F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Arthur W.Pink. Show all posts
Showing posts with label Arthur W.Pink. Show all posts

0 Keadilan Allah (6- Selesai)

Oleh: Arthur W. Pink


KEADILAN ALLAH (6)



--Bacalah lebih dulu bagian 5
Ketiga, keadilan Allah dimanifestasikan dalam PENEBUSAN

Kita telah melihat bahwa keadilan Allah dalam  pemerintahan-Nya dalam dunia ini dimanifestasikan dalam nurani-nurani  manusia dan dalam alokasi-alokasi  Providence(pelaksanaan rencana Allah). Mari kita melihat bagaimana ini dinyatakan dalam  karya penebusan. Disini adalah dikehendaki  Yang Maha Tinggi untuk  memberikan sebuah tanda  demonstrasi kebenaran-Nya berdasarkan pada ketentuan-ketentuan Hukum yang telah Dia  kerangkakan. Tidak dimanapun juga prinsip-prinsip pemerintahan Ilahi diperlihatkan sedemikian gamblang seperti di sini—namun tidak dimanapun juga, kita dapat tambahkan, sedemikian krusial/pentingnya bagi kita untuk selengkapnya tunduk pada kitab suci jika pikiran-pikiran kita padanya untuk  menghormati Tuhan Allah.



Jika pekerjaan-pekerjaan penciptaan mengandung misteri-misteri yang melampaui kekuatan-kekuatan kita untuk memecahkannya, dan jika alokasi-alokasi  Providence kerap sangat  membingungkan, maka terlebih lagi kemegahan  pekerjaan penebusan—karya agung Allah—pasti dipenuhi dengan  takjub hormat pada  mereka yang  berupaya untuk merenungkan metoda dan makna penebusan. Hanya ketika kita menginterpretasikan dengan terang  tulisan kudus Kitab suci,  anomali atau ketaklaziman menakjubkan  penderitaan  Adil bagi yang tidak adil akan dijauhkan dari kesalahan-kesalahan yang paling menakutkan.

0 Keadilan Allah (5)

Oleh: Arthur W. Pink



KEADILAN ALLAH (5)



Bacalah lebih dulu bagian 4





Kedua,  alokasi-alokasi  PROVIDENCE (pelaksanaan Renaca Allah) cenderung  mengkonfirmasi sebuah perintah  yang harus dipatuhi hati nurani,



dan memanifestasikan  keadilan-Nya yang adalah Tuhan atas semua. Providence  meyakini sesuai dengan fakta-fakta preservasi/pemeliharaan  dan pemerintahan  atas  ciptaan-ciptaan, berdasarkan pada naturnya masing-masing.  Adakah, kemudian, indikasi-indikasi apapun akan sebuah pemerintahan moral atas orang-orang?  Baik pengalaman dan pengamatan memberitahukan kita bahwa kebaikan dan kejahatan telah diadakan  untuk sebuah tujuan khusus, dan poin yang sekarang kita cuatkan adalahapakah hal-hal ini muncul  untuk  diberikan kepada orang-orang dalam setiap derajat berdasarkan pada perilaku mereka,  yang dipertimbangkan sebagai baik atau jahat secara moral?

Memang benar ini bukan pertanyaan yang gampang dijawab untuk memuaskan banyak  orang, secara khusus jika mereka dalam suasana hati yang muram; namun demikian, Kitab suci mencatat begitu banyak contoh  keadilan Allah dalam menghukum dosa dan memberikan imbalan pada  kebenaran-kebenaran, dimana  orang saleh tidak dapat meragukan realita prinsip ini.

0 Keadilan Allah (4)

Oleh :  Arthur W. Pink


KEADILAN ALLAH (4)


credit : Institut des Sciences Cognitives

Bacalah lebih dulu bagian 3


MANIFESTASI          Keadilan  Allah


Mari kita pastikan tidak ada kesalahan mengenai hal ini sejak semula, bahwa itu adalah manifestasi keadilan Allah  dibawah penyelenggaraan atau pengadaan yang Dia telah lembagakan, yang akan kita ulas. Hal ini tidak dapat dikemukakan secara terlampau kuat, bahwa ada sebuah perbedaan  luas antara keadilan Allah ketika itu dipandang secara absolut,dan ketika dipandang secara relatif—sebuah perbedaan senyata dan sebesar seperti yang ada antara independensi esensialnya, dan   pembatasan-pembatasan yang Dia telah lakukan secara sukarela. Keadilan Allah  dipandang  secara absolut, terdiri dari  hak-hak Ilahinya sendiri untuk melakukan apa saja yang Dia maui. Keadilan Allah dipandang secara  relatif, terdiri dari rute atau alur tindakan  dalam hubungan dengan mahluk-mahluk yang Dia telah tempatkan dalam sebuah konstitusi moral, dimana disitu Dia telah  mengikrarkan diri-Nya sendiri kepada sebuah urutan/tatanan  prosedur tertentu.

Perbedaan tajam ini jauh lebih daripada  sekedar sebuah kepresesian yang  filosopis: itu adalah sebuah fakta dasar. Allah yang akbar adalah secara absolut  bebas untuk menciptakan atau tidak menciptakan, tepat sebagaimana Dia telah memandangnya telah memenuhi maksud-Nya. Tidak ada desakan—baik dari dalam atau dari luar—bagi Dia untuk  membawa mahluk-mahluk kedalam eksistensi. Dia telah memutuskan untuk meneruskan menjadi tindakan-tindakan penciptaan, semata-mata demi atau untuk kemuliaan-Nya sendiri.

Aye-aye atau
Daubentonia madagascariensis


Dalam  cara seperti ini, Allah secara keseluruhan bebas untuk menciptakan mahluk-mahluk jenis apapun yang Dia maui—itu adalah semata-mata baginya untuk menentukan apakah mereka harus menjadi entitas-entitas rasional atau tidak. Sehingga demikian juga, adalah pada-Nya untuk memutuskan apakah ya atau tidak kejahatan harus masuk kedalam dunia-Nya dan dosa merusak
pekerjaan-pekerjaan tangan-Nya.

0 KEADILAN ALLAH (3)

Oleh:  Arthur W. Pink


KEADILAN ALLAH (3)

Roma 9:14,20-21
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?



Bacalah lebih dahulu bagian 2

2.Aturan  Keadilan Allah


Adil  pada  mahkluk-mahkluk mengacu pada beberapa hukum, yang mana hukum itu  adalah aturan keadilan, dan yang kepadanya mahluk-mahkluk itu  diselaraskan. Hukum moral Allah, yang  adalah kudus, adil, dan baik—adalah  aturan  kebenaran atau  melakukan yang benar. Tetapi Allah yang  maha Tinggi tidak memiliki  hukum di luar diri-Nya sendiri: Dia adalah sebuah hukum bagi diri-Nya sendiri. Natur-Nya dan kehendak-Nya adalah hukum dan aturan kebenaran bagi Dia. Ini adalah atribut umum bagi tiga pribadi dalam  Allah Tritunggal : selalu demikian, karena mereka (Bapa, Anak, Roh Kudus) mengambil bagian yang sama esensi atau hakikat yang tak terbagikan (tidak terbagi-bagi). Karena itu kita mendapatkan Pribadi pertama mengindikasikan atau menunjuk “ Bapa yang adil” (Yohanes 17:25), Anak disebut “Yesus Kristus yang adil” (1 Yohanes 2:1), dan itu tepat bagi Roh Kudus yang nyata dari fakta bahwa Dia disini untuk  meyakinkan dunia “akan kebenaran” (Yohanes 16:8). Sebagai aspek yang menjadi subyek kita saat ini, adalah sangat penting, kita harus berupaya  untuk memberikan perhatian kita yang terbaik.

0 Keadilan Allah (2)

Oleh :Arthur W. Pink



KEADILAN ALLAH (2)
 
"ilustrasi"
Facing 25 ft waves: USCG photo by Christopher Enoksen T-dailyboater.com
sebelumnya bacalah bagian 1

1.NATUR Keadilan  Tuhan

Sebuah pemerintahan sekular ditempatkan pada sebuah tempat khusus untuk kebaikan subyek-subyeknya, hal ini menjadi  tujuan prinsipil dari penegakan pemerintah sekular. Rakyat tidak dibentuk bagi pemerintah—tetapi pemerintah bagi  rakyat, oleh karena itu  penyelenggaraan keadilan adalah sebuah  hak bersama /umum  dan publik, dimana melaluinya pemerintah dipercaya  sebagai  penguasa tertinggi atas mereka. Pernyataan terbuka atas fakta yang jelas terlihat ini  segera saja memadai untuk  memperlihatkan jarak  tak terbatas yang memisahkan Raja diatas raja-raja dan pemerintahan-Nya—dan penguasa  sekular manapun dan   pemerintahannya. Tuhan tidak eksis atau ada  bagi  kesejahteraan ciptaan-ciptaan-Nya—tetapi independen dan  otonomi: dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan (Wahyu 4:11).

0 Keadilan Allah (1)

Oleh :Arthur W. Pink


KEADILAN ALLAH (1)

"Penggalian Kota Kuno Pompeii, yang terkubur oleh letusan dahsyat gunung Vesuvius-
Credit :historynotes.info
Hampir sama sekali  tidak mengagetkan  bahwa ada jauh lebih sedikit dituliskan tentang Keadilan Allah daripada kesempurnaan-kesempurnaan  Allah lainnya. Kita terbiasa untuk mengarahkan pikiran-pikiran kita pada obyek-obyek dan subyek-subyek yang  mampu menyediakan bagi kita  hal yang  paling menyenangkan, dan menghindari hal-hal yang  membuat kita menjadi susah. Tetapi tiada hamba Tuhan harus menjadi bersalah dalam mempertimbangkan pada kecenderungan seperti ini. Sebaliknya dia harus berupaya dengan segenap kekuatannya untuk mendeklarasikan “semua maksud Allah” dan memotret karakter Ilahi tepat seperti  hal itu disajikan dalam Kitab suci. Dia tidak boleh menutupi  satupun sifat dari karakter Ilahi, tidak peduli betapa menginspirasinya  sifat itu atau  betapa  resistennya hal itu bagi ciptaan yang telah jatuh kedalam dosa.

0 MURKA ALLAH


Oleh : Arthur W. Pink


Ketika Gn. Vesuviues meletus secara teramat dahsyat dan mengakibatkan perubahan fundamental pada 79 Masehi, kota dekat Roma bernama Pompeii telah terkubur sedalam beberapa kaki  oleh abu dan batu. Sisa reruntuhan kota tetap terkubur selama itu sampai   kota terkubur ini ditemukan oleh  sebuah tim pengukur tanah pda 1748. Saat para Arkeolog menggali situs ini,mereka mendapatkan situs ini  memiliki  banyak kantong-kantong udara dimana para korban yang jasadnya telah terurai, telah diawetkan oleh rongga dalam  reruntuhan-reruntuhan vulkanik yang mengeras. Dengan mengisi rongga-rongga ini dengan semen, mereka dapat membuat cetakan-cetakan gips, seperti satu yang ditunjukan disini, yang menyingkapkan detail yang luar biasa akan penderitaan penduduk-penduduk Pompeii dalam saat-saat terakhir dalam hidup mereka.

Credit : Time & Life Pictures/Getty Images - National Geographic

Murka Allah


Teramat menyedihkan menemukan begitu banyak yang mengaku orang-orang Kristen yang terlihat menganggap murka Allah seperti sesuatu yang mana mereka harus membuat sebuah permintaan maaf, atau dia setidaknya  ingin  hal semacam itu tidak ada. Meskipun beberapa diantaranya tidak akan  bergerak terlampau jauh untuk secara terbuka mengakui bahwa mereka menganggap hal ini sebagai sebuah  cacat atau cela pada karakter Ilahi, namun demikian mereka jauh dari mempertimbangkan hal itu dengan senang; mereka tidak suka memikirkan hal itu, dan mereka  jarang mendengarkan hal itu disebutkan tanpa sebuah kebencian tersembunyi yang bangkit didalam hati mereka melawannya. Bahkan dengan mereka yang  lebih    berpikiran  jernih dalam penilaian mereka, tidak sedikit terlihat membayangkan bahwa ada sebuah kekejaman mengenai murka ilahi yang membuatnya sedemikian menakutkan untuk  membentuk sebuah tema yang berguna untuk perenungan. Sementara yang lainnya  berlabuh pada delusi bahwa murka Allah tidak konsisten dengan  kebaikan-Nya, dan karenanya berupaya membuangnya dari pemikiran-pemikiran mereka.

0 Injil Yang Lain & Rasul Setan (3)

Oleh : Arthur W. Pink

Credit: anewhouse.com.au
Bacalah lebih dulu bagian 2

Delusi Iblis

Kembali kita mengutip Amsal 14:12 – “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Telah dikemukakan dengan kebenaran yang besar bahwa jalan  ke Neraka diaspal dengan niat-niat  baik. Akan ada banyak orang dalam Danau Api yang  dimulai hidup dengan niat-niat baik, resolusi-resolusi yang  tulus dan   hal-hal ideal yang diagungkan—mereka yang  adil dalam  urusan-urusan mereka, adil dalam transaksi-transaksi mereka dan  dermawan dalam seluruh jalan-jalan mereka; orang-orang yang membanggakan diri mereka sendiri dengan integritas mereka, tetapi yang berupaya menjustifikasi diri mereka dihadapan Tuhan dengan kebenaran  diri mereka sendiri, orang-orang yang bermoral, penuh belas kasih dan  murah hati,  tetapi yang tidak pernah melihat diri mereka sebagai bersalah, tersesat, orang-orang berdosa yang pantas ke neraka lagi  membutuhkan  seorang Juru selamat, hal semacam ini  disangka lurus.” Jalan semacam ini   yang  menyerahkan dirinya pada pikiran duniawi dan ini  merekomendasikan  jalan yang dikira lurus  kepada banyak orang  yang terdelusi  saat ini. Delusi Iblis  adalah : bahwa kita dapat diselamatkan oleh usaha-usaha kita sendiri, dan dibenarkan dihadapan Tuhan oleh  perbuatan-perbuatan baik kita sendiri;  padahal, Tuhan mengatakan kepada kita dalam Firman-Nya- “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman … bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9)

0 Injil Yang Lain & Rasul Setan (2)

Oleh : Arthur W. Pink

"Ilustrasi"  -credit: http://wmdsfmag.com

Bacalah lebih dulu bagian 1


Jalan-Jalan Kematian


Dalam Amsal 14:12 kita membaca “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” “Jalan” ini yang ujungnya “maut” adalah Delusi (atau keyakinan atas hal yang tidak benar) Iblisinjil Setan- sebuah  jalan keselamatan oleh  pencapaian manusia. Ini adalah sebuah jalan  yang “disangka lurus,” itu  yang  hendak dinyatakan, ini disajikan dalam  sebuah bahasa  nalar yang memikat manusia alami: jalan ini  ditawarkan dalam  sebuah sub judul dan cara yang atraktif,   jalan  ini menyanjung kecerdasan para pendengarnya.  Berdasarkan fakta bahwa jalan ini dalam cara  khusus mengambil baginya terminologi religius, terkadang mengambil dari Alkitab untuk menyokongnya (bilamana ini cocok dengan tujuannya), meminta perhatian manusia pada idealis-idealis yang luhur, dan diproklamasikan oleh mereka yang lulus dari institusi-institusi teologia, tak terhitung  banyaknya orang yang dipikat dan diperdaya olehnya.

0 Injil Yang Lain & Rasul Setan (1)

Oleh : Arthur W. Pink



Setan bukanlah seorang inisiator tetapi seorang imitator. Tuhan memiliki satu-satunya Putera—Tuhan Yesus, demikan juga Setan memilikinya—anak kebinasaan( 2 Tesalonika 2:3). Ada sebuah Tritunggal kudus, dan ada yang  menyerupai Tritunggal  Kejahatan ( Wahyu 20:10). Kita membaca “anak-anak Tuhan,” demikian  juga kita membaca anak-anak si  jahat” (Matius 13:38). Bukankah Tuhan  mengerjakan didalam anak-anak Tuhan baik  kemauan dan pekerjaan   yang menyenangkan Tuhan, kemudian kita diberitahu bahwa Setan adalah “roh yang saat ini  bekerja didalam anak-anak  pembangkang” (Efesus 2:2). Ada sebuah “misteri kesalehan” ( 1 Timotius 3:16), demikian juga ada sebuah “misteri  kelaliman” ( 2 Tesalonika 2:7). Kita telah diberitahukan   bahwa Tuhan  oleh malaikat-malaikatnya “memeteraikan hamba-hambanya pada dahi-dahi mereka (Wahyu 7:3), demikian juga kita  mempelajari bahwa Setan   oleh agen-agennya membuat sebuah tanda pada dahi-dahi para pengikutnya ( Wahyu 13:16).
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9