Pages

30 September 2011

HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT RUMAMPUK VS PDT. TEGUH HINDARTO M.Th [PART 1]

Tanggal 20 November 2010 yang lalu, Pdt. Teguh Hindarto M.Th (seorang pemuja nama YHWH) membuat catatan tanggapan atas tulisan saya yang berjudul: “SEKTE YAHWEHISME: SEKTE YANG ANEH BIN AJAIB”. Tulisannya itu diberi judul “SEKTE YAHWEH?”
(http://www.facebook.com/notes/shem-tov/sekte-yahweh/463754383810). Kami lalu terlibat diskusi didalamnya sampai berhari-hari.


Saya sangat heran dengan jalan pikiran pak Teguh, bukan hanya karena dia menafsirkan Kitab Suci dengan sembrono, tapi juga mendasari imannya pada seorang dukun! Disamping itu, sikap yang ditunjukkan oleh pak Teguh begitu sangat arogan dengan mempersalahkan semua Teolog / panafsir dan ahli sejarah, menganggap bahwa ketidakpastian pengucapan nama YHWH hanyalah ‘Mitos akademik’ dan mengklaim bahwa bahasa asli Perjanjian Baru adalah Ibrani. Anehnya, dia mendasari argumentnya pada versi Peshitta Aramaic yang jelas – jelas merupakan terjemahan pada abad ke 5 dari PB Yunani. Lalu bagaimana dengan Perjanjian Baru Ibrani yang diklaim sebagai asli PB? Dia sama sekali tak menggunakannya sebagai dasar argument tetapi justru menggunakan versi Peshitta dan bahkan mengeksposisi ayat-ayat Alkitab berdasar pada PB Yunani. Saya memakluminya, karena memang versi PB Ibrani (seperti Shem Tov dan Du Tillet) jelas-jelas merupakan tulisan pada abad pertengahan dan hanya memuat Injil Matius saja. Tetapi sekalipun demikian, Pdt. Teguh Hindarto yang mengaku sebagai seorang ‘Rohaniawan’, ‘Ilmuan’ dan ‘jago bahasa Ibrani’ ini, tetap saja ngotot mengkalim bahwa bahasa asli PB adalah Ibrani, sekalipun sampai sekarang dia tak bisa menunjukkan bukti materilnya. Sungguh pikiran yang aneh bin ajaib! 

Sebetulnya saya tidak akan memuat perdebatan tentang nama Tuhan ini. Tetapi karena Pdt. Teguh Hindarto memuatnya di situs Messianic Indonesia, dan juga telah menyebarkan kebohongan, maka saya memandang perlu untuk menyajikannya disini, sekaligus menanggapi dusta yang telah disampaikannya itu.  Diskusi yang akan saya sajikan ini, bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, dsb. Saya tahu, saya hanyalah seorang awam yang pasti bisa salah dan harus terus belajar dan belajar. Paling tidak, biarlah diskusi ini bisa dijadikan perbandingan / menambah wawasan kita tentang ajaran dari kelompok pengagung nama YHWH. Karena diskusi yang kami lakukan sangat panjang (sekalipun beberapa komentar saya dihapus oleh Pdt. Teguh), maka saya tidak akan memuatnya secara keseluruhan dan menuliskannya per topic agar tidak kacau balau. Berikut perdebatan antara saya dengan Pdt. Teguh Hindarto M.Th. Selamat menyimak!

Teguh Hindarto:

Mengenai pernyataan Sdr Albert Rumampuk “tidak ada rumus yang mengatakan bahwa nama Yahweh” harus diucapkan, tentu saja tidak memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kitab TaNaKh, mencatat bahwa nama-nama tokoh Kitab Suci, selalu memiliki arti dan maksud tertentu. Namun tidak sepenuhnya kita mengerti, jika hanya mengandalkan naskah kitab suci terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, tanpa melihat struktur dalam bahasa aslinya, Ibrani. Contoh: Nama Noakh bermakna “menghibur”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “wayiqra et shemo Noakh lemor, zeh yanakhamenu mimmaashenu umeitsvon yadenu min haadamah asyer errah Yahweh”. Kata “yenakhamenu” merupakan kata kerja piel orang ketiga tunggal dari “nakham” yang artinya “menghibur”. Kemudian, nama “Avraham” memiliki makna, “Bapa dari sekian banyak bangsa-bangsa”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “…wehayah shimkha Avraham, ki Av hamon goyim netatiyka”. Penambahan huruf h (heh) pada nama אברם (Avram) menjadi אברהם (Avraham), berkaitan dengan kata המון (hamon) yang artinya “melimpah”. Nama Yitskhaq bermakna “dia tertawa”. Dalam Kejadian 21:6 dikatakan, “tsekhoq asyah li Elohim, kal hashome’a yitskhaqli”. Kata “yitskhaq” merupakan bentuk imperfek dari “tsakhaq” yang artinya “tertawa”.

Dari pemaparan di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa nama memiliki makna yang mendalam. Latar belakang pemberian nama, dapat dikarenakan suatu peristiwa yang sedang dialami atau suatu perkataan yang diucapkan atau suatu sikap di dalam diri kita, serta menyiratkan sesuatu yang akan dikerjakan oleh individu yang hendak diberi nama. Hanya orang tua yang tidak bertanggung jawablah yang memberikan nama anaknya dengan tidak memikirkan maknanya.

Demikian pula dengan nama Sang Pencipta. Apakah Dia diberi nama oleh umat-Nya? Apakah umat-Nya menamai berbagai sifat yang melingkupi diri-Nya? Atau sebaliknya, Dia yang menyingkapkan nama-Nya dan menghendaki nama-Nya dipanggil oleh umat-Nya? Kitab Suci merekam pertemuan agung antara Tuhan Semesta Alam dengan Moshe di Sinai (Kel 3:1-22). Tuhan Yang Agung menampakkan diri dalam bentuk api di semak-semak, namun api tersebut tidak membakar semak-semak tersebut. Ketika Moshe hendak diutus Sang Pencipta untuk membebaskan umat Yishrael dari perbudakan Bangsa Mitsrayim, maka Moshe bertanya kepada Sang Pencipta, “mah shemo?” (siapakah nama-Nya). Dalam tata bahasa Ibrani, untuk menanyakan sesuatu atau seseorang, biasanya digunakan bentuk tanya “mi?” Namun penggunaan kata “ma”, bukan hanya bermaksud menanyakan nama secara literal namun hakikat atau pribadi dibalik nama itu1.

Terdengarlah suara bergema diangkasa, “Ehyeh Asyer Ehyeh” yang artinya “AKU ADA YANG AKU ADA”. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan, “AKU ADALAH AKU”. Terjemahan ini tidak tepat. Jika “AKU ADALAH AKU”, seharusnya teks Ibrani tertulis “Anokhi hayah Anokhi”. Kata “EHYEH”, merupakan bentuk kata kerja imperfek (menyatakan sesuatu yang sedang berlangsung atau belum selesai) dari akar kata “HAYAH”. G. Johanes Boterweck dan Helmer Ringren dalam Theological Dictionary of The Old Testament menjelaskan, bahwa kata “Hayah” digunakan dalam Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan opsi sbb: {1} “Exist, be Present” (Ada, Hadir) {2}”Come into Being” (menjadi) {3} Auxilaries Verb (kata kerja bantu)2. DR. Harun Hadiwyono dalam bukunya Iman Kristen, menyatakan bahwa kata “Ehyeh” bermakna “Aku Berada”. Namun saya lebih cenderung menerjemahkannya menjadi “AKU (AKAN) ADA”.
DR. Harun Hadiwyono selanjutnya menegaskan implikasi sebutan “Ehyeh” oleh Yang Maha Kuasa, yaitu bahwasanya Tuhan bagi Musa dan Israel bukanlah Tuhan yang tidak bergerak, bukan Tuhan yang mati melainkan Tuhan yang hidup dan penuh dinamika3. Saya sependapat dengan beliau, bahwa makna dan implikasi penggunaan kata kerja ‘EHYEH” mengandung muatan teologis yang mendalam, bahwa Tuhan yang mengutus Moshe adalah Tuhanyang senantiasa berkarya, menjadi dan tidak pernah berdiam diri. Implikasi teologis bagi kita yang hidup ribuan tahun setelah Moshe, bahwa kita bukan sedang menyembah “tuhan” yang berwujud patung atau benda mati. Bukan pula memuja kekuatan-kekuatan alam yang dipertuhan seperti angin ribut, halilintar, dll.

Banyak yang memahami ayat ini sebagai penolakan Tuhan untuk menjawab pertanyaan Moshe, sehingga Dia memberikan teka-teki dengan ucapan “Ehyeh”. Demikianlah Stefan Leks dalam bukunya, Menuju Tanah Terjanji, menjelaskan: “Maka jelaslah ungkapan Alkitabiah ini menegaskan akan adanya Tuhan, tetapi sebenarnya tidak memberi jawaban siapakah nama Tuhan itu”4.

Penyingkapan tabir hakikat dan nama Sang Pencipta tertulis dalam Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun). Perhatikan frasa Ibrani Keluaran 3:15 sbb:

יהוה אלהי אבתיכם אלהי אברהם אלהי יצחק ואלהי יעקב
 שׁלחני אליכם זה־שׁמי לעלם וזה זכרי לדר דר׃

Frasa “zeh shemi leolam” (inilah nama-Ku Yang Kekal), menunjuk kepada nama “Yahweh”. Ada yang berpendapat, bahwa “Yahweh” adalah kata kerja imperfek orang ketiga tunggal. Ini pendapat yang keliru. Sekalipun akar kata “Yahweh” adalah “hayah”, sehingga “Yahweh” bermakna “Dia Ada”. Namun bentuk kata kerja orang ketiga tunggal dari “hayah” adalah “yihyeh”. Adapun “Yahweh” adalah nama dari Tuhan Avraham, Yitskhaq dan Yaakov. Makna nama Yahweh sendiri adalah “YANG SENANTIASA ADA, HADIR, BERBUAT, BERKARYA, BERTINDAK”.

Keluaran 3:14 menyingkapkan “sifat dan keberadaan” Sang Pencipta, melalui bentuk kata kerja imperfek orang pertama tunggal, “Ehyeh”. Sementara Keluaran 3:15 menyingkapkan bahwa nama Tuhan dari Avraham, Yitshaq dan Yaakov bernama Yahweh. Nama ini bukan hasil penelitian Moshe atau penjelajahan Moshe dalam dunia esoteris sehingga berhasil mendapatkan nama Sang Pencipta, melainkan penyingkapan nama Sang Pencipta adalah INISIATIF Sang Pencipta sendiri, untuk memperkenalkan jati diri-Nya pada Musa dan Yisrael. Berbeda dengan agama-agama yang menamakan berbagai gejala alam (angin, hujan, badai, panas, dll) menjadi nama tuhan mereka, maka Yudaisme dan Kekristenan, berangkat dari keyakinan bahwa Tuhan telah memperkenalkan nama pribadi-Nya, karena Dia berkehendak untuk dikenal oleh umat-Nya.

Apakah Nama Yahweh mengandung kuasa? Jika nama Yahweh memiliki makna yang mendalam dan ada kaitannya dengan kata “HAYAH” (berada, hadir, bertindak), maka nama Yahweh tentunya memiliki kuasa yang luar biasa. Dikatakan dalam Sefer Mishley (Ams 18:10), “migdal oz shem Yahweh, bo yaruts tsadiq we nisgav”, yang artinya “nama Yahweh adalah menara yang kokoh, orang benar berlari menghampirinya dan menjadi selamat”. Ayat ini menegaskan bahwa nama Yahweh berkuasa untuk menyelamatkan. Bangsa Yisrael sebagai umat perjanjian Yahweh telah berkali-kali membuktikan kedahsyatan nama Yahweh. Yahweh telah menunjukkan keperkasaannya dengan menghukum tuhan orang Mitsrayim dengan sepuluh tulah, dengan membelah Yam Suf [laut Suf] dengan angin timur yang kuat, dengan mengirimkan manna dari langit yang memelihara perjalanan orang Yishrael di padang gurun sehingga tidak kelaparan, dengan memayungi bangsa Yishrael dengan tiang awan pada waktu siang hingga tidak kepananasan dan dengan tiang api pada waktu malam, sehingga tidak kedinginan dan dikuasai gelap, dengan memberikan kemenangan dalam peperangan melawan para penyembah berhala. Bukti keperkasan nama Yahweh adalah ketika Nabi EliYah melawan lima ratus nabi Baal di gunung Horev dan Yahweh yang disembah dan dipanggil nama-Nya menjawab dengan api yang menyambar dari langit (1 Raj 18:20-46).

Albert Rumampuk:

Teguh: Kitab TaNaKh, mencatat bahwa nama-nama tokoh Kitab Suci, selalu memiliki arti dan maksud tertentu. Namun tidak sepenuhnya kita mengerti, jika hanya mengandalkan naskah kitab suci terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, tanpa melihat struktur dalam bahasa aslinya, Ibrani. Contoh: Nama Noakh bermakna “menghibur”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “wayiqra et shemo Noakh lemor, zehyanakhamenu mimmaashenu umeitsvon yadenu min haadamah asyer errah Yahweh”. Kata “yenakhamenu” merupakan kata kerja piel orang ketiga tunggal dari “nakham” yang artinya “menghibur”. Kemudian, nama “Avraham” memiliki makna, “Bapa dari sekian banyak bangsa-bangsa”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “…wehayah shimkha Avraham, ki Av hamon goyim netatiyka”. Penambahan huruf h (heh) pada nama אברם (Avram) menjadi אברהם (Avraham), berkaitan dengan kata המון (hamon) yang artinya “melimpah”. Nama Yitskhaq bermakna “dia tertawa”. Dalam Kejadian 21:6 dikatakan, “tsekhoq asyah li Elohim, kal hashome’a yitskhaq li”. Kata “yitskhaq” merupakan bentuk imperfek dari “tsakhaq” yang artinya “tertawa”.

Dari pemaparan di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa nama memiliki makna yang mendalam. Latar belakang pemberian nama, dapat dikarenakan suatu peristiwa yang sedang dialami atau suatu perkataan yang diucapkan atau suatu sikap di dalam diri kita, serta menyiratkan sesuatu yang akan dikerjakan oleh individu yang hendak diberi nama. Hanya orang tua yang tidak bertanggung jawablah yang memberikan nama anaknya dengan tidak memikirkan maknanya.
-----------

Albert: Diatas anda hanya mengatakan bahwa nama tokoh2 KS, mempunyai makna tertentu. Anda menekankan MAKNA pada sebuah NAMA! Apakah itu sebuah jawaban dari argument saya bahwa TIDAK ADA RUSMUS bahwa nama YHWH tak boleh diganti2? Tidak, anda belum menjawabnya!
Diatas anda hanya memberi makna nama dari YHWH; "Terdengarlah suara bergema diangkasa, “Ehyeh Asyer Ehyeh” yang artinya “AKU ADA YANG AKU ADA”. " Itu muncul karena pertanyaan Musa: "Moshe bertanya kepada Sang Pencipta, “mah shemo?” (siapakah nama-Nya)" Anda juga katakan implikasi teologisnya bahwasanya Tuhan bagi Musa dan Israel bukanlah Tuhan yang tidak bergerak, bukan Tuhan yang mati melainkan Tuhan yang hidup dan penuh dinamika, bukan berwujud patung atau benda mati.

Teguh: Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun). Perhatikan frasa Ibrani Keluaran 3:15 sbb:

יהוה אלהי אבתיכם אלהי אברהם אלהי יצחק ואלהי יעקב
שׁלחני אליכם זה־שׁמי לעלם וזה זכרי לדר דר׃

Frasa “zeh shemi leolam” (inilah nama-Ku Yang Kekal)

Albert: Disini anda menekankan bahwa nama YHWH KEKAL! Dan Keluaran 3:15 menyingkapkan bahwa nama Tuhan dari Avraham, Yitshaq dan Yaakov bernama Yahweh. Baik, perhatikan ayat tersebut,
Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun)


Saya tidak melihat bahwa ayat ini menekankan bahwa YHWH tak boleh diganti-ganti! Nama TUHAN memang adalah YHWH dan itu tidak berubah (selamanya), tetapi tidak menunjukkan bahwa nama itu tak bisa diganti2. Jika memang anda menafsirkan bahwa YHWH tak boleh di ganti2, maka cara penyebutan nama itu juga harus benar. Kelompok anda mengklaim bahwa YHWH dibaca YAHWEH, dari mana anda dapat penyebutan seperti itu??

Teguh: Dikatakan dalam Sefer Mishley (Ams 18:10), “migdal oz shem Yahweh, bo yaruts tsadiq we nisgav”, yang artinya “nama Yahweh adalah menara yang kokoh, orang benar berlari menghampirinya dan menjadi selamat”.

Albert: Disitu anda menekankan bahwa nama YHWH punya kuasa menyelamatkan. Saya tanya, apakah huruf Y-H-W-H yang punya kuasa? Tidak! Pribadi-Nya yang berkuasa! Ams 18:10 menjelaskan bahwa 'nama' itu bicara tentang 'pribadi/diri' YHWH dan bukan pada hurufnya. Ayat inipun tidak mengharuskan manusia untuk memanggil nama YHWH.

Kedua ayat yang anda ajukan itu, sama sekali tidak membuktikan bahwa nama YHWH tak boleh diganti2.
Silahkan fokus pada ayat ini dulu, supaya tidak kacau. Monggo...


Berikut adalah jawaban pak Teguh Hindarto yang kemudian diperdebatkan dan yang akan saya buat per topik agar lebih sistematis:



MENGENAI KEHARUSAN NAMA YHWH OLEH PDT. TEGUH HINDARTO

Teguh Hindarto: 

Saya ini heran dengan pernyataan Anda yang tidak cerdas. Coba definisikan apa yang Anda maksudkan dengan kata KEHARUSAN itu! Sejak awal menulis note dan diskusi Anda bolak-balik mengucapkan kata tersebut tanpa mau tahu data-data Kitab Suci yang menuliskan nama Yahweh dalam PL sebanyak 6000 kali dan dalam Peshitta Aramaic sekitar 300 kali. Jika nama Yahweh itu tertulis dalam Kitab Suci itu tandanya ya harus diucapkan. Kata “harus” dalam konteks kalimat saya di atas setara dengan “keharusan” melaksanakan perintah-perintah lain dalam Kitab Suci. Kata “harus” di sini bukan dalam pengertian pemaksaan dan generalisasi.

Albert Rumampuk:

Lho, jika memang anda tidak mengharuskan nama YHWH, lalu mengapa anda membuat tulisan-tulisan tentang ‘keharusan nama YHWH’ seperti: “Nama Allah dan Urgensi Penggunaan Nama Yahweh Dalam Komunitas Kristiani”, melakukan debat terbuka tentang nama YHWH, bahkan mengklaim bahwa nama itu ada dalam PB yang aslinya adalah Ibrani atau Aramaic?? Ini saya kutip salah satu pernyataan anda:
TEGUH HINDARTO berkata dalam: http://teguhhindarto.multiply.com/journal/item/18/REDEFINISI_DAN_REKONSEPSI_NAMA_ALLAH

Mengenai KEHARUSAN YHWH:

“Istilah Elohim telah diterjemahkan menjadi Allah kurang lebih 6000 kali. Nama Yahweh, telah diubah menjadi TUHAN sebanyak ...kurang lebih 3000 kali. Sementara nama Yahweh menjadi ALLAH, sebanyak kurang dari 3000 kali. Renungkan: PATUTKAH NAMA DIRI SANG PENCIPTA DIGANTI dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia? Jawaban atas pertanyaan ini, akan membawa anda pada implikasi yang kompleks.”

Dibagian ini anda mempertanyakan apakah nama diri Sang pencipta (YHWH) patut DIGANTI? Lalu anda mempertanyakan nama YHWH yang diganti TUHAN dan mempersalahkan LAI:

“Dalam Konferensi para penerjemah Alkitab pada tahun 1952 di Jakarta, ditetapkanlah supaya nama HUWA ditiadakan dan diganti menjadi TUHAN. Alasan terhadap persoalan tersebut adalah mengacu pada disertasi doktoral DR. H. Rosin, dosen STT Jakarta, tahun 1955 di Geneva Universiteit, bahwa empat huruf [tetragrammaton] YHWH, tidak dapat diucapkan [unpronounciable]. Karena tidak dapat diucapkan, maka petunjuk terarah adalah dengan menggunakan huruf kapital semua, TUHAN. Renungkan: LAI tetap mempertahankan penggunaan nama Allah dengan alasan nama itu telah dipakai sejak Ruyl, Lejdecker, Klinkert serta Bode. Anehnya, mengapa nama Yahweh yang telah dituliskan sejak masuknya Portugis ke Indonesia, tidak dapat dipertahankan? Jika empat huruf YHWH tidak dapat diucapkan, mengapa para penerjemah diatas, bahkan penerjemah dalam bahasa daerah sudah menggunakan nama Jehovah, Jehowa, Hoewa atau Huwa? Logiskah jika Musa, Ishak dan Yakub serta leluhur Israel tidak dapat mengucapkan nama Yahweh, padahal mereka berkomunikasi dengan Sang Pencipta secara audible? Jika naskah Kitab Suci berbahasa Ibrani dapat diterjemahkan dalam berbagai bahasa, mengapa nama Yahweh tidak dapat dituliskan? Bagaimana mungkin ada bahasa yang tidak dapat diterjemahkan dan ditransliterasikan? Dengan alasan apa Sang Pencipta memberitakan namaNya yang abstrak??”

Pernyataan anda ini jelas menunjukkan bahwa anda MENGHARUSKAN nama YHWH.
Ini sekaligus membongkar DUSTA anda yang mengatakan:
"Tidak saya sangkali bahwa tugas saya memahsyurkan nama YHWH, namun menuduh saya... MENGHARUSKAN itu sudah persoalan lain. Anda berkhayal mengenai saya rupanya…." Kata "memasyurkan nama YHWH", jelas adalah bahasa ‘euphemisme’ yang anda bangga-banggakan itu. Ayat-ayat yang anda gunakan untuk mengharuskan nama itu, telah anda salah tafsirkan!

Teguh Hindarto:

Sekali lagi Anda semakin lambat berpikir. Memasyurkan nama Yahweh (sebagaimana kita memasyurkan nama Yesus Sang Juruslamat, Kis 19:17) bukanlah interpretasi dan euphemisme yang saya gunakan untuk menyembunyikan agenda saya (sebagaimana Anda tuduhkan {sejak awal Anda yang telah menuduh dan memfitnah saya dan teman-teman dengan julukan Sekte Yahweh, namun Anda senang berkelit dan narsis dan membalikkan tuduhan pada saya}). Memasyurkan nama Yahweh adalah KEHENDAK dan PERINTAH Yahweh sendiri dan KEWAJIBAN orang beriman sebagaimana dikatakan:

“akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi”(Kel 9:16)

“kamu yang takut akan Yahweh, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!” (Mzm 22:23)

“Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!” (Yes 52:11)

Buang emosi dan prasangka di hati. Belajarlah perlahan-lahan dengan tujuan mencari dan menemukan kebenaran, maka Anda akan mendapatkan mutiara kebenaran. Sekalipun gerakan ini sering dicemari dengan sikap-sikap berlebihan pengikutnya dan semangat yang merusak, namun jangan sampai kita gagal menangkap mutiara kebenaran di dalamnnya.

Albert Rumampuk:

Ayat-ayat yang anda gunakan seperti: Kel 9:16; Mzm 22:3 dan Yes 52:11; yang berisi kalimat “memasyhurkan nama TUHAN”, itu bicara tentang diri / pribadi dari Tuhan (YHWH), bukan nama / huruf Y-H-W-H itu! Ketika Kristen memasyhurkan diri / pribadi YHWH dengan sebutan ALLAH, kami tidak memaksudkan hal itu pada JIN / SETAN / BERHALA dari Arab, tapi pada DIRI / PRIBADI YHWH itu sendiri. Ketika Yesus dan para rasul “memasyhurkan nama YHWH” dengan sebutan KURIOS atau THEOS, mereka tak memaksudkannya pada suatu DEWA, BERHALA, dsb, tapi itu menunjuk pada DIRI / PRIBADI YHWH.

Saya tak ingin punya Tuhan (“YHWH”) seperti yang anda miliki, yang tak bisa mengerti atau memahami maksud hati dari semua orang Kristen diseluruh penjuru dunia, para rasul atau bahkan Yesus Kristus sendiri, ketika kami menyebut YHWH kami dengan sebutan ALLAH, TUHAN,LORD, GOD, KURIOS atau THEOS. Mungkin anda perlu berdoa dan BERTANYA pada “YHWH” anda, apakah dia memang Tuhan YANG MAHA TAHU, atau justru tuhan JADI-JADIAN??!

Silahkan anda berdoa dan berpuasa (bila perlu selama 40 hari 40 malam), dan tanya: apakah "YHWH" anda itu memang adalah Tuhan yang MAHA TAHU atau Tuhan 'jadi-jadian' ?? Saya kira justru anda yang sedang emosi dan gagal menangkap mutiara kebenaran di dalamnya.

Teguh Hindarto:

Saya tanya: (1) dimana AYAT yang MEMERINTAHKAN nama Yahweh dapat diganti-ganti dengan nama yang lain! Jangan menjawab dengan menyodorkan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani yang menyalin dalam gelar Kurios, karena itu bukan perintah namun penerjemahan. Saya meminta ayat buktinya! (2) Bisakah nama Anda diganti-ganti?

Albert Rumampuk:

Sudah dijelaskan di note saya:
[1] Septuaginta GANTI YHWH dengan KURIOS, dan itu digunakan pada masa Yesus dan para rasul.
[2] Perjanjian Baru GANTI YHWH dengan KURIOS, dan tulisan itu adalah ILHAM dari ROH KUDUS.


Saya tahu anda pasti akan gunakan jurus bahwa PB aslinya Ibrani, karena jika tidak demikian, maka keharusan nama YHWH adalah sebuah kekonyolan! Silahkan buktikan saja bahwa PB aslinya Ibrani!
Mengenai nama saya yang diganti, tak masalah; saya sering dipanggil ABE, teman SMA saya sering sebut LABERE (untuk ngeledek saya), dsb, tak masalah kok...


Teguh Hindarto:

Yang saya tanyakan AYAT dan PERINTAH yang menyatakan “Aku akan mengganti nama-Ku dengan Kurios!” Anda hanya MENAFSIRKAN nama Yahweh yang ditulis Kurios dalam PL dan PB sebagai sebuah instruksi dan perintah, padahal penulisan tersebut... terkait dengan PENAFSIRAN Yahudi setelah pulang dari Babilon yang tidak mau menyebut nama Yahweh secara lisan dan mengganti dengan bentuk penghormatan (bukan mengganti namanya sebagaimana Anda fikirkan) Adonai. Namun naskah Masoretik tetap menuliskan nama Yahweh secara literal. Nah, tradisi lisan ini kemudian diteruskan menjadi tradisi tertulis khususnya saat menerjemahkan TaNaKh ke dalam bahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Nah, penyalin dan penerjemah Kitab Perjanjian Baru (istilah yang dipergunakan oleh gereja yang menggunakan Peshitta PB, orang-orang yang menerjemahkan tersebut disebut “Zorba”) meneruskan tradisi Septuaginta dengan menuliskan Kurios saat menuliskan nama Yahweh. Namun Peshitta tetap menuliskan dengan Mar-Yah.

Nah, apa yang Anda TAFSIRKAN sebagai perintah penggantian ternyata KESALAHAN INTERPRETASI. Penulisan Kurios untuk Yahweh adalah adaptasi penyalin PB Yunani dengan merujuk Kitab Septuaginta.

Albert Rumampuk:

Diatas sudah saya buktikan bahwa PB ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan Ibrani atau Aram! Saya sudah memberi sumber dari berbagai buku / ensiklopedi dan telah menyanggah adanya kata-kata semitik dalam PB. Anda menanyakan AYAT dan PERINTAH yang menyatakan “Aku akan mengganti nama-Ku dengan Kurios!” ? Mau terapkan metode penafsiran Literal anda yang kacau balau itu? Coba berikan saya ayat yang mengatakan bahwa Yesus pernah berkata: “Aku adalah YHWH, sembahlah Aku”??? Saya akan masuk sekte Yahwehisme jika anda bisa memberikannya pada saya!!!

PB MENGGANTI YHWH dengan KURIOS dan itu ditulis oleh para rasul yang DIILHAMI oleh ROH KUDUS yang adalah Allah itu sendiri! Dari situ saya mendapatkan bahwa secara implicit / tidak langsung, Allah memang ‘memerintahkan’ untuk MENGGANTI YHWH menjadi KURIOS. Mempersalahkan para penulis PB yang melakukan penggantian itu, sama dengan MEMPERSALAHKAN TUHAN itu sendiri! Apa kehebatan anda, hai pak Teguh? Bukankah anda hanya debu dalam debu??? 


MENGENAI BERBAGAI VERSI KITAB SUCI YANG MENCANTUMKAN NAMA YHWH

Teguh Hindarto:

Baik, Anda rupanya sudah mulai tenang dan belajar sopan dalam berargumentasi. Walau belum runtut cara Anda membuat penalaran dan argumentasi namun saya akan menghargai Anda dengan mulai memberikan jawaban sebagaimana yang Anda mau. Pertanyaan dan tuntutan Anda bahwa saya belum menjawab adakah rumus yang melarang mengganti nama YHWH, sebenarnya sudah terjawab dengan saya memberikan kajian teks Ibrani dan perbandingan terjemahan dalam versi YLT, ASV, NJB, dll.

Albert Rumampuk:

Sebetulnya saya mau runtut, tapi diatas terbukti saat saya mempermasalahkan tentang ‘sekte’ misalnya, anda malah memfitnah saya dengan mengatakan bahwa saya telah mengatakan Yesus dan para rasul beragama Kristen, lalu mengatakan saya sesumbar, ajak berkelahi, dsb. Siapa yang tidak argumentatif? Karena itu, saya langsung mempertanyakan inti yang sedang saya persoalkan (mengenai keharusan nama YHWH).

Diatas anda mengatakan bahwa: “Kitab Suci terjemahan berbahasa asing seperti Young’s Literal Translation (YLT), New Jerusalem Bible (NJB), American Standard Version (ASV) mencantumkan nama YAHWEH, JEHOVAH dalam terjemahannya jauh sebelum adanya kontroversi penggunaan nama YHWH di Indonesia, apa yang salah? Mengapa mereka tidak Anda juluki sebagai sebuah terjemahan dengan nama “Terjemahan Sekte Yahweh?”

Jawab: Mereka mencantumkan YAHWEH / JEHOVAH dimana? Di PL atau di PB? Apanya yang salah jika di cantumkan di PL? Sama seperti KJV di Ul 6:3 yg menurut anda mencantumkan Jehovah. Apakah berbagai versi itu MEGHARUSKAN penggunaan Yahweh? Jika tidak, tak ada salahnya jika mereka mencantumkan nama TUHAN itu di PL. Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya dicurigai sebagai ‘bajakan’ terhadap
LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!

Teguh Hindarto:

Saya bukan memfitnah Anda dengan “dengan mengatakan bahwa saya telah mengatakan Yesus dan para rasul beragama Kristen”. Saya hanya membantah pernyataan Anda bahwa apa peduli kita dengan pandangan Yudaisme dengan Kekristenan? Justru itu saya hendak membuka mata dan wawasan Anda bahwa sejak awal Kekristenan bukan agama yang berdiri sendiri melainkan salah satu ranting dari Yudaisme.
American Standard Version, Indonesian Literal Translation, New Jerusalem Bible, Young’s Literal Translation mencantumkan nama Jehovah, Yahweh dalam terjemahan Perjanjian Lama dan mereka sudah terbit jauh sebelum ada kontroversi nama YHWH dan ALLAH di Indonesia bahkan sebelum KS-ILT terbit mereka sudah berpuluh-puluh tahun terbit dan dipergunakan di Amerika dan Eropa. Jadi penggunaan nama Yahweh bukan barang aneh apalagi dituduh kesesatan dan Yahwisme. Jika Anda menuduh demikian, berarti Anda menuduh Kitab TaNaKh Masoretik adalah produk Yahwisme karena mencantumkan nama YHWH di 6000 tempat dalam 39 kitab.

Mengapa Anda melakukan lompatan pembahasan dan mengambing hitamkan KS-ILT? Dalam pembahasan ini kita tidak sedang membicarakan KS-ILT. Bahkan saya pun memberikan penilaian kritis baik terjemahan LAI dan KS-ILT. Silahkan click link berikut agar menjadi bahan pelajaran bagi Anda

EVALUASI TERJEMAHAN LAI
http://teguhhindarto.multiply.com/tag/evaluasi%20lai
EVALUASI TERJEMAHAN KS-ILT
http://teguhhindarto.multiply.com/tag/evaluasi%20ks-ilt

Albert Rumampuk:

Yang jelas saya tidak pernah mengatakan bahwa “Yesus dan para rasul beragama Kristen”, anda hanya asal tuduh saja! Perlu anda tahu Yudaisme dan Kristen berbeda / bertolak belakang secara Frontal! Anda menggembar-gemborkan “kembali ke akar Ibrani”, saya peringati anda: hati-hati saja!

ASV, ILT, NJB dan YLT mencantumkan Jehovah dan Yahweh di PL, itu tak salah, menjadi salah jika versi2 itu mengharuskan nama YHWH. Tanakh itu adalah kitab2 dalam PL yang terdiri dari Torah, Neviim dan Ketuvim. Dalam PL yang aslinya Ibrani memang tak salah jika nama YHWH dicantumkan, tapi jika mengklaim bahwa PB aslinya juga Ibrani dan dengan demikian mencantumkan YHWH di PB, itu jelas produk dari Yahweism!

Saya memang menyinggung KS-ILT karena anda menggunakan berbagai versi Alkitab seperti: ASV, ILT, NJB dan YLT dan menuduh bahwa saya menganggap berbagai versi itu sebagai sesat dan produk dari Yahweism (lagi-lagi itu adalah fitnah anda pada saya). Makanya saya gunakan KS-ILT untuk menunjukkan bahwa versi itu “dicurigai” sebagai versi yang merupakan produk dari Yahweism. Tapi walau bagaimanapun, saya salut karena anda juga mengkritisi versi itu.

Teguh Hindarto:

Saya semakin heran dengan Anda? Anda ini benar-benar sudah melontarkan tuduhan negatif pada saya dan teman-teman saya dengan sebutan “sekte Yahwisme” dan kitab sucinya bernuansa “Yahwisme” namun Anda selalu berkelit dan mencuci diri dengan mengatakan tidak pernah melontarkan tuduhan dan balik menuduh saya. Tolong berdiskusi dengan bermutu dan cerdas. Saya lihat Anda hanya berputar-putar dan bermain kata. Justru Anda yang sudah MEMFITNAH KS-ILT sebagai bajakan dan terjemahan sekte Yahweh! Baca baik-baik pernyataan Anda sebelumnya di bawah ini:

“Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya dicurigai sebagai ‘bajakan’ terhadap LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!”

Lha khoq sekarang Anda berdaih menggunakan KS-ILT karena saya menggunakan versi kitab suci seperti ASV, NJB, YLT? Dimana saya mengatakan seperti itu? Anda nampaknya mengalami kekacauan orientasi diskusi. Jadi bukan saya menuduh Anda namun Anda sendiri yang telah mengatakan bahwa KS-ILT adalah produk sekte Yahweh.

Albert Rumampuk:

Wah, dengan anda semakin memperuncing bagian ini, anda justru akan semakin mempermalukan diri anda sendiri karena telah asal tuduh saya. Nih bukti tuduhan anda itu:

“American Standard Version, Indonesian Literal Translation, New Jerusalem Bible, Young’s Literal Translation mencantumkan nama Jehovah, Yahweh dalam terjemahan Perjanjian Lama dan mereka sudah terbit jauh sebelum ada kontroversi nama YHWH dan ALLAH di Indonesia bahkan sebelum KS-ILT terbit mereka sudah berpuluh-puluh tahun terbit dan dipergunakan di Amerika dan Eropa. Jadi penggunaan nama Yahweh bukan barang aneh apalagi DITUDUH KESESATAN dan YAHWEHISME. Jika Anda menuduh demikian, berarti Anda menuduh Kitab TaNaKh Masoretik adalah produk Yahwisme karena mencantumkan nama YHWH di 6000 tempat dalam 39 kitab.”

Sudah lihat fitnah anda itu? Siapa yang menuduh bahwa ASV, ILT, NJB dan YLT, sebagai SESAT dan YAHWEHISME?? Bisa baca tidak, pernyataan saya diatas? Apalagi ditambah dengan menuduh saya bahwa Tanakh adalah produk Yahwehisme, bertobat pak! Lalu, menurut anda KS-ILT itu produk / terjemahan siapa? Kelompok Hindhu, Budha, KongHucu, Kristen atau para ‘pengagung nama YHWH’ ? Apa salahnya jika saya mengatakan itu produk kelompok Yahwehisme? Siapa yang kacau dalam berdiskusi?

Teguh Hindarto:

Pernyataan benar-benar kekanak-kanakkan dan hanya berputar-putar berkelit dari kesalahan yang telah dilakukan. Apakah Anda tidak bisa membaca penjelasan saya sebelumnya? Apakah saya mengatakan bahwa Anda telah menuduh sesat ASV, ILT, NJB, YLT? Coba baca perjelasan saya sebelumnya:

“Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya dicurigai sebagai ‘bajakan’ terhadap LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!”

Karena ulah Anda dan tuduhan Anda di atas, saya memberikan penegasan sbb: “Saya semakin heran dengan Anda? Anda ini benar-benar sudah melontarkan tuduhan negatif pada saya dan teman-teman saya dengan sebutan “sekte Yahwisme” dan kitab sucinya bernuansa “Yahwisme” namun Anda selalu berkelit dan mencuci diri dengan mengatakan tidak pernah melontarkan tuduhan dan balik menuduh saya. Tolong berdiskusi dengan bermutu dan cerdas. Saya lihat Anda hanya berputar-putar dan bermain kata. Justru Anda yang sudah MEMFITNAH KS-ILT sebagai bajakan dan terjemahan sekte Yahweh!”
Perhatikan pernyataan Anda sebelumnya: “KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!”Bahkan dalam kesempatan sebelumnya Anda mengatakan “KS-ILT” adalah bajakan padahal ada copy right dan sumber rujukan yang jelas siapa penerbitnya dan sumber-sumber penerjemahannya. Justru LAI tidak memberikan kata pengantar dan rujukan kitab suci mana yang diterjemahkan?

Albert Rumampuk:

Wah, disini Pdt. Teguh Hindarto kembali BERDUSTA! Mengenai KS-ILT, lihat pernyataan lengkap saya:

“Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya DICURIGAI SEBAGAI ‘BAJAKAN’ terhadap LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai ‘terjemahan sekte Yahwehisme’!”


Anda bisa lihat tidak, kalimat saya itu? Saya tidak katakan bahwa KS-ILT adalah ‘bajakan’ (seakan-akan 100% / seluruhnya hasil copy dari LAI), tapi DICURIGAI sebagai ‘bajakan’! Lihat anda hanya mengutip asal-asalan dengan tidak mencantumkan seluruh kalimat saya. Minimal ILT sudah ‘membajak’ nama-nama dari 66 Kitab terjemahan LAI.

Saya beri kutipan pernyataan dari Ir. Herlianto:

“Soal hak ini justru menjadi boomerang bagi ILT karena ILT ternyata juga mencuri hak penerjemahan LAI tanpa meminta izin (setidaknya tidak disebutkan dalam Pengantar) dan sekarang meng’klaim’ sebagai hak cipta mereka! ILT masih menjiplak ke’66’ nama kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terjemahan LAI termasuk singkatannya. Mengapa nama-nama kitab dan singkatannya ILT tidak membuat terjemahan sendiri? Suatu kejujuran yang masih setengah hati, bahkan sekarang dengan mendaftarkannya sebagai hak cipta ILT, berarti mencuri hak cipta LAI lalu diaku sebagai hak cipta sendiri!”
http://yabina.org/mailman/listinfo/mimbarmaya_yabina.org

Disamping itu, lihat kekacauan terjemahan ILT yang mengganti kata EL dengan ELOHIM dan mengubah THEOS dengan ELOHIM, dsb. Katanya terjemahan Literal, lalu mengapa mengubah-ubah teks aslinya? Apakah salah jika saya mengatakan bahwa ILT adalah terjemahan dari sekte Yahwehisme? Emangnya itu produk dari Islam, Konghucu, Hindhu, Budha atau Kristen? Saya sudah mengulang-ulang hal ini, tapi anda seperti anak TK yang tak bisa ngerti-ngerti juga! Mengenai tuduh- menuduh, saya cukupkan sampai disini saja dan tidak akan memperpanjang lagi. Sebaiknya kita fokus pada inti persoalannya saja (keharusan nama YHWH). Saya berharap semoga anda bisa bersikap dewasa dan dapat mengertinya.
 


NAMA YAHWEH DIUCAPKAN OLEH YESUS DAN PARA RASUL

Teguh Hindarto:

Arah penjelasan saya adalah jika YHWH adalah nama yang terbukti tertulis dalam naskah Kitab Suci TaNaKh berbahasa Ibrani dan diucapkan oleh mulut para nabi bahkan Yesus serta rasulnya, lalu apa alasan Anda untuk mengganti nama YHWH?

Albert Rumampuk:

Dalam Tanakh YHWH memang ada, tapi apa dasarnya mengatakan bahwa nama YHWH diucapkan Oleh Yesus dan para rasul juga? Wah anda mulai ngelantur nih…. Anda menggunakan Yoh 17:6 untuk membuktikan bahwa Yesus mengucapkan YHWH. Baik, silahkan lihat ayatnya:

Yoh 17:6 "Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu"

Jika kata ‘nama’ itu ditafsirkan sebagai huruf YHWH, bagaimana anda memahami kalimat “Peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 11 dan 12)?? Apa huruf Y-H-W-H bisa memelihara dan bahkan memberi keselamatan? Maksud kata ‘nama’ dalam ayat itu, tentunya harus diartikan sesuai dengan Konteksnya; Itu berarti ajaran / Firman yang dinyatakan / disampaikan oleh Yesus.

Perhatikan ayat 6, ada kata-kata “dan mereka telah menuruti firman-Mu”. Lalu ayat 7 dan 8:

17:7 “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu”. 17:8 “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Ayat 8, sangat jelas membicarakan tentang Firman / ajaran dari Allah yang telah disampaikan oleh Yesus. Jadi, kata ‘nama’ pada ayat 6, harus diartikan bahwa Yesus telah menyatakan diri Allah yang mencakup ajaran / Firman-Nya pada manusia.

Jika itu menunjuk pada huruf Y-H-W-H, maka adalah sesuatu yang aneh bin ajaib, karena justru disepanjang PB Yesus sendiri sama sekali tidak pernah mengucapkan nama itu. Para penulis PB pun tak menggunakan kata itu. Lalu bagaimana mungkin jika kata ‘nama’ itu harus diartikan huruf Y-H-W-H ???

Teguh Hindarto:

Perhatikan Yohanes 17:6 “Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia”. Dalam Kitab Yokhanan versi Greek/Bahasa Yunani, kata “menyatakan nama-Mu”, dipergunakan frasa, “ephanerosa sou to onoma”. Kata “phanero” bermakna “mewujud nyatakan” atau “menampakkan”. Berbeda dengan “exegesato” yang bermakna “menggali dari dalam agar dimengerti” dan “apokalupto” yang bermakna “membuka tabir, maka kata “phanero” merupakan kata kerja yang dapat dipahami dan didengar orang banyak. Konsekwensi pemahaman di atas, maka Yesus Sang Mesias tentunya telah mengajarkan, mengucapkan, menyebut nama Yahweh sehingga dapat diketahui oleh para murid-murid-Nya.

Mengapa Anda begitu dangkal bertanya “Jika kata ‘nama’ itu ditafsirkan sebagai huruf YHWH, bagaimana anda memahami kalimat “Peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 11 dan 12)?? Apa huruf Y-H-W-H bisa memelihara dan bahkan memberi keselamatan?” Tentu saja yang memelihara bukan “huruf” itu melainkan nama Tuhan yang bernama YaHWeH sebagaimana dalam PL nama YHWH selalu dihubungkan dengan keselamatan al.,

“Moses said to the people, 'Do not be afraid! Stand firm, and you will see what Yahweh will do to rescue you today: the Egyptians you see today you will never see again” (NJB, Ex 14:13)
“Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Yahweh, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya” (Kel 14:13)

“Gideon built an altar there to Yahweh and called it Yahweh-Peace. This altar stands in our own day at Ophrah of Abiezer” (NJB, Judgs 6:24)
“Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Yahweh dan menamainya: Yahweh itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer” (Hak 6:24)

“Of David Yahweh is my light and my salvation, whom should I fear? Yahweh is the fortress of my life, whom should I dread?” (NJB, Psalm 27:1)
“Dari Daud. Yahweh adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Yahweh adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Mzm 27:1)

“The name of Yahweh is a strong tower; the upright runs to it and is secure” (NJB, Prov 18:10)
“Nama Yahweh adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (Ams 18:10)

Dengan bukti-bukti di atas, tuduhan penggunaan nama Yahweh adalah keanehan, kesesatan dan cerminan pandangan sekte, telah GUGUR.

Albert Rumampuk:

Kata PHANEROO memang berarti “menyatakan” atau “menampakkan”. Tetapi dari mana tahu bahwa kata “nama-Mu” itu berarti nama YHWH? Ketika Yesus “PHANEROO” nama itu, apakah berarti Yesus menyatakan nama YHWH? Anda hanya asal gunakan kata “Phaneroo” dan mengartikannya tanpa melihat konteksnya! Apalagi dengan menghubungkan kata itu dengan bahwa “Yesus telah mengajarkan dan mengucapkan nama itu”, sama sekali tak ada hubungannya! Saya tanya: apa tujuan Yesus menyatakan / memberitahu nama YHWH? Apakah memang itu tujuan / misi utama Yesus? Jika memang harus diartikan demikian, maka itu justru bertentangan dengan konteks yang ada!

Maksud kata ‘nama’ dalam ayat itu, tentunya harus diartikan sesuai dengan Konteksnya: Itu berarti ajaran / Firman yang dinyatakan / disampaikan oleh Yesus.

Perhatikan ayat 6, ada kata-kata “dan mereka telah menuruti firman-Mu”. Lalu ayat 7 dan 8:

17:7 “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu”. 17:8 “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”


Ayat 8, sangat jelas membicarakan tentang Firman / ajaran dari Allah yang telah disampaikan oleh Yesus.
Jadi, kata ‘nama’ pada ayat 6, harus diartikan bahwa Yesus telah menyatakan ajaran / Firman Tuhan pada manusia. Jika itu menunjuk pada huruf Y-H-W-H, maka adalah sesuatu yang aneh bin ajaib, karena justru Yesus sendiri sama sekali tidak pernah mengucapkan nama itu. Para penulis PB pun tak menggunakan kata itu. Lalu bagaimana mungkin jika kata ‘nama’ itu harus diartikan huruf Y-H-W-H ???


Saya sudah meninjau / mengartikan kata “nama-Mu” yang ada dalam ayat itu sesuai dengan KONTEKSnya. Silahkan anda bantah itu dan jangan melakukan Eisegese lagi. Jika anda menafsirkan kata “nama-Mu” itu secara literal, maka kalimat selanjutnya “Peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 11 dan 12), harus diartikan seperti itu juga, gimana? Anda mau lari dari metode penafsirannya sendiri?

Sehubungan dengan ayat2 mengenai keselamatan yang dari Yahweh, itu tak salah! Tetapi sekali lagi saya tegaskan bahwa nama YHWH yang ada dalam ayat2 itu tak boleh diartikan sebagai ‘huruf’ Y-H-W-H, tapi menunjuk pada diri / pribadi YHWH itu sendiri.

Anda mengatakan bahwa: “Dengan bukti-bukti di atas, tuduhan penggunaan nama Yahweh adalah keanehan, kesesatan dan cerminan pandangan sekte, telah GUGUR.” Saya tanya: siapa yang menuduh jika penggunaan nama Yahweh itu aneh, sesat dan merupakan pandangan sekte? Yang saya katakan adalah itu aneh, sesat dan merupakan pandangan sekte jika kata YHWH itu DIHARUSKAN atau bahkan dihubungkan dengan persoalan KESELAMATAN. Wah, anda sudah 3 kali memfitnah saya! Silahkan bertobat!

Teguh Hindarto:

Nah, Anda mulai berkelit dan kacau dalam menalar logika ayat. Kalau bukan nama Yahweh, siapa lagi? Memang ada nama Tuhan dalam kepercayaan Yahudi selain Yahweh? Eksegese teks Yohanes 17:6 sudah jelas bahwa NAMA itu DINYATAKAN, DINAMPAKKAN. Sekarang daripada saya bosa dengan pertanyaan Anda yang tidak bermutu tersebut, saya balik bertanya, memangnya siapa yang dimaksudkan dengan kalimat “Nama-Mu” yang telah diberitahukan oleh Yesus dalam Yohanes 17:6 tersebut?
Jawab…

Wah…wah…inilah yang disebut dalam peribahasa “meludah langit terkena wajah sendiri”. Tuduhan, kecaman, ejekan yang Anda berikan pada saya dan teman-teman dengan sebutan “sekte Yahweh”, “aneh bin ajaib”, justru sekarang berbalik pada diri Anda sendiri. Bagaimana mungkin Anda menafsirkan makna ayat 6 mengenai kalimat “Nama-Mu” sebagai “Firman yang disampaikan Yesus”? Silahkan Anda definisikan arti nama itu apa? Dan silahkan Anda definisikan arti “firman” itu apa? Lalu cocokkan apakah “nama” koheren dengan “firman?” Anda seolah-olah sudah membaca konteks namun gagal memahami makna teks. Justru ayat 8 menjelaskan rangkaian kalimat pada ayat 7 bukan ayat 6. Anda benar-benar aneh bin ajaib!
Jika Anda mengatakan Yesus tidak memanggil nama Yahweh, justru bertentangan dengan Yohanes 17:6. Jika Anda merujuk pada naskah Perjanjian Baru Yunani, tentu saja Anda tidak akan menemui nama literal Yahweh namun disalin dalam bahasa Yunani Kurios yang tiada lain adalah Yahweh. Namun jika Anda merujuk naskah Peshitta Aramaik, nama Yahweh muncul dalam bentuk Mar-Yah. Tidak dituliskan dalam naskah Yunani bukan bermakna Yesus dan para rasul tidak mengerti nama Yahweh.

Anda semakin kelihatan kacau dan tidak cerdas menafsirkan sebuah kalimat. Makna “peliharalah mereka dalam Nama-Mu” tentu saja merupakan bentuk penyerahan Yesus pada Yahweh Bapa-Nya agar para muridnya berada dalam keadaan aman sentosa. Kata “memelihara” dalam terminologi Ibrani, “shamar” yang artinya “menjaga”, “melindungi”, “memegang”.

Albert Rumampuk:

Weleh-weleh, bukankah saya sudah menjelaskan diatas bahwa berdasarkan konteksnya, maka kata “Nama-Mu” pada ayat itu adalah berbicara tentang AJARAN / FIRMAN yang dinyatakan / disampaikan oleh Yesus. Rupanya anda belum membacanya ya? Silahkan dibaca lagi dan jangan berlindung dibalik kata-kata anda ini: “daripada saya bosan dengan pertanyaan Anda yang tidak bermutu tersebut…”.
Jangan-jangan justru anda yang tidak bermutu, pak M.Th???


Saya sudah tahu, anda pasti menghindari tafsiran saya yang berdasar pada KONTEKS ayat tersebut. Sekarang lihat ayat ke 11 dan 12: “Peliharalah mereka dalam nama-Mu”, harus diartikan secara literal juga? Jadi yang memelihara para murid adalah NAMA (huruf) Y-H-W-H? Gimana? Mau lari dari metode penafsirannya sendiri? Lihat kalimat yang lain dalam ayat 11: “Yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku”. Jadi TUHAN memberi nama YHWH pada Yesus? Buat apa YHWH memberi nama-Nya itu? Apa implikasinya? Bukankah jika ditinjau dari sisi keTuhananNya, maka Yesus sudah TAHU bahwa nama Tuhan itu memang YHWH? Lalu buat apa YHWH harus memberitahunya lagi? Apa anda pikir Yesus sebodoh anda?

Buat apa mengartikan kata "memelihara"? Bukankah yang saya tanyakan adalah kata "Nama-Mu" ? Kenapa pake Ibrani segala? Apa anda pikir PB aslinya Ibrani? Mau ngalor ngidul lagi?

Baik pak M.Th, saya akan ajari anda, begini, salah satu prinsip penafsiran yang benar saat hendak menafsirkan suatu teks dalam KS adalah: kita harus menafsirkan teks tersebut berdasarkan pada KONTEKS yang ada! Anda sudah mengerti? Tolong diparaktekkan ya, jika tidak, maka penafsiran anda itu bukan hanya aneh bin ajaib, tapi juga aneh bin ngalor ngidul! Nilai anda akan merah loh nanti…


Teguh Hindarto:

He..he...saya tahu, Anda mulai terjebak dengan teori dan tafsir konyol Anda dan Anda malu ketika tersudut dengan tantangan saya tersebut. Nama itu TIDAK MENGENAL KONTEKS! Dimanapun kata NAMA diletakkan selalu menunjuk pada PRIBADI YANG MEMILIKI NAMA bukan yang lain (apa yang dikerjakannya). Kata NAMA dalam bahasa Ibrani adalah SHEM (701 kali muncul dalam TaNaKh dalam arti yang berbeda, “nama”, “di sana”, “nama orang”). Dalam PL, muncul dalam bentuk kata ganti orang pertama SHEMI (Nama-Ku) sebanyak 65 kali, kata ganti jamak SHEMOT (nama-nama) sebanyak 46 kali. Dan setiap kata SHEM (Nama) muncul dalam TaNaKh, selalu menunjuk pada YHWH. Dan dalam PB kata NAMA diterjemahkan dalam bahasa Yunani ONOMA dan muncul sebanyak 106 kali dan selalu menunjuk pada YHWH (Kurios, Theos), pada Yesus, para rasul, nama shatan. Jadi kata NAMA (SHEM/ONOMA) selalu menunjuk pada INDIVIDUALITAS dan PERSONALITA bukan karya, tindakan, pekerjaan, aktivitas sebagaimana Anda khayalkan.

NAMA dan FIRMAN memiliki definisi yang berbeda
ONOMA dan LOGOS memiliki definisi yang berbeda
SHEM dan DAVAR memiliki definisi yang berbeda

Anda memaksa diri dan melalukan EISEGESE ketika menafsirkan NAMA dalam Yohanes 17:6 sebagai FIRMAN. Sangat jelas dan terbukti dalam rantai kata SHEM/ONOMA dari PL hingga PB, ketika kata itu dipakai oleh para nabi PL maka itu menunjuk pada YHWH dan ketika diucapkan Yesus juga menunjuk pada YHWH.

Albert Rumampuk:

“Nama itu TIDAK MENGENAL KONTEKS! Dimanapun kata NAMA diletakkan selalu menunjuk pada PRIBADI YANG MEMILIKI NAMA bukan yang lain.”  Ini jelas pernyataan yang ‘semau gue’; dibagian lain bicara konteks tapi jika sudah bicara mengenai nama YHWH dan Keselamatan karena iman + Perbuatan baik, wah, langsung “ngamuk” dan NGOTOT mengatakan pokoknya  “Nama itu TIDAK MENGENAL KONTEKS!” (begitu juga dengan persoalan dalam Mat 7).  Saya sudah menjelaskan hal ini dan mempertanyakan beberapa hal tentang ini (Yoh 17) dan anda tak mau menjawabnya, malah justru menghindarinya!

Nama dan Firman memang punya arti yang berbeda, tetapi bagaimana memahami kata “nama” dalam suatu teks, maka KONTEKS sangat berperan penting! Itu bukan hanya berlaku untuk kata “nama” saja, tapi untuk semua kata / kalimat yang ada di KS. Inilah salah satu prinsip penafsiran yang benar dan komprehensif! Saya yakin, anda jebolan sekolah Teologi “angin ribut” !!


MENGENAI KELUARAN 3:15 1 TAWARIKH 16:18 DAN AMSAL 18;10

Albert Rumampuk:

Anda belum menjawab bantahan saya mengenai Kel 3:15 dan Amsal 18:10. Silahkan di tanggapi. Saya tidak melihat bahwa ayat ini menekankan bahwa YHWH tak boleh diganti-ganti! Nama TUHAN memang adalah YHWH dan itu tidak berubah (selamanya), tetapi tidak menunjukkan bahwa nama itu tak bisa diganti2. Jika memang anda menafsirkan bahwa YHWH tak boleh di ganti2, maka cara penyebutan nama itu juga harus benar. Kelompok anda mengklaim bahwa YHWH dibaca YAHWEH, dari mana anda dapat penyebutan seperti itu??

Keluaran 3:15 dan 1 Tawarik 16:8, bukan perintah untuk harus memanggil nama YHWH. Dari mana anda dapat penafsiran seperti itu? Kel 3:15 memang menunjukkan bahwa nama Tuhan adalah YHWH, tapi tak ada keharusan untuk menggunakan nama itu. 1 Taw 16:8 hanya berkata “Panggilah nama-Nya” bukan “HARUS gunakan kata YHWH”. Anda salah karena telah mengajak orang Kristen untuk HARUS menggunakan kata itu

Teguh Hindarto:

Inilah yang disebut pola hermeneutik EISEGESE (memasukkan pendapat pada teks) sebagai lawan dari EKSEGESE (membiarkan teks berbicara pada pembaca). Ayat yang saya kutip sangat jelas memberitahukan nama Tuhan. Nama ya harus dipanggil, tidak ada pilihan lain. Untuk apa Musa tanya nama Tuhan jika bukan untuk dipanggil. 1 Tawarik 16:8 merupakan bentuk IMPERATIF (perintah) karena dipergunakan kata QIRU dari kata QARA. Kata ZAKAR bentuk imperatifnya ZIKRU (Ingatlah). Kata DARASH bentuk imperatifnya DIRSHU (selidikilah/carilah). Jika malaikat memberika nama YAHSHUA/YESHUA/YESUS pada bayi Miryam, apakah bukan berarti perintah untuk memanggil nama anaknya dengan nama yang sudah diberikan? Berpikirlah dengan logis dan bertanyalah dengan cerdas!

Albert Rumampuk:

Perhatikan ayat ini:

Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun)

1 Taw 16:8, "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!"

Nama TUHAN memang adalah YHWH, pada masa Musa, nama itu jelas bisa diucapkan / dipanggil dan dia memang mengucapkannya, tapi Kel 3:15 tidak bicara KEHARUSAN pengucapan nama YHWH. Coba tunjukkan baik dalam ayat itu atau menurut konteksnya, mana kata2 yang menuliskan bahwa YHWH harus digunakan??

Dalam 1 Taw 16:8, kata-kata:“qiru bishemo” (panggillah nama-Nya), pada masa setelah pembuangan Babel, tidak di lakukan / diucapkan oleh orang Yahudi lagi, karena adanya "pelarangan" dan karena kata itu sangat sakral / kudus bagi mereka. Memang itu adalah kata-kata ‘pujian’ dari Daud yang hidup sebelum masa pembuangan. Tetapi bukankah Daud hanya menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya saja? Bagaimana dengan orang Yahudi (umat YHWH) yang lain? Sekalipun memang saat itu nama YHWH digunakan / dipanggil / merupakan 'perintah', namun ayat itu sama sekali tidak MENGHARUSKAN agar nama YHWH digunakan. Kitab Tawarikh di tulis pada tahun 450-420 SM, tapi jika saya melihat dari sisi ‘penulisan’ kitab ini (yang dihubungkan dengan pembuangan di Babel), maka tentunya orang Yahudi justru tidak melakukan / mengucapkan nama itu lagi.

Saya tak perduli, jika nama itu diucapkan oleh orang Yahudi sebelum pembuangan ke Babilonia. Yang jelas setelah pembuangan dan seterusnya (selama berabad-abad), orang-orang Yahudi tidak mengucapkan lagi nama itu dan menggantinya dengan ADONAI. Jika memang Kel 3:15 dan 1 Taw 16:8, harus ditafsirkan bahwa nama YHWH harus digunakan, lalu mengapa sampai sekarang tak ada satu orangpun yang bisa tahu dengan PASTI bagaimana mengucapkan 4 huruf mati YHWH itu??? Dalam hal inipun, anda telah melakukan EISEGESIS !

Teguh Hindarto:

Anda memang hanya berdalih dan mencari-cari alasan saja. Tiap bukti yang disodorkan bukan dibantah secara argumentatif melainkan hanya dicari-cari alasan yang tidak masuk akal sebagaimana Anda tanyakan di atas. Silahkan membaca Mazmur 22:22-23 sbb: “Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!”. Dalih bahwa Daud hanya menyuruh memanggil nama Yahweh pada Asaf dan puak-puaknya saja jelas sebuah pertanyaan yang tidak menggunakan akal sehat dan mengabaikan data-data yang menyatakan bahwa nama-Nya dimasyurkan di tengah jemaah Israel, seluruh keturunan Yakub.
Lalu Anda akan artikan apa makna 1 Tawarik 16:8?

Albert Rumampuk:

Loh, bukankah kitab Tawarikh bicara demikian? "Memasyhurkan nama-Mu" anda artikan sebagai memasyhurkan nama YHWH? Apa huruf Y-H-W-H lalu anda kelilingkan? Itu bukan bicara soal 'nama' dalam arti literal, tapi soal DIRI / PRIBADI dari YHWH itu sendiri. Nyatakan / masyurkanlah diri / pribadi YHWH bukan pada hurufnya!

Saya tanya, apakah huruf Y-H-W-H yang punya kuasa? Tidak! Pribadi-Nya yang berkuasa! Ams 18:10 menjelaskan bahwa 'nama' itu bicara tentang 'pribadi/diri' YHWH dan bukan pada hurufnya. Ayat inipun tidak mengharuskan manusia untuk memanggil nama YHWH.

Teguh Hindarto:

Mengenai pertanyaan Anda terkait Amsal 18:10 sangat mengada-ada. Nama dan Pribadi tidak bisa dilepaskan. Di dalam nama TERKANDUNG Pribadi dan Kuasa. Pribadi Tuhan tidak akan dirasakan jika nama-Nya tidak disebut dan dipanggil. Kuasa Tuhan tidak akan terbukti jika nama-Nya tidak diucapkan. Dengan menyebut, memanggil nama Tuhan maka Pribadi dan Kuasa-Nya secara otomatis muncul dan hadir serta dirasakan.

Mengenai “pemisahan” nama dan pribadi Yahweh sungguh mencerminkan keterlambatan berpikir. Memangnya pernah ada ada KETERPISAHAN antara nama dan pribadi yang memiliki nama? Sangat jelas jika nama itu menyelamatkan maka maksudnya pribadi yang memiliki nama itu pun menyelamatkan. Anda benar-benar aneh bin ajaib…

Albert Rumampuk:

Anda jelas menafsirkan kata ‘nama’ itu secara hurufiah. Kalau memang demikian, masa nama Y-H-W-H (hurufnya) bisa punya kuasa atau bahkan menyelamatkan, dsb? Makanya saya tekankan bukan ‘nama’ itu yang berkuasa tapi diri / pribadi YHWH. Sekalipun anda mengatakan nama dan pribadi tidak bisa dilepaskan, tapi yang jelas Amsal 18:10, sama sekali tidak MENGHARUSKAN manusia untuk menggunakan nama YHWH.

Catatan: Orang Kristen saat berdoa pada umumnya menggunakan nama Yesus dan tidak mengucapkan YHWH, tapi TUHAN tetap mendengar / menjawab doa itu! Itu bukti bahwa nama YHWH TIDAK HARUS diucapkan!


MENGENAI PENGUCAPAN KATA YHWH

Teguh Hindarto:

Anda berpikir orang-orang Yahudi tidak tahu cara mengucapkannya, padahal itu hanya mitos yang berkembang dalam dunia akademik saja. Mereka tahu nama-Nya namun sungkan mengucapkannya sehingga diganti dengan HA SHEM atau ADONAI. Ucapan HALELU-YAH sudah cukup bukti membungkam dugaan Anda yang tidak berdasar mengenai ketidakpastian pengucapan nama Yahweh.
Anda lupa, bahwa sekalipun tradisi lisan mengganti nama Yahweh dengan sebutan Adonai, namun tradisi tertulis tetap menuliskan nama Yahweh sebagaimana naskah Masoretik dan Dead Sea Scroll yang lebih tua dari naskah Masoretik.

Pada Abad I Ms, pelarangan pengucapan nama Yahweh di tempat umum, menjadi suatu ketetapan dikalangan Yudaisme di Yerusalem. Setiap mereka mengucapkan nama Yahweh, mereka akan mengganti dengan bentuk “euphemisme” al., “Shamayim” (langit), “Adonai” (tuan), “ha Kadosh” (yang kudus). Sebagaimana tercatat dalam literatur Yahudi pra Mesias, yaitu Misnah sbb: “…di tempat suci, seseorang mengucapkan Sang Nama sebagaimana tertulis, namun di luar tempat itu, harus dengan bentuk euphemisme” (Misnah Sotah 7:6; Berakhot Sotah 38b; Misnah Tamid 7:2) Setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Ms, mazhab Yahudi Farisi melarang penggunaan nama itu. Berdasarkan “halakha” (keputusan rabinik), mereka menyatakan bahwa nama itu “tersembunyi” (Berakhot Pesakh 50ª) dan “harus dirahasiakan” (Berakhot Kiddush 71ª). Setidaknya semua orang Yahudi tahu bahwa Yahweh adalah nama Tuhan dan tidak dilupakan sama sekali.

Albert Rumampuk:

Coba tunjukkan saya mana naskah yang lebih tua dari PL Ibrani atau Masoretik yang menuliskan nama YHWH dengan Yahweh?

Teguh Hindarto:

Mengenai pronunsiasi nama Yahweh, saya berikan rujukan sbb:

JEWISH ENCYLOPEDIA : ‘RABBINICAL LITERATUR –THE NAME YAHWEH IS CONSIDERED THE NAME PROPER’ (VOL IX, P.162)

SEVENTH DAY ADVENTIST BIBLE COMMMENTARY : ‘AND THE NAME ABOVE ALL OTHER THAT WAS LOOKED UPON AS THE NAME OF GOD, WAS YAHWEH’ (VOL I, P. 172)

THE ENCYLOPEDIA JUDAICA : ‘THE TRUE PRONOUNCIATION OF THE NAME YHWH WAS

NEVER LOST. SEVERAL EARLY GREEK WRITERS OF THE CHRISTIAN CHURCH TESTIFY THAT THE NAME WAS PRONOUNCED YAHWEH (VOL VII, 1972, P. 680)

UNGER’S BIBLE DICTIONARY : ‘YAHWEH, THE HEBREW TETRAGRAMMATON [YHWH] TRADITIONALY PRONOUNCED JEHOVAH IS NOW KNOWN TO BE CORRECTLY VOCALIZED YAHWEH (MERRIL F. UNGER, 1957, P. 1177)

Albert Rumampuk:

JEWISH ENCYLOPEDIA dan SEVENTH DAY ADVENTIST BIBLE COMMMENTARY, tidak bicara tentang PENGUCAPAN YHWH, tapi sedang menyatakan bahwa nama Tuhan adalah Yahweh yang merupakan nama diri (bukan bagaimana mengucapkannya). THE ENCYLOPEDIA JUDAICA menyatakan bahwa pengucapan yang benar dari nama YHWH was telah hilang, sekalipun gereja Kristen awal mengucapkan Yahweh. UNGER’S BIBLE DICTIONARY menyebutkan bahwa pengucapan JEHOVAH telah ada sebelum Yahweh. Itu membuktikan bahwa tak ada yang tahu secara pasti bagaimana lafal dari YHWH itu.

Bandingkan dengan rujukan berikut ini:

“Disertasi doktoral DR. H. Rosin, dosen STT Jakarta, tahun 1955 di Geneva Universiteit, bahwa empat huruf [tetragrammaton] YHWH, tidak dapat diucapkan [unpronounciable]” http://teguhhindarto.multiply.com/journal/item/18/REDEFINISI_DAN_REKONSEPSI_NAMA_ALLAH

“Mengenai ‘sacred name restoration’ (di Indonesia fokusa pada Nama Yahweh) pada intinya kami MENDUKUNG, meskipun kami tidak mengucapkan YHWH sebagai Yahweh. Menurut saya pribadi, pronansiasi YHWH ( lebih tepatnya YHVH karena dalam Ibrani modern tidak ada W tetapi V) bisa dibaca Yehova(h) atau Yahveh(h) / Yahwe(h) karena Mesianik (Yudaikon) Ortodoks menyebut Tetragramaton sebagai ADONAI dan HASHEM. Dengan menaruh tanda vokala pada Adonai yaitu E (tanda dibawah Alef adalah dominant sheva), O dan A maka YHVH terbaca : Yehova(h) , dan dengan menaruh tanda vocal pada HaShem yaitu A dan E maka YHVH terbaca : Yahve(h) / Yahwe(h).”

Catatan: Ini adalah pandangan dari KRIST INDRASTA, BETH YESHUA – JOMBANG, JAWA TIMUR. Anehnya, orang-orang yang ada dalam kelompok Yahwehisme sendiri, tidak ada keseragaman / kepastian dalam pengucapan YHWH. http://www.messianic-indonesia.comartikel_detil.php/?id=071009040057

“The authentic, historically correct pronunciation is not known, the possible full vocalic (pointed) spelling of the name has historically been a matter of some disagreement, and the consensus view at various points in history has not been consistent. http://en.wikipedia.org/wiki/Tetragrammaton

New World Encyclopedia: “In Judaism, pronunciation of the Tetragrammaton is taboo. Usually, Adonai ("the Lord") is used as a substitute in prayers or readings from the Torah. When used in everyday speaking the Tetragrammaton is often replaced by HaShem ("the Name"). According to rabbinic tradition, the name was pronounced by the high priest on Yom Kippur, the only day when the Holy of Holies of the Temple would be entered. With the destruction of the Second Temple in the year 70 C.E., this use also vanished, explaining the loss of the correct pronunciation.”

Jewish Encyclopedia (tentang The Tetragrammaton) menuliskan: “About 300 B.C., therefore, the word "Yhwh" was not pronounced in its original form. For several reasons Jacob ("Im Namen Gottes," p. 167) assigns the "disuse of the word 'Yhwh' and the substitution of 'Adonai' to the later decades of the Babylonian exile."

Silahkan anda lihat, semua sumber yang saya berikan itu, menunjukkan bahwa nama YHWH tak pernah bisa diucapkan secara pasti / benar. Bahkan orang-orang yang ada dalam sekte Yahwehisme sendiri, tak ada keseragaman / kepastian dalam bagaimana mengucapkan nama itu.

Pertanyaan saya: DARI MANA ANDA TAHU BAHWA YHWH DIUCAPKAN YAHWEH ??? Tolong di jawab!

Teguh Hindarto:

Anda kerap mengalami “amnesia”. Bukankah Anda yang bertanya sebelumnya: “Kelompok anda mengklaim bahwa YHWH dibaca YAHWEH, dari mana anda dapat penyebutan seperti itu??” Nah, saya memberikan rujukan valid dan Anda TIDAK BISA MEMBANTAHNYA, maka Anda tiba-tiba mengalami “amnesia” atau pura-pura amnesia. Petunjuk yang tidak bisa disangkal adalah seruan vokatif HALELU-YAH, dimana YAH menunjuk pada nama Yahweh.

THE ENCYLOPEDIA JUDAICA : ‘THE TRUE PRONOUNCIATION OF THE NAME YHWH WAS NEVER LOST. SEVERAL EARLY GREEK WRITERS OF THE CHRISTIAN CHURCH TESTIFY THAT THE NAME WAS PRONOUNCED YAHWEH (VOL VII, 1972, P. 680). Tuduhan Anda sekali lagi GUGUR!

Itu yang saya namakan “Mitologi Akademik” dan sudah saya jawab dalam artikel saya berjudul:
DEMITOLOGISASI PEMAHAMAN DISEPUTAR NAMA YAHWEH & ALLAH http://www.facebook.com/note.php?note_id=170881438810

Mengenai pronunsiasi VAV untuk huruf Ibrani (ו) itu adalah logat Yahudi Ashkhenazi yaitu Yahudi yang tinggal di Jerman dan Eropa Timur. Sementara logat Sephardi yaitu Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol. Logat Sephardi adalah logat Yahudi yang paling dekat dengan pronunsiasi aslinya dari Yerusalem (Menahem Mansoor, Biblical Hebrew, p.33). Dan menurut Edward Horowitz dalam bukunya “How the Hebrew Language Grew”, beliau mengatakan: “…the sound of a(ו) long time ago wasn’t “vav” at all but “w” and “w” is weak…the Yemenite Jews of Arabia who retain an ancient, correct and pure pronunciation of Hebrew still ronounce the (ו) as “w”- as does Arabic, the close sister language of Hebrew” (p. 29-30).

Ketidaksepahaman jangan dijadikan alasan untuk tidak mau menerima penjelasan salah satu perspektif. Sekalipun ada berbagai keanakeragaman teori mengenai pronunsiasi nama YHWH namun TIDAK BENAR jika berasumsi nama itu TIDAK BISA DIUCAPKAN. Itu hanya mitos akademis. Clement dari Alexandria menyebutkan nama Yahweh dengan IAOUE dan Theodoret dengn IABE. Dan menurut New Bible Dictionary menyatakan bahwa huruf “b” mewakili huruf “v” dan penulis serta penerjemah awal menggunakan huruf “v” untuk Tetragrammaton dalam bahasa Inggris dikarenakan ekuivalen untuk huruf WAW dalam bahasa Ibrani dan dianggap sebagi huruf hidup (p. 478).

Albert Rumampuk:

Hehehe... Data yang anda tunjukkan itu tidak bicara bagaimana pengucapan kata YHWH itu dengan pasti / benar. Siapa yang amnesia?

Bandingkan dengan Encylopedia Jewish ini:

“The fact may also be mentioned that in Samaritan poetry rimes with words similar in ending to Yahweh, and Theodoret ("Quæst. 15 in Exodum") states that the Samaritans pronounced the name 'Iαβέ. Epiphanius ascribes the same pronunciation to an early Christian sect. Clement of Alexandria, still more exactly, pronounces 'Iαουέ or 'Iαουαί, and Origen, 'Iα. Aquila wrote the name in archaic Hebrew letters. In the Jewish-Egyptian magic-papyri it appears as Ιαωουηε. At least as early as the third century B.C. the name seems to have been regarded by the Jews as a "nomen ineffabile," on the basis of a somewhat extreme interpretation of Ex. xx. 7 and Lev. xxiv. 11 (see Philo, "De Vita Mosis," iii. 519, 529). Written only in consonants, THE TRUE PRONUNCIATION WAS RORGOTTEN by them. The Septuagint, and after it the New Testament, invariably render δκύριος ("the Lord").”
http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=52&letter=N

Bagaimana orang bisa menerima bahwa kata YHWH bisa disebut / dibaca, jika tak ada orang yang bisa menyebutkannya secara PASTI dan BENAR! Jika tak ada kepastian penyebutan, lalu bagaimana anda bisa MELAKSANAKAN KEHARUSAN nama YHWH itu? Yang menurut anda DIPERINTAHKAN oleh Tuhan?Orang-orang yang ada dalam kelompok Yahwehisme sendiri, tidak ada keseragaman / kepastian dalam pengucapan YHWH. Bagaimana mungkin anda begitu Pede mengatakan/mengutip bahwa YHWH itu dibaca YAHWEH? http://www.messianic-indo...nesia.comartikel_detil.php/?id=07100904005

Saya juga sudah tunjukkan dari berbagai sumber dan Encyclopedia bahwa TIDAK ADA yang tahu dengan PASTI bagaimana menyebutkan kata YHWH itu. Anda kok begitu Pede sekali ya? Perlu anda tahu kata YAHWEH untuk menyebut YHWH itu sendiri juga "BERMASALAH"! Mau saya tunjukkan buktinya??? Jangan terlalu Pede lah...Ini pertanyaan saya: Jika tak ada KEPASTIAN bagaimana mengucapkan nama YHWH itu, lalu bagaimana anda harus melaksanakan perintah KEHARUSAN penggunaan nama itu??? Ayo di jawab...

Teguh Hindarto:

Anda khan mendalilkan pronunsiasi YHWH seharusnya YHVH? Anda mendalilkan WAW seharusnya diucapkan VAV? Saya sudah memberikan penjelasan sbb: “Mengenai pronunsiasi VAV untuk huruf Ibrani (ו) itu adalah logat Yahudi Ashkhenazi yaitu Ya...hudi yang tinggal di Jerman dan Eropa Timur. Sementara logat Sephardi yaitu Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol. Logat Sephardi adalah loga...t Yahudi yang paling dekat dengan pronunsiasi aslinya dari Yerusalem (Menahem Mansoor, Biblical Hebrew, p.33). Dan menurut Edward Horowitz dalam bukunya “How the Hebrew Language Grew”, beliau mengatakan: “…the sound of a(ו) long time ago wasn’t “vav” at all but “w” and “w” is weak…the Yemenite Jews of Arabia who retain an ancient, correct and pure pronunciation of Hebrew still ronounce the (ו) as “w”- as does Arabic, the close sister language of Hebrew” (p. 29-30)”

Nah, jangan berputar-putar dengan menanyakan sesuatu yang sudah dijelaskan dan tidak terkait dengan pernyataan Anda mengenai pronunsisasi WAW dengan VAV Ketidakpastian pengucapan nama Yahweh hanyalah “asumsi” dan “interpretasi” serta “mitos akademik”. Multi persepsi mengenai pronunsiasi tidak menyurutkan eksistensi nama Yahweh yang tertulis dalam TaNaKh sebanyak 6000 kali. Jika memang Anda memiliki bukti bahwa pengucapan nama Yahweh bermasalah, kenapa Anda tidak buktikan? Jangan merasa seolah-olah memiliki “senjata pamungkas” padahal Anda sejatinya memang sudah kehabisan data dan argumentasi, terbukti tidak ada hal baru dalam argumentasi Anda selain pertanyaan sepele dan rujukan lama yang sudah dikritisi.

Albert Rumampuk:

Berikut saya akan memberi bukti dan bukan ‘janji’ bahwa kata YHWH yang diucapkan YAHWEH memang BERMASALAH:

“The Theological Word Book of the Old Testament (word #484) says that (hawah) is the older form of this verb root. In the same article, it says, "An alternative of the pronunciation of the tetragrammaton should be mentioned. Actually, there is a problem with the pronunciation "Yahweh." It is a strange combination of old and late elements. The first extra-biblical occurrence of the name is in the Moabite Stone of about 850 b.c. At that time, vowel letters were just beginning to be used in Hebrew. If (YHWH) represents a spelling earlier than 900 b.c. (as would seem most likely), the final (h) would have been pronounced.” The pronunciation Yahweh indeed comes from the verb root (hawah), but this is not the most ancient form of the verb “to be”. Prior to this, the verb was spelled (hwy). This root also would be impossible for the tetragrammaton, since it would give a spelling of (yhwy) instead of (YHWH). In the "Biblical Archaeology Review" of Sept - Oct '94, Anson F. Rainey, a professor of Semitic linguistics at Tel Aviv University, confirms this. He states, “A form like yahweh developed from yahwiyu [ ]” (editor's note: Yahwiyu is a hypothetical pronunciation). It can be seen that Anson Rainey shows, by implication, that the Hebrew spelling of the tetragrammaton was originally different than it is at present. This however, would not be in line with the statement found at Exodus 3:15. Here, says... "this [ ] is my name for ever, and this is my memorial unto all generations." In the book, “A Grammar for Biblical Hebrew” by C.L. Seow, it states that nouns with an “eh” ending originally ended with a (w) or a (y). Since we do not believe that the name of the Almighty has changed in spelling or pronunciation, we do not believe that his name can have the pronunciation of yahweh. In other words, even though words in the Hebrew language have changed or evolved, we do not believe that this is true of the Heavenly Father's name. Also, even if it were possible for the spelling of the tetragrammaton to have changed, the pronunciation still would not have originally been yahweh. It also shows in biblical Hebrew Grammar books that gutturals (such as ) have a preference for an “ah” vowel before them, and sometimes after them (see: A Grammar for Biblical Hebrew p.280). There is strong evidence for “Yah” at the beginning of . The form (YaHU) is often found at both the beginning and ending of many ancient personal names in Hebrew. The pronunciation YaHuWaH is a definite possibility. The only way to be sure however, will be for Almighty Himself to reveal it. We hope that you will commit this matter to serious prayer.” Last updated: 4th day, 2nd month, 2007 http://yahushua.net/YHWH.htm

Dijelaskan bahwa kata YHWH dengan pengucapan “Yahweh”, adalah sesuatu yang “bermasalah”. Pengucapan Yahweh memang berasal dari akar kata kerja (hawah), tapi ini bukan bentuk yang paling kuno dari kata kerja "to be". Sebelum ini, kata kerja itu dieja (Hwy). akar ini juga tidak mungkin bagi Tetragrammaton, karena itu akan memberikan ejaan (yhwy) dan bukan (YHWH).

Dalam "Arkeologi Alkitab Review" September-Oktober '94, Anson F. Rainey, seorang profesor linguistik Semit di Tel Aviv University, menegaskan hal ini. Dia menyatakan, "Sebuah bentuk seperti Yahweh dikembangkan dari yahwiyu [ ]" (catatan editor: Yahwiyu adalah pengucapan hipotetis).

Anson Rainey menunjukkan, dengan implikasi, bahwa ejaan Ibrani Tetragrammaton awalnya berbeda dari yang ada saat ini. Namun ini, tidak akan sejalan dengan pernyataan yang ditemukan di Keluaran 3:15.
Dalam buku "A Grammar for Biblical Hebrew " oleh CL Seow, menyatakan bahwa kata benda dengan akhiran "eh" semula berakhir dengan (w) atau (y). Karena kita tidak percaya bahwa nama Yang Mahakuasa telah berubah dalam ejaan atau pengucapan, kami tidak percaya bahwa namanya dapat memiliki pengucapan Yahweh. Dengan kata lain, meskipun kata-kata dalam bahasa Ibrani telah berubah atau berevolusi, kami tidak percaya bahwa ini benar nama Bapa Surgawi. Juga, bahkan jika mungkin untuk ejaan Tetragrammaton untuk telah berubah, Yahweh bukanlah pengucapan yang original / mula-mula.



pengucapan ini YaHuWaH kemungkinan yang pasti. SATU-SATUNYA CARA UNTUK MEMASTIKAN BAGAIMANAPUN, AKAN MENJADI MAHAKUASA SENDIRI UNTUK MENGUNGKAPKAN ITU.

Pengucapan Yahweh mulai menjadi populer di kalangan ilmiah sekitar pertengahan hingga akhir 1800-an. Sebelum waktu itu, JEHOVAH dan versi lain adalah pengucapan yang paling umum digunakan.

“The name Yahweh is the first rendering... from YHWH that I will examine, because it has become so popular as of late. The pronunciation of Yahweh started to become popular in the scholarly circles around the mid to late 1800's. Before that time, Jehovah and other versions of it were the pronunciations most commonly used.” http://www.seekgod.ca/htname.htm

The New Bible Dictionary: “YHWH was considered too sacred to pronounce; so Adonay (my Lord) was substituted in reading, and the vowels of this word were combined with the consonants YHWH to give ‘Jehovah’, a form first attested at the beginning of the 12th century AD.”
--------

Berikut adalah berbagai pengucapan YHWH dari sebuah naskah kuno, yang ditemukan di Leningrad Codex. Naskah kuno ini dari keluarga Ben Asyer teks, yang direferensikan dalam terjemahan PL dari banyak versi modern kita, sekitar tanggal 1008 ce:


When we examine some of the oldest Hebrew Biblical texts that are pointed with vowels, or niqqudot, we will find a number of different pronunciations if read as written. Some have theorized that certain vowels were written under YHWH so that the reader would be alerted to pronounce other titles such as Adonay or Elohiym instead of YHWH. I have also read some convincing arguments that contest that theory.

1. YeHWaH ~ Jeremiah 3:25
2. YHoWaH ~ Genesis 18:17
3. YeHoWaH ~ Genesis 3:14
4. YHWiH ~ Psalms 68:21
5. YeHWiH ~ Genesis 15:2, 8
6. YeHoWiH ~ 1 Kings 2:26 , Judges 16:28
7. YaHWaH ~ Psalms 144:15

http://www.seekgod.ca/htname.htm
------

Berikut adalah berbagai versi pengucapan nama YHWH yang digunakan oleh berbagai kelompok dalam kalangan Yahwehisme sendiri:

YHVH YHWH Yahweh Yahveh Yaveh Yaweh Jehova Jehovah Jahova Jahovah Yahova Yahovah Yahowah Jahowa Jahowah Yahavah Jahavah Yahowe Yahoweh Jahaveh Jahaweh Yahaveh Yahaweh Jahuweh Yahuweh Jahuwah Yahuwah Yahuah Yah Jah Yahu Yahoo Yaohu Jahu Yahvah Jahvah Jahve Jahveh Yahve Yahwe Yauhu Yawhu Iahu Iahou Iahoo Iahueh http://www.revelations.org.za/NotesS-Name.htm

Para penafsir / Teolog seperti: Herman Hoeksema,( ‘Reformed Dogmatics’) ; Herman Bavinck (The Doctrine of God’); dan Adam Clarke, juga menyatakan bahwa tak ada kepastian pengucapan YHWH. Para penafsir / ahli Teologia seperti mereka yang menguasai Ibrani saja tak bisa ucapkan dengan pasti. Gimana dengan kelompok Yahwehisme??

Bagaimana orang bisa menerima bahwa kata YHWH bisa disebut / dibaca, jika tak ada orang yang bisa menyebutkannya secara PASTI dan BENAR bahkan dikalangan Yahwehisme sendiri! Jika tak ada kepastian penyebutan, lalu bagaimana anda bisa MELAKSANAKAN KEHARUSAN nama YHWH yang menurut anda DIPERINTAHKAN oleh Tuhan? Dapatkan anda melaksanakan suatu perintah yang sebetulnya tak bisa dilaksanakan? Apakah memang TUHAN dapat memerintahkan seseorang jika Dia tahu bahwa perintah itu tak bisa dilakukan? Lalu buat apa TUHAN memerintahkannya? Apakah Dia kurang kerjaan sehingga harus memberi perintah yang asal-asalan? Anda pikir TUHAN itu sebodoh anda???
Jika anda MENGHARUSKAN nama YHWH, maka PENYEBUTANNYA juga HARUS benar! Ini adalah konsekwensi logis yang harus anda laksanakan. Silahkan dipikirkan!



DALAM TANAKH / PERJANJIAN LAMA IBRANI, TERTULIS NAMA / HURUF Y-A-H-W-E-H

Teguh Hindarto:

Lagi-lagi pernyataan yang mengekspresikan kelambanan berpikir yang harus saya maklumi berungkali. Kajian kritis yang saya lakukan berusaha untuk membuktikan dan menyampaikan pada publik Kristen bahwa nama Yahweh itu tertulis dalam Kitab Suci khususnya TaNaKh atau biasa disebut Kekristenan dengan Kitab Perjanjian Lama. Bahkan dalam Peshitta nama tersebut dicantumkan dengan sebutan Mar-Yah. Saya pun menganalisis asal usul nama Yahweh tidak diucapkan oleh orang Yahudi dan mengapa kemudian dalam Septuaginta dan Kitab Perjanjian Baru versi Yunani nama Yahweh dituliskan dengan Kurios. Nah, semua analisis tersebut tentu saja harus diinformasikan secara persuasif kepada publik (dan puji Yahweh, banyak yang memberikan respon positip). Dari perspektif saya, saya memberikan himbauan, ajakan agar nama Yahweh SEHARUSNYA dituliskan dalam terjemahan Kitab Suci kita dan diucapkan dalam homili dan devosi personal Kristiani. Apakah himbauan, ajakan yang persuasif agar publik Kristen SEHARUSNYA menggunakan nama Yahweh itu salah? Anda telah mendramatisir seolah-olah saya telah MENGHARUSKAN dalam konotasi MEMAKSAKAN.

Albert Rumampuk:

Anda katakan dalam Tanakh ada tertulis YAHWEH? Wah, anda mau BERDUSTA lagi?? Siapa bilang Tanakh menulis YAHWEH?? Saya melihat Perjanjian Lama yang memang aslinya Ibrani, hanya menuliskan YHWH saja. Dari mana anda MEMUNCULKAN kata YAHWEH itu??? Nih saya beri contoh dalam Kel 20:7: ”Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.”

Kata TUHAN pada ayat itu berasal dari kata Ibrani YHWH. Sekali lagi saya tanya: dari mana anda MEMUNCULKAN kata YAHWEH itu??? Dari PL versi Yahwehisme? Versi Peshitta pun hanya menulis Mar-Yah yang tak jelas asal usul (kebenaran / kepastian) dari sebutan YHWH itu. LXX dan PB memang MENGGANTI kata YHWH dengan KURIOS. LXX itu digunakan pada jaman Yesus dan para rasul dan Yesus sendiri sama sekali TIDAK MEMPERSALAHKANNYA! Anda kok yang hanya seorang M.Th “asal jadi”, berani-beraninya menentang Yesus? PB itu ditulis oleh oleh para rasul yang DIILHAMKAN oleh Roh Kudus, anda kok yang hanya mahluk ciptaan-Nya, berani-beraninya menentang ALLAH!??

Teguh Hindarto:

Anda jebolan sekolah teologi mana ya? Saya prihatin dan mengelus dada atas pertanyaan yang memalukan tersebut. Semua dosen teologi dan mahasiswa teologi seharusnya mengetahui bahwa Yahweh (Jehovah, Yehuwah, Jahveh) adalah Tuhan yang tertulis dalam Kitab TaNaKh baik Masoretik maupun Dead Sea Scroll. Nampaknya Anda seorang pemula dalam teologi sehingga dengan keluguan menanyakkan bahkan dengan arogan menantang “apakah ada nama Yahweh dalam TaNaKh?”

Tetapi sekali lagi, saya harus sabar menuntun kesembronoan dan kecerobohan Anda dalam berbicara dan beradu argumentasi. Saya akan berikan 2 referensi mengenai nama Yahweh dalam teks Masoretik sbb:
“In Moses’ second objection he felt the Israelites would challenge his assertion that God had sent him to deliver them. God told Moses to tell them, I am who I am, 3:14; cf. “I will be,” v. 12) and I AM () has sent me to you (v. 14). This One said He would be with His people in their time of trouble and need. is probably a wordplay on YAHWEH (LORD) in verse 15. Thus, the name Yahweh, related to the verb “to be,” probably speaks of God’s self-existence, but it means more than that. It usually speaks of His relationship to His people” (Walvoord, John F., and Zuck, Roy B., The Bible Knowledge Commentary, (Wheaton, Illinois: Scripture Press Publications, Inc.) 1983, 1985)

“Nama utama yang kedua bagi (Tuhan) adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan atau Yahweh”. Ini adalah nama yang paling sering dipakai tercatat kira-kira 5.321 kali dalam Perjanjian Lama” (Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1, Yogyakarta: Andi Offset, 1992, hal 62)

Wycliffe Bible Encylopedia menegaskan, “The name par excelence for the Creator of Israel is Yahweh, found 6.823 times in the Old Testament” (Vol II, 1975, p.690)

Bukti-bukti terlalu berlimpah untuk dituliskan di sini. Anda telah BERDUSTA bahwa tidak ada nama Yahweh dalam teks Masoretik. Apapun kontroversi pengejaannya, nama YHWH tertulis dan adalah NAMA dari Tuhan Pencipta Langit dan Bumi sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 3:15, “Yahweh Elohey avotekem….(Yahweh, Tuhan nenek moyangmu)….ze SHEMI le’olam we ze zikri le dor dor” (inilah NAMA-KU untuk selamanya dan pengingatku turun temurun).

Letak persoalannya bukanlah ada atau tidak adanya nama YaHWeH melainkan KETIDAKPERCAYAAN Anda yang mendorong dan menggiring seluruh pernyataan Anda untuk menyangkal data dan fakta tersebut dan membuat pertanyaan aneh.

Tolong jelaskan arti “inilah NAMAKU untuk selama-lamanya dan inilah pengingat-Ku untuk turun temurun” dalam Keluaran 3:15! Nama siapa yang dimaksudkan dalam ayat tersebut?
Kemudian buktikan pada saya bahwa ada nama Allah dalam pengertian Tuhan dalam Kitab TaNaKh Masoretik! Silahkan Anda buka BIBLICA HEBRAICA STURTGARTENSIA, adakah semua huruf Ibrani dalam naskah Masoretik tidak memiliki tanda vokal? Adakah pada nama YHWH tidak ada tanda vokal? Anda yang BERDUSTA!N Atau jangan-jangan Anda yang tidak bisa berbahasa Ibrani?

Albert Rumampuk:

Silahkan cari kata Yahweh, Jehovah, Yehuwah, Jahveh, di naskah ASLI / AUTOGRAPH Perjanjian Lama Ibrani, anda hanya menemukan kata יהוה / YHWH! Kel 3:14 hanya menuliskan “Ehyeh Asyer Ehyeh” dan bukan huruf Y-A-H-W-E-H. Lalu dalam Kel 3:15, kata TUHAN pada ayat itu dalam teks ASLINYA tertulis YHWH dan bukan huruf Y-A-H-W-E-H. Anda mengutip dari Charles C. Ryrie dan Wycliffe? Buat apa? Ingin menipu saya? Ingin tunjukkan DUSTA lagi, agar para pembaca mengakui kehebatan anda ? Anda pikir kami seperti anak sekolah minggu yang bisa dibodoh-bodohi? Yang dimaksud oleh mereka adalah Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, misalnya KJV yang juga menulis Jehovah, terjemahan2 Ibrani (termasuk berbagai KS versi Yahwehisme), dsb.

Jika memang betul huruf Y-A-H-W-E-H itu tercatat pada teks ORIGINAL Perjanjian Lama sebanyak 6000-an kali, yang kemudian disalin dalam manuskrip2 PL, lalu mengapa para teolog / penafsir / ahli sejarah, TAK ADA yang tahu dengan pasti bagaimana mengucapkan 4 huruf mati YHWH itu??? Jadi para pakar Teologia itu salah semua? Hebat!

Perhatikan kutipan dari Jewish Encyclopedia berikut ini:

“The term ‘Tetragrammaton’ apparently arose in contradistinction to the divine names containing respectively twelve and forty-two letters and formed likewise from the letters Y, H, W, H(ib. pp. 137-146); for only thus is the designation intelligible, since Adonai likewise has four letters in Hebrew.”

“The Tetragrammaton is the ancient Israelitish name for God. According to actual count, it occurs 5,410 times in the Bible, being divided among the books as follows: Genesis 153 times, Exodus 364, Leviticus 285, Numbers 387, Deuteronomy 230 (total in Torah 1,419); Joshua 170, Judges 158, Samuel 423, Kings 467, Isaiah 367, Jeremiah 555, Ezekiel 211, Minor Prophets 345 (total in Prophets 2,696); Psalms 645, Proverbs 87, Job 31, Ruth 16, Lamentations 32, Daniel 7, Ezra-Nehemiah 31, Chronicles 446 (total in Hagiographa 1,295).” “In connection with the Tetragrammaton is pointed with the vowels of "Elohim" (which beyond doubt was not pronounced in this combination); it occurs 310 times after , and five times before it (Dalman, "Der Gottesname," etc., p. 91), 227 of these occurrences being in Ezekiel alone. The designation "Yhwh Ẓeba'ot," translated "Lord of Hosts," occurs 260 times, and with the addition of "God" four times more. This designation is met with as follows: Isaiah 65 times, Jeremiah 77, Minor Prophets 103 (Zechariah 52; Malachi 24), Samuel 11, Kings 4; but it does not occur, on the other hand, in the Pentateuch, in Joshua, in Judges, or in the Hagiographa. Adding these 264 occurrences and the 315 just noted to the 5,410 instances of the simple Tetragrammaton, the word "Yhwh" is found to occur 5,989 times in the Bible.”

Dikatakan bahwa 4 huruf mati (Tetragrammaton [bukan huruf Y-A-H-W-E-H]), mucul di Perjanjian Lama sekitar 5989 kali. Sekali lagi saya tekankan: yang ada di teks original PL adalah TETRAGRAMMATON (Y-H-W-H), dan bukan Yahweh, Jehovah, Yehuwah, dsb.

Saya beri beberapa contoh lagi ya, tolong perhatikan:
Yes 30:15, “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH,Yang Mahakudus, Allah Israel: ‘Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.’ Tetapi kamu enggan”

HEBREW: Mtyba<014>alw<03808>Mktrwbg<01369>hyht<01961>hxjbbw<0985>jqshb<08252>Nweswt<03467>txnw<05183>hbwsb<07729>larvy<03478>swdq<06918>hwhy<03069>ynda<0136>rma<0559>hk<03541>yk<03588> (from Alkitab SABDA)

Yes 64:8- “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”
Teguh Hindarto: “Dalam TaNaKh adalah YHWH (Yahweh) sebagaimana dikatakan ‘we atta YHWH Avinu…’ (Yes 64:8)”.

HEBREW: wnlk<03605>Kdy<03027>hvemw<04639>wnruy<03335>htaw<0859>rmxh<02563>wnxna<0587>hta<0859>wnyba<01>hwhy<03069>htew<06258> (from Alkitab SABDA).

Kata ALLAH dalam Yes 30:15 dan kata TUHAN dalam Yes 64:8, berasal dari kata Ibrani YHWH (יהוה).
The Old Testament Hebrew Lexicon: Strong's Number: 3069 Original Word: יהוה


Lalu perhatikan Kel 3:15- “Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: ‘Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-...Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun’”.
Teks Ibrani:
יהוה אלהי אבתיכם אלהי אברהם אלהי יצחק ואלהי יעקב
שׁלחני אליכם זה־שׁמי לעלם וזה זכרי לדר דר׃ (from Teguh Hindarto)


Kata TUHAN di Kel 3:15 versi LAI, dalam teks Ibrani ditulis יהוה yang hanya terdiri dari 4 huruf mati YHWH. Disitu TAK ADA huruf Y-A-H-W-E-H, karena ORIGINALnya hanya terdiri dari 4 huruf mati YHWH, dari mana anda memunculkan kata YAHWEH dan lalu MENGKLAIM bahwa sebutan itulah yang benar??

Saya prihatin dan mengelus dada atas pernyataan yang memalukan tersebut. Saya memang tak pernah sekolah Teologi dan tak bisa berbahasa Ibrani, tapi dengan modal seperti itu saja, sudah bisa membungkam seorang M.Th!

Mengenai pertanyaan anda ini: “Tolong jelaskan arti “inilah NAMAKU untuk selama-lamanya dan inilah pengingat-Ku untuk turun temurun” dalam Keluaran 3:15! Nama siapa yang dimaksudkan dalam ayat tersebut?”, lalu: “Kemudian buktikan pada saya bahwa ada nama Allah dalam pengertian Tuhan dalam Kitab TaNaKh Masoretik”, merupakan bukti bahwa anda memang Telat Mikir! Hal tersebut sudah saya jelaskan jauh diatas dan anda berulang-ulang menanyakannya lagi, cape dech! Sekalipun demikian, saya akan tetap menjelaskannya lagi dibawah.

Teguh Hindarto:

Anda memang takabur. Baru mengerti sedikit sudah merasa tahu banyak. Bukankah saya sudah jelaskan bahwa dalam BIBLICA HEBRAICA STURTGARTENSIA, huruf-huruf Ibrani tersebut tertulis dengan vokalisasinya (sekalipun vokalisasi yang diberikan kaum Masorah dengan “shewa” dan “patakh” sehingga menghasilkan ucapan “Yehwah” darimana asal usul sebutan “Jehovah”, “Yehuwa”, “Yehohwa”, dll). Dan vokalisasi terkini yang menandai kesepakatan mayoritas diantara para ahli adalah YAHWEH.

Albert Rumampuk:

Klaim anda bahwa kata Y-A-H-W-E-H ada dalam Tanakh / PL itu ada sebelum anda jelaskan tentang BIBLICA HEBRAICA STURTGARTENSIA. Mau berdusta lagi? Lalu pake kutip dari Charles C. Ryrie dan Wycliffe, buat apa? Mau berdusta lagi? Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS), adalah sebuah edisi Teks Masoret dari Alkitab Ibrani yang dilengkapi dengan catatan Masoretic. Ini diterbitkan oleh Deutsche Bibelgesellschaft (Jerman Bible Society) di Stuttgart. Sarjana Alkitab Emanuel Tov mengkritik BHS untuk mengoreksi kesalahan dalam edisi kemudian tanpa memberitahukan pembaca. BHS merupakan revisi dari edisi ketiga dari Biblia Hebraica, diedit oleh Paul Kahle, Alkitab pertama yang dicetak berdasarkan Leningrad Codex. http://en.wikipedia.org/wiki/Biblia_Hebraica_Stuttgartensia

Saya tidak bicara tentang edisi revisi / terjemahan Alkitab tapi pada teks ORIGINAL! Nama Tuhan hanya ditulis יהוה – YHWH. Akui saja pak “M.Th” dan jangan lagi membela diri demi menutupi kemaluan anda, itu justru semakin mempermalukan diri anda sendiri!

Teguh Hindarto:

Anda berkhayal dengan memberikan pernyataan lugu seolah-olah orang Yahudi tidak bisa membaca bahasa Ibrani sekalipun tanpa tanda vokal. Jika kita bisa membaca בראשׁית ברא אלהים את השׁמים ואת הארץ dengan “BERESHIT BARA ELOHIM ET HASHAMAYIM WE ET HAARETS”, lalu bagaimana mungkin Anda berkhayal bahwa untuk 4 huruf mati YHWH “tidak bisa” dan “tidak pasti dibunyikan bagaimana?” Pernyataan yang tidak logis dan dipengaruhi mitos-mitos akademik diseputar nama Yahweh yang diwariskan dari sekolah teologia turun temurun dan diwariskan dalam kotbah turun temurun.

Jika Anda memberikan naskah berbahasa Ibrani tanpa vokalisasi, semua orang Yahudi terpelajar sanggup membacanya. Dan naskah yang tidak menyertakan tanda baca adalah naskah TaNaKh yang di temukan di Qumran di Laut Mati.

Albert Rumampuk:

Jangan SOK memamerkan “kehebatan” anda dalam bahasa Ibrani! Saya tidak bicara tentang kata-kata yang lain selain kata YHWH. Yang lainnya jelas bisa dibaca karena tetap digunakan. Tapi kata YHWH, sudah tak digunakan lagi selama berabad-abad. Lalu bagaimana mungkin setelah itu muncul seorang yang bernama Pdt. Teguh Hindarto dan mengklaim bahwa YAHWEH adalah sebutan yang pasti untuk YHWH?

Teguh Hindarto:

Sejarah membuktikan pula bahwa sekalipun umat “segan menyebut namanya”, nama YHWH , TETAP DITULISKAN hingga selesainya seluruh TaNaKh; bahkan Origen sekitar pertengahan Abad 3 Ms tetap menuliskan YHWH dalam Heksapla selain KURIOS dan KS. Penemuan ini dituangkan dalam buku Giovanni Mercati pada Tahun 1958, pada pada Tahun 1959, P.E. Kahle menerbitkan THE CAIRO GENIZA dimana ditemukan penggunaan nama YHWH dalam Septuaginta. Bahkan sarjana Perjanjian baru terkemuka, Bruce Metzger menerbitkan jurnal dan artikel mengenai penggunaan YHWH dalam naskah Septuaginta.

Beberapa literatur berikut memberikan konfirmasi:
Eerdman’s Bible Dictionary (1979, p.478): “The proniciation Yahweh is indicated by transliterations of the name into Greek in early Chroistian literature, in the form IAOUE (Clement of Alexandria) or IABE (Theodoret, by this time Gk “b” had the pronunciation of “v”)...Strictly speaking, Yahweh is the only name of God. In Genesis wherever the word sem (name) is associated with the divine being that name is YAHWEH”
Prof Anson F. Rainey, seorang Profesor Lingusitik Semitik di Univ Tel Aviv menyatakan dalam Biblical Archaelogy Review (London Papyri, xlvi, p.446-483) sbb: “I mentioned the evidence from Greek Papyri found in Egypt. The best of these is IAUEE”

Albert Rumampuk:

Diatas anda sudah akui bahwa Tanakh tidak menyertai tulisannya dengan tanda baca, sudah sadar ya? Bagus, terima kasih untuk kejujuran anda! Saya ulangi lagi; PL yang ORIGINAL,  hanya menulis nama TUHAN dengan YHWH bukan Yahweh, Yehovah, dsb.

Menurut Clement, kata Yahweh memang bisa ditransliterasi, TETAPI, anehnya Perjanjian Baru tidak melakukannya namun MENGGANTINYA dengan KURIOS! Lagi-lagi anda sudah lancang karena telah mempersalahkan PB!


oleh : Albert Rumampuk

                                                                      [bersambung]

1 comment:

  1. Allah SWT berfirman:

    يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْـنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَـقَّ ۗ اِنَّمَا الْمَسِيْحُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَكَلِمَتُهٗ ۚ اَ لْقٰٮهَاۤ اِلٰى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِّنْهُ ۖ فَاٰ مِنُوْا بِا للّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۗ وَلَا تَقُوْلُوْا ثَلٰثَةٌ ۗ اِنْتَهُوْا خَيْرًا لَّـكُمْ ۗ اِنَّمَا اللّٰهُ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ ۗ سُبْحٰنَهٗۤ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗ وَلَدٌ ۘ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ وَكَفٰى بِا للّٰهِ وَكِيْلًا
    yaaa ahlal-kitaabi laa taghluu fii diinikum wa laa taquuluu 'alallohi illal-haqq, innamal-masiihu 'iisabnu maryama rosuulullohi wa kalimatuh, alqoohaaa ilaa maryama wa ruuhum min-hu fa aaminuu billaahi wa rusulih, wa laa taquuluu salaasah, intahuu khoirol lakum, innamallohu ilaahuw waahid, sub-haanahuuu ay yakuuna lahuu walad, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, wa kafaa billaahi wakiilaa

    "Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih 'Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, (Tuhan itu) tiga, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung."
    (QS. An-Nisa' 4: Ayat 171)

    * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

    ReplyDelete