Pages

05 March 2012

Malu Akan Injil

Roma 1 :16
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

For I am not ashamed of the gospel, for it is the power of God for salvation to everyone who believes, to the Jew  first and also to the Greek.” (Romans 1:16)

Ayat ini "Sebab Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil" menambahkan ciri terahir pelayanan rohani  oleh mereka yang disajikan dalam ayat 8 hingga 15, ciri keyakinan-tidak malu yang kokoh.

Paulus telah dipenjara saat di Filipi, dikejar di Tesalonika, diseludupkan keluar dari Damaskus dan Berea, ditertawakan di Atena, dianggap bodoh di Korintus, dan dinyatakan sebagai penghujat dan pelanggar Taurat di Yerusalem. Ia dilempari batu dan hampir mati di Listra. Beberapa kelompok pemuja berhala di era Paulus menstempel Kekristenan sebagai atheisme karena meyakini hanya  ada satu Tuhan dan dianggap sebagai kanibalistik kerena keselahpahaman terhadap Perjamuan Tuhan.


Tetapi para pemimpin agama Yahudi  Yerusalem tidak mengintimidasi baik  Paulus dan para pemuja berhala yang berpangaruh dan terpelajar di Efesus, Atena dan Korintus. Rasul Paulus kini sangat ingin menyampaikan dan mengajarkan Injil di Roma, ibu kota kerajaan penyembahan berhala yang saat itu menjadi penguasa dunia yang dikenal saat itu. Paulus tidak  pernah gentar oleh adanya penentangan, tidak pernah patah semangat oleh kritik-kritik, dan tidak pernah malu, untuk alasan  apapun, terhadap Injil Yesus Kristus. Walaupun Injil itu dahulu, dan masih hingga sekarang, menjadi  sebuah balok sandungan bagi bangsa Yahudi dan kebedohan bagi bangsa-bangsa lain, Injil adalah satu-satunya jalan yang Tuhan sediakan untuk keselamatan manusia, dan Paulus begitu bersukacita dan bersemangat oleh keistimewaan  dapat memproklamasikan  kebenaran dan kuasa Injil yang menyertainya kemanapun ia pergi.

Walaupun setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh mengetahui bahwa malu akan  Juru Selamatnya dan Tuhanya adalah sebuah dosa yang serius , ia  juga tahu kesulitan untuk menghindari dosa ini. Ketika kita memiliki kesempatan untuk berbicara mengenai Kristus, kita kerap tidak melakukannya. Kita tahu Injil tidak menarik, mengintimidasi dan tidak menyenangkan pada dasarnya , bagi orang-orang yang belum diselamatkan dan kepada sistem agama yang tidak mengenal Tuhan yang sekarang mendominasi dunia.

Injil menyingkapkan dosa-dosa manusia, kejahatan, kerusakan dan
keterhilangan manusia, dan Injil mendeklarasikan kesombongan  sebagai hal yang tercela dan perbuatan-perbuatan baik tidak ada nilainya dalam pandangan Tuhan. Terhadap hati  orang-orang tak percaya  yang penuh dosa, Injil nampaknya kabar buruk, bukan kabar baik, dan ketika mereka mendengarnya untuk kali pertama kerap mereka bereaksi meremehkan dengan  menentang orang yang memberitakan kabar Injil atau mengajukan argumen-argumen atau teori-teori untuk menentangnya. Untuk alasan inilah, takut  terhadap manusia dan tidak dapat mengatasi argumen-argumen mereka, tak  diragukan menjadi penghalang terbesar dalam bersaksi

Ada pernyataan, jika   sebuah lingkaran ditorehkan dengan kapur putih dilantai, disekeliling seekor angsa maka angsa itu tidak akan meninggalkan lingkaran itu karena takut bila melintasi tanda lingkaran itu. Dalam cara yang sama kapur menandai kritik, tradisi, penolakan, dan cemooh menghalangi banyak orang percaya untuk meninggalkan persekutuan Kristen yang aman untuk bersaksi kepada yang belum selamat.

Apa yang disebut sebagai Injil kesehatan dan kemakmuran yang telah melanda demikian banyak gereja saat ini tidaklah mengancam dunia karena yang ditawarkan adalah apa yang diinginkan dunia. Tetapi Injil tiruan ini tidak menawarkan Injil Yesus Kristus. Sebagaimana halnya dengan pengajaran palsu oleh para penganjur judaisme, ini adalah "Injil yang lain," oleh sebab itu bukan Injil sama sekali tetapi penyimpangan yang luar  biasa (Galatia 1:6-7). Yesus sangat  mengecam berbagai motif sukses dan kenyamanan duniawi, dan mereka yang tertarik dengan motif-motif semacam ini  sesungguhnya sedang bermain didalam tangan Setan.

Seorang ahli Taurat pernah satu waktu mendekati Yesus dan berkata,"Guru, aku akan mengikuti engkau kemanapun Engkau  pergi." Mengetahui bahwa ia tak berkeinginan menanggalkan seluruh kenyamanannya agar menjadi seorang murid, Yesus menjawab,""Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk  meletakkan kepala-Nya (Matius 8:19-20)." Segera setelah itu," salah satu diantara para murid berkata kepada  Yesus,"Tuhan, izinkan aku terlebih dahulu pergi untuk menguburkan ayahku.' "Kalimat "menguburkan ayahku" tidak  merujuk kepada sebuah acara pemakaman tetapi sebuah ungkapan sehari-hari yang bermakna menanti hingga ayahnya  meninggal agar ia dapat menerima waris. Yesus oleh karena itu berkata kepada orang tersebut, "Ikut Aku; dan  biarkanlah orang mati menguburkan orang mati" (ayat 21-22).


  • Geoffrey Wilson wrote, “The unpopularity of a crucified Christ has prompted many to present a message which is more  palatable to the unbeliever, but the removal of the offense of the cross always renders the message ineffective. An  inoffensive gospel is also an inoperative gospel. Thus Christianity is wounded most in the house of its friends”  (Romans: A Digest of Reformed Comment [Carlisle, Pa.: Banner of Truth, 1976], p. 24).

    [Geoffrey Wilson menulis," Ketakpopuleran  sosok Kristus yang disalibkan telah memunculkan  upaya menghadirkan sebuah pesan 
    yang lebih dapat disetujui oleh  orang yang belum percaya, tetapi penghilangan  ketajaman  pesan salib selalu  menjadikan pesan salib tidak efektif. Sebuah Injil yang tidak lagi tajam juga sebuah Injil yang tidak berlaku. Jadi kekristenan  paling banyak dilukai  di dalam  rumah sahabat-sahabat kekristenan" (romans : A Digest of Reformed Comment [Carlisle, Pa.:  Banner of Truth, 1976],p.24).

Beberapa tahun lalu saya berbicara di sebuah acara reli Pemuda, yang mana setelah acara itu, isteri direktur program reli pemuda  itu mendekati saya. Memperlihatkan sebuah mentalitas yang tak berlandas pada alkitab, hal  yang umum terjadi didalam gereja pada hari-hari ini, ia  berkata, " pesan yang anda sampaikan menyinggung saya, karena anda berkhotbah seolah-olah semua anak muda disini adalah para pendosa." Saya  menjawab, "Saya senang jika hal  itu yang terjadi, karena memang demikianlah pesan yang ingin saya komunikasikan."

Kehendak Paulus yang tertinggi adalah melihat manusia diselamatkan. Ia tidak memperhatikan kenyamanan pribadi, popularitas atau reputasi. Ia menawarkan Injil tanpa kompromi, karena ia tahu hanya dengan demikian saja kuasa yang  dapat mengubah hidup untuk kekekalan dapat hadir.

John MacArthur- Ashamed of Gospel- grace to You | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment