F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (7)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dulu bagian 6
Sebuah Catatan Kecil
Saya ingin memberikan satu catatan penting lebih dulu pada bagian ini, sebelum saya meneruskan serial ini. Apa yang diperlihatkan oleh Yesus Sang Mesias, sekali lagi harus senantiasa dicamkan,bukanlah kemuliaan yang diharapkan seharusnya diperlihat. Sebaliknya walau itu adalah milik kehakekatannya, orang-orang tak akan mendapatkan semacam kegemilangan mesianik yang didambakan. Pernah hal ini hendak dikejar untuk direbut bahkan, tetapi bagaimanapun jitunya momentum yang terjadi serta bagaimanapun kuatnya bukti visual telah bersaksi bagi jiwa mereka, tetap saja mereka tak akan menemukan penggenapan lahiriah dambaan, sebab inilah yang terjadi:

Yohanes 6:14-15Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Nabi Yesaya sendiri pernah mendeklarasikan nubuat-nubuat penting yang juga menjadi dasar bagi orang-orang Israel untuk mengenalinya:

Yesaya 52:7 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"

Yesaya 52:13Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.

Sebagai seorang mesias yang gilang gemilang pada kesudahannya. Coba kita memperhatikan ini: Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan,juga yang ini “Allahmu itu Raja.” Jika demikian mengapa Yesus menyingkir ke gunung untuk menjauhkan diri dari mereka, sementara hati orang banyak tersebut sudah begitu diteguhkan oleh kesaksian divinitasnya sendiri secara kasat mata dan bahkan setelahnya pun tetap ada semacam monumen yang bersaksi lebih kuat daripada kata-kata itu sendiri, yatu:

Yohanes 6:12-13 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (6)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu: Bagian 5

Apa yang tersukar pada diri Yesus dalam pandangan orang banyak adalah peangsosiasian diri-Nya olehnya sendiri terhadap Bapa, bukanlah sebuah  relasi asosiatif belaka atau bukan relasi yang belaka memiliki hubungan bersifat eksklusif atau bahkan tidak mungkin untuk semata dikatakan sebuah hubungan yang begitu kudus. Perhatikan berikut ini:

(3)Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak

Kesukaran terutama pada kesaksian mengenai dirinya sendiri adalah kalah dirinya dan Bapanya adalah dua pribadi yang tak mungkin memiliki dua hakekat yang berbeda, sebaliknya sehakekat sehingga apapun yang Bapa kerjakan maka demikian juga Anak. Jadi bilamana di Sorga Bapa berkehendak mengerjakan segala sesuatu yang telah dipikirkan, dirancang, dikehendakinya untuk terjadi dalam ruang, waktu dan materi, maka Anak mengerjakan-Nya. Dalam kesempatan lain, Yesus berkata begini: “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Yohanes 12:49-50), dalam sabdanya ini, ia secara terbuka menyingkapkan bahwa kedudukan dirinya sebagai orang yang diutus Bapa tidak terbingkai dalam makna seorang yang lebih rendah mewakili dia yang lebih mulia dan tinggi, karena tak mungkin seorang utusan memiliki kemuliaan dan keagungan yang sehakekat terhadap Sang Pengutus: “dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. (Yoh 12:45-48).

Ia adalah utusan yang adalah Raja yang bertitah dengan sebuah konsekuensi fatal bilamana menolak dirinya dan tidak menerima perkataannya, yaitu akan dihakimi oleh firman yang telah dikatakan-Nya. Ini menjelaskan bahwa dia yang diutus dan dia yang mengutus adalah satu pemerintahan yang sehakekat dengan sebuah tatanan yang membuat pemerintahan kehendak Allah di sorga telah berlangsung secara begitu sempurna dan berdaulat penuh dalam pemerintahan sabda dan pekerjaan Anak di bumi. Ia pada saat yang sama juga berkata bukan datang sebagai yang menghakimi tetapi untuk menyelamatkan; ia ada berdiri diantara kegelapan dunia dan penghakiman Allah yang bertakhta dalam sabdanya sendiri, Ia adalah pendamai sebagai seorang Imam Agung Allah di muka bumi ini.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9