Pages

11 June 2011

Apakah Kita Dibenarkan oleh Perbuatan atau Iman?

Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.(Yak 2:24)

Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Gal 2:16)
 
Pertanyaan besar hari ini : Apakah kita dibenarkan oleh perbuatan atau iman?

Melalui pembacaan sekilas pada kedua ayat diatas, terkesan bahwa pengajaran Paulus dan Yakobus saling bertentangan. Faktanya, kesan kontradiksi pengajaran keduanya  bahkan menyebabkan sejumlah teolog mempertanyakan kanonisitas surat Yakobus. Topik ini juga melahirkan lebih banyak diskusi untuk dibahas di kolom yang terbatas ini, maka kita akan mencoba menyarikan pokok-pokok utama terkait topik ini.

Sebagaimana dengan semua firman yang ada didalam kitab suci, maka kita pun harus dengan seksama  memeriksa baik  konteks dan pengertian istilah-istilah yang digunakan. Kata "Justify" atau Pembenaran berarti "menyatakan benar" bukan "menjadi benar". Pembenaran bukan keselamatan.  Keselamatan oleh anugerah, melalui iman (Efesus 2:8). Apa yang membenarkan adalah yang membuktikan seseorang sudah menjadi orang benar.


Sehingga Yakobus berkata bahwa perbuatan adalah bukti keselamatan. Jika tidak ada perbuatan, maka itu bukanlah iman sejati. Iman palsu yang Yakobus maksudkan tidak dapat menyelamatkan sebab itu iman yang mati (Yakobus 2:,14,17). Ini sangat sesuai dengan semua pengajaran Yesus Kristus bahwa "semua pohon yang baik menghasilkan buah yang baik" (Matius 7:17) dan "setiap pohon yang tak menghasilkan buah yang baik dipotong dan dibuang kedalam api" (Matius 7:19)

Selanjutnya, konteks ini mengungkapkan bahwa Yakobus dan Paulus merujuk ke dua jenis perbuatan. Paulus sedang memerangi sebuah pembenaran berdasarkan perbuatan-perbuatan legalistik. Berkali-kali, Paulus membantah "Perbuatan Taurat". Jenis perbuatan ini dilakukan sebagai upaya untuk menjadi benar terpisah dari  iman kepada Mesias. Upaya sendiri untuk menjadi benar semacam ini tidak akan pernah "menyatakan" kebenaran yang  datang dari anugerah semata.

Sementara Yakobus dalam hal ini sedang memerangi ekstrim lainnya-mereka yang mengklaim sebagai beriman tetapi tidak pernah mendemonstrasikan imannya melalui perbuatan-perbuatan merka. Kepada orang-orang semacam inilah Yakobus menuliskan surat,"Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran". ( 1 Yohanes 2:4). Ayat ini tidak bermaksud menyatakan bahwa orang percaya tidak akan pernah melakukan pelanggaran, tetapi mereka yang terus-menerus mengabaikan perintah-perintah Tuhan memperlihatkan pertobatan mereka tidak sungguh-sungguh.

Sebagai kesimpulan, Paulus sedang  melawan perbuatan berdasarkan Taurat tanpa keselamatan, sementara Yakobus memastikan perbuatan iman dengan keselamatan. Mereka (Paulus dan Yakobus) menyampaikan dua sisi kebenaran. Tidak ada pertentangan atau kontradiksi pada keduanya.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa baik Yakobus dan Paulus menggunakan Abraham sebagai sebuah contoh untuk memperlihatkan bagaimana iman dan perbuatan memiliki hubungan. Paulus memperlihatkan bahwa Abraham tidak dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya tetapi ia memperoleh pembenaran karena imannya, Roma 4 :2-3
Roma

4:2         
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.

4:3         
Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."

Sementara Yakobus telah memperlihatkan bagaimana iman Abraham membawanya kepada kebenaran yang kemudian dibuktikan dengan perbuatan iman, Yakobus 2:21-23

Yakobus
2:21         
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?

2:22         
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

2:23         
Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."


Ide  besar hari ini : Perbuatan-perbuatan Taurat tidak dapat membenarkan, tetapi perbuatan-perbuatan iman mendemonstrasikan percaya yang sejati.

by Chuck McKnight, AiG–U.S. | Alih Bahasa : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment