Pages

07 November 2012

Pemahamanku Terhadap Doktrin Biblikal Pemilihan

“Saya  begitu gembira bahwa Tuhan memilihku sebelum  penciptaan dunia, karena  Tuhan tidak pernah memilihku setelah aku dilahirkan!” Charles Haddon Spurgeon.

Berikut ini adalah sebuah ringkasan diskusi  mengenai apa yang saya  mengerti tentang  apakah maksud doktrin biblikal :pemilihan.

(1)Pemilihan tidak berarti  bahwa Tuhan  semata-mata  telah mengetahui  siapa yang akan percaya dan berdasarkan hal ini telah memilih mereka. D.L  Moody menyatakan bahwa  pemilihan bermakna :”Tuhan telah memilihku bagi dirinya sendiri, tetapi iblis telah memilihku untuk dirinya sendiri.Pilihanku adalah penentunya.


Apa yang dikemukakan bukan apa yang dimaksud dengan pemilihan atau “pilihan.” Tuhan tidak akan memilih kita; sebaliknya, kitalah yang akan memilih dia dan dia pada dasarnya tidak mengetahui tentang hal ini. (Lebih  lanjut,iblis, mahkluk ciptaan, akan ditempatkan dalam satu pesawat setara dengan Tuhan.).  Kesaksian kitab suci konsisten bahwa Tuhanlah yang melakukan tindakan memilih, bukan kita-manusia. Bandingkan hal ini dengan :



Roma 9:6-21
(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." (8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar…(11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—(12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," (13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."(16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah… (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: "Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?" (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?


Efesus 1:4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya


1 Tesalonika 1:4
Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.




(2)   Pemilihan Tidak melenyapkan tanggung jawab  manusia. Setiap pribadi bertanggungjawab di hadapan Tuhan yang Mahakuasa terkait apa yang mereka lakukan terhadap Anak-Nya.  “Ada orang yang tidak diselamatkan saat ini, yang mengira dipilih, yang kini terhilang dan tidak akan diselamatkan hingga mereka menjadi percaya” [Charles C. Ryrie, A Survey of Bible Doctrine (Chicago: Moody Press, 1972), 118.] Bandingkan dengan :


Efesus 2:3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.



(3)  Pemilihan diperlukan  karena kita  orang-orang berdosa yang seutuhnya bejat [Kebejatan Total tidak berarti  bahwa kita  memang manusia yang dapat menjadi jahat sejahat-jahatnya. Sebaliknya kebejatan total  bermakna : (1) dosa telah menodai setiap aspek kemanusiaan kita—hati kita, tubuh dan pikiran-pikiran kita (2) Kita dapat menjadi manusia  yang sejahat-jahatnya yang mungkin dilakukan apabila tidak ada anugerah dari Tuhan yang bersifat umum (dengan inilah Dia melindungi manusia secara umum untuk dapat menjadi sejahat-jahatanya yang  mungkin dilakukan manusia) (3) Tidak ada sepercikanpun hal yang ilahi didalam diri kita, tidak ada yang baik yang  menggerakan Tuhan  mendekati orang tersebut, seolah dia memang layak untuk diselamatkan.] .


Dengan kata lain, kita tidak akan memilih Tuhan kecuali Dia pertama-tama yang memilih kita.


Orang-orang yang tidak percaya digambarkan sebagai yang tidak mampu untuk berbuat atau berpikir apapun yang  akan menggerakkan diri mereka satu langkah lebih dekat kepada Tuhan. Tidak ada  apapun yang dapat mereka lakukan atau katakan, sanggup menyenangkan Tuhan. Bandingkan dengan Roma 3:10-23; Efesus 4:17-19. Kenyataannya, orang-orang tidak percaya  adalah orang mati secara rohani hingga Roh Tuhan memanggil mereka:  itulah mengapa mereka tidak  menanggapi apapun diluar dunia keberdosaan (Efesus 2:1-3).  Seperti halnya  Lazarus yang telah mati hingga Yesus memanggil namanya, demikian juga orang-orang  yang tidak percaya adalah orang-orang mati hingga Roh Tuhan memanggil mereka. Dan  sama seperti Lazarus yang  tidak dapat   bersesumbar dengan berkata, “Yesus tidak dapat melakukannya tanpa diriku!”, demikian  juga halnya dengan kita. Orang-orang mati tidak memiliki  banyak posisi tawar. Sangat  penting untuk dicatat bahwa Efesus 2:8-9 ada didalam konteks Tuhan  membangkitkan kita dari kematian secara spiritual.


Efesus 2:8-9
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.



(4) Proses pemilihan, selagi bekerja didalam kehidupan kita, tidaklah memberangus kehendak /kemauan  yang ada dalam diri kita. Oleh sebab itu,  doktrin “anugerah yang  tidak dapat ditolak” tidak bermakna  “pemaksaan Ilahi,” seolah-olah Tuhan melakukan tindakan pemaksaan terhadap anda agar menjadi tunduk untuk melakukan kehendak-Nya.  Sebaliknya, anugerah Tuhan   melakukan persuasi yang membuat diri anda takluk. Iblis telah membutakan  mata dunia ini ( 2 Korintus 4:4) dan sekali mata kita telah dicerahkan oleh Roh Tuhan, kita melihat secara jelas apa yang Tuhan telah lakukan kepada kita. Lebih lanjut, jika  anugerah adalah sesuatu yang dapat ditolak, ini akan bermakna bahwa orang yang dapat menolak kehendak Tuhan adalah seorang yang kuat dan sangat perkasa dan mereka yang tidak dapat ( artinya mereka yang diselamatkan) adalah orang-orang  yang lemah. Itu bukanlah gambaran yang biblikal.



(5)  Sarana-sarana  pemilihan selalu melalui perantaraan manusia. Itu sebabnya, Tuhan menggunakan orang-orang percaya lainnya untuk mengkomunikasikan injil kepada yang terhilang. Bandingkan dengan Roma 10:14-17. Oleh karena itu, kita tidak dapat memaklumi diri kita untuk tidak membagikan injil dengan mengatakan, “Jika Tuhan memilih, Tuhan akan menyelamatkan dia bagaimanapun juga.  Dia tidak memerlukanku untuk melakukan pekerjaan itu.” Memang benar bahwa Tuhan tidak membutuhkan  satupun dari kita untuk mengerjakan kehendak-Nya, tetapi juga sama benarnya bahwa Tuhan menggunakan mereka yang bersedia untuk patuh kepada . Dia. Konsekuensinya, doktrin pemilihan semestinya memotivasi kita untuk membagikan injil—bukan karena takut tetapi karena kita ingin dipakai oleh Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya.



(6)  Pemilihan tidak berkontradiksi dengan  atribut-atribut Tuhan  manapun dan pada kenyataannya, merupakan sebuah  pertumbuhan langsung akan kasih-Nya (Efesus 1:4-5).  [Lihat poin 10 untuk elaborasi lebih lanjut]




(7)  Pemilihan tidak hanya untuk keselamatan, tetapi untuk pengudusan dan  pemuliaan. Bandingkan dengan Efesus 1:4-5; roma 8:28-30.  Dengan kata lain, mereka yang telah Tuhan pilih telah dipilih bukan hanya untuk  menjadi selamat, tetapi juga menjadi dikuduskan.



(8)  Pertanyaan apakah Tuhan itu adil atau tidak adil dalam melakukan pemilihan  terhadap beberapa tetapi tidak memilih yang lainnya melenyapkan betapa  agungnya keselamatan itu adanya—dan betapa besarnya  dosa kita  merasuki kita. Andaikan Tuhan adil, maka kita semua akan ke neraka. Jika dia menyelamatkan satu orang, Dia sungguh-sungguh berbelas kasihan tiada taranya.



(9)   Sebenarnya,  tiga pertanyaan dasar yang mengemuka ketika mendiskusikan pemilihan :
-Apakah Tuhan Adil?
-Tidakah ini membuat kita menjadi robot-robot?
-Mengapa saya harus mengabarkan injil?


Ketiga pertanyaan ini dijawab dalam Roma 9-11, nas-nas firman Tuhan yang hebat dalam Alkitab,  mengulas doktrin ini. Roma 9 menjawab pertanyaan pilihan kita, Roma 10  menjawab pertanyaan tentang kebutuhan untuk menginjili, dan Roma 11 menjawab pertanyaan tentang keadilan Tuhan. Perlu dicatat juga bahwa  teologi Paulus disini bukanlah teologi dalam vacum; dia memulainya (ayat 1-3) dengan sebuah keinginan yang paling sangat bahwa dia lebih baik ke neraka jika itu bermakna satu saja dari saudara-saudara Yahudi-nya dapat menjadi selamat!



(10)Banyak teman-teman yang ingin mencari keseimbangan antara kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia. Sebuah keseimbangan yang  perlu diupayakan, tetapi bukan ini tempatnya. Dimanapun kita membaca dalam Alkitab tidak ada tempat dimana Tuhan tidak berdaulat atas kehendak-kehendak manusia.  Lebih lanjut, kita memiliki kesaksian yang sangat terang dari Roma 9 yang menyatakan hal sebaliknya. Demikian juga, ada sebuah ketidakseimbangan yang sudah ada pada dasarnya antara kehendak ciptaan dan kehendak Pencipta.  Apa hak yang kita miliki untuk mengklaim bahwa  ciptaan dan Pencipta adalah dua hal yang setara?


Keseimbangan yang sesungguhnya datang diantara dua kategori atribut-atribut Tuhan yang luas (kebaikan,kasih,belas kasihan,keadilan, dan lain-lain). Dan atribut-atribut-Nya yang tidak terkait  pertimbangan salah atau benar  atau amoral (Dia tidak terbatas, kekal, mahatahu,mahahadir, dan lain-lain). Singkatnya, keseimbangan terdapat  di antara kedaulatan dan kebaikan-Nya. Jika Tuhan hanya memiliki atribut-atribut yang bersifat amoral, maka Tuhan bisa jadi seorang Tirani, Jika Dia  hanya memiliki  atribut-atribut yang bersifat  moral, Dia  bisa jadi tidak mampu  dengan efektif melakukan perubahan di dunia; Dia menjadi Tuhan yang impoten-tidak berdaya.


Menempatkan  semuanya  secara bersama-sama kita  melihat  kemuliaan dan misteri Tuhan. Atribut-atribut yang dimiliki Tuhan tidak dapat dikompartemenisasi atau dikotak-kotakan/dipilah-pilah. Oleh sebab  itu, Dia baik dalam kedaulatan-Nya, tidak terbatas dalam belas kasihan-Nya, mengasihi dalam  kemahakuasaan-Nya. Akan tetapi kita sebagai  ciptaan-ciptaan yang terbatas tidak dapat memahami keagungan  rencananya. Yesaya 55:8-9 berkata :” Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”. Tidak ada kontradiksi didalam Tuhan, tetapi ada keterbatasan  untuk dapat memahami-Nya pada diri kita.



(11)Doktrin Pemilihan sejalan dengan apa yang apa yang disebut sebagai  diinspirasikan. Tuhan telah menginspirasikan setiap   kata-kata dalam kitab suci (2 Timotius 3:16), namun  cara beroperasinya/modus operandinya  bukan merupakan pendiktean lisan. Yesaya adalah Shakespeare pada masanya; Amos adalah Mark Twain. Keduanya memiliki kosa kata-kosa kata dan gaya-gaya penulisan yang  amat berbeda, namun demikian masing-masing menuliskan apa yang diinspirasikan  oleh Tuhan.  Gaya penulisan  dan sintaksis (ilmu kalimat) Yunani yang dimiliki Lukas sangat berbeda dengan   yang dimiliki Yohanes, namun keduanya menuliskan Firman Tuhan. Kita membaca dalam 2 Petrus 1:20-21 bahwa tidak ada nabi yang membuat nubuatan-nubuatan dari dirinya sendiri, tetapi dituntun oleh  Roh Kudus: “1:20 Diatas semuanya, anda semua  baik jika anda mengetahui hal ini : tidak ada nubuat Kitab suci pernah datang melalui imajinasi nabi-nabi itu sendiri, 1:21 karena tidak ada nubuat pernah datang dari dorongan-dorongan manusia; sebaliknya, orang-orang dipandu oleh Roh Kudus mengatakan yang berasal dari Tuhan” (diterjemahkan dari Alkitab NET).



Jadi kita disajikan dengan sebuah misteri: Setiap penulis biblikal telah  menuliskan setiap kata-kata yang tepat dari Tuhan, namun setiap penulis mendayakan personalitas dan kehendaknya dalam prosesnya. Pesan berasal atau bersumber dari Tuhan, namun prosesnya melibatkan kemauan manusia. Keajaiban inspirasi, sebagaimana dikemukan Lewis Sperry Chafer sejak lama, bahwa Tuhan tidak memberangus kepribadian siapapun juga, namun apa yang dituliskan adalah  persis seperti apa yang  Tuhan kehendaki.



Ini sejajar dengan pemilihan. Misteri pemilihan adalah : bahwa Tuhan dapat memilih tanpa syarat, namun demikian kehendak –kehendak kita tidak ditindas. Kita dibujuk oleh Roh Kudus untuk percaya. Lebih jauh kita memiliki perasaan akan kehendak bebas dalam proses tersebut, tepat sebagaimana yang dialami oleh para penulis Alkitab.  Oleh sebab itu, para penulis Alkitab bahkan tidak selalu mengetahui bahwa mereka sedang menulis kitab suci, sekalipun Tuhan mengarahkan pikiran-pikiran mereka.



(12)Kesimpulan : doktrin biblikal pemilihan  yang  bersifat tidak bersyarat, tidak dapat ditolak, dan tidak dapat dibatalkan. Kesemuanya  untuk kemuliaan Tuhan—Tanpa perlu dalam cara bagaimanapun untuk melenyapkan martabat dan tanggungjawab manusia.  Dengan kata lain: Sebuah bagian besar kematangan dalam iman adalah: Setiap dari kita perlu membuat  penemuan seperti halnya Copernicus yang dikemaskan dalam kata-kata, “Aku bukan pusat alam semesta.” Atau, sebagaimana Yohanes  Pembaptis mengatakan, “Supaya Dia semakin besar dan aku semakin kecil.

My Understanding of the Biblical Doctrine of Election|diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora






No comments:

Post a Comment