F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (17/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 2 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian16

Sehingga memang kehidupan di dunia ini tetap sebuah realitas kegelapan dan terang yang begitu kontras, bukan sebuah kehidupan yang kian lama kian memudarkan kegelapan hingga melenyapkannya di dunia fana saat ini. Itu sebabnya kehidupan anak-anak Allah secara langsung berhadapan dan berada di tengah-tengah  situasi semacam itu dan berada secara tak terisolasikan dari kerja kuasa kegelapan di dunia ini, hanya saja dinamika kehidupannya adalah:

- Kamu adalah garam dunia
- Kamu adalah terang dunia

Dalam sebuah konteks yang telah dinyatakan Yesus sendiri: “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Di dalam dunia semacam itu Kerajaan Allah hadir di dalamnya bukan sebagai sebuah kehidupan yang biasa-biasa dan apalagi beragendakan kehidupan pribadi setiap anak-anak Allah. Di dalam dunia yang semacam itu justru  nampak benderang sekali apakah tujuan setiap anak-anak Allah di dunia ini, yaitu bukan dalam hubungannya untuk menjadi corpus delicti atau barang bukti kejahatan iblis sehubungan Allah bercela di hadapan iblis dalam pengadaan barang bukti yang sangat sempurna tak bercela, namun: menjadi garam dunia dan menjadi terang dunia. Apakah tujuan Yesus Kristus memberikan instruksi semacam itu kepada setiap pengikut Kristus? Apakah agar anda dapat membungkam iblis? Apakah agar saya dapat memperoleh keselamatan? Apakah agar anda dan saya terbukti memang benar-benar anak Allah pada akhirnya sehingga pada akhirnya dapat dipertimbangkan oleh Bapa untuk diselamatkan? Jawabannya bukan itu semua tetapi sebuah jawaban yang menunjukan bahwa instruksi semacam itu dibangun atau diinstruksikan di atas dasar  kepemilikan relasi dengan Allah sebagai yang dikasihi  Bapa dan yang dimiliki Bapa. Coba perhatikan hal berikut ini:

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:16

Ini luar biasa sebab pada dasarnya selama di dunia yang demikian, setiap anak-anak Allah memiliki keistimewaan sementara harus berada di dalam bangunan-bangunan tanggungjawab di dalam kehidupan ini kepada Bapa! Dalam hal apakah? Dalam hal bagaimana setiap anak-anak Allah di dalam dunia yang sedemikian tersebut mampu menghadirkan perbuatan-perbuatan baik yang memiliki kuasa untuk menarik jiwa-jiwa untuk memuliakan Bapa. Tetapi bagaimanakah itu bisa terjadi dan seperti apakah terjadinya?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (16/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 1 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian15

Apa Yang Dikehendaki Yesus Kristus adalah: “Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama Hingga Waktu Menuai “
Corpus Delicti Sebuah Pengajaran Kontra Terhadap Kebenaran Di Dalam Yesus”  


Ketika Yesus Kristus berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai “(Matius 13:30) maka itu adalah hal Kerajaan Sorga (ouranōn- langit [dalam tingkat-tingkatnya]) di mana Bapa bertakhta dan  memerintah segenap alam ciptaan sehingga bergerak sebagai hamba-hamba yang melayani titah dan sabda-Nya kepada segenap semesta.  Tak senantiasa bahkan teramat langka bagi manusia untuk dapat menyaksikan bagaimana Allah di Kerajaan Sorga bertitah, salah satu yang termanis, saya percaya, adalah ini: “lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan (Matius 3:17)." Apa yang harus dipahami terlebih dahulu adalah ini, kerajaan sorga di sini harus dipahami sebagai pemerintahan  Allah atas alam semesta yang mendekati atau memasuki kehidupan dunia yang  berada di dalam taklukan iblis. Tetapi ketika dikatakan iblis memerintah dunia ini sebagai taklukan atau perbudakannya, itu bukan hendak menyatakan bahwa Kerajaan Sorga tidak memiliki otoritas dan kuasa atas pemerintahan dunia ini! Mengapa harus dikatakan demikian, karena kedatangan Kristus beserta titah-Nya atau sabda-Nya secara keseluruhan adalah pemerintahan kerajaan sorga, sebab Allah berkata: “inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Bukan hanya dikasihi tetapi adalah satu-satunya yang pikirannya adalah pikiran Allah, kehendaknya adalah kehendak Allah, perkataannya adalah perkataan Allah, dan perbuatannya adalah perbuatan Allah yang merupakan penggenapan dari keseluruhan pikiran, kehendak, perkataan dan perbuatan Allah itu sendiri. Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan adalah totalitas kehadiran Allah di dunia sebagaimana Kristus hadir sebagai satu-satunya Pemerintah atas segenap alam semesta sebagaimana Allah adalah satu-satunya. Aku berkenan, juga menunjukan bahwa dalam pandangan kerajaan sorga ia  atau Yesus Kristus adalah pemerintah kerajaan sorga itu sendiri. Itu sebabnya ketika siapapun membaca: “Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2) maka setiap kali membaca ‘Kerajaan Sorga” tidak akan pernah boleh dan tidak akan pernah ada ruang untuk meletakan Yesus sebagai komplementer tetapi mutlak adalah pemerintahan Allah yang sedang datang dan telah masuk ke dalam dunia. Itu sebabnya kala membahas “kerajaan sorga” secara semantik tanpa meletakan Yesus sebagai interpreter untuk memahami “kerajaan sorga” akan sangat menyesatkan. Tak terpisahkan diri Yesus dengan kedatangan kerajaan sorga, dan ini bukan sebuah pengkonsepsian tetapi tepat sebagaimana injil menyampaikannya berdasarkan nubuat purba yang memberitakan kedatangan kerajaan kekal ke dalam dunia ini:”Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Matius 3:3)." Nubuat ini sedang membicarakan nabi Yohanes Pembaptis, tetapi penubuatan sosok yang kelak diketahui adalah Yohanes Pembaptis itu sendiri bukanlah kabar baik itu sendiri atau bukanlah kerajaan sorga yang datang itu sebab sesungguhnya Yohanes Pembaptis adalah pemberita kabar baik dalam sebuah seruan nyaring di padang gurun  bagi dunia mengenai datangnya Tuhan. Seruan itu berbunyi persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Itulah Yesus sebagaimana adanya saat ia sudah datang di dunia ini berdasarkan nubuat kuno nabi Yesaya dan suara dari langit yang berkata “inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.” Jadi bagaimana memandang Yesus Kristus di dunia ini, haruslah sama dengan bagaimana Allah  bertitah dari langit kepada dunia mengenai Yesus yang telah ada dalam nubuat kuno nabi-nabi-Nya di era purba. Siapakah Yesus Kristus di dunia ini sepenuhnya berada didalam balutan nubuat-nubuat para nabi kudus Allah dan inilah sesungguhnya eksistensi Yesus secara total dan Yesus senantiasa mengingatkan para muridnya dan juga orang-orang Yahudi sejak semula dan setelah kebangkitannya:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9