Pages

14 February 2013

Kursi Pengadilan (Bema) Kristus - Bagian 5


Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini , bagian 2 di sini bagian 3 di sini dan bagian 4  di sini



Oleh : J. Hampton Keathley, III, Th.M




Aspek-Aspek Positif Bema


(1)Untuk mengevaluasi kualitas setiap pekerjaan orang percaya, apakah pekerjaannya baik atau buruk, yaitu dapat diterima dan menjadi layak menerima upah-upah, atau tidak dapat diterima, menjadi ditolak dan  tidak layak menerima upah-upah. Sebetulnya sebuah evaluasi oleh Tuhan sedang berlangsung setiap  hari (bandingkan dengan Wahyu 2-3).


(2)Untuk menghancurkan dan menyingkirkan  hasil yang tidak dapat diterima tergambar dalam simbol-simbol kayu, rumput kering , dan jerami. Semua perbuatan-perbuatan dosa, pikiran-pikiran,dan motif-motif, serta juga perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan dengan kekuatan daging akan terbakar sperti kayu, rumput kering dan jerami dihadapan   api karena semuanya itu tidak layak untuk menerima upah. Mengapa?Ini akan  dijawab selagi kita menimbang basis yang menjadi dasar upah diberikan atau kehilangan upah.


(3)Untuk memberi  upah orang percaya atas semua hal  baik yang dia telah lakukan seperti dipotret oleh simbol-simbol  emas,perak, batu permata, yang merupakan benda-benda berharga dan dapat bertahan dalam ujian api tanpa menjadi musnah terbakar.



Nas-nas firman :

1 Kor 3:13-15
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.




Nampak” adalah phaneros  yang  bermakna “diketahui,polos, dapat dilihat, tersingkap sebagaimana sifatnya.”  Hari Tuhan” merujuk pada sebuah hari yang sangat dikenal baik dan merujuk pada hari Bema setelah pengangkatan gereja. “Mendeklarasikannya” adalah deloo yang bermakna “membuat menjadi nyata, jelas.” “Menyatakannya” adalah apokalupto dan bermakna “menyingkapkan.” “Uji” adalah dokimazo dan bermakna “menguji  demi mendapatkan persetujuan.”  bagaimana pekerjaan=kualitas” adalah hopoios, merupakan kata ganti korelatif dan kualitatif yang bermakna “yang seperti apakah atau jenis apakah.”




1 Kor 4:5
Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.



Menerangi” adalah photizo,  “membawa kepada terang, membuatnya dapat dilihat.” “Memperlihatkan” adalah phaneroo, “memanifestasikan, menyingkap.” Isu ini semestinya menjadi luar biasa jelas dari dua ayat ini : Tuhan akan mengevaluasi kualitas dan sifat dari pekerjaan setiap orang. Bandingkan juga :



2 Korintus 5:10
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.



Wahyu 22:12
Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.




Aspek-Aspek Negatif Bema

Ada sejumlah nas-nas firman yang merujuk pada aspek-aspek negatif   Bema yang harus disebutkan dan dijelaskan. Dalam nas-nas ini kita membaca hal-hal semacam “memberikan pertanggungjawaban diri,”  “mengalami kehilangan,” “ tak berani menghadap Dia  karena rasa malu,” dan “imbalan atas perbuatan-perbuatannya….. apakah  baik atau jahat.”


Akankah orang percaya  mengalami malu, duka, penyesalan di Bema? Jika demikian, bagaimana kita mempertemukan  nas-nas seperti Wahyu 7:17 “Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka,” dan Wahyu 21:4, “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu," atau dengan Yesaya 65:17, “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.”



Efek-efek negatif  meliputi hal berikut ini :


(1)Menderita kehilangan  dalam 1 Korintus 3:15 merujuk pada kehilangan upah-upah, bukan keselamatan sebagaimana ayat-ayat berlanjut memperjelasnya. Mohon diperhatikan bahwa anak kalimat “ia akan menderita kerugian” akan lebih baik dituliskan “upahnya akan dihanguskan.”



(2)Diskualifikasi yang disebutkan dalam 1 Korintus 9:27 bermakna diskualifikasi  dari menerima upah-upah, bukan kehilangan keselamatan. Hal ini jelas dari konteks dan analogi pada perlombaan atletik Yunani.



(3)” memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya” pada 2 Korintus 5:10 merujuk pada memberikan upah atau kehilangan upah. Kata kerja yang digunakan adalah komizo  dan bermakna “membawa keluar dengan  aman,” “membawa keluar sebagai barang rampasan.” Didalam kalimat ini, maka hal itu bermakna “menanggung untuk dirinya sendiri,”[ G. Abott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, T & T Clark, Edinburgh, 1937, p. 252.] atau “untuk menerima kembali apa yang menjadi miliknya sendiri” [Fritz Rienecker, Linguistic Key to the Greek New Testament, Cleon L. Rogers, Jr., editor, Zondervan, Grand Rapids, 1980, p. 468.]. Bandingkan dengan :



Matius 25:27
Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya


dan


Efesus 6:8
Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.



(4)Makna pemberian  upah-upah ini juga  terlihat dalam  kata-kata Yunani pada 2 Korintus 5:10 yang diterjemahkan “baik” (agathos—bernilai seperti buah yang baik) dan “jahat” (phaulos—tidak dapat diterima seperti buah  yang busuk atau rusak).Idenya bukan baik dalam pengertian kebenaran versus jahat dalam pengertian   perbuatan jahat atau keberdosaan. Karena  kalau demikian idenya Paulus  hampir pasti akan menggunakan kalos, “baik,” dan kakos,”jahat.” Karena perbuatan-perbuatan baik,  adalah semua hal yang bernilai seperti buah  yang baik, kita akan menerima kembali upah-upah, tetapi untuk pekerjaan-pekerjaan jahat, semua hal yang busuk dan tak bernilai, kita tidak akan menerima upah apapun atau kehilangan  upah.



Tidak ada lagi penghukuman  selain daripada ketika seorang siswa mengerja  tugas sekolah dengan buruk dan menerima nilai F atau D. Hasil-hasil tugasnya yang buruk dalam  nilai yang pantas atau setimpal. Ini hasil yang pantas untuk pekerjaannya. Dulu ada sebuah tanda di kantor registrasi Dallas Seminary yang berbunyi, “Salvation is by  grace….Graduation is by works” (Keselamatan oleh anugerah…Kelulusan oleh usaha-usaha (misal belajar -red ).



(5) 1Yoh 2:28. Tak diragukan lagi merujuk pada Bema dan memperlihatkan disana akan ada keberanian sebagai akibat kepatuhan dan, malu dihadapan Tuhan sebagai akibat gagal untuk mematuhi.


Maka sekarang anak-anakku.” Yohanes sedang menulis kepada orang-orang  percaya. Ini adalah istilahnya yang menunjukan kasih sayang kepada para pembacanya sebagai orang-orang yang telah dilahirkan kembali.




Tinggalah didalam Dia.”  “Tinggal” adalah sebuah sinonim untuk persekutuan  yang mana menjadi subyek dari  buku ini ( 1:3-7). Kata  ini bermakna untuk tetap didalam Dia dari sudut pandang penggambaran hidup-Nya sebagai sumber kita dan kemudian mematuhi Dia dalam hubungan  kebergantungan. Inilah basis atau landasan upah atau penyebab kehilangan upah mereka, mematuhi, kehidupan yang bergantung pada Kristus.




Supaya” menunjukan kepada kitatujuan, kedatangan kembali Juru selamat dan apakah artinya,



Apabila Dia menyatakan  diri.”  “Apabila” menunjukan pada  kedatangan Yesus yang dinantikan dan terlihat . Ini makna secara harfiah “apabila Dia menyatakan diri.” Anak kalimat bersyarat ini  tidak mempertanyakan realita kedatangan  Kristus, hanya waktu kedatangan dan dengan demikian menunjuk pada kedekatan atau kesegeraannya.  “menyatakan” merujuk pada pengangkatan yang dengan segera berlanjut  kedalam Bema.



Tidak usah malu.” “tidak malu” adalah  parrhesia dan bermakna “semangat, berani untuk berkata.” Poinnya : Walaupun tidak seorang pun sempurna atau pernah menjadi sempurna, namun, kesetiaan untuk tinggal dan mematuhi Tuhan akan memberikan keyakinan diri menerima upah.




tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.” Perhatikan beberapa hal disini. (a)Kata kerja yang kita sebut sebuah  aorist subjunctive, dan dengan   makna dasar dari kata kerja ini,  tata bahasa ini menunjuk pada sebuah fakta di masa mendatang, tetapi bukan sebuah  keadaan yang berkelanjutan. Ini tidak lain memperlihatkan sebuah kondisi permanen. (b)Bunyi dari kata kerja ini adalah pasif. Subyek menerima aksi, yaitu, dia  merasa malu. Tetapi bagaimana? (c) ada dua pandangan :




(1)Orang percaya yang gagal untuk tinggal diam dalam Tuhan  dibuat  menjadi merasa malu oleh Tuhan, dengan cara Tuhan  menempatkan rasa malu padanya. Ini akan  menjadi agak terlihat sebagai penghukuman dan tidak sesuai dengan konsep Bema dan juga tidak sesuai dengan  janji-janji Tuhan bahwa kita tidak akan masuk kedalam penghukuman.




(2)Orang percaya yang gagal untuk mengalami tinggal diam, mengalami malu oleh sifat  kehadiran Kristus yang menyingkapkan di Bema. Hal ini disebabkan oleh kesadaran akan apa yang menjadi kegagalan dan dosanya sendiri yang membebaninya dalam pengertian kehilangan upah dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Tetapi hal ini  akan menjadi hal yang sementara atau  paling  hebat hanya sebentar saja dalam pandangan nas-nas seperti Wahyu 7:17 dan Yesaya 56:1.


Hoyt memiliki sebuah rangkuman yang bagus akan apa yang sedang dikatakan dan terkandung dalam nas :


Alkitab menunjukan akan ada rasa malu pada kursi pengadilan Kristus hingga pada tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada ukuran ketidaksetiaan setiap individu orang percaya. Oleh karena itu seharusnyalah setiap orang percaya  berhasrat kuat untuk  menyenangkan Tuhan didalam segala hal. Walaupun orang-orang Kristen kelihatannya akan merefleksikan pada kehidupan dunia ini beberapa  hal yang disesali, mereka  juga  akan menyadari apa  yang ada didepan mereka dalam kehidupan surgawi. Kesadaran akan hal terakhir ini akan menjadi sumber suka cita yang  tidak berkesudahan. Alkitab versi bahasa Inggris menyajikan keseimbangan yang sangat baik pada subyek ini.



“Suka cita pastilah akan menjadi emosi atau susana perasaan  kehidupan  yang  paling mendominasi dengan Tuhan; tetapi saya menduga bahwa, ketika pekerjaan-pekerjaan kita dimanifestasikan di pengadilan, beberapa kedukaan akan bercampur dengan suka cita, dan kita akan merasa malu selagi kita mengalami kehilangan upah. Tetapi kita akan bersukacita juga kala kita menyadari bahwa upah yang diberikan akan menjadi contoh lainnya mengenai anugerah dari Tuhan; karena paling tidak kita adalah pelayan-pelayan yang tidak menguntungkan” (E. Schuyler English, “The Church At the Tribunal,” in Prophetic Truth Unfolding Today, ed. Charles Lee Feinberg [Old Tappan, NJ: Fleming H. Revell Co., 1968], p. 29)



Elemen-elemen kesedihan, penyesalan, dan rasa malu tidak dapat dielakan dalam sebuah pemeriksaan oleh kursi pengadilan Kristus.  Tetapi kesedihan ini  pastilah sesuatu yang relatif  karena bahkan bagi orang Kristen terbaik sekalipun pasti ada beberapa hal yang  pantas mengalami  penyesalan yang tak henti-hentinya dalam  terang kekudusan Tuhan yang  tak terdekati.  Ini  hendak mengatakan bahwa orang-orang Kristen paling baik dapat sangat bersedih di sepanjang kekekalan. Akan tetapi, ini bukan gambaran  yang diberikan Perjanjian Baru  mengenai surga. Emosi  yang memenuhi adalah suka cita penuh dan ucap syukur penuh. Walaupun ada  sejumlah penyesalan dan kesedihan yang tak tersangkalkan, ini tidak akan menaklukan emosi yang  pasti dialami disepanjang keadaan kekal.

Kondisi emosional dari orang yang telah ditebus adalah kebahagiaan yang lengkap dan tak berkesudahan. Emosi yang keluar dari kesadaran akan fakta-fakta pengalaman pribadi. Pengharapan pada akhirnya akan menjadi kenyataan bagi semua orang yang telah dilepaskan dari belenggu kerusakan kedalam kemuliaan anak-anak Tuhan ( Roma 8:18-25). Eliminasi  kutuk,  derita dan kematian juga akan melenyapkan kesedihan, air mata dan tangis (Wahyu 21:4).



Penghakiman kursi Kristus berangkali dapat diperbandingkan dengan sebuah  pelaksanaan seremoni. Pada seremoni kelulusan ada  sejumlah kekecewaan dan kesedihan bahwa dia  dulu tidak melakukannya lebih baik dan bekerja  lebih keras. Akan tetapi, pada acara semacam ini emosi yang menguasai adalah suka cita bukan kesedihan. Para lulusan tidak meninggalkan auditorium dengan mata berlinang air mata karena mereka tidak memperoleh nilai-nilai yang  lebih baik. Sebaliknya, mereka penuh dengan rasa syukur bahwa mereka telah lulus, dan mereka bersyukur akan apa yang telah mereka capai.  Melebih-lebihkan aspek kesedihan sama dengan  membuat kesetiaan  sebagai hal ngawur atau tidak bertalian[Samuel Hoyt, “The Judgment Seat of Christ in Theological Perspective,” Part 2, Bibliotheca Sacra, electronic media.]



Selanjutnya : Natur Upah




The Doctrine of Rewards: The Judgment Seat (Bema) of Christ |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment