Pages

11 September 2010

Apakah Yesus Menyerahkan Otoritasnya Kala Disalibkan?

Ibrani 1:3        
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Pertanyaan besar saat ini  : Bagaimana mungkin Yesus tetap  memiliki otoritas di kayu salib?

Semua orang yang menyaksikan penyaliban Yesus Kristus kala itu pastilah berpikir bahwa Ia adalah sosok yang tak berkuasa, tak dapat menolong dirinya sendiri dan tanpa kemuliaan. Hari ini , banyak pendengar atau bahkan pembaca berita penyaliban kemungkinan besar akan berpikir sama.
Prajurit-prajurit Roma yang gagah perkasa menggiring Yesus melalui jalan-jalan, mencambuknya, memukulinya, mencengkram tangannya agar ada ditempat yang sesuai untuk dipakukan pada kayu salib, memasanginya mahkota duri di kelapalanya, dan menghujamkan sebuah tombak di lambungnya, telah membuatnya  tampak dalam  kendali  otoritas manusia. Tetapi ini bukanlah fakta Kristus yang sesungguhnya- tidak seperti yang terlihat oleh mata.

Ayat  yang mengawali tulisan ini menyatakan kepada kita bahwa Kristus yang sama telah menyucikan dosa-dosa kita di atas kayu salib adalah Kristus yang menopang segala sesuatu dengan Firman dan Kuasa-Nya. Bahkan saat Ia berada di kayu salib.  Kita hanya dapat melihat hal ini dengan takjub terbesar. Bagaimana bisa seseorang dengan kuasa tanpa batas terlihat begitu rendah dalam kematian? Jawabannya terdapat dalam Kehendak-Nya.


Sebelum Tuhan menciptakan dunia ini, Yesus telah ditetapkan sejak semula menjadi domba yang akan mati bagi dosa-dosa kita di atas kayu salib.

1 Petrus 1:19        
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


1 Petrus1:20        
Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.




1:4        
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Yesus tidak kehilangan otoritasnya kala disalibkan, karena Dia berkehendak tunduk dalam kepatuhan penuh untuk melaksanakan kehendak Bapa.

Lukas 22:42        
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Dalam Matius 3, kita melihat sebuah contoh yang menakjubkan tentang kerendahan hati Yesus. Yohanes tampak sangat hormat saat membaptiskan Yesus karena dia sadar bahwa Yesus yang seharusnya  membaptiskan dirnya (Mat 3:14), tetapi Yesus membiarkan  Yohanes untuk membaptis diri-Nya untuk menggenapi seluruh kehendak Tuhan (Matius 3:15). Tindakan rendah hati untuk patuh yang diperlihatkan oleh Sang Pencipta Semesta-- memilih untuk dibaptiskan oleh seorang manusia yang Dia ciptakan--telah memberikan sebuah gambaran yang kuat dan jelas mengenai kesediaan/kehendak untuk tunduk oleh  Yesus Kristus.

Melalui pelayanan Yesus di muka bumi ini, Dia secara konsisten memperlihatkan sebuah kerelaan untuk patuh melaksanakan tujuan keselamatan. Dia tidak terikat dengan tahta-Nya seakan-akan  Ia takut akan kehilangannya, sebab Ia "menggantikan  sukacita yang ditetapkan baginya dengan   mengalami salib-Nya, mengabaikan rasa malu, dan telah duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Ibrani 12:2).

Inilah otoritas itu. Kristus telah ada di kayu salib sebab Ia bersedia ada disana. Dalam hal ini, kita melihat dahsyatnya kemuliaan anugerah-Nya.

Oleh karena itu jangan pernah berpikir  bahwa Yesus ada dalam tekanan otoritas manusia. Dia sepenuhnya mengontrol keadaan. Dalam tindakan kerelaan penuh tunduk hingga mati di kayu salib, Yesus memperlihatkan otoritas-Nya untuk menghakimi dan menyelamatkan mereka yang percaya kepada-Nya.

Satu-satunya respon yang tepat terhadap karya terbesar-Nya adalah pertobatan.



Steve Ham : Did Jesus Give Up His Authority on the Cross? - answerisgenesis  
Alih Bahasa : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment