Informasi mengejutkan diperoleh dari Trisula (kelompok pemberantas
aliran sesat di Minahasa Utara). Dalam rekaman video yang diperlihatkan
Trisula, jenderal Gereja Setan (GS) Indonesia Ronny Mamahit
mengungkapkan rencana mereka untuk menjadikan Manado sebagai pusat
gereja setan di Asia atau nomor 2 di dunia setelah California, AS.
Jadi aliran sesat ini tak hanya merasuk dan merusak orang Kristen di
daerah ini, tetapi mereka juga merencanakan Manado sebagai pusatnya.
Lalu, mengapa target mereka Manado? Kota terbesar di kawasan utara
Indonesia ini dianggap benteng umat Kristiani di Indonesia yang sangat
tangguh.
Banyak hamba Tuhan di Manado yang menentukan detak nadi aktivitas
pelayanan di Indonesia. Kehidupan masyarakatnya juga sangat baik dan
sangat kuat. Selain itu persekutuannya juga sangat tangguh. Hal ini
dikarenakan Sulut sering diadakan ibadah KKR.
Apalagi daerah ini dikenal sebagai daerah yang memiliki kerukunan
antar umat beragama yang sangat kental. Sehingga jika Manado yang
dinilai sebagai "jantungnya" orang Kristen di Indonesia sudah hancur,
maka dengan sendirinya seluruh kota lainnya di Indonesia akan mudah
ditaklukkan oleh gereja setan.
Yang diceritakan lelaki yang mengaku bernama Ronny Mamahit ini, seperti
juga yang pernah dikatakan Rina, mantan pengikut aliran ini ketika
diwawancarai Tim 11 Manado Post beberapa waktu lalu. Yaitu di saat
aliran ini terungkap masuk daerah ini di sekitar tahun 1995.
"Banyaknya pengikut Kristus di sini, juga merupakan dorongan kuat bagi
gereja setan untuk menguasai Manado terlebih dulu,’’ kata Rina.
Ronny Mamahit juga mengisahkan bagaimana GS mencari target pengikut di
daerah ini. GS sebenarnya pertama kali menyelusup ke Indonesia lewat
Kalimantan. Tetapi, belakangan mereka berubah pikiran karena prospek
kota Manado "lebih cerah" untuk perkembangan GS.
Maka di tahun 1991, dimulai oleh sepasang suami istri, gereja setan
dideklarasikan di gedung Joeang pada tanggal 31 Oktober, bertepatan
dengan acara Halloween. Sehingga pada 31 Oktober 2011 ini, GS di Sulut
sudah berusia 20 tahun.
Tahun 1995 keberadaan mereka sempat terungkap. Dan sejumlah Pendeta di
daerah ini, melakukan pelepasan dan pengusiran. Sempat hilang, tetapi
Oktober 2011, menjelang hari Halloween, muncul lagi di Desa Kaasar
Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara.
Terbongkarnya keberadaan aliran sesat di Minut ini, tentu saja
mengagetkan warga. Menurut pengakuan Mamahit, dalam menyebarluaskan
ajaran sesat itu, setiap gereja disusupi. Ada gereja yang menjadi
target yakni gereja yang dianggap jemaatnya tidak serius melakukan
ibadah. Karena sangat gampang untuk mempengaruhi anggota jemaatnya.
‘’Tapi saat kami masuk di gereja yang serius melakukan ibadah dan
memuji Tuhan, itu sulit untuk disusupi karena celahnya hanya sedikit.
Seringkali ketika sudah masuk di gereja tersebut, saat doa syafaat,
pengikut aliran sesat berusaha keluar karena tidak tahan dengan kuasa
doa,” tutur Ronny Mamahit, dalam rekaman video.
Informasi yang diperoleh dari Trisula (kelompok pemberantas aliran
sesat di Minut), pengikut aliran sesat ini melakukan ritual di
tempat-tempat tersembunyi yang sulit dijangkau. Khusus di Minut, sudah
diselidiki, mereka beribadah di hutan Airmadidi.
Salah satu anggota Trisula mengungkapkan, mereka seminggu sekali
melakukan ritual, dan di setiap ritual, mereka ingin mencari pengikut
baru. Seperti yang terjadi kepada LW dan IM, keduanya sudah merupakan
pengikut yang diperintahkan untuk mencari anggota baru.
Proses ritual yang dilakukan di hutan itu setiap hari Jumat dan setiap
pengikut sudah dilukai secara fisik dan kebanyakan di tangan sebagai
tanda sudah masuk anggota aliran sesat. Saat ritual, mereka dihadiri
Lucifer pemimpin tertinggi, jendral dan ratu-ratu. Itu kami ketahui
setelah ada pelepasan yang kami lakukan kepada beberapa anggota
pengikut aliran sesat yang terungkap saat dia coba untuk disembuhkan,”
ujar anggota Trisula dari Kema.
Saat ini juga Trisula sedang berkonsentrasi untuk membebaskan sejumlah
anak sekolah di Minut yang sudah masuk dalam aliran sesat itu. “Kami
sedang serius membebaskan anak sekolah yang sudah terkena pengaruh
aliran sesat itu, dan di setiap sekolah khususnya di SMIP menjadi
sasaran kami untuk membebaskan mereka.
Karena kami melihat ada beberapa sekolah yang sudah ada pengikut
aliran sesat yang menjadi siswa, dan itu sudah menjadi target untuk
dibebaskan,” jelas anggota Trisula.
Pemkab Minahasa Utara sendiri, telah memberikan perhatian serius dalam
memberantas penyebaran aliran sesat tersebut yang belakangan mulai
meresahkan masyarakat Minut. Bupati Drs Sompie Singal menegaskan,
keberadaan aliran sesat ini menjadi perhatian serius Pemkab.
Apalagi secara aliran-aliran sesat yang menyimpang dari ajaran agama
ini jelas-jelas dilarang oleh hukum. “Saya menegaskan, aliran sesat di
Minut harus diusut hingga tuntas. Karena, Gereja merupakan tempat suci
bagi orang-orang beriman dan tidak ada yang namanya gereja setan. Untuk
itu, semua komponen pemerintah dan unsur Muspida harus benar-benar
optimal melakukan pengawasan,” jelas Singal.
“Tentunya peran orang tua, masyarakat serta tokoh-tokoh agama untuk
lebih melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan terhadap anak-anak
muda agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang menyimpang,” lanjutnya.
Pemimpin agama di Sulut juga turut angkat bicara. “Kita harus mencari
tahu secara jelas apa itu Gereja Setan, pengaruhnya di masyarakat, dan
pola kegiatan dan pengajaran karna mereka menyebut diri mereka gereja,”
ujar Pdt Jeffry A Tumimomor STh MA, Gembala Sidang Charismatic Worship
Service (CWS) Crystal Chapel Manado kepada Manado Post, kemarin.
Ia juga mengajak agar pemerintah juga dapat berkoordinasi dengan
masyarakat dan segenap elemen terkait agar tidak membuat informasi yang
simpang siur, yang akhirnya membuat masyarakat malah ingin mencobanya.
“Untuk itu kita harus waspada. Ini kita jadikan sebagai dorongan bagi
kita semua agar umat semakin dekat dengan Tuhan,’’ harap Pdr Jeffry.
Sambil berharap pemerintah dan pihak terkait lainnya terus berperan
serius karena kejadian ini sudah berulang kali di daerah ini dan cukup
meresahkan masyarakat.
Manado Post
No comments:
Post a Comment