F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Apakah Keselamatan Pemberian. Show all posts
Showing posts with label Apakah Keselamatan Pemberian. Show all posts

0 Keselamatan Dari Allah Menurut Sang Mesias:

Oleh: Martin Simamora

Bukan Kesempurnaanku Tetapi Kesempurnaan-Nya Yang Menyelamatkanku & Menuntunku Di Jalan Yang Benar

Yesus Sang Mesias ketika disebut sang Juruselamat yang datang dari Allah tidak dapat sama sekali diletakan atau dibingkaikan sebagai sebuah jalan yang berwujud ketentuan-ketentuan atau instruksi-instruksi oral yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh diri manusia itu sendiri sehingga ia dapat memiliki keselamatan dari Allah itu oleh perjuangan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut. Untuk menjadi diselamatkan atau dilepaskan dari dunia yang dinaungi oleh maut, tidak demikian caranya dari satu-satunya Juruselamat itu. Bahkan bukan sebuah kolaborasi atau korporasi/kerjasama antara Yesus dengan orang-orang yang mau diselamatkan.


Mengapa dikatakan demikian? Hal tunggal saja yang menjelaskannya, yaitu karena mengenai perihal itu ternyata merupakan sebuah perbuatan atau karya yang harus dilakukan pada pihak Allah untuk kepentingan manusia-manusia di dunia manusia sebagai pihak yang berkuasa penuh untuk melakukannya. Ia,Sang Mesias, datang untuk melakukan apa yang dikehendaki Dia yang mengutusnya. Jikapun kita hendak meninjau bahwa keselamatan itu adalah sebuah korporasi yang melibatkan dua pihak yang mana Allah sebagai pemilik kehendak atau pemilik ketetapan dan pada pihak lainnya, manusia sebagai yang harus melakukan apa-apa yang menjadi kehendak dan ketetapan Allah, maka relasi semacam ini atau korporasi semacam ini memang ada bahkan terjadi begitu kokoh, namun pada Allah dan Manusia Yesus Kristus. Ini satu hal yang begitu menonjol dan begitu mudah-seharusnya- kedua mata ini untuk mendapatkan hal tersebut.

Sekarang perhatikan ini: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah” – Yohanes 6:29, maka kita akan berjumpa satu kehendak saja, yaitu yang datang dari  Bapa. Bukan itu saja, dalam apa yang Yesus nyatakan sebagai kehendak Bapa, maka hanya akan dijumpai satu pihak saja yang ditetapkan untuk melakukannya atau pelaksana kehendak, yaitu Yesus Kristus: “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia- Yohanes 6:38.” Kita melihat, di sini, ada kehendak Allah terkait kehendak-Nya di bumi yang harus diwujudkan, namun dalam hal ini Allah telah menetapkan tak ada manusia yang dapat melakukan kehendak-Nya sehingga pelaksanaan dan penuntasannya memuaskan  Allah, sempurna. Jika tak ada manusia yang mampu melakukannya dalam pandangan Allah, lalu siapakah yang mampu dan pantas dalam pandangan-Nya? 

0 Keselamatan Berdasarkan Hanya Pada Keberimanan Kepada Yesus:

Oleh: Martin Simamora

Satu-Satunya Pekerjaan  Yang Dikehendaki Bapa Dari Manusia
[Refleksi] 

Mengapa Yesus dinyatakan dalam Injil Yohanes dengan pernyataan seperti ini: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia–Yoh 1:4?” Apakah yang sesungguhnya terjadi pada manusia-manusia yang menjadi tujuan kedatangannya sehingga Sang Kristus dinyatakan sebagai Sang Pemilik Hidup: “dalam Dia ada hidup?” Apakah semua manusia tak memiliki nyawa atau nafas kehidupan, sampai perlu kedatangan Yesus membawa kehidupan? Siapakah dia hingga bisa membawa kehidupan bagaikan pemilik hidup? Dan memang  hidup pada Yesus yang  sedang dinyatakan di sini adalah hidup yang begitu berbeda dengan apa yang dipahami manusia. Dikatakan:”dan hidup itu adalah terang manusia.” Menyatakan bahwa manusia-manusia di dunia ini, sekalipun hidup namun hidup yang diliputi kegelapan. Manusia secara total dalam kegelapan atau hidup dalam kegelapan. Kehidupan demikian bukanlah kehidupan yang memiliki Allah sama sekali.

Dan memang Injil ini menunjukan sebuah kegelapan total  sedang menguasai dunia dalam ia memasuki dunia ini: “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya”–Yohanes 1:5. Terang manusia, jauh lebih menarik lagi dinyatakan bersinar di dalam kegelapan dan tak dapat ditaklukan oleh kegelapan yang meliputi dunia. Sehingga memang Sang Firman yang adalah Allah (Yoh 1:1-2) saat masuk ke dalam dunia ini mengambil rupa manusia: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita- Yohanes 1:14,” maka Ia adalah terang manusia yang bersinar di dalam kegelapan . Ia diam di antara kita dan sebagai terang yang masuk ke dalam kegelapan. Pada hakikatnya dengan diamnya Sang Terang Manusia itu di antara manusia maka sedang menunjukan  fakta atau realitas manusia itu: berada dalam penguasaan kegelapan!

0 Menghakimi Keilahian Kristus Di Dalam Pikiran Para Manusia:

Oleh: Martin Simamora

Bagaimana Bisa Ia  Manusia Sekaligus Penyelamat &  Sumber Keselamatan Tunggal Kekal?

Yesus telah menjadi subyek pembicaraan, perdebatan hingga pertengkaran [misalkan: “Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu”- Yoh 6:52-53] mengenai siapakah dirinya.  Sementara bagi Yesus, apapun yang dibicarakan, apapun yang diperdebatkan dan dipertengkarkan mengenainya, fakta-fakta demikian tak sama sekali menunjukan ketiadaan apa yang disebut sebagai kebenaran absolut,sebagaimana tersingkap di kebisingan kesimpangsiuran dirinya dalam pikiran-pikiran para manusia:

Yohanes 6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Yohanes 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga

Yesus bukan saja menyatakan kemutlakan dirinya seolah-olah ia adalah salah satu di antara kebenaran-kebenaran yang dapat dijumpai di dunia ini. Keabsolutannya bahkan bukan berdasarkan interpretasi ayat-ayat suci oleh manusia, tetapi interpretasi oleh dan pada dirinya sendiri sebagai sumber kehidupan atau teks-teks suci itu sendiri, seolah [semua manusia] dalam pandangan Yesus tak memiliki kehidupan. Tetapi itu belum puncak tertingginya, karena tak cukup jika ia hanyalah manusia diantara manusia-manusia ini saja, ia menyatakan dirinya dari sorga yang tinggal diantara manusia-manusia: “sebab Aku telah turun dari sorga.”

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3c)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3b dan bagian 3Q-1


Kita masih belum beranjak dari paragraf akhir dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03”, untuk melanjutkan teks-teks firman yang digunakan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam mengajarkan: “bahwa berusaha berkenan kepada Bapa adalah sebuah jalan keselamatan, bahkan bagi yang tak beriman kepada Yesus Kristus” atau dengan kata lain, perbuatan-perbuatan baik merupakan bagian untuk membangun dan memiliki relasi dengan Bapa itu sendiri. Manusialah yang menjadi pembangun atau konstruktornya, bukan Bapa sebagaimana kita telah tinjau pada bagian-bagian sebelumnya. Sangat menarik saat pendeta Erastus menyentuh Yohanes 14:23-24, sebab teks ini justru menekankan sebuah relasi yang mustahil untuk dilakukan atau diupayakan oleh manusia, mari kita membacanya:

(23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.(24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Sang Mesias memulai pengajarannya dengan  apakah seorang itu memiliki relasi atau tidak, dengan berkata “jika seseorang mengasihi Aku” dan “barangsiapa tidak mengasihi Aku.


Hanya ada satu yang harus terjadi: mengasihi Kristus atau tidak sama sekali. Jika mengasihi Kristus maka kehidupan ilahi berlangsung pada kehidupan alamimu di dalam  kehidupanmu yang masih berbalutkan tubuh daging: menuruti firman-Nya. Penurutan anda kepada firman  pun masih bertaut kepada Yesus yang sudah tidak lagi di bumi ini, yang sudah begitu lama meninggalkan dunia ini. Bagaimana mungkin, perkataan-Nya pada Yohanes 14:23-24 masih merupakan kebenaran selama-lamanya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora

-

Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3a

Sang Kristus yang kudus dan penuh kasih, bukan sedang berkonsepsi atau sedang berteologia bagaikan seorang guru  kitab suci yang berhasil menemukan sebuah formulasi iman dan apakah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai murid-muridnya sehingga menjadi dasar untuk sah disebut murid-Nya. Kala ia berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku pada Yohanes 14:15,” itu pada hakikatnya merupakan pelukisan-Nya mengenai kehidupan orang-orang kepunyaan Bapa  [Yoh 17:6,9 dan 20] yang berlangsung di dalam kasih-Nya. Sebuah kasih yang menjadikan diri Sang Kristus bukan sekedar primadona jiwa, tetapi penguasa yang bertakhta di atas segala “aku-ku.” Sebuah deskripsi realita, bukan tentang  dua yang saling mencintai, tetapi bagaimana pada hakikatnya hanya  satu pihak yang berkehendak mencintai atau mengasihi, sementara pada hakikatnya pihak yang dicintai tak akan bisa mengasihinya karena tak mungkin untuk mengenalinya. Sebuah kasih agung dari Allah yang menyebabkan sebuah pemuliaan dan sebuah penaklukan diri  pada dia yang dikasihi, membuahkan : “akan menuruti segala perintahku.”


Inilah kasih yang dimaksudkan oleh kitab suci. Mengasihi semacam ini akan menjadi teramat janggal untuk dikatakan sebagai sebuah cinta atau mengasihi? Betapa terlihat Yesus menuntut demikian. Haruskah yang mengasihinya berlaku sebagaimana mau-Nya? Apakah benar kasih kepada Allah yang merupakan kasih karunia Bapa mengandung pemaksaan atau  hal yang legalistik?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3a)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1

Didalam semua injil dan juga pada keseluruhan pengajaran Yesus Kristus yang diteruskan oleh  para rasul [Matius 28:20], akan senantiasa dijumpai perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang merupakan sabda Sang Kristus untuk dilakukan. Untuk ditaati dan dilakukan oleh siapa? Hanya oleh mereka  yang memiliki relasi. Penekanan ini penting, sepenting bagaimana Yesus sendiri senantiasa melandaskan setiap perintah-perintah-Nya pada sebuah fondasi tunggal yang dibangun-Nya sendiri: Dirinya sendiri. Mengapa demikian? Pertama-tama dan satu-satunya: karena Yesus sendiri menyatakan bahwa di luar dirinya tak ada apapun yang dapat diperbuat oleh seorang manusia sekalipun mengaku murid Kristus [Yohanes 15:5,8].


Jadi, kita,segera, akan melihat bahwa setiap orang yang mengikut Yesus sudah sepatutnya mengarahkan telinga dan perbuatannya kepada apa yang dikehendaki Kristus, di dalam setiap perintahnya pasti berdiam kehendak Bapa[Yohanes 12:49-50]. Saat pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Yohanes 14:15,21,23,24  yang diperlakukan sebagai sebuah usaha manusia beriman untuk berkenan pada kekuatannya sendiri dan mengisolasi  berusaha berkenan sebagai tanpa keterhubungan dengan Kristus sehingga menjadi dasar bagi yang tak beriman kepada Kristus dapat masuk ke dalam kekekalan hidup [bukan penghukuman]: “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang.”


Apakah Yesus pada Yohanes 14:15,21,23,24 memang mengajarkan sebagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono imani dan ajarkan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-2)

Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1    

Sudah disingkapkan, bahwa 1Korintus 9:27 merupakan bagian dari pembelaan diri Paulus terhadap para pengeritiknya, mereka yang menolak diri Paulus dan menolak kerasulan  Paulus. Sementara Paulus menyatakan bahwa kerasulannya datang dari Yesus Kristus yang mengutusnya untuk memberitakan Yesus  itu sendiri, bukan sama sekali soal melatih tubuh sedemikian rupa agar berkenan dan sempurna di hadapan Bapa, sehingga setelah memberitakan Injil jangan ditolak Bapa. Bukan itu sama sekali. Sekarang, apakah 2 Korintus 5:9-10, juga berbicara hal yang sama? Bahwa jalan keselamatan itu,dengan demikian, adalah usaha diri anak-anak Allah atau siapapun juga manusia itu untuk dapat berkenan dan menjadi sempurna sebagaimana Bapa, sebab itu adalah jalan keselamatan? Sehingga, dengan demikian, keselamatan bukan bersumber dari kasih karunia yang menyelamatkan dan memelihara keselamatan itu hingga genap terwujud.

Mari, kita memperhatikan 2 Korintus 5:9-10:

(9) Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. (10) Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Apa yang sangat terlarang  pada teks  firman ini adalah mengabaikan apa yang menjadi dasar bagi Paulus untuk  menuliskan: “sebab itu juga kami berusaha.” Kebenaran apakah yang telah dimiliki oleh orang percaya sehingga Paulus berkata “sebab itu juga kami berusaha”, menjadi sangat penting untuk diketahui pertama-tama, dan pada ayat-ayat terdekat atau sebelumnya, sudah menunjukan maksudnya:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3P-1 

Pada epistel-epistel para rasul pun demikian, tak pernah terjadi diajarkan perbuatan baik atau perjuangan-perjuangan memperkenankan diri sebagai sebuah jalan keselamatan, tak pernah dan apalagi  sebuah jalan keselamatan yang lain, tanpa Sang Kristus. Cukup sang  diri ini yang berupaya.

Namun demikian, pendeta Dr. Erastus Sabdono telah menghadirkan rasul Paulus sebagai rasul yang mengajarkan bahwa jalan keselamatan itu adalah perbuatan baik atau mengupayakan diri sendiri layak dihadapan Allah, dan bahkan tanpa Sang Kristus. Nampak pada paragraf  22 “Keselamatan Di Luar Kristen-03”:

Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor 5:9-10; 1Kor 9:27). Berusaha berkenan kepada Bapa sama dengan berusaha sempurna seperti Bapa. Inilah orang-orang yang menghargai perkataan Tuhan Yesus. Inilah orang-orang yang melakukan perintah Tuhan Yesus (Yoh 14:15, 21, 23, 24 dan lain-lain). Perintah Tuhan bukan hanya melakukan hukum-hukum tetapi yang bersedia menghargai perkataan Tuhan Yesus dengan melakukan kehendak Bapa atau berusaha berkenan kepada-Nya (Mat 7:24-29). Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.

Saya akan memulai dengan 1 Korintus 9:27:
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Apakah 1 Korintus 9:27 sedang mengajarkan supaya manusia Kristen berusaha berkenan kepada Allah, berusaha sempurna seperti Bapa? Sebagai dasar keselamatan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-4b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3P-4a

Apakah yang  dilakukan atau dikatakan oleh  Yesus kala berjumpa dengan seorang asing atau kali pertama berjumpa, dan diinginkannya untuk mengikut-Nya? Ada beragam tindakan dan beragam komunikasi yang dilakukan olehnya. Namun, yang pasti, sama sekali berbeda dan tak seperti yang dapat dibayangkan oleh siapapun juga. Orang berpikir Yesus akan mengajarkan sesuatu untuk dilakukan pada dirinya sendiri  dalam penuh kepatuhan tanpa sebuah celah, atau berpikir bahwa Ia tidak akan jauh berbeda dengan apa yang telah diajarkan oleh para guru-guru kitab suci Israel.



Tetapi, pada kenyataannya, Ia sama sekali berbeda, hingga pada sebuah puncak perbedaan yang melahirkan sebuah kebencian yang tak beralasan. Sejak permulaan Ia tampil di hadapan publik, kesan para pendangarnya: Ia memang berbeda:

Markus 1:21-22 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa, hal yang tak akan pernah dijumpai pada ahli-ahli Taurat! Berkuasa yang bagaimanakah? Perhatikan berikut ini:

Markus 1:23-26 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.


Mengajar bukanlah hal yang luar biasa, atau yang membedakan Yesus dengan para ahli Taurat, namun pada kuasa  yang bersemayam di dalam dirinya sebagai seorang pengajar, itulah yang membuat Yesus sungguh-sungguh tidak sama. 

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-4a)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3P-3, 3P-2 dan 3P-1

Memisahkan Yesus Dari Buah-Buah Mulia
Manusia berbuat baik; manusia berbudi luhur dan manusia-manusia berteladan agung, tanpa  penebusan  oleh Allah, apakah  mereka menurut Alkitab dan Allah?

Mazmur 16:2 Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!"

Mazmur 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan     

Mazmur 14:2 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

Bagaimanakah anda menilai TUHAN? Terlalu mengada-adakah Ia? Terlalu hitam putihkah Ia menurut anda? Masakan sedemikian bejatnya? Masakan semuanya  telah menyeleweng; masakan semuanya telah bejat; masakan tidak ada yang berbuat baik? Atau jangan-jangan, si pemazmurlah yang  keliru atau malah sesat di dalam memandang realita ini sehingga sangat picik!

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-3)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3P-1 dan 3P-2

Memisahkan Yesus Dari Kehidupan Kekal
Apakah kehidupan kekal harus dari dan hanya ada pada Yesus Kristus? Jika tidak maka memang dia bukan satu-satunya sebagaimana Ia sendiri mendeklarasikan dirinya, sebaliknya, jika ya, maka dia memang satu-satunya sumber dan pemberi hidup kekal. Mengatakan demikian, maka tak ada satu kemungkinan saja di dunia ini sumber-sumber lain atau mata air-mata air yang dapat menjadi sumber atau pemberi hidup kekal selain Kristus. Bagaimana menjawabnya? Maka  harus melihat bagaimana  kitab suci menyatakannya.

secara legal, Allah sendiri, telah menunjukan bahwa semua manusia tak berdaya pada dirinya untuk mencapai kehidupan kekal. Memang jika berbicara hukum Taurat maka dasar bagi seseorang untuk mendapatkan kebenaran dihadapan Allah adalah melakukannya, sehingga Ia mendapatkan perkenanan dan masuk ke dalam kehidupan kekal  tanpa penghukuman. Perhatikan bagaimana  perjanjian baru menyatakan bahwa semua manusia tak berdaya pada dirinya sendiri untuk itu:

Roma 4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.

Ketakberdayaan manusia untuk pada dirinya sendiri berkenan bagi Allah nampak  begitu tragis dan mematikan pengharapan. Perhatikan ini:

Roma 4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan murka,

Ada apakah dengan manusia ini, sehingga sebuah ketetapan Allah mahakudus yang membukakan peluang untuk masuk kedalam perkenanan-Nya di dalam kekekalan-Nya malah mendatangkan kemurkaan Allah?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-2)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3P-1
Memisahkan Yesus Dari Kebenaran
Dasar berikutnya, mengapa mengajarkan “orang yang tak beriman kepada Kristus masih berpeluang untuk masuk ke dalam dunia yang akan datang, berdasarkan perbuatan-perbuatan baiknyasangat menyesatkan, sebab Yesus secara tegas menekankan bahwa apapun juga  yang dikatakan sebagai kebenaran, namun terlepas dari apa yang disabdakannya, bukan kebenaran sama sekali. Bahkan pada poin seorang pengajar atau murid Kristus mengajarkan demikian, maka ia bukan murid Kristus!

Perhatikan sebuah episode sabdanya yang membelenggu dunia di sepanjang kehidupan dunia:

Yohanes 8:31-32 (31) Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Apa yang penting untuk diperhatikan di sini, teks firman ini bukan “kebenaran untuk orang-orang Yahudi,tetapi ditujukan kepada siapapun yang menjadi murid Kristus.” Apa yang  menjadi keutamaan satu-satunya adalah: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.

Kebenaran tidak ada di luar diri Yesus, dan kebenaran itu bukan pada serangkaian hukum-hukum yang harus dilakukan oleh manusia. Bukan itu saja, Ia menyatakan bahwa sumber untuk mengetahui kebenaran itu adalah tetap dalam firman-Ku. Perkataan-perkataan Yesus ini adalah firman yang menunjukan bahwa kebenaran yang sedang diajarkan oleh Yesus, bukan kebenaran yang berasal dari pemikiran-pemikiran manusia, namun merupakan kebenaran yang datang dari Allah. Apakah yang dikerjakan oleh kebenaran  tersebut, di dalam kehidupan orang yang percaya dan mendengarkannya?Kebenaran itu akan memerdekakannya.

Sejak  Ia memperkenalkan siapakah dirinya, Yesus memang menekankan dalam sebuah kepastian dan penjaminan, bahwa perbuatan dan perkataannya bukanlah dari kehendaknya sendiri, tetapi Allah, Bapa:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

Yohanes 20:7  sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung

Bacalah lebih dulu bagian 3”O”

Menyangkali realita kemanusiaan semua manusia yang pada hakikatnya berada di dalam belenggu maut, dengan kata lain, berada didalam murka Allah, maka, pengajaran-pengajaran keselamatan ada di luar Kristus, atau, Kristus bukanlah jalan, kebenaran dan hidup yang tunggal [Yohanes 14:6], memang dapat dilahirkan oleh manusia. Yesus menyatakan bahwa 3 realita ada sekaligus didalam dirinya. Ia bukan sekedar jalan namun juga kebenaran, bukan juga, hanya hidup kekal namun sebuah kebenaran, dan bukan sekedar kebenaran tanpa memberikan jalan dan hidup kekal.

Bagaimanakah dengan pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono pada paragraf 21 “Keselamatan Di Luar Kristen-03.”
Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang. Ironisnya tidak sedikit orang Kristen yang mestinya mengerti bagaimana mempraktekkan kasih tetapi ternyata tidak memperlakukan sesamanya dengan baik. Orang percaya bukan saja dipanggil untuk berbuat baik tetapi melakukan kehendak Bapa atau menjadi “berkenan kepada Bapa”.

Apakah “Walaupun tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar, akan diperkenan masuk ke dunia yang akan datang, merupakan kebenaran dan kehendak Bapa?” Istilah “masuk ke dunia yang akan datang” adalah konsepsi pendeta Erastus untuk menunjukan orang-orang tak beriman sangat mungkin untuk mengalami kehidupan kekal dan tidak turut dihukum. Sekalipun terlepas dari Kristus. Tetapi apakah itu sebuah jalan?; apakah  ini sebuah kebenaran? Apakah  benar memberikan sebuah hidup kekal yang dikehendaki Bapa?

Apakah Yesus sendiri pernah bersabda: di luar diri-Nya; di luar kebenaran-Nya, di luar hidup-Nya, manusia dapat memiliki sabdanya sendiri; kebenarannya sendiri, hidup kekalnya sendiri. Bahwa,dengan demikian, pada dasarnya manusia memiliki hidupnya sendiri; pada dasarnya manusia memiliki kebenarannya sendiri; dan pada dasarnya manusia memiliki jalannya sendiri, caranya sendiri, wahyunya sendiri, keilahian kebenarannya sendiri?!

1 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3”O”)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3N

Perkenanan  seorang manusia dihadapan Allah, bermakna, bahwa ia mendapatkan penerimaan atau mendapatkan pengampunan atau mendapatkan pendamaian dari Allah, tak pernah bermakna pemenuhan oleh manusia itu terhadap  tututan-tuntutan hukum atau sabda Allah secara telak, utuh tanpa sebuah penyimpangan selain kesempurnaan saja, sehingga diterima, bukan ditolak Allah. Ini, bahkan, sejak perjanjian lama. Hal demikian juga ditunjukan Yesus kala Ia  mengajarkan bagaimana seseorang pada akhirnya hidup dalam kekekalan Allah pada Matius 25:31-46, tidak sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus, pada paragraf  20 dalam tautan  utama di sini  atau cadanganKeselamatan Di Luar Kristen 03”:

Bagi orang yang tidak mengenal Injil atau tidak mendengar Injil dengan benar, perbuatan baik adalah ciri atau tanda seseorang memberi diri untuk diperkenan masuk dunia yang akan datang (Mat 25:31-46). Ini berarti mereka mendengar hati nurani mereka dan melakukan apa yang tertulis dalam hati nurani mereka, yaitu Torat Tuhan (Rom 2:12-15).

pun sama sekali tidak  merupakan perintah Yesus Kristus bahwa itulah hal-hal yang harus dilakukan oleh siapapun juga jika ingin mendapatkan perkenanan dari Allah.Sebaliknya, merupakan:a.penggambaran Yesus akan apakah yang terjadi dengan manusia-manusia yang memiliki relasi atau beriman dengan dirinya, yaitu para domba dan manusia-manusia yang tak memiliki atau tak beriman dengan dirinya, dan b.bagaimanakah kehidupan yang berlangsung sebagai hasil kehidupan beriman atau berelasi dengan Yesus Kristus: memiliki kasih-Nya. Jika pendeta Dr. Erastus Sabdono  mengajarkan “perbuatan baik adalah ciri atau tanda seseorang memberi diri untuk diperkenan masuk dunia yang akan datang,”maka, jelas ia mengabaikan apakah yang terutama dan satu-satunya: sumber berlangsungnya relasi beriman antara manusia dengan Allah, yang merupakan sumber kehidupan yang berkenan kepada-Nya. Tak ada manusia yang berdaya pada dirinya sendiri dapat mencapai berbagai nilai atau standard atau kesesuaian-kesuaian yang ilahi [karena datang dari kehendak Allah], sehingga dapat berkenan dihadapan Allah dalam derajat  yang bagaimanapun.

Tahukah anda bahwa, pada dasarnya, sejak perjanjian lama hingga perjanjian baru, manusia tak dapat membenarkan atau melayakan dirinya pada dirinya sendiri?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3N)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3M

Perbuatan-perbuatan baik atau luhur atau penjunjungan relasi dan  persaudaran yang bermoral mulia sesama manusia, memang sebuah hal yang masih tetap dimiliki oleh manusia-manusia. Hati nurani yang masih bekerja didalam keberdosaan manusia, itulah menjadi pandu moralitas, sehingga di dalam dunia yang kian lama semakin pekat dengan kejahatan, hati nurani berjuang keras menahan laju  gerak berbagai hasrat jahat di dalam diri setiap manusia sehingga setiap manusia dan setiap masyarakat masih memiliki penghargaan, pengharapan dan kemauan untuk mempraktikan nilai-nilai luhur di dalam kehidupan mereka. Perhatikan hal berikut ini:

Roma 2:14-15 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela

Sehingga di dunia ini, pada orang-orang lain yang bahkan tak beriman kepada Yesus Kristus, tak pernah mendengarkan atau mengimani keutamaan-keutamaan iman dan kebenaran Kristen,tak perlu menjadi heran dan menjadi ditakjubkan, terdapat orang-orang yang  sangat berbudi pekerti luhur dan memiliki standard-standard dan praktik-praktik moral yang begitu hidup dan begitu menyejukan bagi manusia-manusia yang membutuhkan kasih sayang dan kemanusiaan yang menaungi, melindungi dan bahkan membentengi dari diskriminasi dan intimidasi yang mengancam eksistensi dan jiwa mereka. Hal ini terjadi oleh sebab: hukum Taurat – isinya- ada tertulis di dalam hati  dan  suara hati mereka. Realita semacam ini sangat mungkin  terjadi dan sudah menjadi kenyataan bahwa orang-orang yang mengaku Kristen, mengaku murid Kristus, mengaku telah diselamatkan dan mengaku pasti masuk sorga  bahkan berperilaku bukan saja lebih buruk namun brengsek. [Poin inilah yang menjadi sudut tajam bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk mengajarkan bahwa dengan demikian bahkan orang-orang  Kristen yang demikian-brengsek atau bahkan menjadi teladan bagi lingkungan sendiri gagal- tak kan pernah masuk sorga, apalagi sekedar dunia baru]

Namun demikian, disaat yang sama, harus diperhatikan bahwa hukum Taurat –isinya- yang tertulis didalam hati dan suara hati  pada orang-orang  dari bangsa lain yang tak beriman kepada Yesus Kristus, tidaklah memerintah dan berkuasa penuh didalam diri mereka, sebagai manusia-manusia yang murni atau steril dari hasrat-hasrat dosa. Itulah sebabnya digambarkan bahwa isi hukum Taurat yang bekerja didalam diri mereka bekerja didalam sebuah pertarungan pada internal dirinya sendiri:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3M)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3L

Menjadi orang percaya atau beriman kepada Yesus Kristus bukanlah sebuah peran atau posisi yang dapat diupayakan untuk dimiliki dan dilakoni oleh diri manusia. Apalagi dalam sebuah peran penuh dusta, sebab, tak ada  orang-orang percaya pilihan Allah dapat menjalani kehidupan di dunia tanpa sebuah relasi dengan Kristus. Saya sebelumya sudah menyajikan bahwa orang percaya sejati adalah dia yang hidup di dalam penggembalaan Yesus Kristus selama di dunia ini [ “tinjauan bagian 3K”]; ia adalah domba-Nya dan Kristus adalah Gembalanya yang begitu mengasihi, menuntunnya dan menjagainya sebab domba-domba-Nya mendengar dan mengikut kala Gembala memanggil atau memerintahnya. Sehingga, kehidupannya sebagai seorang pilihan, tidak pernah sebuah kesendirian dan keterisolasian dari  pimpinan Allah yang penuh maksud padanya. Siapakah yang dimaksud sebagai orang pilihan memang harus dipahami sebagaimana Yesus telah menyatakannya, sehingga pemahaman yang benar dibangun berdasarkan sabda atau pengajaran atau pandangan Kristus bukan berdasarkan “realita” untuk menjelaskan atau mengajarkan kebenaran mengenai siapakah murid-murid atau orang-orang beriman yang sejati itu; mengapa pada realitanya dapat dijumpai orang-orang Kristen yang munafik karena kejahatan-kejahatan yang dilahirkanya. Bagaimana bisa hal itu terjadi sementara Yesus berkata bahwa orang beriman karena  Bapa telah menyerahkan kepadanya sehingga datang dan diterima-Nya. Bicara realita, faktanya Yesus pun berjumpa dengan pengikut-pengikut bahkan disebut murid-murid yang bahkan menolak sama sekali perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan-Nya. Siapapun harus memperhatikan bagaimana Yesus menjelaskan fakta keristenan yang memiliki perwajahan hitam itu, apa sebabnya. Sehingga kekeliruan fatal sebagaimana pada paragraf16 “Keselamatan Di Luar Kristen -03” tidak perlu terjadi:

Dalam injil kita menemukan kenyataan orang-orang yang mestinya terhisap sebagai “umat Tuhan” ternyata mereka ditolak oleh Allah. Dalam Matius 24:44-51 dikemukakan suatu perumpamaan yang jelas sekali menunjukkan bahwa ada orang-orang yang disebut hamba-hamba Tuhan tetapi dibuang sebab tidak melakukan tugasnya dengan baik. Mereka yang tertolak tersebut adalah hamba-hamba seorang tuan yang adalah gambaran dari Tuhan. Mereka disamakan dengan orang-orang munafik. Kata munafik dalam teks bahasa Yunani artinya hipokrites yang artinya orang yang memainkan peranan. Orang-orang yang munafik artinya orang-orang yang bersandiwara, berperan sebagai umat pilihan padahal kualitas batiniahnya tidaklah demikian.

Disebut hamba-hamba Tuhan tetapi dibuang,” benarkah yang dibuang itu adalah hamba-hamba Tuhan yang memang para pengikut Yesus karena Bapa menyerahkannya? Mungkinkah ada pengikut-pengikut, bahkan disebut murid-murid Yesus atau hamba-hamba Tuhan, namun bukan datang dari Bapa?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3L)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

kredit ilustrasi: mitre10.co.nz
Bacalah lebih dulu bagian 3K


Ketika Paulus menuliskan   fasal 5 ayat 19:19-21 pada epistel Galatianya, apakah yang sedang hendak ditunjukannya? Pada dasarnya sebuah pengontrasan yang begitu tajam dan gemilang  pada realita orang-orang percaya sejati yang semata-mata hidup berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan oleh Allah terhadap orang-orang yang tak ditebus Kristus sehingga tak dapat memberi dan memiliki kehidupannya yang dipimpin oleh Roh. Teks firman tersebut bukan sama sekali dapat dijadikan dasar penghakiman berdasarkan perbuatan baik dihadapan Allah ,dan mengajarkan  agar orang-orang beriman harus menjaga kepastian keselamatannya melalui perjuangan gigih untuk menjadi sempurna didalam segala perilakunya. Mari kita melihat pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono  pada paragraf 15 “Keselamatan Di Luar Kristen -03”:

Paulus juga mengatakan bahwa mereka yang menghasilkan buah-buah daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:19-21). Jadi, walaupun seorang Kristen bahkan pendeta bila masih menghasilkan buah-buah daging dan tidak bertobat, maka berarti tidak selamat. Jangankan dikembalikan pada rancangan Allah semula, masuk dunia yang akan datang saja tidak. Masuk dunia yang akan datang artinya menjadi anggota masyarakat dalam Kerajaan Sorga.

Siapakah  sesungguhnya orang-orang yang menghasilkan buah-buah daging tersebut? Mari kita membuka Alkitab kita dan membaca Galatia 5:19-21:
(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,(20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,(21)kedengkian, kemabukan,pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Bagian ini  adalah sebuah peringatan yang ditujukan kepada orang-orang tebusan Allah, agar jangan  hidup sebagai manusia-manusia yang dikuasai kehidupan daging selayaknya orang-orang bukan tebusan Allah, yang tak memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Bagian ini, bukan sama sekali mengajarkan bahwa siapapun yang dapat melakukan atau memenuhi larangan ini dapat mendapatkan bagian dalam  Kerajaan Allah. Bagian ini tidak mengatakan, dengan demikian, Yesus Kristus bukan sebuah kemutlakan  atau satu-satunya keselamatan, sebab faktanya rasul Paulus,dalam hal ini, tidak sedang bermaksud untuk  mengajarkan perihal perbuatan-perbuatan mulia yang dapat membawa orang ke dalam Kerajaan Allah, apalagi dalam definisi yang lebih luas hingga dapat terlepas dari Kristus beserta karyanya. Tidak sama sekali demikian.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9