F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Henry Thiessen. Show all posts
Showing posts with label Henry Thiessen. Show all posts

0 Sarana Anugerah



Oleh: Henry Clarence Thiessen




Allah menggunakan banyak sarana-sarana yang berbeda untuk membawa orang kepada dirinya sendiri untuk persekutuan dan keselamatan, dan semua ini dapat dinilai, dalam makna yang lebih luas, sarana-sarana anugerah.


I.Firman Allah
Oleh Firman Allah, kita di sini memaksudkan Alkitab, yang terdiri dari kitab-kitab kanonik Perjanjian Lama dan Baru. Kitab-kitab  yang yang telah diinspirasikan secara ilahi ini “memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2Tim 3:16). Firman Tuhan ini  menggambarkan dirinya sendiri kepada kita sebagai sebuah sarana anugerah dalam beragam cara, dan penggambaran itu berlangsung di bawah sejumlah simbol. Alkitab adalah sebuah “palu yang menghancurkan bukit batu” (Yeremia 23:29), seorang hakim “ atas pikiran-pikiran dan maksud-maksud hati” (Ibrani 4:12), sebuah cermin untuk menyingkapkan kondisi sebenaranya manusia (Yakobus 1:25), sebuah bejana air untuk membersihkan yang  bernoda (Yohanes 15:3; Efesus 5:26), benih (Lukas 8:11; 1Pet 1:23), makanan bagi yang lapar (Ayub 23:12), sebuah terang bagi pejalan (Maz 119:105), dan sebuah pedang bagi  prajurit (Efesus 6:17; Ibra 4:12).

0 Dipelihara Allah Sejak Awal Hingga Kesudahannya (Perseverance)





Bacalah lebih dulu : “Pengudusan

Jika dipahami secara tepat, ini adalah doktrin yang paling mendamaikan, tetapi doktrin ini tidak boleh sama sekali disalahgunakan  atau disalahartikan. Kitab suci mengajarkan bahwa semua orang yang  oleh iman telah dipersatukan dengan Kristus, yang telah dibenarkan oleh kasih karunia Allah oleh Roh-Nya, tidak akan pernah secara total jatuh dari  kondisi kasih karunia, tetapi secara pasti diperlihara/ dijaga/diamankan semenjak orang percaya itu berada di dalam kasih karunia hingga kesudahannya. Ini tidak bermakna bahwa setiap orang yang mengaku dengan mulutnya diselamatkan, secara kekal diselamatkan. Tidak juga bermakna, bahkan, setiap orang yang memanifestasikan karunia-karunia tertentu dalam pelayanan Kristen harus berarti atau menunjukan telah diselamatkan secara kekal. Doktrin keamanan kekal ini dapat diaplikasikan hanya kepada mereka yang telah memiliki sebuah pengalaman vital keselamatan. Terkait hal ini, ini mengafirmasikan bahwa mereka tidak akan pernah secara total atau juga  pada finalnya terjungkal dari kondisinya yang berada di dalam kasih karunia. Ini tidak sama dengan  mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah sama sekali tergelincir, tidak akan pernah  sama sekali berbuat dosa, dan sama sekali tak pernah gagal untuk senantiasa memperlihatkan puji bagi dia yang telah memanggil mereka keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangnya yang ajaib. Ini semata bermakna bahwa mereka yang telah dibawa keluar, tidak akan gagal untuk bangkit dari ketergeliinciran mereka pada akhirnya.


I.Bukti Doktrin Ini
Kebenaran ini bukan sebuah perihal spekulasi, tetapi  penyingkapan. Opini manusia memiliki nilai sangat kecil dalam hubungannya terhadap doktrin ini,  selain  deklarasi-deklarasi dan pokok-pokok sangat tajam dari  Firman Tuhan. Beberapa bukti-bukti utama dari doktrin sebagaimana telah ditemukan dalam kitab suci dapat dipaparkan.


A.Maksud Allah

Yesaya berkata, “TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya: "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana” (14:24; bandingkan dengan Ayub 23:13). Kitab suci mengajarkan kita bahwa Allah memiliki maksud untuk menyelamatkan mereka yang telah dibenarkan/dijustifikasi. Paulus mendeklarasikan dalam jawaban terhadap pertanyaan ini, “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?

0 Pengudusan



Oleh: Henry Clarence Thiessen



Pentingnya doktrin ini nampak dari pernyataan semacam ini, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Nas ini tidak sedang  memberikan penekanan penuh kekuatan pada realisasi kekudusan absolut dalam hidup, sebagai pengejaran untuk absolut kudus pada diri. Petrus menulis, “hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu” (1Petrus 1:15). Perbedaan-perbedaan pengajaran yang disampaikan pada saat ini membuat doktrin ini perlu kita  pandang secara cermat pada pengajarannya. Mari kita mempelajari definisi, waktu, dan sarana-sarana pengudusan.


I.Definisi Pengudusan
Kata benda “pengudusan” ditemukan beberapa kali dalam Perjanjian Baru (Roma 6:19,22; 1Kor 1:30; 1 Tes 4:3dst,7; 2 Tes 2:13; 1 Tim 2:15; Ibra 12:14; 1Pet 1:2). Ada beberapa kata lain yang memiliki kaitan ketat dengan kata pengudusan: kekudusan (Roma 1:4; 2Kor 7:1; 1Tes 3:13), kudus (Kisah Para Rasul 7:33; 1Kor 3:17; 2Kor 13:12), orang kudus (1Kor 16:1; Efe 1:1; Fil 4:21), tempat kudus (Ibra 8:2), dan kuduskan atau dikuduskan (Matius 6:9; Yohanes 17:17; Ibrani 13:12). Kata kerja “menguduskan” memiliki sedikitnya 3 makna: menyatakan atau mengakui menjadi dapat disucikan, dikuduskan (Lukas 11:2; 1Petrus 3:15); memisahkan dari hal-hal yang najis dan mendedikasikan kepada Allah, dikhususkan untuk tujuan suci (Matius 23:17; Yohanes 10:36; 17:19; 2Tim 2:21); dan  dibersihkan dari hal-hal kotor (Efesus 5:26; 1Tes 5:23; Ibra 9:13). Kata sifat “kudus” digunakan pada berbagai hal (gunung, 2Petrus 1:18; cium, 1Kor 16:20), Roh (Roma 5:5), Bapa (Yohanes 17:11; 1Pet 1:15), Hukum (Roma 7:12; 2Pet 2:21), malaikat-malaikat (Markus 8:38), orang-orang percaya (Efe 1:1; Ibra 3:1), nabi-nabi Perjanjian Lama (2Pet 3:2), dan lain sebagainya. Kerap kata sifat ini digunakan sebagai sebuah substantif dan diterjemahkan “orang-orang kudus.” Dalam cara ini, kata ini digunakan pada  malaikat-malaikat (Yudas 14), orang-orang percaya (Yudas 3; Wahtu 8:3), atau keduanya (1Tes 3:13). Apakah maknanya menjadi seorang kudus dan menjadi orang yang telah dikuduskan?

0 Persatuan Dengan Kristus dan Pengangkatan Orang Percaya Menjadi Anak-Anak Allah



 

Bacalah lebih dulu “Justifikasi dan Dilahirkan Kembali


Ini adalah poin akhir dalam  tinjauan aplikasi keselamatan dalam permulaannya. Persatuan orang percaya dengan Kristus dan posisinya oleh pengangkatan atau adopsi menjadi anak-anak Allah harus dianalisa.


I.Persatuan Orang Percaya Dengan Kristus
Jiwa yang telah dilahirkan kembali dibawa masuk ke dalam sebuah persatuan vital dengan Kristus. Ini bukan untuk menyangkal, pertama-tama,  sebuah persatuan yang representatif atau federal, dengan Kristus. Dengan persatuan legal, Kristus sebagai adam kedua (1Kor 15:22), mengambil tanggung jawab mereka yang gagal memenuhi kewajiban-kewajibanya, yang gagal dilakukan oleh Adam pertama, dan memenuhi semua kewajiban-kewajiban tersebut untuk kepentingan semua umat manusia. Hasil-hasil persatuan dengan Kristus ini adalah pengimputasian atau diperhitungkannya dosa-dosa kita kepada Yesus dan diperhitungkannya kebenaran Yesus kepada atau ke dalam diri kita, dan semua manfaat-manfaat turunan terlibat dalam pengimputasian tersebut. Akan tetapi, kita sekarang mengarahkan perhatian pada persatuan   yang sangat penting, orang percaya dengan Kristus.

0 Justifikasi dan Dilahirkan Kembali (2)



Oleh: Henry Clarence Thiessen


Bacalah lebih dulu bagian 1

II.Doktrin Dilahirkan Kembali
A.Makna Dilahirkan Kembali
Justifikasi atau pembenaran dilakukan dengan sebuah tujuan agar hidup memerintah, dan karenanya dikatakan sebagai “pembenaran hidup” (Roma 5:18). Dari sisi ilahi, perubahan hati disebut dilahirkan kembali, lahir baru; dari sisi manusia, ini disebut pertobatan beriman, ini adalah dilahirkan kembali aktif, dapat didefinisikan sebagai komunikasi hidup ilahi kepada jiwa (Yohanes 3:5; 10:10,28; 1Yohanes 5:11dst), sebagai impartasi sebuah hakikat baru (2 Petrus 1:4) atau hati baru (Yeremia 24:7; Yehezkiel 11:19-36:26), dan dihasilkannya sebuah ciptaan baru (2Kor 5:17;Efesus 2:10;4:24). Hidup rohani baru ini memberi dampak pada intelektual orang percaya (1 Kor 2:14;Efe 1:18; Kolose 3:10), kehendak orang percaya (Filipi 2:13; 2 Tesalonika 3:15; Ibrani 13:21), dan emosi-emosi orang percaya (Matius 5:4; 1Petrus 1:8).

B.Perlunya Dilahirkan Kembali
Kitab suci berulang kali mendeklarasikan bahwa seorang manusia harus dilahirkan kembali sebelum dia dapat melihat Allah. Klaim-klaim  Firman Tuhan ini didukung oleh pikiran dan hati nurani.

Kekudusan adalah kondisi yang mutlak diperlukan bagi penerimaan masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Kitab suci memerintahkan, “kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Tetapi semua  kemanusiaan secara hakikat rusak, dan ketika menyentuh kesadaran moral, menjadi bersalah atas pelanggaran-pelanggaran aktual. Dalam kondisi alami manusia yang sedemikian, karena itu, umat manusia tidak dapat memiliki persekutuan dengan Alah. Sekarang,  moral ini berubah di dalam diri manusia,  hanya dapat berlangsung oleh sebuah tindakan Roh Kudus. 

0 Justifikasi dan Dilahirkan Kembali (1)



Oleh: Henry Clarence Thiessen               


Bacalah lebih dulu : “Pertobatan  Beriman

Doktrin selanjutnya yang akan ditinjau adalah pembenaran/justifikasi dan dilahirkan kembali.


I.Doktrin Pembenaran/Justifikasi
Pertobatan beriman diikuti oleh pembenaran. Sementara kitab suci memberikan penekanan yang luar biasa pada doktrin pembenaran, namun dalam perjalanan sejarah, doktrin ini secara luar biasa telah dilencengkan dan dalam praktiknya telah diabaikan sama sekali. Pada kejayaan Reformasi Protestan, doktrin ini telah dipulihkan, diletakan kembali pada tempat dimana seharusnya berada. Kita sedikit banyak kecewa ketika kita mencari doktrin-doktrin dilahirkan kembali dan pengudusan pada para Reformer; doktrin ini tidak mendapatkan penekanan yang memadai hingga pada hari-hari  Kebangunan Rohani Wesleyan. Tetapi kita dapat bersuka cita bahwa Reformasi  telah benar-benar mengembalikan kepada gereja doktrin terdasar, pembenaran/justifikasi. Beberapa aspek dari doktrin ini harus ditinjau seksama.


A.Definisi Pembenaran atau Justifikasi
Secara natur, manusia tidak hanya seorang anak kejahatan, tetapi juga seorang pelanggar dan seorang kriminal (Roma 3:23; 5:6-10; Efesus 2:1-3; Kolose 1:21; Titus 3:3). Dalam dilahirkan kembali, manusia menerima sebuah hidup baru dan sebuah natur baru; dalam pembenaran/justifikasi, sebuah  manusia baru  tampil. Pembenaran dapat didefinisikan sebagai tindakan Allah dimana dalam tindakan-Nya itu Dia mendeklarasikan manusia yang percaya kepada Kristus itu benar. Ladd terkait ini berkata, ”Akar gagasan dalam pembenaran adalah deklarasi Tuhan, hakim yang benar, bahwa manusia yang percaya kepada Kristus, walau memang berdosa, dia menjadi benar, dia benar—dipandang sebagai mahluk benar, karena di dalam Kristus, dia telah masuk ke dalam sebuah hubungan benar dengan Allah.”[1].

Pembenaran atau justifikasi adalah sebuah tindakan yang bersifat deklarasi. Pembenaran bukan sebuah tindakan apapun yang ditempakan secara langsung pada diri manusia, tetapi sebuah tindakan Allah yang telah mendeklarasikan manusia tersebut. Tindakan justifikasi dengan demikian tidak serta merta meluruskan kebengkokan-kebengkokan yang masih  bekerja dalam diri manusia itu, tetapi dalam keadaan yang demikianlah manusia yang percaya kepada Kristus dideklarasikan benar. Beberapa hal yang terlibat dalam pembenaran atau justifikasi:

0 Pertobatan Beriman (2)



Oleh:  Henry  Clarence Thiessen




Bacalah lebih dulu bagian 1
II.Elemen Iman
Seperti dalam kasus pertobatan, maka demikian juga dalam kasus iman, doktrin ini tidak mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Kehidupan seorang manusia diperintah oleh apa yang dia percayai dan dalam apa yang diimaninya, dan dalam agamanya pada siapa dia percaya. Evans menyatakan,”Perempuan Kanaan (Matius 15) memiliki ketekunan yang pantang menyerah; perwira (Matius 8), memiliki kerendahan hati; orang buta (Markus 10), memiliki ketulusan hati. Tetapi apa yang telah dilihat Kristus dalam setiap kasus tersebut adalah IMAN.”(1). Ini benar, menyudutkan kita untuk mempertimbangkan tempat bagi iman dalam hidup. Mari kita meninjaunya sebagai sebuah elemen pertobatan beriman.


A. Pentingnya Iman
Kitab suci mendeklarasikan bahwa kita diselamatkan oleh iman (Kisah Para Rasul 16:31; Roma 5:1; 9:30-32; Efesus 2:8). Diperkaya dengan Roh oleh iman (Galatia 3:5,14), dikuduskan oleh iman (Kisah Para Rasul 15:9;26:18), dijaga oleh iman (Roma 11:20; 2 Korintus 1:24; 1 Petrus 1:5; 1Yohanes 5:4), dibangun oleh iman (Yesaya 7:9), dan disembuhkan oleh iman (Kisah Para Rasul 14:9; Yakobus 5:15). Kita berjalan oleh iman (2Korintus 5:7) dan mengatasi kesukaran-kesukaran oleh iman (Markus 9:23; Roma 4:18-21; Ibrani 11:32-40). Allah mendeklarasikan bahwa iman diperlukan  untuk menyenangkannya (Ibrani 11:6) dan menilai tidak percaya sebagai sebuah dosa besar (Yohanes 16:9; Roma 14:23) dan sebagai pembuat batasan terkait manifestasi-manifestasi kuasanya (Markus 6:5f). Iman menjadikan kita sebagai sebuah berkat yang langgeng bagi orang-orang lain (Kisah Para Rasul 27:24f)/ Tentu saja, manfaat-manfaat ini menyingkapkan pentingnya iman.

0 Pertobatan Beriman (1)



Oleh: Henry Clarence Thiessen



Sebelumnya: “Kerja Atau Karya  Roh Kudus


Apakah urutan-urutan peristiwa dalam pengalaman keselamatan? Tentu saja tidak ada urutan bersifat kronologis semacam itu; pertobatan beriman, pembenaran, dilahirkan kembali, persatuan dengan Kristus, dan pengangkatan menjadi anak, semuanya berlangsung secara bersamaan instan. Pengudusan itu sendiri merupakan sebuah pristiwa seketika sekaligus sebuah proses. Namun ada sebuah urutan yang disajikan secara logika, dan kita akan mengikuti urutannya tepat seperti yang  telah diindikasikan. Hal ini dilakukan karena Kitab suci meminta manusia untuk berbalik kepada Tuhan (Amsal 1:23; Yesaya 31:6; 59:20; Yehezkiel 14:6; 18:32;33:9-11;Yoel 2:12f; Matius 18:3; Kisah Para Rasul 3:19; Ibrani 6:1). 


Pertobatan beriman adalah berbalik menuju atau mengarahkan diri kepada Tuhan dan peristiwa ini mewakili respon manusia terhadap panggilan Allah. Ini terdiri dari 2 elemen: pertobatan dan iman. Kitab suci tidak pernah meminta manusia untuk membenarkan atau menjustifikasi dirinya sendiri, untuk melahirkan kembali dirinya sendiri, atau untuk mengangkat dirinya sendiri menjadi anak-anak Allah. Allah sendiri yang melakukan hal-hal ini, tetapi manusia melalui pemampuan Allah dapat mengarahkan dirinya  menuju Tuhan. Gereja Yerusalem telah menegaskan hal ini, “Maka kemudian, Allah telah menganugerahkan kepada orang-orang bukan Yahudi juga pertobatan yang menuntun kepada hidup” (Kisah Para Rasul 11:18; bandingkan dengan 2 Timotius 2:25). Terlihat nyata bahwa pertobatan dan iman menuntun pada pembenaran atau justifikasi; dan pembenaran menuntun pada hidup, dan bukan sebaliknya (Roma 5:17f). Kita, selanjutnya, melihat, pada 2 elemen ini yang  terdapat di dalam pertobatan beriman.

0 Kerja Atau Karya Roh Kudus (2)



Oleh: Henry Clarence Thiessen



Bacalah  lebih dulu  bagian 1
3.Hubungannya Dengan Orang Percaya
Pelayanan Roh Kudus terhadap orang percaya dapat secara ringkas dinyatakan dalam sejumlah kondisi. Sejumlah doktrin ini akan ditinjau secara lebih utuh pada bab-bab selanjutnya. Kita pertama-tama meninjau doktrin-doktrin yang berkaitan dengan keselamatan, kemudian doktrin-doktrin yang berkaitan dengan hidup orang Kristen.

A.Kerja Roh  Pada Keselamatan
1.Dia melahirkan-kembali, hanya melalui pelayanan Roh sehingga seseorang dilahirkan kembali (Yohanes 3:3-8), karena Roh yang memberikan hidup (Yohanes 6:63). Paulus berbicara “pembaruan oleh Roh Kudus” (Timotius 3:5).

2.Dia tinggal berdiam dalam diri orang percaya. Sangat lekat bertaut dengan pelayanan melahirkan kembali, adalah pelayanan Roh ini: tinggal berdiam dalam diri orang percaya. Terkait dengan kedatangan Sang Penghibur, Kristus berkata, “Engkau mengenal Dia karena Dia tinggal diam bersamamu, dan akan ada di dalammu” (Yohanes 14:17). Begitu penting berdiam atau tinggalnya Roh, bahwa jika seseorang tidak memiliki dia, dia bukan milik Kristus (Roma 8:9). Pada skandal yang memecah belah gereja Korintus, Paulus berkata, “Roh Allah tinggal di dalammu” (1Kor 3:16; bandingkan dengan 6:19). Tinggal berdiamnya Roh menjamin kebangkitan orang percaya (Roma 8:11).

0 Kerja Atau Karya Roh Kudus (1)



Oleh: Henry Clarence Thiessen


Tepat sebagaimana kerja atau karya Kristus adalah penting dalam penuntasan keselamatan, demikian juga kerja Roh Kudus. Keilahian dan kepribadian Roh Kudus. Keilahian pada Roh Kudus  dilekatkan padanya berdasarkan fakta atribut-atribut keilahian yang selazimnya pada Allah, melingkupinya, dan bahwa karya-karya yang  ilahi diselenggarakan olehnya, dan  oleh relasinya dengan  Anak Allah dan Bapa. Roh Kudus adalah seorang pribadi. Kata-kata ganti pribadi dikenakan pada Roh Kudus. Dia melakukan tindakan-tindakan personal. Ditautkan dalam sebuah cara personal dengan Anak Allah dan Bapa (Tritunggal). Mempertimbangkan keilahiannya dan ke-pribadi-annya, kita bergerak  menuju apa yang dikerjakannya. Walau tujuan utama kita pada poin ini untuk mengklarifikasi karyanya sehubungan dengan keselamatan dan pengalaman orang Kristen, kita juga harus melihat kerja atau karyanya dalam hubungannya dengan dunia ini, dengan Kitab suci, dan dengan Kristus.


1.Hubungannya Dengan Dunia
A.Dalam Penciptaan dan Pemeliharaan
Sangat menarik bahwa penciptaan dilekatkan kepada semua Tritunggal: Bapa, Anak, Roh Kudus. Bapa dalam Wahyu 4:11, Anak dalam Yohanes 1:3, dan Roh Kudus dalam Kejadian 1:2, mendemonstrasikan keterlibatan aktif Roh Kudus dalam penciptaan. Elihu berkata kepada Ayub, “Roh Allah telah menciptakanku, dan nafas Yang Mahakuasa memberikanku hidup” (Ayub 33:4), dan Ayub menjawab Bildab,”Oleh nafasnya [Roh] langit dicerahkan” (Ayub 26:13). Pemazmur menunjukan karya Roh dalam penciptaan, “Oleh firman Tuhan langit telah diciptakan, dan oleh nafas [Roh] dari mulutnya diciptakan semua penghuni langit”(Mazmur 33:6). Roh tidak hanya terlibat dalam penciptaan tetapi dalam pemeliharaan. Kedua hal ini disebutkan dalam Mazmur 104:30 “Engkau mengerahkan Roh-Mu, mereka tercipta; dan Engkau mengerahkan Roh-Mu memperbarui permukaan tanah.” Yesaya 40:7 menunjukan keterlibatan aktif sang Roh.”rumput mengering, bunga melayu, ketika  nafas [Roh] dari Tuhan dihembuskan ke atasnya.” Dalam mendiskusikan seluruh hal kebesaran aktivitas-aktivitas providensia dan kreatif Allah, Yesaya bertanya, “Siapakah yang telah mengarahkan Roh Tuhan, atau sebagai penasihatnya telah memberitahukan-Nya?” (Yes 40:13).Terlihat nyata bahwa ekspresi-ekspresi semacam Rohnya (nafas), Roh (nafas) dari mulutnya, Roh (nafas) Tuhan, Roh Anak-Nya, dan Roh Yesus, semua merujukan pada Roh Kudus, pribadi ketiga  pada Tritunggal (Ayub 26:13; Mazmur 33:6; Yesaya 40:7; Gal 4:6; Kisah Para Rasul 16:7).
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9