Pages

30 April 2012

Dapatkah Tuhan Merentangkan Sebuah Meja di Padang Gurun? (Bagian 2/2)

Kegagalan Israel di  Gurun

Sejarah Israel dari Keluaran, ketika mereka keluar dari Mesir ke saat perjalanan mereka ke Yordan memasuki tanah yang dijanjikan dapat digambarkan secara ringkas seperti ini. Perjalanan dari Mesir menuju Gunung Sinai dimana hukum diberikan, memerlukan 3 bulan perjalanan. Mereka meninggalkan Mesir di Keluaran 14 dan tiba di Sinai di keluaran 19, sehingga Keluaran 15-18 menggambarkan tahap petama perjalanan mereka di gurun. Selama hampir dua tahun bangsa Israel tinggal di Sinai sementara hukum-hukum diberikan dan tabernakel untuk ibadah direncanakan dan dibangun. Periode waktu ini dicakup dalam Keluaran 19 hingga selesai, semua kitab Imamat, dan Bilangan 1-10. Sehingga dari Keluaran 19 hingga Bilangan 10, orang-orang Israel sedang berada di gurun Sinai.


Pada Bilangan 10-11 orang Israel berangkat dari Sinai menuju tanah yang dijanjikan. Mereka tiba di Kadesh di gurun Paran sebelah Selatan Kanaan, dan di Bilangan 13, 12 mata-mata dikirimkan untuk mengintai tanah yang dijanjikan. Setelah 40 hari mereka kembali. Kaleb dan Yosua menyampaikan laporannya :"Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"(Bilangan 13:30). Tetapi 10 pengintai lainnya menentang keputusan ini dengan sebuah argumen yang mengagumkan--mengagumkan bagi orang yang telah berjalan melalui Laut Merah dan menghabiskan dua setengah tahun di gurun bersama dengan Tuhan. Mereka berkata :""Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita" (Bilangan 13:31).

Saya menduga  bahwa Kaleb dan Yosua saling menatap satu sama lain dalam ketidakpercayaan dan  kemudian menatap pada Musa dan kemudian memandang kepada 10 pengintai tersebut dan berteriak, "Lalu apa!Apa hubungannya antara kekuatan mereka dan apakah kita dapat memasuki tanah itu atau tidak?" Orang yang percaya kepada Tuhan selalu bingung dengan para ateis didalam orang-orang percaya nominal. Jika Tuhan telah berkata, "Masuklah dan duduki tanah itu," sangat tidak relevan bahwa kita seperti  belalang-belalang dibandingkan dengan penduduk setempat. Faktanya, ada lebih banyak alasan untuk masuk, karena Tuhan akan menjadi lebih dimuliakan dengan cara itu. Belalang-belalang pasti tidak akan pernah berbangga ketika Tuhan memberikan kemenangan kepada mereka.

Tetapi di Bilangan 14 orang Israel  membuktikan bahwa dua setengah tahun di gurun tidaklah cukup lama untuk mengajar mereka percaya pada Tuhan saja, dan mereka memberontak melawan Musa dan melawan Tuhan. Pada Bilangan 14:11 Tuhan berkata kepada Musa, "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka." Tetapi Musa, salah satu pemimpin yang paling sabar dan berkomitmen yang pernah hidup, membawa dirinya sendiri dalam doa bagi bangsanya. Dia berargumen dengan Tuhan bahwa nama Tuhan akan diolok-olok di Mesir jika terlihat bahwa Tuhan tidak dapat membawa bangsa ini kedalam Kanaan (Bilangan 14:15,16); Musa berargumen berdasarkan penyingkapan diri Tuhan sendiri di Gunung Sinai di Keluaran 34:6,7, bahwa  Tuhan itu "lambat untuk marah, berlimpah dalam kasih, dan mengampuni kesalahan dan pelanggaran" ( Bilangan 14:17,18).

Sehingga Tuhan mengurungkan penghancuran total dan berkata (dalam Bilangan 14:20-25) :


(20) Berfirmanlah TUHAN: "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu.(21) Hanya, demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi:(22) Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,(23) pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.(24) Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.(25) Orang Amalek dan orang Kanaan diam di lembah. Sebab itu berpalinglah besok dan berangkatlah ke padang gurun, ke arah Laut Teberau."

Seluruh kelas telah gagal dalam ujian ahir mereka di pelatihan padang gurun dan tidak diperbolehkan lulus. Dan seluruh anak-anak dimasukan kembali kedalam sekolah. Jika dalam dua setengah tahun manusia yang tak sanggup menolong dirinya sendiri dan keajaiban-keajaiban Tuhan tidak membuat percaya ada didalam hati orang-orang Israel, maka kita akan melakukannya 40 tahun. Dan itulah sebabnya mengapa Israel berputar-putar di gurun (dipelihara oleh Tuhan yang sungguh luar biasa sabarnya) hingga sebuah generasi yang terdiri dari orang-orang tak percaya lenyap. (Periode ini dicakup pada sebagian kitab Bilangan dari Bab 14 hingga selesai.)

Tidak sulit untuk melihat pelajaran ini, Tuhan ingin mengajarkan kita dari pengalaman gurun bangsa Israel. Tuhan berkata bahwa walaupun mereka melihat kemuliaannya dan tanda-tanda yang ia adakan di Mesir dan di padang gurun, namun mereka mereka membuat Tuhan menguji mereka dari waktu ke waktu  menggerutu dan hatinya tidak  memperhatikan suaranya atau berdiam dalam kuasa-Nya (Bilangan 14:22). Implikasinya jelas : tujuan Tuhan dalam Keluaran dan  membawa mereka berputar di gurun adalah untuk membuat bangsa ini rendah hati (Ulangan 8:2), dan kemudian untuk memperlihatkan keajaibannya kepada mereka, sehingga mereka dapat belajar untuk percaya dalam Tuhan dengan segenap hati mereka dan tidak bersandar pada pengertian atau kekuatan mereka sendiri (Amsal 3:5,6). Kurikulum padang gurun dirancang untuk menelanjangi ketakberdayaan manusia. Kurikulum ini dirancang untuk memperlihatkan bahwa Albert Ellis dalam Rational Emotive Therapy (RET)-nya, yang menganggap percaya kepada Tuhan merupakan hal yang kebayi-bayian, tidaklah rasional ahirnya;  bahwa orang  yang berada di gurun sesungguhnya adalah seorang bayi yang tak berdaya, dan jika kita tidak  berbalik dan menjadi seperti  anak-anak, kita semua nampaknya akan musnah.

Pelajaran Tingkat Lanjut di Gurun

Tetapi ini hanyalah Gurun 101, sebuah kursus berjudul :"Mengosongkan Ego Manusia." Seminar yang lebih maju berjudul ,"Bagaimana Merentangkan Sebuah Meja di Gurun." Kursus ini singkat jika engkau siap untuk menjalaninya, tetapi jika anda tidak siap dapat menjadi hal yang sangat memalukan. Diajarkan dalam dua bagian, satu bagian  pergi ke Gunung Sinai,

satu bagian lagi pergi dari Gunung Sinai. Paruh  pertama kursus diajarkan dalam Keluaran 16, pada perjalanan antara Mesir dan Sinai. Bangsa Israel telah mempelajari pelajaran gurun 101 dan tahu bahwa mereka menyelesaikannya tanpa makanan. Mereka berkata, "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan" (Keluaran 16:3). Pelajaran 101 mempelajari : Mereka tidak berdaya. tetapi kini  tiba pelajaran tingkat lanjut . Tuhan berkata :
Keluaran 16:4,12-14
(4) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.(12) Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.(13) Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu.(14) Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.


Sebuah kursus yang sangat singkat, tetapi sebuah pelajaran yang sangat jelas : Tuhan dapat merentangkan sebuah meja di gurun. Dan oleh karena itu, sebagaimana kita tidak berdaya, kita sepatutnya percaya, patuh, dan menjadi bersyukur. Kita seharusnya bersukacita bahkan dalam gurun, sebab tahu bahwa ini untuk kebaikan kita pada ahirnya (Ulangan 8:16), dan bahkan  disini segala kebutuhan kita disediakan secara luar biasa.

Tetapi Israel tidak belajar dengan baik dari  setengah bagian pertama seminar ini. Bulan-bulan berlalu, dan segera keajaiban manna menjadi topi yang usang (seperti halnya dengan karunia udara dan kesehatan dan kebebasan dan keluarga dan bahkan keselamatan). Mereka melupakan sumbernya dan merasa tidak lagi takjub pada kuasa dan anugerah Tuhan. Dan sehingga dalam perjalanan antara Sinai dan Kanaan (dalam Bilangan 11:18) orang-orang menggerutu dan berteriak minta daging. "Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat"  (Bilangan 11:6).

Perilaku ini membuat sang Guru seminar sangat marah, sehingga ia berkata kepada Musa untuk berkata kepada orang Israel (dan ini paruh kedua seminar) :
"maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? --TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari,tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"(Ulangan 11:18-20).

Hanya murid-murid yang berpikiran pendek dan keras kepala yang ingin keluar dari sekolah persiapan gurun Tuhan. Ini tidak mudah. Hampir tidak ada apapun yang bernilai di muka bumi ini yang mudah untuk diperoleh. Tetapi jelas mutlak penting jika tujuanmu adalah tanah yang dijanjikan.

Tujuan eksplisit yang Tuhan miliki dalam memimpin umatnya kedalam belantara gurun dan melakukan berbagai keajaiban bagi mereka diungkapkan dalam  Ulangan 8:16 :"dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya." Di gurun, kita dilucuti dari semua alat-alat bantu yang memberikan kesan akan kemampuan mencukupkan diri sendiri (mandiri-tidak bergantung pada Tuhan) kepada diri kita sendiri, ujiannya, kemudian, adalah apakah kita akan menjadi bersyukur kepada kemurahan  penyediaan Tuhan dan tinggal didalam kuasanya; dan kebaikan yang datang kepada kita adalah jaminan yang kokoh sehingga setiap bayangan ancaman raksasa akan jatuh dihadapan belalang-belalang Tuhan ketika kita melangkah maju ke tanah yang dijanjikan dalam jalan kepatuhan.

Tuhan merentangkan sebuah meja di gurun, bahkan bagi sekelompok orang pemberontak dan tegar tengkuk. Betapa lebih lagi kemudian bagi mereka yang percaya padanya dan percaya dalam kuasa keselamatannya (Mazmur 78:21f).

Mazmur 37:3-7
(3) Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,(4) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.(5) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;(6) Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.(7) Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.

John Piper,Can God Spread a Table in the Wilderness? | Martin Simamora







No comments:

Post a Comment