F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kemuliaan Di Hari Kebangkitan. Show all posts
Showing posts with label Kemuliaan Di Hari Kebangkitan. Show all posts

0 Hal Pertama Yang Dilakukan Kristus Kepada Para Murid-Muridnya (6-Selesai)



Ia Memberikan Berkat Termulia Bagi Mereka Saat Kenaikannya Ke Sorga

Oleh: Blogger Martin Simamora

A. Keraguan Terhadap-Nya, Kemuliaan Dirinya Ditunjukan
Pembicaraan intensif dan interaksi yang mulia menjadi agenda sangat penting bagi Kristus. Empat puluh hari merupakan hari-hari yang dipenuhi-Nya dengan pengenalan akan dirinya melalui pekerjaan-pekerjaan ajaib. Menjadi penting bagi Yesus Sang Kristus untuk menggembalakan segenap diri mereka untuk masuk kedalam sebuah persekutuan yang begitu khusus dan eksklusif:
           
Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah- Kisah Para Rasul 1:3

Bagi para murid, tantangan terbesar yang tak mungkin mereka taklukan adalah bagaimana dapat mengimani Kristus setelah kebangkitan. Kristus sebelum kematian dan kebangkitan adalah Kristus yang didambakan dalam pengharapan dan pikiran mereka, namun Kristus setelah kematian dan kebangkitannya dari antara orang mati adalah Kristus yang tak mungkin begitu saja dapat mereka imani kembali sediakala.

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, tantangan bagi para murid semakin pelik, sebab Kristus setelah kebangkitan, bukanlah Kristus yang senantiasa bersama dengan mereka sebagaimana sebelumnya; Kristus setelah kebangkitan adalah Kristus yang berulang-ulang menampakan diri kepada mereka, secara eksklusif kepada 11 murid diajarkannya tentang Kerajaan Allah. Ekspektasi kerajaan yang dipimpin oleh Mesias jelas telah runtuh dalam tatanan pengharapan dan pemikiran mereka, bagaikan batu sandung  besar dan melukai secara hebat rohani mereka, kematiannya adalah sebuah kegagalan yang tak terampuni bagi mereka. Dan  karena itulah telah menjadi salah satu fokus penting yang diberikan Yesus kepada para murid, yang telah menjadi catatan penting dijumpai dalam perjalanan menuju Emaus:

0 Hal Pertama Yang Dilakukan Kristus Kepada Para Murid-Muridnya (5)


 Ia Memanggil & Memberikan Mandat Untuk Menggembalakan Domba-Domba-Nya Yang Akan Datang Kepada Kristus
Oleh: Blogger Martin Simamora
 
Post Ressurection
A.Hal Terpenting yang Dipikirkan Dan Dikehendaki Sang Kristus Setelah Kebangkitannya
Kebangkitan Kristus dari antara orang mati, telah diketahui secara seksama secara indrawi mereka, tak terbantahkan walau tetap sebuah kesukaran untuk dapat melihat dimanakah kemegahannya. Bagi mereka kebangkitannya tidak serta merta memulihkan situasi dan apalagi visi-misi mereka sebagai murid-muridnya terkait pemberitaan “kerajaan Allah sudah datang,” itu nyata sekali mengalami semacam ketidaksinambungan. Rutinitas semacam ini:

Lukas 4:43-44Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

tidak segera berlangsung sediakala setelah kebangkitannya, tepat sama seperti Yesus Kristus tidak lagi senantiasa bersama-sama dengan mereka senantiasa secara fisik. Ini benar-benar secara dramatis mengubah kehidupan mereka:

Yohanes 21:2-3Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Mereka kembali pada kehidupan semula sebagaimana yang mereka jalani sebelum Yesus untuk kali pertama memanggil dan mengajarkan mereka sebagai penjala manusia (bacalah: Matius 4:18-22). Dan Yesus Sang Kristus telah bangkit dari antara orang mati tersebut, kembali  mengunjungi, memperhatikan dan bercakap-cakap dengan mereka. Sebuah percakapan yang akan menarik kehidupan semua murid yang terhanyut begitu hebat menjauhi panggilan yang  terlihat telah hilang dalam pandangan dan pengalaman hidup mereka, sehingga semua pikiran dan kehendak Sang Kristus atas mereka sejak semula bukan saja dipulihkan tetapi diteguhkan di muka bumi ini. Sang Kristus memulai percakapan penuh kuasa  atas setiap muridnya tepat pada situasi sukar yang mereka alami: kekurangan pangan dan hidup kehilangan panggilan yang mereka terima dari Sang Kristus. Mari kita memperhatikan percakapan ini:

0 Hal Pertama Yang Dilakukan Kristus Kepada Para Muridnya (4)


Ia Menjelaskan Apa Yang Tertulis Tentang Dia Dalam Seluruh Kitab Suci, Mulai Dari Kitab-Kitab Musa Dan Segala Kitab Nabi-Nabi 

Oleh:Blogger Martin Simamora
Supper at Emaus

A.Situasi yang Mencekam: Apakah Masih Harus Berharap Pada Sang Mesias?
Kehidupan para murid Kristus dan siapapun yang terkait dengan Yesus Kristus telah menjadi tidak mudah dan begitu penuh bahaya bahkan secara politis. Konspirasi politik yang dibangun oleh para imam-imam  dan prajurit Romawi telah meletakan kehidupan semua pengikut Yesus Kristus dalam bahaya yang tak akan pernah mereka bayangkan dan apalagi untuk diantisipasi. Namun semua telah terjadi dan kehidupan tetap harus dijalani dalam alam konspirasi semacam ini:

Matius 28:2-4Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.

Matius 28:11-13 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.

Situasi membuat kehidupan para murid menjadi semakin rapuh dan meruntuh pengharapan mereka akan mesias. Hal ini sangat terlihat jelas saat Sang Mesias yang telah bangkit dari orang mati menjumpai dua orang muridnya  yang sedang dalam perjalanan menuju Emaus. Percakapan ini menjadi begitu penting sebab sentralnya adalah Sang Mesias dan kebenaran yang dibangun didalam dan hanya digenapi dalam diri Sang Mesias itu saja. Mari kita membacanya sebagaimana injil mencatatkannya:

0 Hal Pertama yang Dilakukan Kristus Kepada Para Muridnya (3)


Sang Kristus Memperlihatkan Tubuhnya Yang Telah Bangkit Dari Antara Orang Mati: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku”

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Tubuh Kristus yang Telah Bangkit Lebih Dari Sekedar Bukti Bahwa Kerajaan Maut Telah Dilemparkan Keluar
Apa yang paling istimewa pada diri Sang Kristus itu sendiri bukan pada kebangkitan itu sendiri, tetapi tubuhnya sendiri. Jika kita meninjau kebelakang pada pra penyalibannya dalam pengajaran Kristus maka substansi terpenting pada berita kebangkitan ini adalah tubuhnya sendiri sebab pada tubuhnya itu terkandung berita atau kabar baik itu. Dengan kata lain kebangkitannya tertulis secara utuh pada tubuhnya dan sekaligus penggenapan Kitab Suci terletak dan tertulis pada tubuhnya. Mari kita lihat:

Yohanes 12:23-24 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Ini adalah sebuah pengajaran yang bersentral pada dirinya dan kebenarannya benar-benar bersentral pada dirinya sendiri. Semakin sukar karena letak kebenaran dan kegenapannya bukan saja berlangsung didalam kematian tetapi berlangsung didalam dunia orang mati. Apakah yang dilakukan Kristus? Dalam ketakmahatahuan manusia akan apakah sebenarnya yang terjadi dibalik kematian, Kristus bahkan berkata sebagai seorang manusia yang berkuasa dalam kemahadaulatan untuk dalam kematian dirinya menghasilkan kehidupan bukan saja bagi dirinya, tetapi dirinya akan menjadi sumber atau mata air kehidupan yang menaklukan kematian. Dalam sebuah ekspresi yang dapat dipahami terkait kematian dan kehidupan dan kehidupan yang dihasilkan dalam peristiwa kematian, beginilah Kristus bersabda terkait tubuhnya sendiri: sesungguhnya jikalau biji gandumh tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Dalam hal ini Kristus sedang membicarakan satu tujuan agung dan penuh mahakuasa dalam ia memasuki kematian yang dirancang  dunia dalam pemerintahan Allah terkait tujuan kedatangannya kedalam dunia ini. Kristus bahkan benar-benar mengetahui  momen tersebut dan menantikan dengan penuh pengharapan untuk dilakukannya sebagai sebuah tujuan mahakudus: sekarang jiwa-Ku terharu, apakah yang akan Kukatakan? Manusia-manusia tidak menerima peristiwa semacam ini sebab ini begitu keji dan brutal, mengapa harus demikian kelamnya dan brutalnya? Tetapi Kristus berkata begini :

0 Hal Pertama yang Dilakukan Kristus Kepada Para Murid-Nya (2)


Grand Message Kristus Setelah Kebangkitannya dari Kubur: Damai sejahtera bagi kamu!
Oleh: Blogger Martin Simamora


Merupakan situasi yang mencekam bagi para murid sejak Getsemani. Getsemani memang harus dikatakan sebagai sebuah momentum termurni yang sanggup mengeluarkan secara gamblang dan lugas apa sesungguhnya yang terjadi. Setiap murid pada saat itu memasuki momen awal terisolasinya setiap murid Kristus sehingga bukan saja terpisahkan secara jarak fisik tetapi juga terjauhkan secara hebat pada kehendak dan pikiran Kristus. Mari kita melihat momen tersebut yang merupakan kulminasi yang membuat para murid tak mungkin dan mustahil untuk mengiringi Kristus masuk kedalam perjalanan yang memuliakan Sang Mesias-Anak Manusia itu:

Lukas 22:37Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."

Lukas 22:38 Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."

Lukas 22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"

Lukas 22:50Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya.
Keterpisahan antara Sang Mesias dan para muridnya begitu keras dan penuh pemberontakan. Mereka bahkan siap untuk mati demi Kristus dengan pedang di tangan dan tanpa segan dihadapan Sang Kristus seorang diantara para muridnya menebaskan pedang tersebut pada seorang hamba Imam Besar, ini ditentang sangat keras oleh Kristus dalam sebuah kedivinitasan sementara Sang Kristus sedang masuk kedalam lembah maut dalam sebuah perjalanan yang dikehendakinya. Perhatikan penentangan divinitas Kristus ini: tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya (Lukas 22:51).

Momen tersebut sangat emosional, cinta kepada sang guru begitu membakar emosi para murid, tetapi kedagingan mereka lebih berkuasa daripada  penundukan mereka terhadap Kristus…sebagaimana Kristus tunduk kepada kehendak Bapa sebagaimana telah diucapkannya kepada para muridnya sendiri: sebab Apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.

Siapa  yang kedagingannya sanggup berdiam dalam damai sejahtera sementara maut sedang mengincar dalam kepresesian yang dikerjakan oleh para serdadu Romawi? Tentu tidak ada. Tetapi Kristus secara sempurna telah mengantisipasi momen tersebut dengan memberikan peringatan agar mereka masuk kedalam kesiagaan dalam doa agar kedagingan mereka dalam kendali penundukan terhadap sabda sang guru sendiri, perhatikan ini:

0 Hal Pertama Yang Dilakukan Kristus Kepada Para Muridnya


Setelah Ia Bangkit Dari Antara Orang Mati:
Ia Menghembuskan Mereka  Roh Kudus, Apakah Yang Terjadi Dalam Kubur?
Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Ketika Kristus Memberikan Kuasa Yang Bersemayam Didalam Dirinya Sebelum & Setelah Kebangkitannya Dari Antara Orang Mati
Merupakan momen yang paling krusial dan mencemaskan bagi para murid Kristus yang telah kehilangan satu-satunya figur  yang menjadi sumber kehidupan, pengharapan dan ajaran. Ia bukan sekedar seorang guru yang sekedar mengajar dalam kelas dihadapan para murid dengan kemahiran ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, sebab Ia lebih besar dari itu semua. Kita bahkan bisa melihat aspek ini sebagaimana injil Markus,misalnya, memberikan catatan teramat serius untuk menjadi perhatian dan salah satu titik terpenting untuk merenungkan dan membangun pengenalan yang teramat personal dengan pribadi Yesus Kristus- siapakah Dia. Perhatikan ini:

Markus 1:21-22 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Sang Kristus sangat dikenal sebagai bukan saja unik tetapi ia secara langsung diperbandingkan dengan pihak paling penting dalam kehidupan beragama dan rohani bangsa Yahudi. Sebuah perbanding yang tajam tanpa dapat dikonteskan dalam cara apapun selain dalam pandangan dan pengharapan banyak orang kepadanya. Pondasi bahwa ia dikenal sebagai yang berkuasa memang lahir dari pengharapan yang kuat bahwa Ia adalah Mesias sang pembebas. Namun jelas sejak semula tak ada satupun manusia sanggup sedikit saja mendekatinya sehingga sungguh mengenali apakah yang menjadi tujuan kedatangannya kedalam dunia saat itu. Mari lihat indikasi tersebut:

Markus 1:25-27Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya:"Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."

Sejak semula, Yesus memang menakjubkan dalam pandangan banyak orang, tetapi pada saat yang sama tak satupun yang dapat mengerti sedikit saja, sehingga sangat mudah untuk menjadi kecewa dan bahkan banyak mengundurkan diri, tak lagi menemukan bahwa pengharapan diri tak lagi berjumpa dengan tujuan Kristus dalam kepenuhan kuasanya, sekalipun.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (7 - Selesai)
[Refleksi]




Momentum terakhir di bumi ini telah benar-benar  menegaskan bahwa Ia telah merombak bait suci Israel tanpa menyisakan sedikitpun relik-relik bernilai suci  pada bait suci itu dalam pandangan mata-Nya [Yohanes 2:19,21 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.".. Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.], tetapi telah sama sekali didirikan kembali oleh Allah Sang Pencipta Langit Bumi pada diri Sang Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati dengan sebuah kegemilangan yang dibawa didalam genggaman-Nya bahwa di dalam nama-Nya saja berita pertobatan dan pengampunan dosa di sampaikan kepada segala bangsa [Lukas 24:47]. Sebuah cara penggenapan pikiran dan kehendak Allah pada Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” menurut Bapa yang mengutus Anak-Nya yang tunggal itu.


Dunia yang dimaksud, bukan  tentang Israel atau sebuah spiritualisme keyahudian atau judaisme. Dia bukanlah konsepsi yang bahkan dapat diperbandingkan dengan religiusitas yang seluhur apapun dalam barometer-barometer batiniah dan bahkan mistisme-mistisme yang apapun juga ada di dunia ini. Ia bukan bertakhta didalam kemuliaan jiwa dan hikmah spititualisme manusia-manusia; Ia bertahkta di dalam  pikiran dan kehendak Allah atas segenap dunia ciptaan-Nya. Sehingga ini: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah- Yohanes 3:18” bukanlah sabda kuno oleh manusia masa lalu bernama Yesus Kristus.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (6)
[Refleksi]



Percaya sekalipun tidak melihat-Nya lagi atau belum pernah melihat-Nya sama sekali,” bukan sama sekali soal inderawi, apalagi soal kekuatan jiwa untuk membangun  semacam keyakinan di dalam diri ini bahwa memang benar apa yang diyakini itu sebagaimana ada tertulis dan telah diyakini beribu tahun lamanya pada seorang tokoh, nabi atau yang dipandang sebagai Tuhan. Atau,  pada  kasus lebih dekat, pada para murid di kala itu, pada seorang Mesias yang telah bangkit dari kematian namun sebentar lagi pasti akan meninggalkan mereka. Ini, percaya sekalipun tidak melihat, bukan sebuah pergeseran kehidupan mengikut Tuhan para murid yang sebelumnya digembalakan oleh Sang Gembala Agung di dunia ini secara langsung dan begitu dekat, lalu tak lama lagi memasuki kehidupan sebagai pengikut Kristus yang digembalakan hari demi hari oleh kekuatan jiwanya sendiri untuk memelihara kenangan masa lalu yang diapresiasi dalam sebuah spiritualitas jiwa manusia. Tidak sama sekali dan tidak pernah berubah menjadi spiritualitas mistisme yang lahir dari jiwa-jiwa manusia yang meraba dan menerawang kebenaran rohani yang tak pernah dijumpai dan dialami secara langsung.

Yesus bahkan memastikan “percaya sekalipun tidak melihat” itu, pada dasarnya bukan sebuah pengimanan yang abstrak apalagi sebuah ketidakpastian dan akan dan sekarang telah berubah menjadi kreasi jiwa yang berimajinasi, sebaliknya ini adalah pengimanan kepada Dia yang telah bangkit dari kematian sesuai dengan Kitab suci yang kala itu digenapi sempurna maka pengimanan saya dan anda kepada Yesus adalah pengimanan kepada Dia yang memiliki seluruh kuasa di bumi dan juga di sorga:

Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Dia yang saya imani adalah dia yang berkuasa di bumi, bukan yang pergi meninggalkan dunia ini setelah sebuah momen gemilang dan kemudian kekuasaannya ikut pergi meninggalkan dunia ini, para murid tidak pernah ditinggal tanpa penyertaan Dia yang pergi meninggalkan dunia tetapi berkuasa di bumi ini.


Sementara Dia, dengan genapnya seluruh  pikiran dan kehendak Allah dalam Kitab Suci oleh karyanya, maka di sorga Ia berkuasa sempurna untuk menggenapkan pada kemuliaannya apa yang telah dijanjikannya kepada orang-orang yang telah ditebusnya dan diangkat menjadi anak-anak [kepunyaan - Yoh 17:6-8] Bapa, inilah janji itu: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”-Yohanes 14:1-3. 


Yesus tak kuatir dengan  apa yang akan dihadapi para murid dan segenap orang percaya dari generasi ke generasi. Sementara Ia tak lagi di bumi ini bukan berarti Ia tak dapat lagi menggembalakan mereka atau menuntun mereka atau merawat mereka sehingga dapat tiba selamat di tujuan. Ada satu yang amat menarik terkait realita sementara orang-orang percaya masih di bumi pada saat ini dan Ia masih di sorga: “Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ”- Yohanes 14:4. 

Mengapa tahu? Karena Ia berkuasa di bumi untuk menggembalakan setiap orang percaya, sementara Ia di sorga.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (5b)
[Refleksi]




Adakah satu saja diantara para murid itu berdasarkan apa yang telah disaksikannya dapat menyibakan kelambu-kelambu hitam pekat yang menyelubungi otaknya, sehingga kala mata memandang semua penampakan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian dan kala telinga mendengar suaranya, untuk segera saat itu juga berbulat hati dan bersorak sukacita percaya dengan segenap sabdanya ini: “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga- Matius 16:21?” Tidak! Seperti pada episode ini: “Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu- Matius 28:17”.

Bukankah mata kita sekalian telah berulang membaca betapa Petrus sangat keras menolak dengan pengajaran itu-sekalipun melihat dan mendengar- sehingga begitu emosional “menjambak” tangan Sang Mesias: “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau- Matius 16:22." Bukankah mata dan telinga kita sekalian kerap membaca kitab suci  dan mendengarkan khotbah atau pembacaan kitab suci mengenai mulut  Sang Mesias yang berkata, percaya kepada-Nya adalah sebuah hal yang begitu mustahil untuk dilakukan, sebagaimana episode penuh ketegangan ini menunjukannya:

▓Lukas 22:66-71 Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."

Ini, peristiwa yang tercatat pada Lukas 22:66-71 tersebut merupakan momen termahal bagi segenap tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk melakukan semacam persidangan yang bernilai tinggi terkait apakah yang sedang terjadi pada segenap janji-janji Mesianik yang begitu mustahil untuk diimani sedang terjadi saat itu juga dihadapan mereka. Momen ini sebaliknya telah untuk selama-lamanya menempatkan mereka semua sebagai yang tak mungkin untuk menyatakan pikiran Allah yang telah berlangsung dan telah genap perwujudannya dalam Yesus Sang Mesias.

Pengutusan para rasul tidak cukup dengan membuka pikiran mereka untuk mengerti pikiran Allah sebagaimana seharusnya (Lukas 24:44-45), sehingga kegagalan mereka sebagaimana pada segenap tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dapat diluputkan oleh Yesus, tetapi  oleh Yesus dicamkan sebagaimana mereka didampingi oleh Yesus maka kelak mereka akan didampingi oleh Roh Kudus.untuk menjamin pemberitaan mereka tetap merupakan pikiran Allah dan para pendengarnya berdasarkan karya Roh Kudus dapat menjadi percaya (Yohanes 16:7-11,13-14).

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (5a)
[Refleksi]




Sekaranglah saatnya bagi para murid untuk menerima apa yang tak pernah terbayangkan akan mereka jalani, menjadi penjala manusia dan menggembalakan domba-domba Kristus, sementara Yesus tak lagi bersama atau beserta dengan mereka sebagaimana sebelumnya. Tak ada sebuah kesediakalaan pada dasarnya, namun yang ada merupakan baru sama sekali. Permulaan baru telah bertunas dari Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian; permulaan baru telah tumbuh dari tubuh Sang Mesias yang menuliskan segala penggenapan yang dituliskan dalam Taurat, Kitab para nabi dan Mazmur (Lukas 24:44) bukan dengan tinta dan di atas kertas, tetapi dengan tubuh dan darahnya, dituliskan-Nya pada setiap diri rasul-rasul-Nya dengan tangannya sendiri (tindakan Sang Mesias) sehingga mereka saja menjadi alas-alas hidup yang di atasnya tertoreh bagaimana kabar baik keselamatan yang datang dari Allah genap sempurna pada Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian. Pada diri mereka saja dapat dibaca atau tersimpan kebenaran pikiran Allah ini. Mereka memberitakannya. Ini bukan keajaiban dalam alam pikir manusia, tetapi kemuliaan yang tak dapat dibayangkan dalam benak manusia sebelumnya, bahwa penggenapan pikiran Allah di dunia ini  datang dari Anak Manusia yang secara utuh/sempurna menggenapi segala sesuatu yang tak dapat dipahami oleh para ahli Taurat, orang-orang Farisi dan para imam Yahudi. Yesus tidak melakukan sebuah konsili atau sebuah persidangan untuk melakukan rekonsiliasi antara dirinya dengan pihak pimpinan agama Yahudi terkait apakah yang telah terjadi dengan Kitab Suci; terkait dengan penantian akbar akan Mesias yang dijanjikan di dalam Kitab Suci dan telah disampaikan oleh para nabi kudus Tuhan, tidak! Tetapi Ia Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian sebagaimana yang telah dituliskan Kitab Suci, telah menunjukan penggenapan pikiran dan kehendak  dengan bukan saja menampilkan dirinya dihadapan mereka, tetapi menyingkapkan apakah yang menjadi pengertian pada diri Bapa terkait penggenapan janji keselamatan yang dibawa oleh Mesias-Nya:


Lukas 24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.


Mengerti  akan apakah?  Refleksi kali ini bersumber dari momentum Sang Mesias yang telah bangkit itu menunjukan pada pikiran  para rasul-Nya, bagaimanakah sesungguhnya pengertian Allah atas penggenapan pikiran Allah terkait Mesias sebagaimana dinyatakan  kitab suci:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (4)
[Refleksi]



Penampakan Anak Manusia-[istilah ini hanya untuk Yesus oleh karena siapa dan apa yang terjadi hanya terjadi padanya dan merupakan kemustahilan untuk terjadi pada manusia umumnya, semua peristiwa yang harus terjadi pada Anak Manusia itu, perhatikanlah pernyataan Yesus sendiri: Markus 14:62; Matius 26:24; Markus 13:26]- yang telah bangkit dari kematian, bukanlah sebuah unjuk diri yang berbau egoisme atau pengunjukan dirinya seolah hendak mengatakan: “benarkan semua yang telah kukatakan pada kalian?!” Lalu, jika tidak, mengenai apakah atau untuk tujuan apakah? Untuk menunjukan bahwa apa yang dikatakan oleh Kitab Suci telah terjadi dan hanya terjadi pada dan dalam dirinya. Perhatikanlah ini:“Lalu Ia berkata kepada mereka:"Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi”-Lukas 24:25-27.

Sekarang ini penting sekali untuk diperhatikan sepenuh jiwa dan kekuatan saya dan anda. Mesias yang datang dari Allah itu, kemudian harus mengalami penangkapan, penghinaan, penyiksaan, kesengsaraan di atas salib hingga kematiannya, Itu semua bukanlah sebuah penyimpangan  pada dirinya sehingga ia gagal memenuhi syarat akan seorang Mesias yang sedang dinantikan. Segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi telah menjadi sebuah rujukan suci bagi Anak Manusia kepada manusia-manusia yang memiliki Kitab Suci, dan berdasarkan itu, menjawab anggapan atau pandangan negatif pada Yesus yang diyakini mereka mengenai Mesias: “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?- Yohanes 12:32-34." Inilah problem mendasar keotentikan Mesias yang dinantikan itu.


Ini pun merupakan problem mendasar bagi para muridnya:” Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi- Lukas 24:19-21.Pandangan dan keyakinan umum masyarakat Yahudi yang menentang kemesiasan dan ke-Tuhan-an Yesus di segala strata dapat dikatakan,salah satunya, bersumber dari keyakinan bahwa: Mesias itu seharusnya  tidak mengalami kematian semacam itu,sebaliknya harus menjadi raja penerus Trah Raja Daud secara langsung. Ini adalah sebuah persilangan yang begitu runcingnya hingga siapapun manusia yang berupaya menyentuh ujungnya dengan maksud memahaminya akan mengalami kekecewaan yang tak terobati oleh dirinya sendiri. Sementara Yesus berkata: “memang demikianlah yang dituliskan oleh para nabi.”

Kali ini, pada refleksi ini, saya hendak memandang atau melihat situasi dalam sebuah cara yang menakjubkan, melalui lebih dari 500 murid Yesus yang secara istimewa dicatat oleh seorang rasul, mantan penganiaya dan pembinasa umat Tuhan, Saulus. Mari, bersama saya, luangkan sejenak waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkannya.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (3)
                                                                      [Refleksi]



Injil Yohanes memberikan catatan penting terkait penampakan Yesus terhadap para murid-Nya sebagai sebuah grup atau tampil bagi semua murid sekaligus: Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati- Yohanes 21:14. Pertemuan pertama dengan sebelas murid  tanpa Tomas (Yohanes 20:19,24), pertemuan kedua ketika Tomas hadir (Yohanes 20:26,27), dan pertemuan ketiga ada pada bagian yang telah saya sajikan pada bagian sebelum ini, yang terjadi di pantai Tiberias dimana Yesus telah menjamu mereka dengan roti dan ikan bakar. Jelas dapat dikatakan secara meyakinkan, kesebelas murid ini secara utuh telah melihat Yesus lebih dari satu kali. Tidak senantiasa mereka bersama dengan Yesus dan melihatnya secara jasmaniah, tetapi jelas semua telah melihat dan mengalami interaksi yang sangat istimewa dan penuh berkat dari-Nya. Penampilan Yesus berikut ini,yang menjadi rujukan inti refleksi kali ini, terjadi dalam rentang waktu setelah 3 kali perjumpaan besar sebelumnya dan juga  merupakan tindakan para murid untuk melakukan apa yang dipesankan oleh Yesus untuk dilakukan.

Perhatikan penampilan Kristus berikut ini:
Matius 28:9-10 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

Matius 28:16-17 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

Mengenai “keraguan”, ini telah menjadi sebuah warna yang begitu kental di antara para murid-Nya, sekalipun telah lebih dari satu kali dijumpai oleh-Nya dalam sebuah cara yang menakjubkan, seperti: tiba-tiba hadir di antara mereka dan menunjukan bagian-bagian tubuhnya yang memperlihatkan bekas-bekas luka yang begitu nyata merekam secara sempurna kehebatan penderitaan yang mendera tubuhnya sebelum kematian. Apa yang begitu berkemilau dalam pertemuan kali ini, Yesus menunjukan hakikat kematian-Nya bukanlah semata kematian seorang manusia yang kemudian bangkit. Sebaliknya, Ia sedang menyatakan bagaimana pengajaran-pengajarannya mengenai kematian dan kebangkitannya telah digenapinya sehingga Ia dapat berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi- Matius 28:18


Bagaimana bisa sebuah kematian dan kebangkitan seorang manusia telah menjadikannya memiliki kuasa di sorga dan di bumi? 


Siapakah atau apakah Yesus ini sesungguhnya dalam kematian dan kebangkitannya?

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (2)
[Refleksi]





Penampakan Yesus kali ini akan memulihkan kehancuran atau kegagalan iman yang mematikan, sebuah kemelesetan atau keluncasan iman yang hanya Allah dapat memperbaikinya sebagai Sang Pemelihara atas kehidupan mereka. Yesus  tampil saat matahari mulai meninggi setelah semalaman mereka menjala ikan, Ia bahkan menjamu mereka dengan sebuah jamuan ikan dan roti bakar yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu, sebuah momen untuk makan siang yang pas, karena para muridnya pasti letih dan lapar setelah semalaman mencari  ikan di pantai Tiberias. Namun kunjungan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian kepada mereka untuk berbincang-bincang dengan mereka, adalah peristiwa yang begitu jauh dari antisipasi hati dan pengharapan para murid. Kehidupan mereka pada dasarnya adalah kehidupan sediakala sebelum Yesus memanggil mereka (inilah substansi kemelesatan dan keluncasan dari sasaran yang sudah ditargetkan Yesus bagi mereka), kini mereka sedang melakukan pekerjaan lama mereka sebagai nelayan. Mereka jelas-jelas telah kehilangan arah yang semula begitu jelas bagi mereka kala sebelumnya bersama dengan Yesus, kemanapun Yesus pergi mereka ikut dan tak perlu pusing berpikir mau apa dan harus kemana pergi. Yesus senantiasa menjadi penentu agenda utama kehidupan mereka. Namun sejak peristiwa kematiannya, kebangkitannya dan kehadiran atau penampakan dirinya yang tidak senantiasa bersama-sama dengannya, telah membuat mereka berpikir dan yakin bahwa inilah saatnya untuk kembali bekerja di dunia ini, mengejar nafkah penghidupan. Era melayani Tuhan sudah selesai, kini saatnya untuk bekerja demi kehidupan dan demi diri sendiri. Pernahkah anda berpikir bahwa melayani Tuhan itu tidak mungkin hingga kesudahan hidupmu, hingga momen kematianmu? Renungkanlah sementara Yesus memberikan sebuah  pengajaran akbar terkait hal ini, kepada Petrus dan kepada semua muridnya!


Beginilah peristiwa itu dicatat untuk menjadi refleksi saya dan anda:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (1)
[Refleksi]


Bacalah lebih dahulu: Kisah Mulia Keempat Di Hari Itu

Seperti telah saya kemukakan sebelumnya, Sang Mesias Yang Telah bangkit dari kematian itu, tak senantiasa ada bersama mereka sebagaimana sebelumnya. Tak seperti saat pertama kali Yesus mendatangi dan memilih setiap dari mereka menjadi muridnya yang disertai dengan perintah: “Mari, ikutlah Aku” (misal: Matius 4:18-21), pada kunjungan-kunjungan pasca kebangkitannya itu tak dilakukannya. Sebaliknya, Ia meninggalkan mereka begitu saja setelah ia menunjukan bukti terultimat kebangkitannya: menunjukan tubuhnya dan memerintahkan mereka untuk merabanya. Tidak juga, setelah itu, Ia mengajak mereka berkeliling untuk memberitakan kebangkitannya, sebuah tindakan yang dilakukan kala pertama kali Ia menampilkan dirinya dihadapan para murid pilihannya: “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu- Matius 4:23.” Ia bahkan tidak melakukan hal yang seharusnya akan melejitkan popularitasnya di dunia ini, kembali [sebagaimana pernah terjadi dalam Matius 4:24-25]. Pada puncaknya, kehidupan percaya bukan berdasarkan melihat atau bukti dan pembuktian benar-benar hal yang sedang dipancangkan oleh Yesus. Tak ada agenda apapun untuk berkeliling di seluruh Galilea dan berseru secara langsung: “aku telah bangkit.” Tugas itu kelak dipundakan kepada para murid-Nya, bahkan yang lebih sukar lagi, perintah-Nya untuk memberitakan kebangkitannya dari kematian sebagaimana maksud Allah kepada orang-orang dari  berbagai bangsa yang jauh dari wilayah pelayanan Yesus dan bahkan tidak pernah berjumpa dengan Yesus, pada dasarnya tidak memiliki dan mengakui Kitab Suci  Yahudi sama sekali, untuk percaya walau tak melihat; percaya walau belum pernah berjumpa sama sekali dan percaya walau belum pernah mendengarkannya sama sekali. Inilah ketetapan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian, ketetapan bagi dunia dan juga ketetapan Yesus bagaimana keselamatan dapat sampai kepada semua bangsa dan berjumpa dengan dirinya Sang Jalan, Sang Kebenaran dan Sang Hidup yaitu dirinya sendiri. Yesus berkata, mengenai kehidupan iman seperti ini, sebagai “orang-orang berbahagia.”


Sebuah perjumpaan monumental pada hari kedelapan, sebab pada perjumpaan itulah Yesus membicarakan orang-orang yang dapat percaya sekalipun tidak melihatnya. Itu adalah saya dan (berangkali) anda.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Keempat Di Hari Itu
[Refleksi]


Bacalah lebih dulu: Kisah Mulia Ketiga Di Hari Itu

Bukan sekedar kedukaan karena ditinggal pergi oleh seseorang yang begitu dikasihi dan begitu berharganya untuk hilang lenyap begitu saja apalagi diremukan dan dibinasakan dalam sebuah cara yang begitu kusam, begitu memburamkan kemilau harapan didalam batin ini, bukan sekedar itu. Tetapi juga betapa keburaman itu kian menjadi sebuah kejahatan dihadapan penguasa  bila berita sukacita itu ditampilkan secara terbuka, sebab sudah kita ketahui bahwa sebuah peristiwa yang dirancang untuk membungkam kebenaran ini dengan kekuatan kekuasaan dan politik dengan efek samping mematikan, yaitu: para murid  telah mengalami kriminalisasi yang akan membuat mereka di sepanjang hidup mereka dan di sepanjang sejarah akan juga dipandang sebagai penipu: “Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu  dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” - Mat 28:11-15.

Di sepanjang hari pertama minggu itu, Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian mengunjungi, menjumpai dan mendapati  para muridnya dalam situasi yang teramat sukar. Kita telah melihat bahwa Yesus memulihkan hal terpenting yang  termustahil untuk terjadi  begitu saja: mengenalinya kembali sementara jiwa mereka dipenjara oleh ketakberdayaan untuk menerima kebangkitannya pada hari pertama minggu itu.


Inilah kisah di malam hari pada hari pertama minggu itu, sebuah kisah yang menyingkapkan bagaimana Sang Terang Manusia menghampiri kekasihnya sementara masih berada di dalam cengkraman kegelapan, tak sanggup mendatangi Dia yang telah bangkit dari kematian itu, sebuah kisah yang semenjak itu menjadi dasar tunggal kehidupan dan praktik iman para pengikut Sang Kristus yang hidup itu:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9