Pages

11 April 2013

Bahkan Jangan Pergi Ke Sana! (Bagian 3 SELESAI)


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini  dan bagian 2 di sini

Oleh : Keith Krell, Ph.D


2. Kita Tidak Benar, Tetapi Tuhan Benar ( Roma 3:5-8)


Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan Paulus dalam Roma 3:5-8 menyingkapkan sebuah   respon  memberontak terhadap  dakwaan dosa yang dilontarkan Paulus dan kecamannya terhadap pembenaran  diri sendiri.  Ayat-ayat ini mendemonstrasikan penghukuman Tuhan yang benar atas orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan memberontak[Lihat juga  Deffinbaugh, “Condemning Questions.”]. Pada Roma 3:5 :”Tetapi jika ketidakbenaran kita  mendemonstrasikan kebenaran Tuhan, apa yang akan kita katakan? Tuhan yang murka tidak benar, benarkah? (Aku berbicara sebagai manusia)”.[ Paulus akan mendiskusikan hal ini lebih lanjut dalam  Rom 6:1-14.]. Walaupun keberatan ini telah diduga, namun absurd dan penuh dosa, Frasa “ apa yang akan kita katakan?”  ditemukan sebanyak tujuh kali dalam kitab Roma dan tidak ditemukan pada bagian lain manapun di Perjanjian Baru[ Lihat  Rom 3:5; 4:1; 6:1; 7:7; 8:31; 9:14, 30.].




Ekspresi ini digunakan untuk memperkenalkan sebuah konklusi  yang  Paulus tolak  atau  terima. Dalam kasus ini, Paulus secara jelas menolak pemikiran tersebut. Kata “bukan” (aku) memperkenalkan tanggapan Paulus terhadap pertanyaan ini. Ketika kata ini mengawali sebuah kalimat dalam bahasa Yunani, sebuah jawaban negatif  telah dinantikan. Ini adalah salah satu  dari berbagai perangkat sastra yang umum digunakan Paulus. Dia mengajukan sebuah pertanyaan, tetapi tidak berpikir ada apapun juga terhadap pertanyaan itu[Ekspresi sejenis dengan, “aku berbicara sebagai manusia”hanya ditemukan dalam  Gal 3:15.]. Pemikiran bahwa Tuhan mungkin tidak benar merupakan hal yang sangat tidak masuk akal-gila-gilaan sehingga Paulus mengizinkan dirinya sendiri untuk menyebutkan hal semacam ini. Dengan kata lini, bagaimana bisa  Tuhan  menjadi ‘adil’ dengan menumpahkan murka padaku  jika  ketidakbenaranku  menghasilkan  “kebaikan”   yang memperlihatkan betapa benarnya Tuhan itu?



Paulus menegaskan dalam Roma 3:6 : ”Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?” Hal ini  secara absolut  tidak dapat diselami bahwa Tuhan  pasti tidak adil dengan demikian. Jika Tuhan tidak dapat secara benar menghakimi dalam waktu dan dan dalam kekekalan, kita akan mengalami anarki total. Karakter  Tuhan  yang benar menuntut   penghakiman. Jika Tuhan menolak  untuk  menghakimi dosa, Dia  akan berhenti menjadi Tuhan. Penghakiman yang benar adalah sebuah   atribut Tuhan yang kudus, sempurna, dan tak berdosa.




Pada Roma 3:7-8. Paulus  menjegal keberatan yang sama seperti dalam Roma 3:5. Baris terakhir ( Roma 3:8b “"Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.”) memakukan penutup peti mati pada orang Yahudi dimana Paulus menulis :”Tetapi jika melalui dustaku kebenaran Tuhan melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa saya juga masih dihakimi sebagai seorang berdosa? Dan mengapa tidak mengatakan(sebab kita  dengan cara fitnah telah dilaporkan dan sebagaimana klaim beberapa orang bahwa kita berkata)[ Lopez, Romans Unlocked, 70 sangat membantu  mengaplikasikan nas ini: “Sebagai sebuah akibat dari pertimbangan yang rusak, orang berdosa keberatan untuk dihakimi atas dosa Karena tindakan ini menguatkan karakter kudus pada Tuhan. Oleh karena itu Paulus berkata, ‘Mari kita melakukan yang jahat sehingga yang baik dapat datang’? Secara menakjubkan, rumor mengatakan bahwa Paulus dan rekan-rekannya difitnah, dilaporkan mengajarkan hal semacam ini.  Akan tetapi karena Tuhan memang menggunakan pelanggaran untuk memperbesar kemuliaan-Nya dan memperlihatkan anugerah-Nya, ini tidak berarti manusia sepatutnya tidak menjadi dihukum. Berangkali  pernyataan  ‘ dimana dosa melimpah anugerah menjadi lebih melimpah’ dalam Roma 5:20 (dan Roma  6:1, 15) bermula dari sini. Hari ini fitnahan yang sama dengan dakwaan mendorong lisensi untuk berbuat dosa dilontarkan pada mereka yang mengajarkan anugerah Tuhan yang Cuma-cuma, seolah-olah pengajaran anugerah yang  murni pastilah membawa pada dosa. Sayangnya  pada setiap era, selalu ada mereka yang salah memahami atau merusak makna anugerah Tuhan yang Cuma-cuma. Hanya karena seseorang mengajarkan anugerah sebagaimana yang Paulus ajarkan tidak sama sekali menganjurkan atau menyiratkan bahwa seseorang harus berdosa.  Terhadapa tuduhan yang menggelikan ini Paulus memandangnya tidak  ada keperluan untuk menyanggah.  Paulus semata mempercayakan mereka kepada Tuhan: Penghukuman mereka adil. Kepatuhan diasumsikan dan diperlukan oleh setiap orang  terlepas bagaimana Tuhan menggunakan ketidakpatuhan dalam  rencana kedaulatan-Nya (bandingkan dengan Matius 18:7).”], mari kita melakukan yang jahat sehingga yang baik akan datang?’ Penghukuman  mereka adil.”Ini pada  dasarnya argumen yang sama sebagaimana pada Roma 3:5, tetapi kali ini dinyatakan dalam  terminologi  “dusta” dan “kebenaran.” Ini merupakan pembenaran paling tinggi bagi keberdosaan seseorang dan memperlihatkan secara gamblang kebejatan manusia. Merupakan filosopi yang jahat dan tidak alkitabiah bahwa “tujuan membenarkan sarana-sarana”[ Sebagaimana  Boa  dan  Kruidenier menyatakan, “Tiba di tempat yang benar (kemuliaan Tuhan), cara yang salah ( dengan dosa manusia) tidak pernah dapat dibenarkan.” Lihat  Kenneth Boa dan William Kruidenier, Romans. Holman New Testament Commentary (Nashville: Holman Reference, 2000), 86.]. Ini akan seperti mengatakan, “Doakan orang  yang sakit sehingga dokter-dokter akan memiliki sebuah  peluang untuk menyembuhkan orang. Doakan ada lebih banyak peristiwa kebakaran  sehingga petugas pemadam kebakaran dapat mempertunjukan peralatan-peralatannya. Berdoa bagi ada lebih banyak bencana alam sehingga para supir mobil ambulan memiliki pekerjaan untuk dilakukan[Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1-5 (Fullerton, CA: Insight for Living, 1985), 36. ]. Hal ini juga sama  bagi seorang pembunuh berkata di ruang pengadilan setelah   penghukumannya, “Penghukumanku membuktikan bahwa sistem bekerja; oleh karena itu saya harus diberi upah, bukan  dipenjara.” Ini menggelikan dan sekaligus sangat berdosa! Tiba di tempat yang benar ( kemuliaan Tuhan) dengan sarana-sarana yang salah (dosa manusia) tidak pernah dapat dibenarkan. Paulus berkata bahwa penghukuman bagi mereka yang berkata hal-hal semacam ini adalah adil.



Akan tetapi kita harus menyimpan dua hal penting dalam benak kita : (1) Dosa selalu  sangat berdosa. Tidak ada hal semacam dosa yang “baik.” Dosa adalah alasan Yesus datang ke dunia. Dosa adalah sebab DIa telah mati di atas salib. Tidak ada hal baik tentang dosa. Dosa adalah  hal jahat sampai kapanpun. (2) Tuhan dapat mendatangkan hal-hal yang baik dari kesalahan-kesalahan tolol kita.  Itulah yang dimaksud dengan anugerah Tuhan.  Tapi tolong pahami: fakta bahwa Tuhan dapat membawa atau mendatangkan hal-hal baik dari pilihan-pilihan buruk tidak mengubah kebodohan menjadi kebijaksanaan!Dan, hal ini tidak membenarkan dosa!Dosa selalu merupakan perbuatan   yang sangat berdosa![ Eaton, Romans].


Ketika seorang yang tidak percaya berdosa, dia kehilangan hidup kekal dan sedang menyimpan murka pada hari murkan dan penyingkapan penghakiman Tuhan yang benar (Roma 2:5). Kebenaran   yang  menyedihkan adalah bahwa semua orang yang tidak percaya akan berdiri dihadapan Yesus Kristus dan memberikan sebuah pertanggungan jawab atas semua perbuatan mereka, atau kurangnya perbuatan mereka, di Takhta Putih Besar Penghakiman (Wahyu 20:11-15). Ini akan menjadi momen yang sangat menyiksa! Bahkan sebagai orang yang tidak percaya, dosa adalah serius karena neraka bukan penghukuman yang sama bagi setiap orang— neraka adalah sebuah penghukuman individual  atas perbuatan-perbuatan . Demikian juga, ketika seorang percaya berdosa dia kehilangan sejumlah janji-janji bersyarat dalam hidup ini. Juga dapat ada hajaran yang keras karena Tuhan menginginkan anak-anak-Nya melakukan persekutuan dengan Dia. Lebih   jauh lagi, kita akan memberikan sebuah pertanggungjawaban kehidupan Kristen kita di kursi penghakiman Kristus -Bema( 2Kor 5:10). Paulus membenarkan “teror” ini yang dikaitkan dengan kejadian ini (Roma 5:11). Karena itu, adalah bijak untuk berpikir secara benar tentang dirimu dan Tuhan.


Berharga  untuk menyebutkan bahwa rasul Paulus   terlihat  menjadi mendakwa dalam mengkhotbahkan  injil yang  menunjuk  pada ketidakbermoralan (Roma 3:8a; lihat juga Roma 6:12). Seperti Paulus, ketika anda mengkhotbahkan keselamatan adalah sebuah “hadiah” atau “pemberian cuma-cuma”[ Rom 3:24; 5:15 [dua kali], 16 [dua kali], 17; 6:23; 2 Cor 9:15; Efesus 2:8. Bandingkan dengan  Yakobus berbicara tentang kelahiran baru sebagai sebuah pemberian dari Tuhan: “Setiap pemberian baik dan setiap pemberian sempurna datang dari atas, dan berasal dari Bapa … oleh  kehendak-Nya sendiri Dia telah menjadikan kita [meregenerasi kita] dengan firman kebenaran …” (Yakobus 1:17-18).  Penulis Ibrani juga berbicara mengenai keselamatan kekal sebagai “pemberian surgawi” (Ibrani 6:4).], anda akan dituduh mempromosikan “kepercayaan gampangan” atau “anugerah murahan.” Akan tetapi, tuduhan-tuduhan ini adalah keliru. Sangat berlawanan,  meskipun  keselamatan sangat sederhana, keselamatan bukan hal “gampang.” Setiap hal didalam kita ingin mengupayakan  cara kita untuk menuju ke surga. Konsekuensinya, sangat sulit untuk memindahkan keyakinan kita dari apa yang dapat kita “lakukan”  kepada karya Yesus. Menyebut anugerah Tuhan sebagai “anugerah murahan”  adalah  gagal untuk memahami dua hal  (1)Anugerah itu tidak murah; anugerah itu  gratis (Roma 3:24). (2) Anugerah itu tidak murah; Anugerah itu  menuntut  hidup Yesus. Satu-satunya alas an kita dapat memiliki sebuah keselamatan yang gratis adalah karena Tuhan telah membayar sebuah harga yang luar biasa. Dalam terang pengorbanan  Yesus, anda dan saya harus menjalani hidup yang  menghargai panggilan kita. Kita harus mengungkapkan pengucapan syukur  yang nyata kepada Yesus karena pemberian anugerah yang gratis itu. Kita juga harus mendesak orang lain untuk mengejar kedewasaan Kristen. Kurang dari hal ini adalah  tidak alkitabiah. Kita yang memproklamasikan anugerah Tuhan tanpa perbuatan-perbuatan harus berharap pada anugerah Tuhan untuk mengubah orang-orang percaya dari dalam dirinya sehingga terlihat keluar.

Jika anda belum pernah percaya kepada Yesus Kristus,  maukah anda percaya? Tuhan adalah setia dan benar dalam kekekalan. Alkitab mengajarkan bahwa  telah ditetapkan bagi manusia untuk mati satu kali dan setelah itu datanglah penghakiman ( Ibrani 9:27). Saya tidak tahu kapan penunjukan dirimu datang. Saya  pastikan anda juga tidak tahu. Jadi mengapa tidak memastikan dimanakah anda akan menghabiskan kekekalan? Hanya mengakui bahwa anda adalah seorang berdosa dan mengungkapkannya pada Tuhan bahwa anda mau percaya pada Yesus Kristus sebagai Juru selamatmu. Saya telah menerima anugerah gratis ini, dan saya tahu mengatasi keraguan apapun bahwa saya sudah diampuni dan Tuhan akan setia  untuk membawaku ke surga  ketika aku mati atau ketika Dia datang kembali untuk kali kedua. Bagiku, tidak ada suka cita yang lebih besar  dalam hidup ini daripada mengetahui apakah masa depanku dan siapakah yang memegang masa depanku.


Selesai


Ayat –Ayat Rujukan :

Roman 3:1-8
Kejadian 12:1-3
Ulangan  6:4-5
Mazmur 51:4
Ibrani 1:1-3
1 Petrus 1:10-13
2 Petrus 1:16-21

  Don’t  Even Go There! (Romans 3:1-8) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment