Pages

14 November 2011

Kelemahan-Kelemahan Argumen Para Pemegang Kitab Torah (Bagian 1)


Life Assurance Ministry

Para pemegang Kitab Torah merujuk pada Perjanjian Baru , dengan argumen bahwa umat perjanjian baru masih tetap  menjalankan semua perintah yang ada dalam  Perjanjian Lama; mereka menginterpretasikan Perjanjian Baru melalui Perjanjian Lama pada Kitab-kitab Musa. Setiap kali para pemelihara hukum Perjanjian Lama melihat kata perintah ia "dilatih" untuk berpikir  mengenai 10   Perintah Tuhan.


Penganut Adventis mengajarkan bahwa " perintah-perintah Tuhan" dalam Wahyu 12:17 dan Wahyu 14:12 berbicara mengenai  10 Perintah Tuhan. Jika anda melihat kata Yunani untuk kata "perintah-perintah" yakni "entolas", memiliki arti ajaran-ajaran, instruksi-instruksi atau perintah-perintah. Kata ini selalu digunakan dalam tulisan rasul Yohanes kala ia merujuk pada instruksi-instruksi atau ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus. Ketika Yohanes merujuk pada 10 Perintah Tuhan dan, tulisan-tulisannya ia menggunakan sebuah kata Yunani lain yaitu "nomas".  Yohanes membuat sebuah perbedaan yang jelas untuk umat perjanjian lama dan baru.

Kita harus membacanya sesuai dengan konteks penulis agar memiliki pemahaman yang akurat dari arti yang terkandung didalam kata-kata tersebut.

1 Yohanes 2:7-8 :Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah  lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap  dan terang yang benar telah bercahaya.


Kata "perintah" pada ayat ini dibuat seolah mendukung perintah-perintah Perjanjian Lama oleh mereka yang berupaya menyocokan model Perjanjian Lama kedalam Perjanjian Baru. Kata "perintah" ketika digunakan oleh para rasul TIDAK berbicara tentang perintah-perintah dari 10 Perintah Tuhan. Jika kita membacanya dalam konteks dan kembali ke ayat-ayat sebelumnya (dan membaca setelahnya) kita dapat memahaminya secara benar.

1 Yohanes 2:3-5 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. 

1 Yohanes 3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.


Perintah-perintah apakah yang dimaksud oleh Yohanes dalam ayat-ayat tersebut diatas? Pada ayat sebelumnya :23 "Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita". Sehingga jelas bahwa ayat ini tidak terkait sama sekali dengan perintah-perintah dalam Perjanjian Lama. Lebih jauh lagi, istilah "sejak semula", bermakna ketika para rasul untuk kali pertama mendengarkan pengajaran Yesus, dan ini diteguhkan oleh perintah-perintah yang dinyatakan oleh Yesus Kristus. Yohanes 15:14,17 : "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Yohanes 13:34 :Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah  mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Kembali ayat ini diteguhkan  dengan  1Yohanes 2:7 :"Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar".

Yohanes mendefiniskan bagi kita apa yang dimaksud dengan "perintah-perintah" Tuhan. 1 Yohanes 5:2-3 "Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya (Gr : entolas).Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya (entolas).  Perintah-perintah-Nya (entolae) itu tidak berat".

Khotbah Yesus di bukit kerap dijadikan bukti oleh mereka yang masih menekankan Taurat. Tetapi Yesus semata menjelaskan maksud hakiki  Taurat yang kontras dengan apa yang diajarkan oleh Farisi. Yesus telah memulai Khotbahnya  di Bukit dengan menggambarkan jalan kehidupan yang membedakan mereka yang mewarisi kerajaan surga dengan mereka yang tidak mewarisi. 

Tetapi dia kemudian berkata :


Matius 5:17-18 :"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku  datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi".

Para penganut Taurat berfokus pada pernyataan Yesus "Aku datang bukan untuk meniadakannya", serta mengabaikan pernyataan kesimpulan Yesus :"melainkan untuk menggenapinya." Selanjutnya pada kalimat berikutnya, fokus diarahkan pada "satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat." Sekali lagi pokok penting yang hendak disampaikan oleh Yesus adalah  :"sebelum  semuanya terjadi", Taurat tetap bersama dengan kita. Kristus TIDAK berkata " Aku datang untuk melanjutkan atau melanggengkan Taurat," tetapi "untuk menggenapi". Sebagaimana Ia menggenapi Kedatangannya yang pertama, maka Ia pun akan datang untuk kedua kalinya. Kata "menggenapi" semacam ini digunakan secara konsisten di seluruh Injil Matius.

Yesus menjelaskan "Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes" (Matius 11:13). Hukum Musa berisikan nubuat, tak hanya nabi-nabi ( misal kitab Ulangan 18:15 diklaim digenapi dua kali pada Kisah Para Rasul  3:32 dan Kisah Para Rasul 7:37). Perhatikan, Yesus menyatakan nabi-nabi dan Taurat dinubuatkan hingga Yohanes datang. Yohanes adalah pendahulu yang mendeklarasikan pelayanan Yesus. Yohanes menubuatkan  dia yang akan datang :"Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya", (Lukas 16:16).  Roma 3:21 :Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi." Semua yang telah dikatakan oleh para nabi itu sudah tergenapi dengan kedatangan Yesus Kritus yang pertama.

Pada ayat 17 Yesus menyatakan telah menggenapi Kitab Taurat dan Kitab Nabi-Nabi. Bagaima Yesus menggenapi kitab  nabi-nabi? Penggenapan yang dilakukan oleh Yesus sama dengan penggenapan Kitab Taurat. Pada ayat 18 (Lukas 16)Yesus menjelaskan tidak ada yang akan lenyap hingga semuanya selesai, Yesus tidak sedang bicara mengenai kitab nabi-nabi tetapi Kitab Taurat. Perlu dicatat bahwa perbedaan yang dimaksud sangat penting.

Yesus sudah menggenapi kitab Taurat dan telah memberikan seperangkat perintah-perintah baru bagi kita. Paulus menyebut hal ini sebagai Hukum Kristus. Beberapa diantaranya  termasuk hukum moral yang Tuhan berikan dalam Perjanjian Lama. Banyak yang berubah, tetapi hampir semua hukum dalam Perjanjian Lama tidak termasuk didalam Hukum Kristus. Apa yang terjadi dengan hukum Perjanjian Lama? Paulus mengatakan kepada kita bahwa :"Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya", (Roma 10:4). Kata "genap" (telos) berarti sebuah " pengakhiran", atau "tercapai", "titik puncak", atau seperti yang Yesus nyatakan "penggenapan", kata ini lebih baik untuk memahami maksudnya, sebagaimana penggenapan kitab Taurat. Hal ini diperlukan sebab manusia gagal menggenapi, Yesus tidak gagal.

Perjanjian Lama sudah digenapi oleh Yesus Kristus dan Kristus ditempatkan bagi umat Perjanjian Baru. Kitab Taurat tidak lagi memerintah kehidupan umat Perjanjian Baru. Paulus menjelaskan, "Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat", (Galatia 5:18)

Martin Simamora | Let Us Reason

Bersambung : Bagian 2



No comments:

Post a Comment