F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Hermeneutics. Show all posts
Showing posts with label Hermeneutics. Show all posts

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (8)



Oleh:Pdt.Budi Asali, M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (8)


Bacalah lebih dulu bagian 7


VIII) Ayat dari sudut Allah dan dari sudut manusia.
Kalau kita tidak bisa membedakan kedua hal itu dalam Kitab Suci, maka kita tidak bisa terhindar dari kontradiksi. Kalau kita bisa membedakan kedua hal tersebut, maka kita bisa mengharmoniskan kedua bagian tersebut.


Contoh:
1)Dalam Kej 6:5,6 Kel 32:10-14 1Sam 15:11,35 Yes 38:1,5 Yer 18:8 Yun 3:10 dikatakan bahwa Allah itu menyesal dan mengubah keputusanNya. Ini merupakan ayat-ayat yang ditinjau dari sudut manusia!

Khususnya perhatikan Kel 32:10-14 dimana Allah menyesal / bertobat setelah dinasehati oleh Musa!

  • Exo 32:10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."



  • Exo 32:11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (7)



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (7)



Bacalah lebih dulu  bagian  6

VII) Bagian yang bersifat Deskriptif dan Didaktik.

1) Bagian Kitab Suci yang bersifat Deskriptif ( = bersifat menggambarkan).

Bagian yang bersifat Deskriptif adalah bagian yang berupa cerita yang terjadi sungguh-sungguh dan bersifat menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu. Ini tidak boleh dipakai sebagai rumus / hukum / norma!

Illustrasi: Dalam hal ini, membaca dan menafsirkan Kitab Suci mempunyai persamaan dengan membaca dan menafsirkan surat kabar. Kalau saudara membaca surat kabar, dan di sana diceritakan tentang adanya orang yang terkena serangan jantung pada waktu nonton TV, maka hal ini tentu bukan norma / hukum. Cerita ini tentu tidak boleh ditafsirkan seakan-akan semua orang yang nonton TV pasti terkena serangan jantung. Juga kalau di surat kabar diceritakan adanya satu keluarga yang piknik ke Tretes dan lalu mengalami kecelakaan, sehingga mati semua. Ini tentu tidak boleh ditafsirkan seakan-akan semua orang yang piknik sekeluarga akan mengalami kecelakaan dan mati semua.

Contoh:
a)Kel 14, yang menceritakan peristiwa dimana Allah membelah Laut Teberau sehingga bangsa Israel bisa menyeberang di tanah kering, adalah suatu bagian yang bersifat Deskriptif (menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu). Ini bukan rumus / norma / hukum, artinya, kita tidak diperintahkan untuk menyeberangi laut dengan cara seperti itu!

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS(6)



Oleh: Pdt.Budi Asali,M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS(6)


Bacalah lebih dulu bagian 5


VI) Bagian yang bersifat eksplisit dan implisit
Kata eksplisit berarti ‘tersurat’, sedangkan kata implisit berarti ‘tersirat’.
Bagian yang bersifat eksplisit adalah bagian yang memberikan pernyataan / ajaran langsung, sedangkan bagian yang bersifat implisit adalah bagian yang memberikan pernyataan / ajaran tidak langsung.

Contoh:
1) Dalam pembicaraan sehari-hari:

Kalau si A berkata kepada si B: ‘Saya lapar’, maka si B dengan yakin bisa tahu bahwa si A sedang lapar, karena itu dikatakannya secara eksplisit. Tetapi si B juga bisa menduga-duga / menyimpulkan apa yang si A maksudkan secara implisit dengan kata-kata itu. Mungkin si A mengatakan dirinya lapar, dengan maksud supaya si B mengajaknya makan. Tetapi penafsiran implisit ini tentu tidak pasti benar, karena si B bisa saja salah dalam menarik kesimpulan seperti itu.


2) Dalam penafsiran Kitab Suci:
Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (5)



Oleh:Pdt.Budi Asali, M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (5)



Bacalah lebih dulu bagian 4
V) Ayat mudah dan ayat sukar.
Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang mudah / jelas, tetapi ada juga ayat-ayat yang sukar. Adanya ayat-ayat yang sukar dalam Kitab Suci diakui oleh Kitab Suci sendiri (2Pet 3:15-16).

2Pet 3:15-16 - “(15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. DALAM SURAT-SURATNYA ITU ADA HAL-HAL YANG SUKAR DIFAHAMI, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."

Ada banyak pengajar sesat yang senang menggunakan ayat-ayat yang sukar (misalnya dari kitab Wahyu), supaya mereka bisa menafsirkannya semau mereka. Harus kita ingat bahwa kalau kita menafsirkan ayat yang sukar, maka kemungkinan untuk salah adalah besar. Sedangkan kalau kita menafsirkan ayat yang mudah, kemungkinan untuk salah adalah kecil. Jadi kita harus menggunakan ayat-ayat yang mudah / jelas dalam Kitab Suci untuk mengecheck penafsiran ayat-ayat sukar dalam Kitab Suci.

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (4)



Oleh: Pdt.Budi Asali

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (4)


Bacalah lebih dulu bagian 3

IV) Telitilah untuk siapa firman itu ditujukan.
Ada orang kristen yang berkata bahwa semua janji Tuhan adalah Ya dan Amin untuk dirinya. Kelihatannya hebat dan beriman, tetapi sebetulnya salah! Mengapa? Karena tidak semua perintah maupun janji Tuhan berlaku untuk setiap orang.

1) Ada bagian-bagian yang memang ditujukan untuk semua orang, misalnya: Kel 20:3-17 (10 Hukum Tuhan), Yoh 3:16, dsb.

2) Ada bagian-bagian yang ditujukan untuk bangsa Israel pada masa itu saja, atau pada jaman Perjanjian Lama saja, misalnya:

a)Perintah untuk menumpas habis suatu bangsa (Ul 7:1-2). Holy War Perang suci) seperti ini tidak mungkin ada lagi dalam jaman sekarang.

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (3)



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (3)

-


Bacalah lebih dahulu  bagian 2



III) Telitilah siapa yang berbicara dalam suatu ayat.
Kalau Tuhan yang berbicara, itu pasti betul. Kalau manusia yang berbicara, bisa betul, bisa salah. Kalau setan yang berbicara, bisa betul, bisa salah.

Contoh:
1) Dalam Ayub 22:4-dst, kata-kata Elifas salah.


  • Ayub 22:4 Apakah karena takutmu akan Allah, maka engkau dihukum-Nya, dan dibawa-Nya ke pengadilan?

  • Ayub 22:5 Bukankah kejahatanmu besar dan kesalahanmu tidak berkesudahan?
  • Ayub 22:6 Karena dengan sewenang-wenang engkau menerima gadai dari saudara-saudaramu dan merampas pakaian orang-orang yang melarat;
  • Ayub 22:7 orang yang kehausan tidak kauberi minum air, dan orang yang kelaparan tidak kauberi makan,

0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (2)



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS (2)


Bacalah lebih dulu  Bagian 1

II) Jangan menafsirkan ayat sehingga menentang ayat lain.


1) Calvin: “Scripture interprets Scripture” (= Kitab Suci menafsirkan Kitab Suci). Jadi kita harus membanding-bandingkan semua bagian-bagian Kitab Suci yang berhubungan dengan ayat yang sedang kita tafsirkan, untuk bisa mendapatkan arti yang benar dari ayat tersebut.

Contoh:
a)Banyak orang yang menggunakan ayat-ayat seperti Mat 7:7 Mark 11:23-24 Yoh 15:7b untuk mengajarkan bahwa asal kita betul-betul berdoa dengan iman, maka Tuhan pasti akan mengabulkan semua permintaan kita, apapun adanya permintaan itu.
Tetapi penafsiran ini dilakukan tanpa menghiraukan ayat-ayat seperti:


  1. Mat 7:11 yang mengatakan bahwa Tuhan hanya memberi yang baik kepada kita. Jelas bahwa yang dimaksud ‘baik’ adalah dari sudut Tuhan, bukan dari sudut kita.
  2. 1Yoh 5:14 yang mengatakan bahwa Tuhan hanya mengabulkan permintaan kita kalau hal itu sesuai dengan kehendakNya / rencanaNya. Bdk. Mat 6:10 Mat 26:39b dimana Yesus mengajar kita supaya menundukkan doa kita kepada kehendak Allah.
  3. 2Kor 12:7-10 yang menunjukkan bahwa orang seperti rasul Pauluspun doanya bisa tidak dikabulkan.


0 PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTICS


I) Jangan melepas ayat dari konteksnya (Out of context).
Supaya kita tidak melepas ayat dari konteksnya, maka kita harus:

1)Memperhatikan seluruh konteks, dan kadang-kadang kita bahkan harus memperhatikan juga konteks sebelum dan sesudah konteks yang kita bahas. Ini penting sekali kita lakukan pada waktu mendengar suatu pelajaran atau membaca buku. Pada saat pengajar / penulis mengajarkan sesuatu dan memberikan satu ayat Kitab Suci sebagai dasar, maka kita perlu melihat konteks dari ayat itu untuk melihat apakah ayat itu ditafsirkan secara out of context atau tidak. Perlu diingat bahwa banyak sekali orang menggunakan / menafsirkan ayat tanpa mempedulikan konteksnya.

Contoh:
a) Mat 28:20b - “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”, sering dikutip oleh pendeta dalam upacara pemberkatan nikah untuk memberikan janji penyertaan Tuhan bagi orang-orang yang menikah. Tetapi kalau kita lihat dari konteksnya (baca mulai Mat 28:18), maka jelaslah bahwa janji penyertaan Tuhan dalam Mat 28:20b itu hanya berlaku bagi orang-orang kristen yang mengabarkan Injil. Ini tidak berarti bahwa Yesus tidak menyertai orang kristen yang tidak memberitakan Injil. Yesus memang menyertai semua orang kristen, tetapi untuk itu harus digunakan ayat yang sesuai seperti Ibr 13:5b atau Yoh 14:16.

0 HERMENEUTICS 1



Oleh: Pdt.Budi Asali,M.Div

HERMENEUTICS 1



PENGANTAR HERMENEUTICS

I) Arti ‘Hermeneutics’.
Kata ‘Hermeneutics’ berasal dari kata bahasa Yunani HERMENEUO, yang berarti ‘menjelaskan’, ‘menafsirkan’, atau ‘menerjemahkan’.

Jadi, Hermeneutics adalah ilmu yang mengajarkan prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan metode-metode penafsiran Alkitab.

II) Mengapa kita memerlukan Hermeneutics?

1) Karena adanya Historical Gap.
Ini timbul karena adanya perbedaan waktu. Penulis Kitab Suci hidup pada jaman dulu, dan kejadian-kejadian yang ditulisnya juga terjadi pada jaman dulu, dan semua ini tentu sangat berbeda dengan jaman sekarang.

Orang tua sering berkata kepada anaknya: ‘Dulu saya ....’. Tetapi dulu memang berbeda dengan sekarang!
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9