”  Betapa sukacitanya mengetahui peristirahatan itu begitu dekatnya bahkan kala badai mengamuk  begitu  kejamnya!
Lepas pantai Charlestone
Credit : The Hull Truth Boating Forum


Perhatikan juga bahwa  sang Juru selamat menautkan penenangan ini dengan iman, karena Yesus berkata kepada murid-muridnya segera setelah damai datang, “Mengapa kamu begitu ketakutan?Bagaimana bisa kalian tidak memiliki iman?” Iman dan ketenangan bergerak bersamaan.



Jika  saja engkau  mau melemparkan dirimu kepada Tuhanmu, berserah secara absolut kepada kehendak-Nya, maka kamu akan memiliki  kemurahan, dan suka cita , dan kelegaan. Bahkan  jika kita tidak memiliki iman, Tuhan tekadang akan memberikan berkat yang kita perlukan itu, karena Dia senang untuk melakukan lebih banyak lagi bagi kita daripada apa pun yang  berhak kita harapkan dari Dia; tetapi biasanya aturan kerajaan-Nya adalah ,” Jadilah pada dirimu seturut dengan imanmu.”



Ketenangan besar sungguh amat menyenangkan, dan terkait hal ini saya ingin mengangkat kesaksian pribadiku. Saya berkata  berdasarkan pada pengetahuanku sendiri kala saya berkata bahwa ketenangan  besar itu melampaui semua pemahaman. Saya sedang duduk, pada suatu malam, sedang merenungkan kasih dan kemurahan Tuhan, ketika secara tiba-tiba saya mendapatkan hatiku sedang ada dalam  sebuah kesukaan  luar biasa  dari sebuah damai yang sempurna. Saya  telah tiba di negeri Beulah ( Yesaya 62:4 versi bahasa Inggris diantaranya; KJV,ASV,AMP, CEV—ditambahkan oleh editor), dimana matahari bersinar tanpa sebuah awanpun. “Ada sebuah ketenangan yang hebat.”



Saya merasa seperti para pelaut yang melakukan apapun   yang mungkin mereka lakukan kala diombang-ambingkan oleh air yang menggelora, dan  terjadi sekonyong-konyong, mereka tidak dapat mengatakan kenapa, lautan menjadi tenang bagaikan sebuah cermin, dan burung-burung laut datang dan duduk dalam lingkaran-lingkaran sukacita diatas air. Saya merasakan  sebuah kepuasan yang utuh, yah, sukacita yang tak terbagi-bagi. Bukan sebuah gelombang kesukaran yang mendebur di pantai hatiku, dan bahkan  jauh di laut lepas dalam kedalam seluruh keberadaanku, semuanya tenang. 

Awak kapal Frigate HMS Argyll- AL Inggris
berupaya memasang  jaring pengaman ditengah-tengah
badai laut Skotlandia
Credit : UK Ministry Defence- flickr.com

Aku  tidak mengenal  adanya keinginan yang tak terpenuhi, tidak ada hasrat yang tak  terpuaskan. Aku tidak dapat menemukan sebuah alasan untuk  kegelauan, atau sebuah motif untuk takut. Tidak ada pendekatan untuk  fanatisme dalam perasaan-perasaanku, bahkan tidak ada kegairahan: jiwaku sedang menantikan Tuhan! Betapa surganya ini! Saya harus membiarkan untuk mengatakan sedikit  tentang “pulau ungu”  ( sebuah kiasan, aslinya “pulau ungu” merupakan narasi  visi utopia bangsa Inggris- tahun1633, tentang ini silahkan membaca artikel ini—ditambahkan oleh editor Anchor) di lautan kehidupanku: itu tidak lain sebuah fragmen surga. Kita kerap  membicarakan tentang badai-badai besar  spiritual kita, betapa berisiknya kala kita mengisahkannya! Mengapa tidak kita  menyanyikan  pembebasan-pembebasan kita?


Marilah kita selidiki anugerah-anugerah kita. Setiap dosa   yang kita lakukan telah diampuni. “Darah Yesus Kristus, Anak-Nya, telah membersihkan kita dari semua dosa.” Kuasa dosa didalam kita telah dihancurkan; kuasa dosa itu  “tidak akan memiliki dominasi atas dirimu, karena kamu tidak lagi berada dibahwa hukum Taurat tetapi anugerah. “Setan adalah musuh  yang telah ditaklukan; dunia telah ditaklukan oleh Yesus , dan kuasa kematian telah dilenyapkan oleh Dia. Semua karya providensia (pemeliharan) untuk  kita. Kekekalan bukan lagi ancaman bagi kita, kekekalan membawa didalamnya misteri-misteri kekekalan dan kemuliaan.


Tidak ada yang dapat  membahayakan kita. Tuhan adalah perisai kita, dan upah kita yang luar biasa hebat. Karenanya kemudian, mestikah kita takut? Tuhan semesta beserta dengan kita, Allah Yakub adalah tempat perlindungan kita. Bagi orang percaya, damai bukan keyakinan yang sifatnya mungkin: Yesus telah menjaminkan untuk  menikmati “damai sempurna”—damai  yang dalam, dan  ditemukan pada kebenaran, yang meliputi semua hal, dan tidak  dihancurkan oleh  puluhan ribu  penyebab ganguan-gangguan selain berangkali  membuat kita gelisah.” Engkau akan menjaga dia dalam damai sempurna,yang pikirannya tinggal diam pada Dia; karena dia telah meletakan kepercayaannya kepada Dia.” Oh untuk masuk kedalam tenang sedemikian, dan  tetap berada didalamnya sampai kita mencapai dunia dimana tidak ada lagi  laut!


Sebuah   tenang seperti itu yang memerintah dalam diri Juru selamat kita seharusnyalah kita menjadi  cukup berbahagia untuk  mencapainya, akan memberikan  kapasitas dalam diri kita untuk membuat semua hal diluar diri kita menjadi tenang. Dia  yang memiliki tenang dapat membuat tenang. Kita tidak dapat mengerjakan mujizat-mujizat, namun demikian pekerjaan-pekerjaan yang Yesus telah lakukan akan kita lakukan juga. Tidur seperti Tidur yang dialami Yesus, kita akan  bangun dalam kekuatan yang ada didalam   Yesus, dan memperlakukan angin-angin dan gelombang-gelombang sebagai subyek terhadap kuasa iman, dan oleh karena itu diperintahkan untuk tenang.



Kita akan berkata  untuk menenangkan orang-orang lain: ketenangan kita akan mengerjakan keajaiban-keajaiban dalam kapal-kapal kecil dengan kapten-kapten lain. Kita juga akan mengatakan,”Damai!Jadilah tenang. “ Kepercayaan  kita akan terbukti menulari, dan  ketakberanian akan menjadi berani: kasih kita yang lembut akan menyebar dengan sendirinya, dan  pergolakan  kita akan mereda menjadi sabar.



Hanya saja hal ini  dimulai dari dalam diri kita sendiri. Kita tidak dapat menciptakan sebuah ketenangan sampai kita berada didalam sebuah ketenangan. Adalah  lebih mudah untuk memerintah elemen-elemen tersebut daripada untuk memerintah  tabiat memberontak pada diri kita sendiri yang sukar dikendalikan. Ketika anugerah telah membuat kita menjadi penguasa-penguasa atas ketakutan-ketakutan kita, maka barulah kita dapat mengambil sebuah bantal dan tertidur lelap ditengah-tengah badai, ganasnya badai berakhir. Dia  telah memberikan damai dan keamanan ketika Dia telah  memberikan kekasih-Nya tidur .



Selesai

Jesus Asleep On A Pillow | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment