F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Presupposisional. Show all posts
Showing posts with label Presupposisional. Show all posts

0 APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR (2)



Oleh: Dr. John Frame

APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR
Bagian 2 dari 2 : Kejatuhan dan Penebusan; dan  Intisari dan Kesimpulan



Sebaiknya membaca bagian 1 terlebih dahulu


A. Dosa, Anugerah, dan Pengetahuan
Alkitab mengajarkan bahwa kita bukan hanya mahluk- mahluk ciptaan Tuhan, tetapi juga orang-orang berdosa (Roma 3:23). Dosa telah mendistorsi semua  bidang kehidupan manusia (Kejadian 6:5; Roma 3:10-18); karena itu dosa memberi dampak pada pengetahuan kita akan Tuhan dalam cara-cara yang penting. Kita telah mendiskusikan perbedaan tajam antara hidup oleh Firman Tuhan dan hidup oleh semata hikmat manusia. Kitab suci mengajarkan  bahwa banyak orang, sedihnya, menjadikan hal terakhir  sebagai pilihan, karena dosa di dalam diri mereka.


Paulus dalam Roma 1 mengajarkan bahwa Tuhan telah secara jelas menyingkap dirinya pada semua  manusia melalui sarana-sarana dunia  yang telah diciptakan. Pewahyuan ini mencakup natur ilahi Tuhan (ayat 20), murkanya terhadap dosa (ayat 18), ketentuan-ketentuan moral-Nya (ayat 32). Pewahyuan yang jernih itu membuat setiap orang tanpa ampun bagi dosa-dosa mereka (ayat 20). Memang, karena pewahyuan itu, bahkan mereka yang tanpa kitab suci dapat dikatakan “mengenal” Tuhan (ayat 21). Tetapi manusia yang berdosa itu “tidak merasa perlu untuk mengakui Allah” (ayat 28). Mereka “menindas kebenaran dengan kelaliman” (ayat 18). Mereka “telah mengganti” kemuliaan Tuhan dengan berhala-hala” (ayat 23), kebenaran diganti dengan dusta (ayat 25). Hati mereka telah digelapkan (ayat 21). Hasil dari  ini adalah degradasi atau penurunan moral, bentuk-bentuk terburuk perilaku dosa (ayat 24-32).


Ini adalah kondisi pada semua manusia yang terpisah dari anugerah Tuhan. 

0 APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR



Oleh: Dr. John Frame

APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR
Bagian 1 dari 2 : Pengantar dan Penciptaan


Bacalah : bagian utama dari Bagian 1


C.Problem-Problem
1.Psikologi Mengasumsikan Firman Tuhan Adalah Kebenaran sejak awalnya ( Presupposing)

Saya mengakui adalah sukar untuk menginterpretasi atau memahami piskologi iman semacam ini. Bagaimana bisa orang menjadi percaya pada sebuah Kata dari Tuhan yang berkontradiksi dengan semua sarana-sarana normal pengetahuan mereka? Bagimana bisa dahulu Abraham mengenali suara yang memanggil dirinya untuk mengorbankan puteranya (Kejadian 22:1-18; bandingkan dengan Ibrani 11:17-19; Yakobus 2:21-24) memang benar adalah suara Tuhan? Apa yang telah dikatakan suara itu padanya untuk dilakukan merupakan  hal bertentangan dengan naluri-naluri pada seorang ayah, pertimbangan-pertimbangan etika normal, dan malahan. Kelihatannya, bertentangan dengan Kata-Kata lain Tuhan (Kejadian 9:6). Tetapi dia telah mematuhi suara tersebut dan telah diberkati. Lebih dekat dengan pengalaman kita sendiri: bagaimana bisa orang menjadi percaya kepada Yesus walaupun mereka tidak pernah, seperti Tomas, melihat tanda-tanda  Yesus dan keajaiban-keajaiban ( Yohanes 20:29)?

Saya tidak dapat menjelaskan psikologi di sini untuk kepuasan bagi setiap banyak orang. Dalam kasus ini sebagaimana dalam kasus-kasus lainnya (karena kita berjalan oleh iman, bukan oleh melihat!) kita tak terhindarkan harus menerima fakta bahkan tanpa sebuah penjelasan fakta. Untuk alasan  tertentu yang tak selalu dipahami, Tuhan  mengupayakan agar Firman-Nya mencapai kita, sekalipun terdapat halangan-halangan yang bersifat logika dan psikologi. Tanpa menjelaskan bagaimana  hal itu bekerja, Kitab suci menggambarkan dalam berbagai cara sebuah “faktor supernatural” dalam komunikasi  ilahi-manusia :

0 APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR



Oleh: Dr. John Frame

APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR
Bagian 1 dari 2 : Pengantar dan Penciptaan



Dalam mempertahankan atau mempertanggungjawabkan atau menjawab pertanyaan atau tudingan atau serangan  yang diajukan  terhadap seorang Kristen dan dibidikan pada iman Kristen kita, pertanyaan paling penting bagi kita adalalah “Jenis jawaban atau pertanggungjawaban yang seperti apakah yang paling memuliakan Tuhan kita (bandingkan dengan 1 Korintus 10:21)?” Tuhan melarang, dalam upaya memberikan jawaban atau pertanggungjawaban iman Kristen dihadapan orang-orang lain, sama sekali untuk  mengkompromikan firman dalam melakukannya.

Apa yang disebut sebagai mashab apologetika-apologetika presupposisional [1]peduli dengan semua hal di atas tersebut, menjawab pertanyaan ini. Tentu saja, ada pertanyaan-pertanyaan lain dalam apologetika yang, walau kurang  memiliki nilai penting ultimat, juga layak menerima jawaban-jawaban. Para Presupposisionalis juga mendiksusikan hal-hal ini. Namun, menimbang keterbatasan ruang, dan agar berlaku adil pada inti sari presupposisionalisme, saya harus memfokuskan perhatian kita pada pertanyaan yang paling penting dan kemudian sejauh ruang mengizinkan, akan mengaitkan beberapa isu dengan upaya menjawab atau mempertanggungjawabkan iman Kristen pada orang-orang lain yang mempertanyakannya.

Diantara semua sumber-sumber pewahyuan ilahi (termasuk alam, sejarah, umat manusia dalam citra Tuhan), Kitab suci memainkan sebuah peran sentral. Benar sekali, walau poinnya tak dapat diargumentasikan dalam detail di sini, pandanganku  adalah, bahwa kitab suci merupakam otoritas terpuncak, firman Tuhan tidak dapat menjadi salah, dituliskan secara ilahi/divinitas, konstitusi tertulis gereja Yesus Kristus [2]. Firman Tuhan atau kitab suci dengan demikian otoritas paling mendasar bagi seluruh kehidupan manusia termasuk apologetika. Sebagai otoritas terpuncak, Firman Tuhan itu sendiri, menyediakan justifikasi-justifikasi terdasar bagi semua penjelasan atau jawaban [3]  tanpa Firman Tuhan itu sendiri menjadi  tunduk pada justifikasi-justifikasi itu sendiri.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9