Pages

12 April 2012

Berkat-Berkat Yang Mahal (2 Korintus 9)

Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai  banyak juga.Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena  paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.( 2 Korintus 9:6-7)

Contoh materialisme yang memalukan atas nama Kekristenan, tak tersanggahkan lagi adalah Injil Kesehatan dan  Kemakuran. Injil semacam ini mengusung  tanpa sungkan-sungkan proklamasi bahwa kehendak Tuhan adalah agar semua  orang percaya/Kristen menjadi kaya. Jika mereka mengklaim kekayaan oleh iman dan memperkatakannya secara positif,  maka pengakuan verbal itulah yang akan menciptakan kekayaan. Para guru-guru "Word Faith" menegaskan bahwa Tuhan  berkewajiban memberikan benda-benda/hal-hal yang dimohonkan oleh orang-orang percaya/Kristen. Mereka ini dengan  begitu beraninya menggantikan Kedaulatan Firman Tuhan (bandingkan dengan Mazmur 103:19; 1 Timotius 6:15), dengan  kedaulatan orang-orang percaya yang menggunakan kuasa kreatif untuk menjadikan dirinya sehat dan makmur oleh imannya sendiri. Dalam hal ini Tuhan bagaikan jin yang memenuhi apapun yang menjadi hasrat setiap orang percaya.


Tetapi  orang kristen tidak dapat--meskipun para pelaku Word Faith memproklamasikan hal ini tanpa malu-malu--  menciptakan realitanya sendiri untuk kesukaannya sendiri.  Hal-Hal seperti  berpusatkan diri sendiri, hasrat kebanggaan tidak pernah menjadi ciri orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh. Memang benar beberapa orang-orang yang takut akan Tuhan seperti Ayub dan Abraham merupakan orang-orang  yang sangat kaya. Tetapi Paulus sendiri  menggambarkan  dirinya sebagai " yang kelaparan dan kehausan,...hampir tanpa pakaian,...diperlakukan kasar, dan  ...tidak memiliki tempat tinggal" (1 Korintus 4:11), sementara Yesus berkata mengenai dirinya sendiri, ""Serigala  mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan  kepala-Nya(Lukas 9:58)." Gereja selalu berisikan baik orang-orang yang kaya (bandingkan dengan Matius 27:57; Kisah  Para Rasul 4:36-37; 8:27;10:1-2; 16:14-15; 17:4; 1 Timotius 6:17) dan orang-orang yang miskin (bandingkan dengan  Kisah Para Rasul 6:1; 1 Korintus 1:26; 2 Korintus 8:2), hal ini sesuai dengan kedaulatan  maksud-maksudnya "TUHAN  membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga" (1 Samuel 2:7).

Kaya atau miskin, akan tetapi, Alkitab memperingatkan akan "kecurangan orang-orang kaya" (Markus 4:19), dan mendesak "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia,  karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali (Amsal 23:4-5)." Dalam Matius 6:24 Yesus mendeklarasikan, " Engkau tidak dapat melayani Tuhan dan kekayaan," sementara dalam Lukas 12:15 Ia memperingatkan " Waspada, dan berjaga-jagalah terhadapat setiap kerakusan." Kerakusan adalah ciri orang-orang tidak percaya (Mazmur 10:3; Roma 1:29; 1 Korintus 6:10; Efesus 5:3), terutama guru-guru palsu ( 1 Timotius 6:5; Titus 1:11; 2 Petrus 2:1-3, 14-15; Yudas 1), dan ini adalah sebuah bentuk  penyembahan berhala (Efesus 5:5; Kolose 3:5). Dalam kontras yang tajam terhadap materialisme yang dipromosikan oleh guru-guru kemakmuran, Yesus memerintahkan "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya" (Matius 6:19-20).
Tuhan memilik rencana yang teramat berbeda untuk keamanan finansial dibandingkan dengan pemahaman duniawi dan materialisme kekristenan palsu. Ketimbang  berupaya untuk mengatakan kekayaan untuk menjadi kenyataan, rencana Tuhan meliputi bekerja keras, investasi yang bijak, dan menabung secara cermat. Tetapi bertolak belakang dengan  orang yang berpusat pada dirinya sendiri untuk menyenangkan dirinya sendiri, sarana-sarana untuk mencapai kemakmuran bukanlah akumulasi yang tamak-tetapi sebaliknya,  pemberian yang murah hati :
  • Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.(Amsal 3:9-10)
  • Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum (Amsal 11:24-25)
  • Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.(Amsal 19:17)
  • Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.(Amsal 28:27)
  • Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.(Maleakhi 3:10)
  • Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."(Lukas 6:38)

Poin dari semua ayat-ayat diatas tersebut jelas : Semakin banyak seorang memberi, semakin banyak Tuhan akan memberikan kepadanya.

Dalam ayat 2 Korintus 9,  Paulus mengekspresikan pokok ini dengan penggambaran pertanian yang umum dikenal :Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai  banyak juga.

Setiap petani memahami bahwa ukuran panen secara langsung selaras dengan jumlah  benih yang ditabur. Petani yang  menabur  benihnya secara hemat/sedikit akan  mendapatkan hasil panen yang tidak memadai;  petani yang menabur benih  dalam jumlah banyak...akan mendapatkan hasil panen yang limpah. Dalam area rohani, prinsipnya adalah bahwa memberi  kepada Tuhan akan mendatangkan berkat dari Tuhan; dengan limpah merupakan terjemahan dari eulogia, yang secara literal berarti "berkat-berkat." Pemberi yang murah hati akan menuai berkat-berkat  yang baik dari Tuhan, sementara mereka yang menahan untuk dirinya sendiri yang takut menderita rugi akan kehilangan perolehannya.

John MacArthur,Expensive Blessings | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment