F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Pertumbuhan Rohani. Show all posts
Showing posts with label Pertumbuhan Rohani. Show all posts

0 Budaya Narsisme dan Titanic



Oleh : Dr. Harry L. Reeder

Gereja tidak lagi membentuk dunia karena gereja sedang dibentuk oleh dunia ini. Gereja hari ini tidak dapat membendung, apalagi mentransformasi….,  alih-alih  memperkatakan berita injil sejati… telah terbujuk rayu dan telah  diintimidasi  masuk kedalam modifikasi berita injil  berdasarkan pada apa yang direstui oleh budaya

rekonstruksi :  Titanic oleh Cameron- nydailynews.com
Dalam gelap gulita  15 April 1912, Titanic yang dijuluki sebagai” kapal yang bahkan Tuhan tidak dapat menenggelamkannya, telah    karam dalam perairan ber-es di Atlantik Utara, lambungnya terbelah dua.  Luar biasanya, mereka yang hilang dalam bencana ini terdiri dari orang-orang dari   berbagai kalangan dan latar belakang kehidupan  yang dapat dipikirkan, termasuk beberapa diantaranya adalah para multi milyarder. Perahu-perahu penyelamat disesaki  dengan  para wanita dan anak-anak dari setiap lapisan masyarakat. Fenomena-fenomena ini  menjadi subyek-subyek analisa  yang tak tertahankan dalam media dan bahkan dalam lingkungan akademi selama hari-hari berikutnya.

0 PERINTAH YANG TERBESAR

Oleh : Dr. Mark Jones


Pastilah tidak seorangpun yang mepermasalahkan bahwa Kristus  mengasihi Bapa-Nya dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan-Nya. Tetapi tidak semua orang Kristen diyakinkan bahwa mereka dapat menjangkau kasih semacam ini.  Akan tetapi seperti  dalam doa Agustinus yang terkenal,”Tuhan berikan apa yang Engkau perintahkan dan perintahkanlah apapun juga yang Engkau kehendaki.”  Oleh Roh Kudus, orang-orang Kristen  dapat,dalam artian yang sesungguhnya, mencintai Tuhan




Ketika salah seorang ahli taurat bertanya kepada Yesus,  perintah manakah yang paling penting, Dia menjawab : "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Markus 12:28-30). Kristus pada dasarnya  telah mengutip dari Ulangan 6:4-5, sehingga memperlihatkan bahwa keharusan bagi umat Tuhan  sejak dulu sama,dan, memang, akan selalu sama, bahkan sampai kedalam kekekalan. Apakah, kemudian, makna mengasihi Tuhan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu  dan dengan segenap kekuatanmu?

0 BERPIKIR SEPERTI YESUS

Oleh : DR. R.C Sproul



Beberapa tahun lampau, saya diminta untuk menyampai pidato pembuka dalam sebuah prosesi wisuda di sebuah seminari teologia terkemuka di Amerika. Dalam pidato tersebut, saya berbicara mengenai peran logika dalam interpretasi bibilikal, dan saya  memohon kepada para seminari untuk  memasukan program  Logika dalam kurikulum yang mereka perlukan. Dihampir semua program studi seminari, para siswa disyaratkan untuk mempelajari sesuatu yang terkait dengan bahasa asli Alkitab, Ibrani dan  Yunani. Mereka diajarkan untuk melihat latar belakang sejarah teks, dan mereka belajar prinsip-prinsip dasar interpretasi. Semua ini penting dan merupakan kemahiran-kemahiran yang bernilai untuk menjadi pelayan-pelayan Firman Tuhan yang baik.  Akan  tetapi, alasan utama mengapa kesalahan-kesalahan dalam interpretasi biblikal terjadi bukan karena pembaca terbatas pengetahuan bahasa Ibrani atau lingkup situasi  kitab biblikal itu ditulis.  Penyebab nomor satu kekeliruan memahami  kitab suci menghasilkan kesimpulan yang tidak sah dari  teks. Ini adalah keyakinanku yang kokoh bahwa kesalahan-kesalahan penyimpulan ini  kelihatannya tidak akan terjadi  jika  para  penafsir biblikal lebih diperlengkapi dengan prinsip-prinsip dasar logika.


Mari saya berikan sebuah contoh  dari jenis kesalahan penyimpulan yang  terpikirkan. Saya meragukan, saya  pernah berdiskusi  mengenai pertanyaan atas  kedaulatan pemilihan Tuhan tanpa pernah  ada seseorang tidak mengutipkan Yohanes 3:16 dan berkata, “Tetapikan Alkitab berkata bahwa Tuhan begitu mengasihi dunia  sehingga Dia telah memberikan Anak-Nya yang tunggal sehingga barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa tetapi memiliki hidup yang kekal”? Saya   akan segera menyetujui memang demikian Alkitab berkata.

0 Kala Ragu Berubah Menjadi Tidak Percaya !

Oleh : Prof. Alister McGarth


Pikirkan iman sebagai sebuah tali pusar, menghubungkan anda  dengan Tuhan dan menyediakan sebuah kanal yang melaluinya kehidupan-Nya—anugerah pemberian dapat menjangkaumu. Memutuskan hubungan itu dan iman akan melayu, persis seperti sebuah ranting yang patah, sebuah ranting anggur  yang  melayu dan mati
( Yohanes 15:1-6)



Ragu bukan  tidak percaya. Tetapi ragu dapat menjadi  tidak percaya. Prinsip dasar ini  sepatutnya  menuntun perenungan-perenungan kita atas isu penting ini. Ragu itu alami didalam iman. Ragu muncul karena kelemahan dan kerapuhan manusia kita. Kita  lemah dalam keyakinan untuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan mendambakan kepastian dalam segala hal iman. Tetapi kepastian mutlak sulit untuk  datang. Anda dapat  yakin bahwa 2+2=4, tetapi akankah hal ini mengubah hidupmu? Akankah hal itu memberikan kepadamu sebuah dasar untuk hidup dan berharap dalam  menghadapi kematian? Dan tidak hanya  orang-orang Kristen saja yang berada dalam situasi ini. Ateis percaya bahwa tidak ada Tuhan, Tuhan hanyalah sejauh iman kala anda percaya maka Tuhan ada! Ragu juga muncul melalui  kurangnya kerendahan hati. Semua kita tergoda untuk percaya bahwa karena kita tidak memiliki  jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan sukar, maka memang tidak ada jawaban sama sekali  untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.


Kita   perlu belajar untuk santai terhadap keraguan. Keraguan  seperti seorang anak kecil yang sedang mencari perhatian.  Semakin anda memberikan perhatian pada keraguan, semakin banyak perhatian yang dituntut keraguan. Dengan menguatirkan keraguan-keraguanmu, anda terkunci kedalam sebuah siklus ganas  ketidakpastian.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9