F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?"

Oleh: Martin Simamora

Sekarang Jiwa-Ku Terharu Dan Apakah Yang Akan Kukatakan?



Bacalah lebih dulu: "bagian 2"
Yesus memang benar sebagai manusia  mengalami pertumbuhan  sebagaimana manusia, tetapi bagaimanakah seharusnya setiap orang memahami  tumbuh kembang Yesus sejak dalam kandungan, bayi, kanak-kanak, hingga menjadi seorang pemuda? Maka tidak bisa tidak anda harus memperhatikan ketetapan Allah akan siapakah Ia yang telah menjadi manusia melalui peristiwa kelahiran manusia pada umumnya dan sekaligus sangat tak lazim  sebab  melalui konsepsi yang tak melibatkan seorang pria.  Tetapi apa yang lebih penting bagaimana turut terkandung dan dikahirkan ke dunia ini didalamn dirinya sendiri: pikiran dan kehendak Allah yang secara sempurna berdiam didalam Anak itu, yang secara megah telah dinyatakan malaikat kepada Maria: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Lukas 1:31-33)." Dinyatakan oleh malaikat itu bahwa “Yesus akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi,” sebuah  pesan kuat dan tegas bagi Maria untuk memahami siapakah SESUNGGUHNYA IA yang sedang dikandungnya saat itu, akan dilahirkannya saat itu, akan digendongnya saat itu, akan dirawatnya saat itu, akan dikasihinya saat itu, yang akan tinggal di dalam kehidupannya di dalam rumah dan akan mewarnai kehidupan mereka. Siapakah dia sesungguhnya yang mungil, yang menggemaskan dan memberikan sukacita besar baginya sebagai seorang ibu kala menggendong, menyusui hingga mengasupkan makanan-makanan yang lebih keras kelak. Bahwa Maria dan Yusuf harus senantiasa menyadari bahwa kehadiran anak itu bukanlah untuk diri mereka, bukanlah tempat bagi mereka untuk boleh berharap dan mencita-citakan kelak semoga ia akan menjadi seseorang yang akan menjadi….. Sesuatu yang pasti secara alami tak akan terelakan pasti akan lahir dari diri Maria sang ibu dan Yusuf ayahnya, tapi tak akan pernah bisa terwujud. “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan,” merupakan pesan yang pasti tak akan bisa begitu saja dapat dikandung oleh kemanusiaan Maria sekalipun rahimnya dimampukan untuk mengandung dan melahirkan yang akan disebut:”Anak Allah Yang Mahatinggi,” sebuah gelar yang mustahil ditanggung dan apalagi untuk dikuasai oleh tubuh manusia- Maria bukanlah seorang manusia yang sanggup menerima eksistensi bakal bayi bernama Yesus bahkan sejak detik pertama pengandungan itu dilaksanakan Allah pada rahim Maria, itu sebabnya terkait ketakberdayaan tubuh Maria dan kemustahilan tubuh manusia Maria untuk mengandung Anak Allah, maka kita membaca hal yang begitu krusial ini: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”- Lukas 1:35, pernyataan malaikat yang semacam itu, lebih besar daripada pertanyaan ketakmengertian Maria yang berteriak dalam jiwanya:”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”-1:34, sebuah tanya yang menunjukan  secara sempurna bahwa ketakmengertian manusia terhadap Yesus SESUNGGUHNYA telah dimulai dari ibunya sendiri. “Bagaimana mungkin tanpa suami aku hamil?” Jawab malaikat terhadap Maria, sekali lagi, hendak memberitahukannya, bahwa anak  yang dikandungnya bukanlah milik kepunyaannya sebab bukan ia ibunya yang memiliki maksud atau tujuan (harapan dan cita-cita kelak akan menjadi apa),tetapi Allah, yaitu: “anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Ia disebut Kudus karena Ia Allah pada hakikatnya, bukan karena Ia sukses menguduskan diri sehingga dapat menjadi Allah. Itulah juga sebabnya, ada 2 hal yang terjadi  atau lebih tepatnya, 2 hal yang harus dialami  Maria agar kemanusiaannya dapat mengandung dan melahirkan Anak Allah  yang bukan sekedar sebutan tetapi memang eksistensi Yesus memang Anak Allah bahkan sejak detik pertama pengandungan itu dimulaikan oleh Allah, yaitu: (1)Roh Kudus turun atas Maria, dan (2) Kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau.

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?"

 Oleh: Martin Simamora 


Adakah Dewa Baru Muncul Di Yerusalem (2)
Bacalah lebih dulu:”Bagian-1

Lukas 2:40 dan 2:50 benar-benar untuk menunjukan bahwa ia memang memiliki kemanusiaan yang sejati, dan sebagaimana semua manusia maka tubuh manusia Yesus memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmaniah yang harus dipasok untuk membangun kehidupan yang sehat dan kuat bagi tubuh itu sendiri [itu sebabnya kelak kita akan melihat Yesus juga menggambarkan dirinya sebagai terutama di atas yang segala terutama sumber makanan dan minuman atau sumber hidup bagi tubuh sekaligus jiwa yang bukan saja mengenyangkan atau menghilangkan dahaga tetapi membebaskan dari kebergantung pada sumber hidup dunia yang berada di atas pangkuan iblis atau pemerintahan kegelapan]. Dua teks tersebut tidak hendak menunjukan bahwa kemanusiaan Yesus,dengan demikian, juga tak lepas dari kelemahan daging terhadap pemerintahan duniawi atau kegelapan sebagaimana semua manusia pada umumnya. Tidak pernah demikian sejak mula Ia datang ke dalam dunia ini melalui anak dara Maria.

Coba perhatikan pernyataan malaikat berikut ini:

Lukas1:31-33 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

Malaikat pembawa kabar pun menggambarkan kemanusiaan Yesus yang bertumbuh sejak dalam kandungan ibu-Nya atau sebagaimana semua manusia bahkan sejak dalam kandungan: “engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."

Tetapi Yesus ini, sejak semula di dunia berada di dalam pemerintahan atau kerajaan Allah, sehingga apa yang direncanakan Allah akan jadi sebagaimana kehendak-Nya melalui dan di dalam  Yesus Sang Mesias, tanpa kemelesetan yang bagaimanapun juga baik berdasarkan maksud atau tujuan-Nya, dan pikiran/pemikiran-Nya  (coba bandingkan ini dengan Yesaya 40:13, 41:28, Roma 11:34 dengan pernyataan Yesus berikut ini:  Yohanes 5:19-20,30-32,37; Yohanes 12:49; Yohanes 14:10,24) atau kehendak Bapa. Jadi sebagaimana Bapa memiliki kuasa serta otoritas pada diri-Nya sendiri maka pada diri Yesus Sang Mesias juga berdiam kuasa dan otoritas yang sama. Jika tidak, maka mustahil apa yang diucapkan dan diwujudkan Yesus di bumi ini adalah tepat sebagaimana Bapa di sorga berucap dan berkehendak agar terjadi di dunia. Di sini, kita, secara prinsip, telah melihat bahwa relasi Yesus terhadap Bapa itu melampaui sekedar kesatuan  pada pikiran dan kehendak tetapi juga sama  dalam kuasa dan otoritas di bumi (pada Yesus Sang Mesias) sebagaimana di sorga (pada Bapa), melihat tak satupun yang dikerjakan Manusia Yesus adalah agenda yang dirancang berdasarkan kapasitas kemanusiaan Yesus yang sama seperti semua manusia lainnya.

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?"



Oleh: Martin Simamora

Adakah Dewa Baru Muncul Di Yerusalem?
 
"Jesus is condemned by the  Sanhedrin"
Pada eranya, siapa yang tak mengenal Yesus, telah menjadi potret sejarah sekaligus melampaui kesejarahan itu sendiri atau abadi karena kekekalannya yang tak terkurungkan oleh kedagingannya. Ia bahkan begitu terkenal dan begitu tenar. Ketenaran yang mustahil didekati apalagi disaingin oleh siapapun juga pada kapanpun juga, sebab beginilah ketenaran itu digambarkan: “Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" (Yohanes 12:12-13) sebuah ketenaran yang telah meletakan Yesus pada sebuah ketinggian yang tak mungkin dialami oleh manusia yang biasa-biasa saja, sebab sekalipun manusia jika bukan kebesaran yang  menaklukan kedagingannya sendiri, mustahil begitu megah disambut hingga menimbulkan keheranan yang menyesakkan jiwa: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia” (Markus 6:33, juga Matius 13:55). Yesus yang diteriaki sambutan yang begitu brilian dan begitu menggidikan siapapun juga saat itu,menyeret siapapun kedalam pusaran pesona kabar YESUS DATANG. Begitu magis tak terjelaskan apa yang terjadi dalam jiwa setiap pendengar ketika tahu Ia akan datang, bahkan pesta  yang dirayakan secara besar ditinggal demi sambutan spektakuler itu: “Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem”- Yoh 12:12” “mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru…”-ayat 13.

0 Jika Yesus Sang Mesias Telah Memerdekakanmu

Oleh: Martin Simamora

Maka Kamu Telah Dimerdekakan Dari Perbudakan Dosa dan Penggembalaan Iblis 

Ketika seorang menjadi percaya kepada Yesus Sang Mesias, apakah dasar aktual dan ilahinya untuk sebegitu percayanya kepada dia, bahkan bagi manusia-manusia moderen dewasa ini, seperti saya ini? Apakah relevansi ruang dan waktu bagi saya kepada Dia, sehingga sabda Kristus harus ditaati  olehku pengikut Kristus kontemporer atau masa kini? Manusia moderen mengikuti kebenaran manusia purba dan primitif dibandingkan dengan pengajaran para guru dunia yang lebih maju, terdidik dan barangkali multi doktoral?

Yesus Sang Mesias sendiri pernah membicarakan dirinya terhadap para muridnya dalam relevansi ruang dan waktu, dalam sebuah pengunjukan betapa ia mahapenting dan mahapenentu atas kehidupan, bukan saja bagi para muridnya tetapi bagi dunia ini. Mari kita melihat sejumlah perkataan atau ucapan atau logos atau firman atau sabda Sang Mesias berikut ini:

“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."- Yohanes 8:12

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (40/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Mereka Akan Berperang Melawan Anak Domba Sampai Segala Firman Allah Telah Digenapi

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 15 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)

After this I saw four angels standing on the four corners of the earth , holding the four winds of the earth , to not blow on the earth, neither the sea, nor on any tree . 2 And I saw another angel ascending from the rising sun , having the seal of the living God : and he cried with a loud voice to the four angels who had been given power to harm earth and sea , 3 Saying, hurt not the earth, neither the sea, nor the trees , till we have sealed in the foreheads of the servants of our God- Rev 7:1-3

Bacalah lebih dulu: “bagian 39


Pada dasarnya ada 2  yang menyatakan di dunia ini apakah tujuan atau agenda Allah atas manusia-manusia di duniabiarlah gandum dan lalang tumbuh bersamaini agar dilakukan, ditaati dan dihidupi hingga kesudahan hidupnya. Mari kita perhatikan 2 yang menyatakannya:

Pertama: Yesus Sang Mesias:
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku”- Yohanes 15:18 [juga lihat: Matius 5:16; Yohanes 8:31; 2 Yohanes 1:9]


Kedua: Roh Kudus Sang Penolong:
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”- Yohanes 16:8-11

Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku”- Yohanes 16:14

Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."-Yohanes 16:15
Keduanya memang diutus oleh Bapa untuk datang ke dalam dunia ini (Yesus Sang Mesias: Yohanes 6:38; Yohanes 3:17; Yohanes 4:34; Yohanes 5:30; Yohanes  6:29; Yohanes 6:42; Yohanes 6;57; Yohanes 16:5- juga lihat: Ibrani 1:6; Ibrani 10:5; Roh Kudus Sang Penolong: Yohanes 14:16-17; Yohanes 14:26; Yohanes 15:26; Kisah Para Rasul 1:4) untuk berbicara atau bersabda bagi dunia agar dipercaya, diterima dan ditaati sebagai kebenaran abadi dan kekal. Kekal sebab baik Anak dan Roh Kudus adalah kekal; Anak kekal adanya dan bersama-sama dengan Bapa sepemerintahan dan saling mengasihi satu sama lain dan memiliki kehormatan yang sama satu sama lainnya (Yohanes 6:62; Yohanes 15:9; Yohanes 5:20; Yohanes 5:21; Yohanes 5:22-23; Yohanes 5:26) dan demikian juga dengan Roh Kudus!


Karena itulah, sebagaimana baik Anak dan Roh Kudus tak pernah sama sekali menyatakan kebenaran sebagaimana pada konsepsi yang diajukan oleh pendeta Dr. Erastus Sabadono: bahwa Allah bercelah di hadapan iblis terkait pembuktian Corpus Delicti, maka siapakah manusia yang dapat berdiri dan melawan sabda yang diucapkan baik Anak dan Roh Kudus sebagaimana dikehendaki oleh Bapa?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (39/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Hidup Baru Telah Memampukan Kita Menjadi Corpus Delicti atau Barang Bukti Yang Menunjukan Sang Mesias Telah Membinasakan Perhambaan Iblis Atas Diri Kita

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 14 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 38
  
Apa yang membentuk setiap pribadi-pribadi yang mengaku pengikut-pengikut Kristus bukanlah dirinya sendiri, dalam arti: ia tidak berkuasa sama sekali atas pemerintahan kerajaan maut dan dalam perbudakan abadi sehingga membutuhkan Juruselamat sebagai pembebas dari realitas tersebut. Realitas ini bukan sekedar soal topikal yang dikreasi atau diciptakan berdasarkan perenungan atau introspeksi para rasul yang merujukan pada pengalaman masing-masing para rasul; realitas ini memang apa yang memang memerintah dunia manusia secara totalitas. Itulah sebabnya, pada seluruh bagian  apa yang sekarang kita kenal sebagai perjanjian baru, kita akan menemukan banyak sekali sebutan yang menunjukan bahwa para pengikut Kristus adalah setiap orang yang memang telah mengalami pembebasan dari pemerintahan iblis dan maut. Pembebasan  dan dibebaskannya setiap pengikut Kristus pada pondasinya adalah kasih Allah yang begitu besar akan dunia ini:” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16) yang berhadapan dengan realitas semua manusia yang dikunjunginya: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang” (Yohanes 3;19) yang lebih lanjut dinyatakan Yesus sebagai berakar pada keterbudakan manusia pada iblis: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu” (Yohanes 8:43-44). Yesus Sang Mesias telah datang memang bukan saja untuk menyatakan kasih Allah yang begitu besar tetapi juga menyatakan dirinya sebagai Yang berkuasa untuk:

-menyatakan pekerjaan-pekerjaan jahat iblis pemerintahan maut atas dunia: “Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat” (Yohanes 7:7)


-mengHakimi dan melemparkan pemerintahan maut atau penguasa dunia ini: “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar” (Yohanes 12:31)


Hal ini, soal realitas manusia-manusia yang dibebaskan  oleh Sang Pembebas, akan nampak begitu jelas pada segenap aspek kehidupan umat tebusan Kristus berdasarkan penggenapan hukum Taurat dan kitab para nabi. Sehingga memang menunjukan bahwa tujuan kedatangan Yesus Sang Mesias  datang ke dalam dunia ini dan apakah tujuan kehidupan setiap orang yang mengaku pengikut Kristus , serta juga apakah isi berita dan tujuan pemberitaan injil Kristus kepada dunia ini, dengan demikian, tak ada sama sekali mengenai Allah bercelah di hadapan iblis terkait pembuktian corpus delicti yang penanggulangannya harus diadakan oleh Allah melalui penciptaan manusia.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (38/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Keempat
Hidup Baru Telah Memampukan Kita Menjadi Corpus Delicti atau Barang Bukti Yang Menunjukan Sang Mesias Telah Membinasakan Perhambaan Iblis Atas Diri Kita

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 13 September 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 37

Pembebasan oleh Sang Kristus dengan demikian adalah sebuah pembebasan yang menciptakan kehidupan  baru bagi manusia beriman itu, sekaligus ia menghasilkan pada dirinya kehidupan baru berdasarkan pembebasan dari maut dan dosa. Dalam hal ini, menjadi begitu jelas, pembentukan kehidupan baru setiap pengikut Kristus bukan sama sekali pembangunan karakter agar menjadi  atau mencapai sebuah standard moralitas  tertentu sehingga karakternya kemudian dapat ber-ilahi. Mengapa demikian? Sebab dasar seorang anak Tuhan membentuk kehidupan baru bagi kemanusiaanya adalah Yesus yang membebaskannya dari perbudakan maut, bukan pembangunan karakter ilahi yang diperjuangkan hingga mati untuk diharapkan menghasilkan pembebasan dari perhambaan maut atau dosa.


Mari kita memperhatikan sebuah nasihat hidup baru yang diajarkan kepada jemaat Efesus berikut ini untuk memahaminya:

“Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.- Efesus 4:17-32


Perhatikan, apapun wujud kehidupan atau perbuatan baik dan apa yang kita sebut sebagai “berkarakter ilahi” akan senantiasa berpondasi pada apakah seseorang itu mengenal Allah yang hidup dan benar di dalam Yesus Kristus, ataukah ia tidak: "kamu telah belajar mengenal Allah."


Jadi bukan sebaliknya, bahwa jikalau seseorang itu memiliki karakter yang mulia dan berperilaku baik maka itu merupakan bukti bahwa orang tersebut hidup berkenan bagi Allah, tak peduli apakah pada orang itu sendiri merasa perlu untuk menilai penting untuk mengenali Allah demi sekedar bermoral baik sehingga ia menjadi manusia yang baik dan berkarakter yang disebut "ilahi??"
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9