Pages

11 April 2012

Kekudusan Kristus dan Keberdosaan Kita (Lukas 7)

Sepintas sentral utama Lukas 7  ada pada kehidupan wanita berdosa yang diubahkan. Tetapi wanita ini hanyalah sebuah elemen dalam kisah tersebut, yang menitikberatkan pada Yesus Kristus yang sedang menyampaikan kabar baik kepada seorang Farisi. Yesus menjadikan wanita itu sebagai sebuah testimoni yang disampaikan kepada orang Farisi  tersebut  dan orang-orang lain yang turut serta ada disana, menyajikan kebenaran dan kuasa Injil. Ironisnya, Yesus telah mendemonstrasikan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa-dosa dan mengubah banyak kehidupan dengan menggunakan orang Farisi, orang yang sangat meremehkan Yesus.

Pada  kenyataannya, kebenaran pada diri sendiri, para pemimpin-pemimpin agama yang munafik sangat mungkin  adalah orang-orang berdosa yang sangat buruk; orang yang percaya bahwa mereka tidak terhilang dan berpikir mereka tidak memerlukan penebusan, tidak dapat diselamatkan.

Tuhan Yesus Kristus telah datang untuk mencari dan menyelamatkan  orang-orang berdosa yang bertobat dan menjadi percaya (Lukas 19:10)- Terbentuknya anggota-anggota relegius yang merasa memiliki kebenaran pada dirinya sendiri juga adalah masyarakat tak bernilai yang terbuang dari lingkungannya.


Sebagaimana pembukaan kisahnya, Salah seorang Farisi telah meminta Yesus untuk makan bersamanya. Sebagaimana  orang-orang Farisi lainnya yang mengundang Yesus untuk santap makan, orang Farisi ini pun tak memiliki ketertarikan  pada diri Yesus. Ia bukanlah pencari dengan pikiran yang terbuka, tetapi seperti halnya kebanyakan orang-orang  Farisi, sudah memutuskan bahwa Yesus adalah penghujat, arogan mengklaim dirinya memiliki hak untuk mengampuni dosa-yang hanya Tuhan saja dapat mengampuni dosa (Lukas 5:21).


Kelompok yang menunjuk dirinya sendiri sebagai  penjaga agama ritual dan legalistik eksternal membenci  pesan-pesan Yesus tentang anugerah, pertobatan dan pengampunan, dan  ajakan-Nya mencitai Tuhan secara tulus dari dalam hati. Mereka juga membenci Yesus Kristus karena secara langsung memperlihatkan kecaman keras pembenaran diri sendiri yang munafik (Matius 23), dan mengaitkan mereka dengan masyarakat yang terbuang dari lingkungannya (Lukas 7:34). Sudah Memiliki sebuah kesimpulan mengenai Yesus, mereka sibuk mengumpulkan bukti untuk melawannya. Undangan orang Farisi bagi Yesus ini adalah bagian dari proses mengumpulkan bukti. Tidak adas eorang Farisi yang menghormati dirinya akan mengundah seorang penghujat, kecuali untuk membahayakannya.

Setelah selesai membasuh kaki Yesus, perempuan itu mulai menciumi kaki Yesus. Mencium adalah kata yang intensif. Dalam Lukas 15:20  digambarkan  ciuman ayah terhadap anak yang nakal atas kembalinya ia ke rumah. Lukas menggunakan kata ini dalam Kisah Para Rasul 20:37 menggambarkan bagaimana para pemimpin gereja di Efesus memberikan ciuman kepada Paulus ketika ia meninggalkan mereka. Ciuman wanita pada kaki Yesus adalah ekspresi kasih yang sangat tajam. Kemudian, tidak dapat menahan atau tidak dapat menunggu lebih lama lagi, ia melakukan apa yang memang menjadi keinginannya untuk dilakukan dan meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak wangi. Ini adalah pemandangan yang mencengangkan, penghormatan yang disematkan pada Yesus ditengah-tengah mereka yang hanya berupaya mempermalukan Yesus.
Tindakan-tindakan yang dilakukan perempuan itu dapat menempatkan Yesus pada posisi yang sangat buruk dihadapan orang banyak. Belum lagi, dia adalah wanita yang terkenal sebagai seorang pendosa. Membiarkan rambutnya, membasuh,mencium, merangkul dan meminyaki kaki Yesus merupakan tindakan yang sangat tidak pantas. Ini juga membuat beberapa takjub mengapa  perempuan itu dapat merasa bebas untuk menjadi sedemikian akrab dengan Yesus dan jelas menciptakan sebuah kesimpulan namun  yang keliru. Kekudusan Yesus Kristus tidak tercemari oleh karakter (Yohanes 8:46), membantah berbagai pemikiran yang tak patut pada diri Yesus, bahkan pada pihak musuh-musuh Yesus.

Orang Farisi itu menarik sebuah kesimpulan yang nyata keliru : ia mencatat  Yesus tidak mengetahui/ bereaksi  terhadap yang jahat, tetapi mengabaikannya. "Jika orang ini adalah seorang nabi Ia pasti tahu siapa dan seperti apakah pribadi perempuan ini yang menjamahnya, dia adalah seorang berdosa." Bagaimana bisa Yesus mengatakan kepada mereka hal-hal yang tidak mereka ketahui jika Ia  bahkan tidak mengetahui  apa yang mereka  ketahui tentang perempuan ini?Pada ahirnya tidak ada  akal sehat Guru agama yang membiarkan seseorang mengklaim sebagai Messias, akan membiarkan perempuan seperti ini menjamah dirinya. Orang Farisi ini merasa jijik dengan pemandangan yang sedang ia saksikan, dan pada saat yang sama memuaskan, karena hal ini mengkonfirmasi keyakinannya bahwa pengabaian Yesus  terhadap kejahatan wanita ini adalah bukti bahwa Yesus bukan nabi yang sejati/benar.


John MacArthur, Christ's Holiness and Our Sinfulness | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment