F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 KEBENARAN TUHAN ( 3 Selesai) :"Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah"


Lukas 16:15
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."

Kebenaran Tuhan didalam Perjanjian  Baru

Jika kebenaran dan keadilan adalah jantung Perjanjian Lama, maka  kebenaran dan keadilan adalah jantung perselisihan antara Yesus dan orang-orang  farisi dan ahli-ahli  taurat,  yang dapat kita temukan diantaranya : Matius 23, Lukas 16:15, dan Filipi 3:1-11.

Pada awal sekali perlayanan Yesus di muka bumi, Yesus memulai dengan mempertajam perbedaan interpretasi-Nya terhadap pengajaran Perjanjian Lama mengenai kebenaran dengan  apa yang  diajarkan oleh para ahli taurat dan orang farisi. Pada kenyataan-Nya, Yesus tidak menawarkan sebuah interpretasi yang “baru” tentang kebenaran atau  tentang Hukum itu; sebaliknya Yesus berupaya menegakan kembali pemahaman yang tepat mengenai kebenaran  sebagaimana yang diajarkan oleh  kitab Hukum dan kitab Nabi-Nabi, Yesus berulang kali menggunakan  formula  seperti ini , “Kamu telah  mendengar ada  dikatakan…” (“Ini adalah apa yang diajarkan oleh  orang  farisi dan ahli taurat…”), “ Tetapi aku mengatakan kepadamu…” ( Tetapi Perjanjian Lama memaksudkan  agar dimengerti seperti ini…”).

Orang-orang farisi dan ahli taurat berpikir diri mereka sebagai acuan dan standard kebenaran. Mereka merasa bahwa mereka, semua mereka, adalah orang benar. Yesus mengejutkan mereka semua ketika Dia berkata,



Bacalah terlebih dahulua bagian-bagian sebelumnya :


Juga bacalah  bagian-bagian utama lainnya dengan membacanya pada : Attributes of God


Matius 5:20

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Pernyataan diatas jelas bahwa jika orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat tidak dapat menghasilkan  kebenaran yang memadai dengan upaya mereka sendiri,maka tidak seorangpun yang bisa.   Standar kebenaran Hukum  bahkan dilaksanakan dalam ketentuan yang  lebih tinggi daripada apa yang diajarkan ahli taurat dan orang farisi. Tidak seorangpun yang cukup  benar untuk masuk ke surga.  Betapa mengejutkan bagi   mereka yang  menganggap dirinya benar, yang berpikir mereka telah  memiliki kursi-kursi  terdepan dalam kerajaan.

Jika Yesus mengejutkan pendengar-Nya ketika Dia berkata  mereka yang nampaknya sebagai orang benar tidak akan membuatnya masuk kedalam  kerajaan dengan jenis kebenaran mereka, Yesus  juga mengejutkan mereka  mengenai siapa yang di”berkati” dengan  masuk kedalam kerajaan adalah :  mereka yang dipikir tidak layak masuk kedalam surga oleh para ahli taurat dan orang farisi. Mereka yang diberkati bukanlah orang farisi dan ahli taurat, tetapi  mereka  yang “miskin didalam roh,” mereka yang “berduka,” mereka yang “ lemah lembut,” mereka yang “lapar dan haus akan kebenaran,”  mereka yang “murah hati,” mereka yang  “ tulus hati,” mereka yang “ membawa damai,” dan mereka yang “dianiaya” karena hubungan mereka dengan Yesus (Matius 5:3-12)

Yesus mengajarkan kebenaran sejati  bukan seperti apa yang dipandang manusia sebagai kebenaran berdasarkan pada  tampilan-tampilan lahiriah, tetapi kebenaran yang dinilai oleh Tuhan berdasarkan  penilaian-Nya atas hati kita :

Lukas 16:15
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."

Ahli-ahli  taurat dan orang-orang  Farisi, yang  berpikir  bahwa diri mereka teramat  benar karena perhatian mereka yang begitu seksama terhadap hal-hal lahiriah,  yang membuktikan  mereka adil, bertolak belakang   dengan penilaian  Tuhan kita :

Matius 23:28-35
(28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.(32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?(34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.

Dalam khotbah di bukit, Yesus memperingatkan  eksternalisme dan seremonialisme.

Matius 6:1
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.


Menurut Yesus, kebenaran yang sejati sangat luas  perbedaannya dengan kebenaran yang dikemukakan oleh ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi. Kebenaran palsu diukur  oleh manusia berdasarkan pada eksternalisme. Kebenaran sejati dinilai oleh Tuhan,  mengacu pada firman-Nya. Oleh karena ini, orang-orang harus mewaspadai upaya  untuk menilai kebenaran orang lain  (lihat  Matius 7:1). Mereka yang memiliki perilaku yang nampaknya  menunjukan bahwa mereka benar adalah mereka yang  Tuhan tolak  pernah mengenal mereka sebagai anak-anak-Nya ( Matius 7:15-23). Mereka yang nampaknya benar adalah tidak benar, dan mereka yang nampaknya tidak benar dalam pandangan Judaisme pada hari itu ternyata benar.
Tidaklah mengherankan bahwa Yesus tidak dianggap sebagai yang benar oleh banyak orang Yahudi tetapi dipandang seorang pendosa :

Yohanes 9:16,24-25:
(16) Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka (24) Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa." (25) Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."

Yohanes 10:19-21
(19) Maka timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata: (20) "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?" (21) Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?"

Perjanjian Lama tidak meninggalkan keraguan didalam benak kita apakah    Yesus Kristus benar.  Nabi Yesaya berbicara mengenai kedatangan Mesias sebagai “Dia yang benar” yang akan “membenarkan banyak orang” (Yesaya 53:11). Yeremia berbicara  tentang Dia sebagai “Tunas kebenaran” (Yeremia 23:5). Ketika  Yesus dibaptis, hal ini “menggenapkan  seluruh kebenaran” (Matius 3:15). Baik isteri Pilatus (Matius 27:19) dan tentara yang berada di dekat salib ( Lukas 23:47) mengakui kebenaran-Nya pada saat yang bersamaan ketika orang-orang mengutukinya.

Para rasul juga memberikan kesaksian terhadap kebenaran Kristus :

1 Yohanes 2:1
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.

1 Yohanes 2:29
Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya

Kebenaran Tuhan  utamanya penting dalam kaitan dengan keselamatan . Pada Roma 3, Paulus menunjukan bahwa Tuhan tidak hanya membenarkan orang-orang berdosa (Dia menyatakan bahwa mereka benar),  tetapi Dia juga memperlihatkan  bahwa Dia adil (benar) dalam proses :

Roma 3:21-28
(21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,(22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.(26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Semua  manusia telah gagal untuk menjalani kehidupan berdasarkan standard kebenaran yang dilandaskan oleh Hukum ( Roma 3:9-20). Tuhan adil dalam menghukum semua manusia kedalam kematian, terhadap semua manusia tanpa pengecualian telah berdosa dan  telah kehilang kemuliaan Tuhan ( Roma 3:23). Semua orang layak mati karena “ upah dosa adalah kematian” (Roma 6:23). Tuhan adil dalam  menghukum orang  tidak benar.

Namun, Tuhan juga adil dalam menyelamatkan orang-orang berdosa. Sebagaimana Paulus menulisnya, dia “ adil dan pembenar orang  memiliki iman dalam Yesus” (Roma 3:26). Bagaimana ini bisa terjadi? Tuhan adil karena  murka-Nya yang benar itu telah ditumpahkan. Keadilan telah dilaksanakan di  salib Kalvari. Tuhan tidak mengurangi   tuntutan-tuntutan terhadap manusia; Dia tidak  mengubah standard kebenaran. Tuhan telah mencurahkan semua  murka-nya yang benar itu dalam skala yang penuh terhadap  Anak-Nya di salib Kalvari. Di dalam diri-Nya, keadilan telah ditimpakan.  Semua orang yang percaya kepada Dia melalui iman dibenarkan.  Dosa-dosa mereka diampuni karena Yesus telah membayar lunas harganya; Dia  telah menderita atas semua murka Tuhan dalam skala penuh menggantikan tempat manusia. Dan bagi mereka yang menolak kebaikan dan kemurahan Tuhan di Kal vari, mereka harus membayar penghukuman atas dosa-dosa mereka karena mereka tidak akan menerima pelunasan  yang Yesus buat menggantikan tempat mereka.

Salib Kalvari telah menyelesaikan sebuah keselamatan yang adil, bagi semua yang akan menerimanya. Tetapi kita juga tahu bahwa hanya mereka yang Tuhan telah pilih—yang “dipilih”—akan bertobat dan percaya kepada kematian Kristus yang mengambil posisi mereka. Ini memunculkan pertanyaan lain terkait keadilan Tuhan. Setelah  mengajarkan secara jelas mengenai doktrin pemilihan Tuhan, Paulus bertanya bagaimana pemilihan selaras dengan keadilan Tuhan, dan kemudian dia memberikan kepada kita jawabannya :
Roma 9:6-24
6-12:
(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.”(8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. (9) Sebab firman ini mengandung janji: "Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki." (10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—(12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.(17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.

(19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: "Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?" (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan—(23) justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, (24) yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,

Pertanyaan ini membenarkan bahwa pemilihan Tuhan telah diajarkan oleh Paulus sebagai sebuah fakta biblikal. Jika tidak demikian—sebagaimana memang  jelas diajarkan—pertanyaan tersebut tidak akan dikemukakan oleh Paulus. Dan jika tidak  ada hal yang disebut sebagai pemilihan, Paulus pada dasarnya dapat  saja mengenyahkan pertanyaan tersebut sebagai yang tidak logis dan tidak berdasar. Tetapi Paulus  telah menerima pemilihan oleh Tuhan  sebagai kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan  lagi dan kemungkinan beberapa orang mungkin keberatan pada  apa yang menjadi dasar pemilihan  itu yang akan membuat Tuhan tidak adil. Paul pertama-tama menghardik orang yang berani menghakimi Tuhan dan  memberikan penilaian pada kebenaran-Nya. Bagaimana bisa seoang manusia begitu arogannya? Mestikah Tuhan berdiri dihadapan penghakiman pengadilan manusia?  Tentu saja tidak!

Sebagaimana  yang terlihat didalam bab 3, Tuhan benar  dalam hal Dia telah menghukum semua manusia, dan didalam Kristus, mereka yang telah dibenarkan telah dihukum dan kemudian dibangkitkan kepada hidup yang baru. Tuhan juga benar karena menghukum semua orang yang menolak untuk menerima penawaran-Nya  yaitu keselamatan dalam Kristus. Tuhan akan tidak adil hanya jika Dia mengesampingkan ketidakadilan ketimbang  menggenapkannya didalam Kristus,  baik dalam   pengorbanan kematiannya pada saat  kedatangannya yang  pertama atau oleh penghakimannya pada dunia yang tidak percaya pada kedatangan-Nya yang kedua.

Anugerah Tuhan, anugerah yang melaluinya Tuhan menjangkau untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka, menjalankannya tidak  berdasarkan pada  jasa-jasa  manusia tetapi didalam sekalipun manusia berdosa. Anugerah, yang akan kita ulas lebih mendalam kelak dalam artikel yang lain, adalah sesuatu yang dilimpahkan secara berdaulat. Tuhan dapat menjadi tidak adil hanya jika Dia menahan berkat-berkat-Nya dari manusia-manusia yang layak menerimanya. Karena Tuhan bebas untuk memberikan berkat-berkat  yang tak perlu  upaya manusia untuk menerimanya pada pendosa manapun yang Dia pilih, Tuhan tidak benar dalam menyelamatkan beberapa pendosa yang paling buruk, sementara itu Dia tidak menyelamatkan pendosa-pendosa  lainnya. Tuhan tidak berhutang  untuk  memberikan keselamatan kepada siapapun juga, dan karenanya Dia  bukan tidak adil dalam menyelamatkan beberapa orang dan memilih untuk tidak menyelamatkan yang lainnya.

Kabar baik injil adalah : bahwa keselamatan oleh anugerah ditawarkan kepada semua manusia, dan oleh kebenaran Yesus Kristus, semua manusia dapat diampuni dosa-dosanya dan dibenarkan :

 2 Korintus 5:20-21
(20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Kesimpulan

Jika dosa adalah manifestasi ketidakbenaran kita dan kita dapat diselamatkan hanya melalui sebuah kebenaran ,bukan kebenaran kita—kebenaran Kristus—maka puncak dosa adalah kebenaran diri sendiri. Yesus tidak menolak para pendosa yang dating kepada Dia untuk mendapatkan kemurahan dan keselamatan; Dia  telah ditolak mereka yang   terlampau benar  (dalam pandangan  mereka sendiri) untuk memerlukan anugerah. Yesus telah dating untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan bukan untuk menyelamatkan mereka yang benar dalam pandangan mereka sendiri. Tidak seorangpun yang terlampau   hilang untuk  selamat; hanya ada mereka yang terlampau baik untuk diselamatkan. Dalam semua  injil, mereka yang berpikir diri mereka paling benar adalah mereka yang dikecam oleh Tuhan kita sebagai yang jahat dan tidak benar.

Jika kita berada diantara mereka   yang telah mengakui  dosa-dosa kita dan telah percaya dalam kebenaran  Kristus untuk keselamatan  kita, kebenaran Tuhan adalah salah satu kebenaran-kebenaran  hebat dan menenteramkan yang  harus kita pegang erat. Keadilan Tuhan  berarti bahwa ketika Dia menegakan kerajaan-Nya di muka bumi, maka kerajaan itu  akan dijiwai oleh keadilan. Dia akan menghakimi semua manusia dalam keadilan, dan Dia akan memerintah dalam kebenaran.

Kita tidak   perlu gelisah atas  hari-hari kita yang jahat yang nampaknya semakin jauh dengan dosa. Jika kita mencintai kebenaran, kita hampir pasti tidak akan berani untuk cemburu atau iri terhadap mereka yang hidup dalam kejahatan, yang  memiliki hari penghakiman yang menanti mereka ( lihat Mazmur 37:73). Hari penghakiman  mereka dengan cepat datang atas mereka, dan keadilan  akan memerintah.

Jika kita menyadari bahwa kebenaran sejati tidak melakukan penghakiman pada hal eksternal, standard-standard legalistik dan bahwa penghakiman milik Tuhan, kita tidak akan  menjadikan diri kita menghakimi orang-orang lain ( Matius 7:1). Kita juga  mesti menyadari bahwa penghakiman dimulai didalam rumah Tuhan,  makanya kita harus segera menilai diri kita sendiri dan menghindari dari dosa-dosa   yang melawan kebenaran Tuhan ( lihat 1 Petrus 4:17; 1 Korintus 11:31).
1 Petrus 4:17
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

1 Korintus 11:31
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

Doktrin kebenaran Tuhan bermaksud bahwa kita, sebagai anak-anak Tuhan ( jika anda seorang Kristen), sepatutnyalah  berupaya mengimitasi Bapa  surgawi kita :

Matius 5:48
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna
Kita   boleh mengupayakan pembalasan terhadap mereka  yang berdosa terhadap kita, tetapi berilah  pembalasan kepada Tuhan ( Roma 12:17-21). Ketimbang  mengupayakan  pembalasan, marilah kita menderita atas  ketidakadilan manusia, bahkan sebagaimana Tuhan kita Yesus,    sehingga  Tuhan   bahkan mungkin membawa musuh-musuh kita kepada pertobatan dan  keselamatan :

Matius 5:43-44
(43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. (44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

1 Petrus 2:18-25
(18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. (19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.(24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Dan mari kita berdoa, seperti diperintahkan Tuhan kita kepada kita, bahwa hari itu kala kebenaran akan datang :

datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (Matius 6:10)

Selesai

Akan berlanjut kelak  dengan Topik  baru dalam serial  Tuhan-Atribut-Atribut Tuhan :  Murka Tuhan
The Righteousness ofGod


Study By: Bob Deffinbaugh | diterjemahkan oleh  : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9