Pages

02 May 2012

Penaklukan Kanaan : Melintasi Yordan

Israel Melintasi Yordan

Dan mantel kepemimpinan beralih kepada Yosua, anak Nun,pemimpin pasukan perang Israel (Keluaran 17:9) dan seorang  asisten pribadi Musa (Keluar 33:11; Yoshua 1:1). Kedukaan berlalu, dan kegairahan mulai terbangun : Tuhan akan menggenapi janjinya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, sebuah negeri- tanah air untuk melayani Tuhan tanpa rasa takut dalam kekudusan dan kebenaran disepanjang hari-hari mereka (Lukas 1:73-75). Dan sebagaimana Tuhan membawa mereka keluar dari tanah perbudakan dengan membelah Laut Merah, demikian juga ia membawa mereka masuk kedalam tanah perjanjian dengan membelah Sungai Yordan. Tidak ada tentara yang mengejar Israel kali ini sebagaimana yang telah  terjadi di Mesir.

Bacalah  bagian sebelumnya : Penaklukan Kanaan


Mereka dapat  saja membangun rakit-rakit dan kapal-kapal dan tidak perlu terburu-buru, tetapi Tuhan memiliki tiga tujuan yang perlu digenapi dengan membelah Sungai Yordan.

Pertama, untuk menyatakan konfirmasi atas Yosua sebagai pengganti  Musa yang resmi, sehingga mereka dapat tahu bahwa, sebagaimana aku dahulu bersama dengan Musa, maka aku akan bersama dengan kalian. "Kedua, Tuhan bertujuan untuk menguatkan iman orang-orang Israel bahwa Tuhan ada bersama-sama dengan mereka dan akan memberikan kemenangan kepada mereka dalam peperangan-peperangan mendatang. Yosua 3:10, "Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu. " Dan tujuan ketiga membawa umatnya melalui Yordan dengan dasarnya yang kering adalah untuk menyiutkan nyali musuh-musuh. Yosua 5:1,"Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu."


Untuk memastikan bahwa orang-orang menyaksikan keajaiban ini sebagai sebagai perbuatan yang dilakukan oleh Tuhan yang kudus dan pemberi hukum mereka di Sinai, para imam memimpin perjalanan masuk kedalam sungai dengan membawa Tabut Perjanjian, dan mereka berdiri di tengah-tengah bentang sungai yang kering itu hingga seluruh orang Israel telah melintasinya. Tabut Perjanjian adalah  sebuah perabot yang paling suci dari Tabernakel. Didalamnya tersimpan  2 loh batu perjanjian dari Sinai dan adalah sebuah kotak dimana Tuhan berjumpa dan berbicara kepada Musa. Oleh karena itu, selagi bangsa Israel berjalan melalui tabut ini ditengah-tengah sungai Yordan dengan air sungai meninggi dibelakangnya, mereka pasti berpikir :"Ini adalah Tuhan yang memberikan kita hukum itu; ini apa yang dapat Ia lakukan bagi mereka yang percaya kepadanya dan berjalan seturut dengan perintah-perintahnya. Betapa bodohnya kita jika samapai menghancurkan perjanjianya, jika dengan menjaganya, kita dapat memiliki kuasa semacam ini di pihak kita.

Segera di seberang Yordan, Israel berkemah di Gilgal. Seluruh pria yang lahir sejak keluarnya bangsa ini dari Mesir  disunat dalam sebuah pelaksanaan pentahbisan bangsa kepada Tuhan. Kemudian seluruh orang Israel merayakan Paskah, dan keesokan harinya manna berhenti, dan mereka makan hasil dari tanah itu (Yosua 5:2-12). Kita dapat membayangkan bahwa yang hatinya lemah diantara orang-orang Israel masih dapat berkata di dataran Moab," Baiklah kita masih dapat kembali ke Mesir jika disini bukan hal baik yang dijumpai."


Tetapi tidak dapat lagi. Sungai Yordan telah menutup jalan kembali mereka; manna telah berhenti; dan dihadapan mereka terbentang Yeriko.  Satu-satunya pilihan yang ada sekarang adalah menaklukannya sesuai dengan firman Tuhan atau dimusnahkan sebagai sebuah bangsa. Itu sebuah posisi yang baik untuk didiami. Ini sederhananya membantu anda melihat dengan lebih jelas lagi apa yang selalu dipertaruhkan dalam menaati atau melawan Tuhan.

Bersambung : Kebodohan Generasi Penerus

John Piper, The Conquest of Canaan |Martin Simamora

No comments:

Post a Comment