Pages

17 June 2011

DARIMANAKAH KITA BERASAL, DAN KEMANAKAH KEHIDUPAN KITA AKAN BERAKHIR?

Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. (Mazmur 90:3-4)

Pertanyaan besar hari ini : darimanakah kita berasal, dan kemanakah kehidupan kita akan berakhir?


Cek Realitas 2 : hidup itu singkat dan setelah itu tibalah penghakiman.

Ayat yang kita baca diatas membawa kita kepada kebenaran yang menyedihkan. Kita akan kembali kepada debu. Perhatikan kalimatnya. Kita tidak akan menjadi debu, kita akan KEMBALI menjadi debu.

Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7).

Disini kita menemukan kegagalan ateisme. Bagaimana mungkin kehidupan berasal dari sumber yang bukan kehidupan? Ketiadaan datang dari ketiadaan. Tuhan yang maha kuasa, tidak diciptakan, Tuhan yang kekal telah menghembuskan kehidupan kedalam diri kita. Dia membentuk kita dari materi yang Dia sendiri ciptakan. Dia telah memberikan kepada kita  kehidupan dan nafas--demikianlah seharusnya kita memahaminya.

Dunia yang baru saja diciptakan, khususnya Taman Eden, pastilah sebuah tempat yang begitu hebat yang mempertontonkan kesempurnaan karakter Tuhan Sang Pencipta. Segala tindakan kita yang sangat berdosa telah merusakanya, dan penghakiman Tuhan terjadi tepat seperti yang Dia perkatakan :

dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
(Kejadian 3:19)

Manusia telah diciptakan dari debu tanah, sekalipun kita pada mulanya diciptakan dalam kondisi yang sempurna, kita tak dapat mengupayakan diri untuk kembali ke kondisi sedia kala. Faktanya semua manusia akan kembali ke debu tanah sebagai sebuah pengingat akan kondisi keberdosaan kita dan penghakiman kudus dari Pencipta kita. Kehidupan manusi serba tak pasti dan cepat berlalu. Kita kembali ke debu tanah, kehidupan jiwa kita tetap berlangsung, dan kemudian kita akan menghadapi penghakiman.

Ibrani 9:27
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
        
Beberapa orang mungkin sangat menginginkan dalam pikirannya untuk hidup dalam jangka waktu lama. Anak muda berkata kepada saya bahwa mereka tidak khawatir tentang Tuhan dimasa tuanya kelak. Betapa sembrononya pernyataan semacam ini jika kita melihatnya dalam terang Tuhan yang kekal yang akan mengembalikan kita ke debu tanah. Bahkan Metusalah yang berusia dikisaran 1000 tahun juga akan kembali ke debu tanah.

Banyak orang yang menjalani waktu kehidupannya di muka Bumi ini dengan mengabaikan tanggung jawabnya terhadap Pencipta dan berupaya menjalani kehidupan seolah-olah Tuhan tidak ada, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengabaikan realitas ketika derita penghakiman kekal itu tiba. Beberapa orang berupaya  membangun "kerajaan-kerajaan" untuk kelak diwariskans kepada anak-anaknya--anak-anak yang kelak akan kembali ke debu tanah.

Siapapun dia  yang   lahir di dunia ini  akan ada dalam kefanaan dunia ini. Suatu saat kelak, kita semua akan menghadap Tuhan yang kekal--semua ciptaan akan menghadap Tuhan Pencipta.  Menghadap ke Tuhan Pencipta adalah hal yang tak terhindarkan. Apakah anda siap bertemu dengan Dia?

Ide besar hari ini : Kita hidup; kita mati; kita menghadap kepada Tuhan

by Steve Ham, AiG–U.S. | Alih Bahasa : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment