Pages

03 November 2010

Truth :Lorong Kekekalan (6)“Kesempatan”

Sebagai ciptaan, kita harus mengakui bahwa Tuhan pasti memiliki keahlian yang tak terjelaskan. Sebagian keahlian-Nya tersebut tampak dari hasil ciptaan-Nya ini—manusia, makhluk lainnya, dan alam semesta. Tetapi itu hanya alat atau sarana. Kehebatan yang harus kita temukan adalah indahnya persekutuan dengan Sang Khalik. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hidup ini adalah suatu petualangan yang hebat. Puncak kehebatan hidup ini adalah bahwa kita diperkenankan untuk memiliki perjumpaan dengan Pribadi Mahaagung yang berkenan menjadikan kita sekutu-Nya, yaitu umat, sahabat dan anak kesayangan.


Memang karena dosa manusia mengalami ketragisan yang luar biasa. Manusia pertama tidak menduga bahwa akibat pelanggarannya sangat dahsyat: “Kamu akan mati” (Kej. 3:19). Manusia telah terpisah dan kehilangan sumber kehidupan, telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Karena dosa, manusia bukan saja telah rusak dan bumi terkutuk, tetapi kesempatan untuk menjadi sekutu Tuhan telah lenyap. Inilah malapetaka terhebat dan peristiwa tertragis dalam sejarah kehidupan manusia.

Sekarang, kesempatan telah diberikan oleh Sang Pencipta untuk kembali bersekutu dengan Dia. Terserah kita, apakah kesempatan ini kita mau raih atau tidak. Kehidupan ini menjadi hebat karena menjadi petualangan sementara, saat kita diperkenankan untuk kembali membangun hubungan dengan Sang Pencipta sebagai suatu persiapan untuk memasuki kehidupan kekal bersama dengan Dia dalam kerajaan-Nya. Apa artinya seribu tahun jika akhirnya tidak ada kebahagiaan lagi? Jangankan seribu tahun, kalau seseorang pernah hidup dalam kelimpahan selama 40 tahun tetapi 5 tahun terakhir jatuh miskin, hidupnya yang 40 tahun itu tidak ada artinya. Melihat foto-foto kejayaannya pun tidak sanggup. Apalagi dengan kekekalan!

Karena kebodohan dan kedegilan hati manusia, banyak orang berpaling dari Tuhan. Mereka lebih menyibukkan diri dengan fasilitas, bukan pada maksud fasilitas itu diberikan. Dalam hal ini Tuhan Yesus menegaskan bahwa hidup itu lebih penting daripada makanan (Mat. 6:25). Sayangnya demi makan dan minum orang sering tidak menghargai hidup ini, dan demi pakaian orang tidak menghargai tubuh yang sangat menakjubkan.

(TRUTH)

No comments:

Post a Comment