Pages

06 June 2012

Mari Kita Berpekara!

Homes of Christians have been destroyed
in previous violence in Punjab
and ...
worthynews.com
Yesaya 1:18
"Mari kita bereskan perkara ini"


Tuhan mengundang orang yang menolak tanpa alasan untuk berargumen dengan Dia. Tuhanlah yang memulai percakapan ini. Apa yang Yesus Kristus pasti katakan tentang kondisi kehidupanmu? Jika kita melihat diri kita secara benar akan membantu kita memahami dunia disekitar kita. Kita  bercela, tidak sempurna dan melakukan apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Dia menyebutnya dosa. Tuhan dapat mendiagnosa kondisi kita dan semua kondisinya sama dalam  derajat yang beragam.

Kepada Israel ia berkata melalui nabi Yesaya. 1:16-20 ," Basuhlah dirimu sampai bersih. Hentikan semua kejahatan yang kamu lakukan itu. Ya, jangan lagi berbuat jahat,belajarlah berbuat baik. Tegakkanlah keadilan dan berantaslah penindasan; berilah kepada yatim piatu hak mereka dan belalah perkara para janda."TUHAN berkata, "Mari kita bereskan perkara ini. Meskipun kamu merah lembayung karena dosa-dosamu, kamu akan Kubasuh menjadi putih bersih seperti kapas. Meskipun dosa-dosamu banyak dan berat, kamu akan Kuampuni sepenuhnya.Kalau kamu mau taat kepada-Ku, kamu akan menikmati semua yang baik yang dihasilkan negerimu.Tetapi kalau kamu melawan Aku, kamu akan mati dalam perang. Aku, TUHAN, telah berbicara."(BIS)


Tak seorang pun yang senang untuk diberitahu bagaimana seharus hidup. Kini masyarakat kit hidup oleh moto "I'm Ok, Your Ok" (Saya Ok , kamu Ok). Ini semua adalah relatif dan tak ada tindakan kita dapat menjadi salah. Kita telah menerima apa yang disebut budaya relativisme. Bahwa setiap dari kita memiliki kebenarannya sendiri, dan setiap hal yang kita lakukan dapat diterima. Kita memutuskan apa yang benar atau salah dalam pandangan kita. Jadi sejarah terulang kembali. Israel purba memiliki sebuah masalah yang kita miliki dimasa kini. Hakim-Hakim 17:6"Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri." Hal ini diulangi dalam Hakim-Hakim 21:25. Tuhan berbicara terhadap manusia tentang pandangan  opini Tuhan yang berasal dari dirinya sendiri dalam Kitab Amsal.


  • Amsal 3; 7 "Janganlah menganggap dirimu lebih pandai daripada yang sebenarnya; taatilah TUHAN dan jauhilah yang jahat." BIS
  • Amsal 21:2 "Setiap perbuatan orang mungkin baik dalam pandangannya sendiri, tapi Tuhanlah yang menilai maksud  hatinya." BIS
  • Amsal 26:12 "Orang yang bodoh sekali masih lebih baik daripada orang yang menganggap dirinya pandai." BIS

Kita hidup dalam era inilah cara hidup, mereka yang menolak Tuhan, bahkan  mereka yang menerima Tuhan tetapi tidak ingin hidup dalam cara Tuhan. Inilah pesan yang sama, diulangi kepada manusia berulang-ulang.

Apa yang kita lihat disini adalah sebuah kasus klasik yang dihadapi oleh Yesaya dimasanya ditengah-tengah mereka yang berada dibawah pemerintahan dan perlindungan Tuhan. Yesaya 5:20-21 "Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar!

Tuhan memulai suratnya melalui nabi Yesaya dengan menawarkan sebuah penyelesaian terhadap  kondisi yang meliputi  mereka, dengan  membersihkan mereka. Dia pertama-tama meminta mereka untuk berubah, bertobat atas perbuatan yang jahat--kemudian  mereka dapat mendengarkan firman-firmannya.

Alkitab menjelaskan bahwa upah dosa adalah kematian, anda menerima  hasil untuk dosa-dosamu kecuali anda menerima  solusi Tuhan. Ada saatnya ketika pembayaran akan didistribusikan; Tuhan akan meminta sebuah jawaban atas  kehidupanmu.

Ada dua jenis kematian, secara jasmani dan rohani. Ilmu pengetahuan berkata bahwa tubuhmu seharga $2.28 menurut nilai pasar kimia dimana kita terbuat darinya. AKan tetapi menurut Yesus jiwa kita yang adalah bukan tubuh jasmaniah, berharga  jauh lebih tinggi dan Tuhan memberikan nilai tertinggi atas jiwa kita. Tuhan bertanya "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?-Markus 8:36-37.

Mengapa mereka membenci orang-orang Kristen? Mereka tidak mengenal Tuhan. Mereka toleran atas semua hal kecuali satu  hal-Yesus dan Firmannya. Inilah cara anda mengetahui bahwa mereka mengenal Tuhan. "Mereka berasal dari dunia; sebab  itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.Kami berasal dari Allah: barangsiapa  mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah  tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan." 1 Yohanes 4:5-6

Mereka tidak ingin mendengarkan pada   representasi-representasi Tuhan yang menyatakan kebenaran itu, seperti halnya  mereka tidak ingin mendengarkan Nuh di hari penghakiman yang berlangsung. Kita sedang bergerak menuju kepada hari  penghakiman itu, Tuhan berkata dalam Yesaya 1:24 "Sebab itu TUHAN Yang Mahakuasa, Allah Israel berkata: "Hai,  musuh-musuh-Ku, Aku akan membalas dendam kepada kamu, sehingga kamu tidak menyusahkan Aku lagi." Dunia akan mengalami  kesengsaraan besar.

Tuhan mengasihi orang-orang berdosa, pribadi-pribadi individual yang dia pedulikan  tetapi ia ingin dosa yang kita hidupi disingkirkan. Ia menginginkan kita aman, ia ingin melindungi kita dari diri kita sendiri dan bahaya dari orang lain. Kita memperlihatkan kepedulian yang sama sebagaimana kita melindungi anak-anak kita dari bahaya ketika mereka sedang bertumbuh. Dosa memerosotkan  serat-serat moral kita sebagai individu-individu, (diciptakan dalam gambar Tuhan) demikian juga masyarakat kita. Semakin seseorang melakukan dosa, semakin banyak hal dosa yang dapat diterima dan dosa-dosa itu pada ahirnya menjadi belenggu, melakukan kehendak iblis ( yang selalu menentang Tuhan dan jalan-jalannya). Dalam sebuah budaya, dosa akan meningkatkan aktivitasnya secara berkesinambungan seiring semakin banyaknya orang terlibat dalam aktivitas dosa hingga tiba suatu titik dimana tipu muslihat mengambil alih. Ketika hal ini didistribusikan melalui beragam saluran maka berdampak pada keseluruhan masyarakat dan  mengubah  jalur perjalanan masyarakat yang membawanya jatuh kedalam tangan penghakiman Tuhan. Hal ini telah terjadi dimasa Nuh dan hal ini kembali terulang dimasa kita.

Kita hidup dengan standar-standar kita sendiri, tetapi terkadang standar-standar kita mempengaruhi orang-orang lain. Dapatkah kita semua melakukan apapun yang kita mau? Inilah mengapa ada hukum-hukum. Pikirkan tentang ini, jika kita dapat melakukan apapun yang kita inginkan lalu dimanakah garis yang tidak boleh kita langkahi? Kita semua telah membuat garis-garis untuk orang lain dalam kehidupan kita, dan garis-garis orang lain untuk kita. Sungguh-sungguh tanpa hukum, dosa yang mungkin bukan dosa bagimu menjadi bukan dosa bagi orang-orang lain menjadi standar yang sama.

Sehingga anda tidak dapat berkata ini salah jika mereka mendatangkan bahaya kepadamu. Karena setiap dari anda hidup dalam standar sendiri. Mengapa memperkosa atau menganiaya anak menjadi salah jika seseorang yang lain menerimanya sebagai standar bagi mereka sendiri? Jika kita semua mengukur moral-moral kita dengan apa yang kita rasa benar, melakukan apa yang benar dalam pandangan kita sendiri, maka ketika seseorang yang lain melakukan hal berbahaya kepada  manusia lain maka itu menjadi tidak salah bagi mereka; itu salah menurut standarmu, tidak salah menurut standar mereka.

Itu sebabnya kebenaran tidak dapat dibentuk oleh individu atau budaya. HARUS ada sebuah standar Tertinggi-Ultimat bagi perilaku manusia, moralitas kita. Dan itu ada. Pertama kiat diciptakan dalam gambar dan keserupaan  Tuhan, kita memiliki  suara hati yang akan mengatakan kepada kita apa yang menyinggung manusia lainnya. Ketika kita melanggar suara hati ini, dengan tidak mendengarkan kepada suaranya, maka suara hati itu mati, tidak dapat digunakan. Kita juga memiliki hukum moral dari Tuhan yang memberitahukan kepada kita secara eksplisit apa yang benar atau salah.

Hukum moral itu menyebutkan berbohong, membunuh, perzinahan dan lain-lain. Ini menjadi bukti apa yang kita lakukan adalah salah dengan sebuah standar yang jelas.

Bersambung

Isaiah speaks to us today, Let Us Reason | Martin Simamora







No comments:

Post a Comment