F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Yesus ditinggikan dari Bumi. Show all posts
Showing posts with label Yesus ditinggikan dari Bumi. Show all posts

0 Kristus Yang Dikenal Penghujatnya Saat Penyaliban & Kematiannya

 Hai Engkau Yang Mau Merubuhkan Bait Suci & Mau Membangunnya Kembali Dalam Tiga Hari

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Bukan Sekedar Menghina Kemanusiaan Namun Kuasa Ilahi Yang Bersemayam Penuh Dalamnya Dan Sedang Bekerja Menggenapi Maksud-Nya


Sangat mencengangkan bahwa momen-momen penghinaan terhadap Yesus bukan sebuah penghinaan yang mudah untuk dilakukan terhadap Yesus yang mengklaim seorang yang berkuasa atas dunia kematian baik dalam wujud eksistensi kematian yang siapapun tak mungkin memahami , dan eksistensi kuasa yang mengatasi eksistensi dunia orang mati. Untuk saya atau manusia manapun mengatakan “eksistensi” terhadap dua hal itu saja sudah merupakan kepongahan, namun tidak demikian jika saya atau anda memandang Yesus sebagai positif dalam keberimanan padanya. Tentu saja ini telah menjadi isu paling monumental yang sedang tegak menjulang tinggi pada momentum penghinaan yang begitu ekstensif dan juga intensif.

 

Imperium Romawi, penguasa timur tengah saat itu bahkan dalam momen penghinaan semacam itu secara cerdas membangun sebuah propaganda yang tidak hanya provokatif tetapi sedang mempertontonkan kekuatan hegemonik adi kuasa dunia imperium Romawi  terhadap seorang yang berkata memiliki kuasa untuk merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari dengan melabelkan diri Yesus : Inilah Yesus Raja orang Yahudi (Matius 27:37). Sebuah klaim kekuatan yang tak satupun kuasa dunia untuk mengagaskannya adalah sebuah lelucon.

 

Dengan postur raja dan kerajaan yang dipertontokan secara demikian hinanya dalam panggung yang dikreasikan sedemikian rupa oleh imperium Romawi yang berkolaborasi dengan imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua, Yesus seketika menjadi pusat olok-olokan tersempurna yang pernah digagaskan dan diwujudkan oleh manusia. Ingatan-ingatan manusia terhadap perkataan-perkataan Yesus dalam ajaran-ajaran yang berpusat pada dirinya sendiri, seketika dilemparkan balik kepada Yesus dalam nada dan jiwa yang menghina dan penuh hasrat provokatif:

0 Hal Pertama yang Dilakukan Kristus Kepada Para Muridnya (3)


Sang Kristus Memperlihatkan Tubuhnya Yang Telah Bangkit Dari Antara Orang Mati: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku”

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Tubuh Kristus yang Telah Bangkit Lebih Dari Sekedar Bukti Bahwa Kerajaan Maut Telah Dilemparkan Keluar
Apa yang paling istimewa pada diri Sang Kristus itu sendiri bukan pada kebangkitan itu sendiri, tetapi tubuhnya sendiri. Jika kita meninjau kebelakang pada pra penyalibannya dalam pengajaran Kristus maka substansi terpenting pada berita kebangkitan ini adalah tubuhnya sendiri sebab pada tubuhnya itu terkandung berita atau kabar baik itu. Dengan kata lain kebangkitannya tertulis secara utuh pada tubuhnya dan sekaligus penggenapan Kitab Suci terletak dan tertulis pada tubuhnya. Mari kita lihat:

Yohanes 12:23-24 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Ini adalah sebuah pengajaran yang bersentral pada dirinya dan kebenarannya benar-benar bersentral pada dirinya sendiri. Semakin sukar karena letak kebenaran dan kegenapannya bukan saja berlangsung didalam kematian tetapi berlangsung didalam dunia orang mati. Apakah yang dilakukan Kristus? Dalam ketakmahatahuan manusia akan apakah sebenarnya yang terjadi dibalik kematian, Kristus bahkan berkata sebagai seorang manusia yang berkuasa dalam kemahadaulatan untuk dalam kematian dirinya menghasilkan kehidupan bukan saja bagi dirinya, tetapi dirinya akan menjadi sumber atau mata air kehidupan yang menaklukan kematian. Dalam sebuah ekspresi yang dapat dipahami terkait kematian dan kehidupan dan kehidupan yang dihasilkan dalam peristiwa kematian, beginilah Kristus bersabda terkait tubuhnya sendiri: sesungguhnya jikalau biji gandumh tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Dalam hal ini Kristus sedang membicarakan satu tujuan agung dan penuh mahakuasa dalam ia memasuki kematian yang dirancang  dunia dalam pemerintahan Allah terkait tujuan kedatangannya kedalam dunia ini. Kristus bahkan benar-benar mengetahui  momen tersebut dan menantikan dengan penuh pengharapan untuk dilakukannya sebagai sebuah tujuan mahakudus: sekarang jiwa-Ku terharu, apakah yang akan Kukatakan? Manusia-manusia tidak menerima peristiwa semacam ini sebab ini begitu keji dan brutal, mengapa harus demikian kelamnya dan brutalnya? Tetapi Kristus berkata begini :

0 Kristus Bagi Dunia Yang Rapuh & Gelap


Raja Salomo: Allah Bertakhta Diatas Awan Gelap 
Tebal
Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Terang Dunia


Sang Kristus berulang kali membawakan kepada dunia sebuah penerang  yang tak mudah untuk dipahami walau bukan kata asing, yaitu terang. Terang bukanlah konsepsi belaka dan bukan juga sebuah abstraksi sebab begitu kata itu disebutkan maka siapapun akan mengaitkannya dengan pengalaman indrawinya, sekaligus akan mengaitkannya dengan matahari, bulan, bintang-bintang, lampu, senter,lilin dan dan seterusnya. Bahkan pada tatar kemajuan peradaban dunia pun memiliki terangnya sendiri yaitu ilmu pengetahuan yang melahirkan begitu banyak penemuan dan inovasi yang memberikan bukan saja moderinisasi tetapi juga bagaimana melalui kemajuan ilmu pengetahuan, manusia sanggup mempertahankan eksistensinya dari wabah-wabah maut. Akan tetapi Sang Kristus membawa sebuah introduksi terang yang begitu asing untuk benar-benar menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Mari kita memperhatikan sejumlah catatan injil terkait perkataan Yesus mengenai terang:
Matius 4:16  bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang

Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang

Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Yohanes 12:35-37 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka.            
Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,

Lukas 11:33 "Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya.

Diatas ini kita melihat terang tidak hanya dikontraskan dengan gelap namun telah ditunjukan bahwa terang yang dibicarakan bukanlah semacam benda penerang ciptaan yang dikaryakan oleh manusia dalam cara seperti apapun atau bukan hal yang dapat dikenali secara indrawi, sebab bahkan manusia telah digambarkan Kristus sebagai dalam posisi dipeluk oleh maut sehingga secara alami memang hanya memiliki satu kondisi absolut yaitu: berjalan dalam kegelapan. Sementara tak mudah untuk membicarakan terang yang Kristus maksudkan oleh sebab manusia memiliki begitu banyak konsepsi terang dengan ragam pendekatannya, tetapi untuk berbicara maut dan gelap manusia bisa sepakat seiya sekata mengakui bahwa manusia memang dipeluk oleh maut khususnya pada momen-momen dimana maut via ragam instrumen pembunuhnya menyatakan dirinya dalam sebuah vulgarisme yang mengerikan jiwa sebab dalam kurun waktu tertentu bahkan peradaban harus takluk membiarkan jutaan tubuh manusia dikonsumsi oleh  instrumen maut hingga eksistensi kehidupannya dimuka bumi ini diakhiri secara paksa diluar persetujuan setiap manusia. Mari lihat sejumlah informasi atau data dibawah ini sebagai perspektif:

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Kristus Menurut Injil (1)


Oleh: Martin Simamora

Yesus Di Kota Nain: Seorang Nabi Besar Telah Muncul Di Tengah-Tengah Kita


Yesus Di Kota Nain
Hari itu, Ia ada memasuki kota Nain. Itu adalah sebuah hari sebagaimana hari-hari biasanya bagi Yesus untuk menjalankan apa yang menjadi misinya sebagaimana telah dikumandangkannya sendiri dihadapan jemaat Tuhan di Nazaret, di rumah ibadat: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19). Diikuti banyak orang yang begitu takjub dengan pengharapan yang mereka sendiri belum dapat memastikannya, Yesus tetap menjadi magnet yang begitu besar dalam pengaruh dan kuasa. Yesus menjadi figur yang begitu penting untuk diikuti agar dapat dilihat apakah yang dikatakan dan dilakukannya dan kali ini  kota Nain menjadi salah satu tempat yang begitu penting untuk menyatakan siapakah Yesus dan apakah klaimnya yang berbunyi seperti ini di Nazaret: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Lukas 4:21) adalah benar?

Inilah yang  Yesus lakukan di kota Nain sebagaimana injil Lukas mencatatkannya bagi kita:

Lukas 7:11-16Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."

Di kota Nain ada orang mati, bukan peristiwa yang mencengangkan karena kematian pasti menghampiri setiap manusia. Tak ada manusia yang tak mengenali satu takdir kesudahannya di muka bumi ini yaitu tak ada satupun manusia yang akan kekal hidupnya. Tak hanya dahulu, bahkan hingga era nuklir dan penjelajahan angkasa luar kini, pun manusia mengakui tak ada satu teknologi apapun yang sanggup menghadang hari kematian seorang manusia. Tetapi di kota Nain, apa yang mencengangkan adalah adanya seorang manusia yang begitu saja berkata kepada kematian yang telah menguasai seorang manusia dari kehidupannya di muka bumi ini sebagai yang berkuasa atas kematian itu sendiri. Perhatikanlah ucapannya ini: Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!

Kematian bukanlah argumen yang dapat dipatahkan oleh argumen. Kematian, sebaliknya adalah sebuah kebinasaan badaniah dari kehidupannya di muka bumi ini yang mengecualikan dirinya dari peradaban manusia-manusia yang masih hidup dalam sebuah cara yang begitu membusukannya. Coba bandingkan dengan hal ini untuk memahaminya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati” (Yohanes 11:39). Tetapi bagaimana mungkin Yesus terhadap kematian berkata Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! Di tengah-tengah tangisan kedukaan seorang ibu terhadap anaknya?

0 Memahami Konstelasi Politik & Kedaulatan Allah Atas Dunia



Oleh: Martin Simamora


Allah Berdaulat adalah Raja
Di Atas Segala Raja


(Catatan Penting Iman Kristen Menyambut Tahun Politik Indonesia)
Tank Militer Turki yang saat itu diduga bagian dari kekuatan yang mengkudeta pemerintahan Turki-arabgt.com


Hati Tuhan Terhadap Politik, Kehidupan Berbangsa & Bernegara
Apa yang terlintas dalam benak ketika  membicarakan politik? Sebelum anda memikirkan apakah yang anda pikirkan, perlu dipahami  bahwa kita semua adalah makhluk politik. Negara kita sebagaimana semua negara lainnya memiliki konstitusi yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga pada natur terdasarnya, semua warga suatu negara adalah individu-individu politis. Artinya setiap warga memiliki relasi dengan negara dalam koridor perundang-undangan  dalam rupa hak dan kewajiban. Apakah Tuhan peduli terhadap politik, kehidupan berbangsa dan bernegara? Apakah Allah berdaulat dalam konstelasi politik sebuah negara? Memahami hal ini, akan memberikan kita dasar dan hati, mengapa kita sebagai orang-orang Kristen perlu dan wajib berdoa. Sementara kita adalah individu-individu politis, setiap orang-orang Kristen adalah invidu-individu yang hidup dalam pengenalan dan ketaatan kepada pemerintahan Allah yang berdaulat melalui dan di dalam Kerajaan Yesus Sang Kristus. Sebagai permulaan, mari kita membaca sejumlah ayat Alkitab berikut ini:

Daniel 4:32-34 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!" Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.

Yesaya 45:1Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup

Daniel 8:16-25 dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: "Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!" Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: "Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!" Sementara ia berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah; tetapi ia menyentuh aku dan membuat aku berdiri kembali. Lalu berkatalah ia: "Kuberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi pada akhir murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman. Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan Persia. Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk besar yang di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama. Dan bahwa tanduk itu patah dan pada tempatnya itu muncul empat buah, berarti: empat kerajaan akan muncul dari bangsa itu, tetapi tidak sekuat yang terdahulu. Dan pada akhir kerajaan mereka, apabila orang-orang fasik telah penuh kejahatannya, maka akan muncul seorang raja dengan muka yang garang dan yang pandai menipu. Kekuatannya akan menjadi hebat, tetapi tidak sekuat yang terdahulu, dan ia akan mendatangkan kebinasaan yang mengerikan, dan apa yang dilakukannya akan berhasil; orang-orang berkuasa akan dibinasakannya, juga umat orang kudus. Dan oleh karena akalnya, penipuan yang dilakukannya akan berhasil; ia akan membesarkan dirinya dalam hatinya, dan dengan tak disangka-sangka banyak orang akan dibinasakannya; juga ia akan bangkit melawan Raja segala raja. Tetapi tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan.

Yeremia 50:1-5 Firman yang disampaikan TUHAN dengan perantaraan nabi Yeremia mengenai Babel, mengenai negeri orang-orang Kasdim: Beritahukanlah di antara bangsa-bangsa dan kabarkanlah, naikkanlah panji-panji dan kabarkanlah, janganlah sembunyikan, katakanlah: Babel telah direbut, dewa Bel menjadi malu, Merodakh telah terkejut! Berhala-berhalanya menjadi malu, dewa-dewanya yang keji telah terkejut! Maka suatu bangsa maju menyerangnya dari utara, membuat negerinya menjadi tempat tandus; tidak ada lagi yang diam di dalamnya, baik manusia maupun binatang, semuanya lari lenyap. Pada waktu itu dan pada masa itu, demikianlah firman TUHAN, orang Israel akan datang, bersama-sama dengan orang Yehuda; mereka akan berjalan sambil menangis dan mencari TUHAN, Allah mereka; mereka menanyakan jalan ke Sion, ke sanalah mereka terarah: Marilah kita menggabungkan diri kepada TUHAN, bergabung dalam suatu perjanjian kekal yang tidak dapat dilupakan!

Allah yang berdaulat itu bukan saja terlibat dalam konstelasi politik bangsa-bangsa di dunia ini, tetapi Ia ada di dalamnya. Perjanjian Baru bahkan turut memberikan petunjuk yang dramatis mengenai keterlibatan-Nya. Perhatikan ini:

0 Sebuah Refleksi Kenaikan Yesus Ke Sorga


Oleh: Martin Simamora

"Akulah Dia, Dan Kamu Akan Melihat Anak Manusia Duduk Di Sebelah Kanan Yang Mahakuasa Dan Datang Di Tengah-Tengah Awan-Awan Di Langit"

Anak Manusia yang Telah Turun Dari Sorga Dan yang Telah Naik Ke Sorga
Salah satu pernyataan Yesus yang begitu sukar untuk dipahami siapapun baik di eranya dan kini, adalah ketika ia menyatakan bahwa hanya dialah yang pernah turun dari sorga dan naik ke sorga:

Yohanes 3:13  Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Perhatikan bahwa inilah yang segera dinyatakan oleh Yesus pada saat kebangkitannya dari antara orang mati:

Yohanes 20:13-17 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Pergi kepada Bapa menjadi kepentingan tunggal bagi Yesus, setelah ia mati di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga sebagaimana ia telah menyatakan sebelumnya: Markus 8:31-33, Lukas 9:22; 18:31-33.

Begitu sukar untuk dipahami, tak terkecuali guru kitab suci bernama Nikodemus pun gagal untuk memahami Yesus beserta pengajaran keselamatan yang datang dari Allah dan bukan karena usaha atau serangkaian upaya manusia. karena pernyataan ini sangat terkait dengan tujuan tunggal yang diembannya: melakukan tindakan penyelamatan manusia jika memandang atau percaya kepadanya

Ia naik ke sorga atau harus pergi kepada Bapa, dengan demikian, sangat erat kaitannya untuk apa Ia datang ke dalam dunia menjadi manusia. Apakah yang telah  diselesaikannya sehingga baru kemudian Ia dapat naik ke sorga. Di makamnya serta disaksikan juga oleh malaikat, Yesus berkata:

"Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa,”

Sekarang, ini pernyataan yang begitu janggal karena terkait tubuhnya, Ia harus pergi kepada Bapa! Jadi nampak jelas dan tak terbantahkan, jika apa yang dilakukan atau dikerjakannya dalam untuk apa Ia datang ke dalam dunia ini adalah pekerjaan yang hanya dapat genap melalui dan di dalam tubuh Yesus itu sendiri.

0 Ditinggikan Dari Bumi (2- Selesai):

Oleh: Martin Simamora

Ia Raja Israel? Turunlah Dari Salib Itu, Baru Kami Percaya, Lagian Mengapa “Eli Eli Lama Sabachtani?”

[Refleksi]

Sebelumnya: Bagian 1
Sementara ditinggikan dari bumi, menurut Sang Mesias dari sorga adalah pekerjaan Allah yang harus dilakukannya sebagaimana Musa meninggikan ular di padang gurun sebagai satu-satunya cara Allah agar maut yang datang dari murka Allah terhadap dosa, dapat ditanggulangi, namun  peninggian demikian justru menjadi pangkalan penolakan yang tak tersolusikan dan tak mungkin dikompromikan. Tak ada satupun modifikasi agar peristiwa kelam pada Yesus itu dapat memiliki bagian-bagian yang menenangkan gelombang badai penolakan yang begitu keras itu, sebagaimana serangkaian episode ini menyingkapkannya:

Matius 27:39-42 (39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala,(40) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"(41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (42) Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.


Bagi siapapun manusia baik dahulu kala, apalagi sekarang, penyaliban bukan sebuah kejadian yang membawa kemuliaan dan kemegahan (tetapi membawa penistaan dan penghujatan), itu sungguh sukar untuk diterima bahwa akan seperti inilah peninggian yang dikehendaki olehnya? Perhatikan, ini benar-benar kontradiksi-maksudnya siapakah yang mau percaya melihat Yesus sebagai sungguh Sang Mesias dari Allah dan sungguh Anak Allah, sementara ia bertakhta di atas kontradiksi yang begitu mustahil untuk dipahami- harus dihina, disiksa, dan dibunuh? Sebab memang orang-orang Yahudi menerima pengajaran yang menyatakan Mesias tidaklah seperti ini: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?- Yohanes 12:34." 

0 Ditinggikan Dari Bumi (1):

Oleh: Martin Simamora

“Dengan Siapakah Engkau Samakan Dirimu?”
[Refleksi]


Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal (Yohanes 3:14-15), pada kesempatan berikutnya, Sang Mesias kembali  menyatakan apa yang harus terjadi pada dirinya: ”dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32). Injil Yohanes menjelaskan apakah maksud Yesus dengan pernyataannya itu sebagai bagaimanakah ia akan mati: “Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 12:32).” Bagaimana caranya  Anak Manusia harus mati dan  kematiannya memiliki sebuah tujuan agar setiap yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal. Orang-orang Yahudi memahami sekali peristiwa peninggian ular memang menghasilkan penyelamatan bagi siapa yang memandang kepada ular tersebut: “Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup”- Bilangan 21:8-9. Musa melaksanakan firman Allah-instruksi Allah tepat seperti yang dikehendaki-Nya dan barangsiapa yang terpagut [akibat pemberontakan terhadap Allah dan Musa, Allah memerintahkan ular-ular tedung ke antara bangsa tersebut untuk memagut mereka hingga banyak yang mati : Bilangan 21:4-6], dan memandang kepada ular itu tidak akan mati- diluputkan dari murka Allah akibat dosa. Memandang ular yang diletakan pada sebuah tiang akan menghasilkan hidup yang menaklukan maut dan memperdamaikannya dengan Allah. Demikianlah Yesus menyatakan bahwa dirinya sendiri akan ditinggikan dari bumi supaya setiap orang yang percaya tidak akan mengalami kematian sebagai keakhiran kekalnya akibat dosa, namun hidup kekal yang datang dari percaya kepadanya.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9