Pages

28 May 2011

MENJAWAB SAKSI YEHUWA: MENGARTIKAN KATA "DAN" (Efesus 1:2)

MENJAWAB SAKSI YEHUWA:
MENGARTIKAN KATA "DAN" (Efesus 1:2)
Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div.

Saksi Yehuwa
Kata penghubung DAN pada Efesus 1:2 membuktikan bahwa Allah Bapa dan Yesus adalah dua pribadi yang terpisah. Efesus 1:2 ".. damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu."

Tanggapan Budi Asali:

1 Kata 'dan' tidak selalu menunjukkan bahwa di sana ada 2 pribadi. Coba lihat ayat-ayat ini:
Roma 15:6 "sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus."
Galatia 1:4 "yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita."
Efesus 1:3 "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga."
Apakah dalam ketiga ayat di atas ini 'Allah' dan 'Bapa' adalah 2 pribadi? Yohanes 20:28 " Tomas menjawab Dia: 'Ya Tuhanku dan Allahku!'" adalah 2 pribadi?
Kis 2:36 "Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Apakah dalam ayat di atas ini 'Tuhan' dan 'Kristus' adalah 2 pribadi?

2 Tetapi kata 'dan' dalam Ef. 1:2 memang menunjukkan bahwa Bapa dan Yesus adalah 2 pribadi, dan kami / Kristen memang mempercayai Allah Tritunggal mempunyai 1 hakekat dalam 3 pribadi, sedangkan Bapa dan Yesus adalah 2 diantara 3 pribadi itu.
        Tetapi kalau dikatakan Bapa dan Yesus adalah 2 pribadi yang terpisah, itu salah! Mereka adalah 2 pribadi yang berbeda (distinct), dalam arti 'Bapa' bukanlah 'Anak'. Tetapi mereka bukan 2 pribadi yang terpisah, apalagi terpisah total.
        Karena dalam ayat lain Yesus berkata: 'Aku dan Bapa adalah satu' (Yoh 10:30). Jangan tafsirkan kata 'satu' ini sebagai 'satu tujuan / pemikiran' dsb, karena kalau memang demikian, orang-orang Yahudi tidak akan berusaha merajam Dia. Bdk Yoh 10:31-33 "(31) Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" (33) Jawab orang-orang Yahudi itu: 'Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.'"
        Juga perhatikan Yoh 14:7-11 "(7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.' (8) Kata Filipus kepada-Nya: 'Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.' (9) Kata Yesus kepadanya: 'Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (10) Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. (11) Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.'" Yesus tidak mungkin mengucapkan kata-kata, baik dalam Yoh 10:30 maupun dalam Yoh 14:7-11 ini, seandainya Ia dan Bapa adalah 2 pribadi yang terpisah total.
        Jadi, Bapa dan Yesus adalah 2 pribadi, tetapi hakekat mereka hanya satu!
3 Ef 1:2 "Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu." Kalau Yesus bukan Tuhan / Allah, mengapa Paulus meminta berkat (kasih karunia dan damai) dari Bapa dan dari Yesus?

Saksi Yehuwa
        Pada Tabloid Glroia edisi 365, Pdt. Budi Asali mengakui bahwa Wahyu 1:4 dan Wahyu 4:8 tidak menunjuk pada Yesus, melainkan menunjuk pada Allah Bapa sebagai Pencipta. Maka secara otomatis, Pdt. Budi Asali mengakui bahwa: "Allah, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang" dalam Wahyu 1:4 dan "Yesus Kristus" di dalam Wahyu 1:5 adalah dua pribadi yang terpisah; sebab Pdt. Budi sudah mengakui bahwa Wahyu 1:4 tidak menunjuk pada diri Yesus.
Tanggapan Budi Asali:
        Tanggapan saya sama dengan di atas. Biarpun Mereka adalah 2 pribadi, itu tidak berarti bahwa Mereka adalah 2 pribadi yang terpisah total! Hakekat Mereka hanya satu.
        Saksi Yehuwa menganggap Yesus dan Bapa adalah 2 pribadi yang terpisah total, dan mereka juga menganggap bahwa Bapa itu betul-betul Allah (Allah besar), sedangkan Yesus hanya 'allah kecil'. Kristen tidak mengenal istilah '1/2 allah', 'allah kecil', dsb.
        Dalam Kristen hanya ada 2 kemungkinan dalam hal ini, yaitu 'Allah sepenuhnya' atau 'bukan Allah sama sekali'. Pada hakekatnya Saksi-saksi Yehuwa menganut Polytheisme dan juga mengajarkan ajaran yang bertabrakan dengan Keluaran 20:3 "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku."

Saksi Yehuwa
        Pada Gloria edisi 366, Pdt. Budi Asali berkata "Setelah Yesus naik ke surga, Ia tetap adalah sungguh Allah dan sungguh manusia! Jadi bisa saja Ia di sana disoroti sebagai manusia / pengantara". Janggal sekali teori Pdt Budi ini. Lha masak ketika di dalam Surga Yesus juga di sebut sebagai manusia? Apalagi pada edisi tersebut, Pdt Budi mengatakan bahwa di dalam Surga, posisi Yesus adalah sebagai pengantara antara Allah dengan manusia, maka ya secara otomatis, posisi Yesus tidak setera dengan Bapa-Nya! Mana mungkin seorang pengantara bisa setara dengan yang diperantara-Nya? Menurut saya jawaban Pdt. Budi pada Gloria edisi 365(tentang posisi Yesus sebagai pengantara ketika Ia di dalam surga) adalah membenarkan ajaran Saksi Yehuwa yang mengajarkan bahwa Allah Bapa dan Yesus adalah dua pribadi makhluk yang terpisah, dan yang mengajarkan bahwa kedudukan Yesus di dalam surga adalah tidak setara dengan Bapa-Nya.
Tanggapan Budi Asali:
1 Manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26-27). Karena itu manusia itu kekal, bukan ke masa lalu (karena ada saat ia tidak / belum ada), tetapi ke masa depan, karena pada saat matipun manusia itu tidak berhenti ada, karena ia hanya pindah ke surga atau ke neraka.
        Lalu dalam Ibr 2:14-17 "(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa."
        Satu-satunya perbedaan adalah bahwa Yesus menjadi manusia yang tanpa dosa sama sekali (Ibr 4:15, 2Kor 5:21). Dalam hal-hal lain, Ia menjadi manusia yang sama seperti kita. Karena itu, manusia Yesus itu juga harus kekal (ke masa depan). Kalau setelah naik ke surga, Ia bukan manusia lagi, maka Ia bukan manusia yang sama dengan kita.
2 Alasan lain, setelah mati, manusia Yesus itu bangkit secara jasmani, ini terbukti dari kubur yang kosong. Lalu Ia membiarkan diri dipegang dsb. Juga lihat Luk 24:39-40 "(39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.' (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka."
        Kata Yunani yang diterjemahkan 'hantu' dalam ay 39 itu adalah pneuma, yang pada umumnya diterjemahkan sebagai 'roh'. Dan karena itu Kitab Suci bahasa Inggris menterjemahkan spirit (roh).
        Lalu waktu Ia naik ke surga, Ia naik dengan tubuh jasmani-Nya. Dan malaikat mengatakan bahwa Ia akan kembali dengan cara yang sama (sebagai manusia dan juga kelihatan).
3 Alasan lain lagi, dalam 1Tim 2:5 "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus." Ini pasti terjadi setelah Yesus ada di surga, tetapi Paulus tetap menyebut-Nya sebagai 'manusia' dan sebagai 'pengatara'.
4 Lalu perhatikan Ibr 4:14-15 "(14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa."
        Perhatikan bahwa ay 14 itu mengatakan bahwa Ia telah melintasi semua langit, yang jelas menunjukkan bahwa Ia sudah naik ke surga. Tetapi Ia tetap disebut sebagai 'Imam Besar', dan istilah ini tidak berbeda dengan 'pengantara'.
5 Yesus setara atau tidak setara dengan Bapa-Nya tergantung Ia ditinjau sebagai apa. Sebagai Allah, Ia setara dengan Bapa-Nya (Fil 2:6, Yoh 5:18). Tetapi sebagai manusia / pengatara, Ia lebih rendah dari Bapa-Nya (Yoh 14:28).
        Fil 2:6 "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan"
        Yoh 5:18 "Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."

Catatan: kata 'menyamakan' seharusnya adalah 'menyetarakan'.

Sumber:
Tabloid GLORIA, edisi 373, Minggu III Oktober 2007, hal. 28
Tabloid GLORIA adalah tabloid mingguan interdenominasi, terbit dari Surabaya, member of Jawa Pos Group.

e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com

No comments:

Post a Comment