F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Fitnah Suhento Liauw Tentang Pdt. Stephen Tong




Saya (Pdt. Budi Asali) menghadiri seminar ttg Eskatologi di Surabaya pd tgl 1 Juni 2012, yg dipimpin oleh Pdt. Suhento Liauw dr GBIA Graphe Jakarta. Dlm seminar itu ia menunjukkan foto di koran (yg sdh di-scan dan dimasukkan ke laptopnya dan lalu ditunjukkan melalui LCD). Dlm foto koran itu, ada tulisan besar2 yg menunjukkan bahwa themanya kira-kira penyatuan / penyamaan Kristen dengan Katolik. Dan dlm foto itu ada 4 org, dan Pdt. Suhento Liauw lalu berkata (sambil menunjuk dg laser pointernya): yang ini James Ryadi (ini memang benar), yang ini siapa? “Stephen Tong” (ini ngawur dan fitnah, itu pasti bukan Stephen Tong). Lalu di koran itu juga ditulis nama Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia.

Tanggapan Budi Asali:

Ini saya protes dalam acara tanya jawab dan saya katakan: ttg foto itu saya pastikan itu bukan Stephen Tong. Mengatakan itu Stephen Tong, dlm kontext spt itu (penggabungan / penyamaan Kristen dg Katolik!) mrpk suatu fitnah! Lalu Pdt. Suhento Liauw bertanya: Kalau demikian itu siapa? Saya jawab: yang satu memang James Ryadi, dan yang satu lagi Yakub Susabda, tetapi tidak ada Stephen Tong! Saya juga jelaskan bahwa Stephen Tong dan Yakub Susabda dulu memang bersatgu tetapi sekarang sudah pecah. Sekolah Tinggi Reformed Injili Indonesia dipegang oleh Yakub, sedang punya Pak Tong namanya ‘institute’!
Dia (Suhento) agak malu, lalu bilang kalau fotonya kabur jadi mirip Stephen Tong. Padahal fotonya nggak mirip sama sekali dengan Stephen Tong! Dan kalau memang tidak tahu, lebih baik jangan omong tentang kejelekan orang lain (penggabungan / penyamaan Kristen dg Katolik jelas merupakan sesuatu yang sangat buruk bagi org yg Injili / alkitabiah!), atau itu harus dianggap sebagai FITNAH!

Tulisan saya ternyata lalu ditanggapi oleh seorang murid Suhento Liauw yg mengaku bernama Dji Ji Liong.


Tanggapan Dji:
Saya sekali lagi MENYATAKAN RAGU dan INI TIDAK BISA DIPERCAYA atas koment Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div ini, karena lihat saja pernyataannya di atas: “Themanya kira-kira........(maaf, saya ulangi: “Themanya kira-kira....” )
Mengenai foto di koran itu memang buram (tidak jelas siapa) dan itu memang koran tentang STT Reformed Injili Indonesia, dan kata Dr. Suhento Liauw (ketika saya konfirmasi langsung dengan beliau) beliau berkata: justru yang sebut “Stephen Tong” itu adalah audiens seminar, bukan Dr. Suhento Liauw yg menyebutnya.
Setahu saya: Dr. Suhento Liauw bukanlah tipe orang yg demikian (suka fitnah), apalagi seminar-seminar tersebut biasanya ada direkam, jauhlah kiranya beliau berbuat demikian.
(untuk Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div ketahui, bahwa: Kami semua mengasihi Bapak Pdt. Budi Asali, M. Div, Bapak James Ryadi, Bapak Stephen Tong yg luarbiasa tetap semangat, and we pray for them, we pray for all Indonesian people)

Silahkan pembaca yg menilai sendiri saja! Siapa yg suka fitnah dan tanpa dasar Alkitab! Dan siapa yg mengasihi sesuai perintah Tuhan!.

Tanggapan balik dr Budi Asali thdp Dji Ji Liong:

Pertama, anda tak hadir dlm acara itu, bukan? Lalu anda bisa lebih menilai dp saya, yg memang dtg sbg pengamat??? Saya menggunakan kata2 ‘kira2’ krn bgm mungkin saya bisa mengingat apa yg tertulis di koran itu kata demi kata (kecuali kalau saya punya photographic memory, yg mana saya tidak punya). Tetapi inti dr yg saya sebutkan secara kira2 itu pasti benar!

Foto di koran itu ‘buram’ hanya bagi org yg kena katarak! Foto itu cukup jelas, dan org yg ditunjuk itu kurus, amat sangat jauh berbeda dg Pdt Stephen Tong, yg boleh dikatakan gemuk / kekar! Dan saya tak percaya Suhento tak tahu bgm wajah Stephen Tong, yg sangat sering muncul dimana2 (koran, TV, baliho, iklan, selebaran dsb).

Kalau dikatakan foto itu ‘tidak jelas siapa’, lalu mengapa Suhento Liauw berani mengatakan ‘Stephen Tong’???

Memang bagi saya tidak jelas org itu siapa, tetapi ini bukan krn foto itu buram, tetapi krn saya memang tak kenal org itu. Hanya satu yg saya pasti: org itu 1000 % bukan Stephen Tong!

Dari kata2mu saya hanya punya tiga alternatif:
1.         Kamu pendusta.
2.         Suhento dustai kamu.
3.         Kalian berdua sama2 pendusta!

Aku, dan 2 jemaatku yg hadir di seminar (nama: Haryo dan Dorce), semuanya yakin bahwa yg mengucapkan kata2 ‘Stephen Tong’ itu adalah Suhento. Dan seandainya memang bukan dia, mengapa dlm acara tanya jawab ketika aku mengecam dia sbg memfitnah Stephen Tong, ia tidak mengatakan bahwa bukan dia yg mengatakan kata2 itu, tetapi peserta seminar? Omong kosong! Kalian mau tutupi fitnah kalian dg suatu dusta???
Dan selain dia tidak menyatakan pada saat itu bahwa yg mengucapkan ‘Stephen Tong’ bukan dia tetapi audiens, ia lalu bertanya balik kepada saya: ‘Lalu itu siapa?’. Mengapa???? Jelas krn memang dia yg mengucapkan ‘Stephen Tong’ itu.Dan hal lain yg membuktikan secara mutlak bahwa kalian memang pendusta adalah apa yg sdh dimasukkan dlm tanggapan Pdt. Esra thdp tulisanmu, yg akan saya berikan di sini juga.



Ini diambil oleh Pdt Esra dr fb nya Dance Suat, seorang penginjil dlm kalangan GBIA Graphe. Dia juga hadir dalam seminar itu. Perhatikan kata2nya dlm fb nya itu, khususnya kata2 yg ada dalam tanda kurung “masalah foto, memang itu kekeliruan. Kami mohon maaf atas kekeliruan tersebut”.

Pertanyaan saya: bgm mungkin Dji Ji Liong, yg mendapatkan info dr Suhento, mengatakan bahwa bukan Suhento yg mengucapkan ‘Stephen Tong’ tetapi salah satu audiens seminar, sedangkan Ev. Dance Suat mengakui itu sbg suatu kesalahan dan minta maaf? SIAPA PENDUSTANYA???????????
NB: utk Ev. Dance Suat, jgn sdr yg minta maaf, tetapi Suhento yg hrs minta maaf. Dan permintaan maaf jgn ditujukan kepada saya atau pembaca fb mu, tetapi kpd Stephen Tong! Saya bukan apa2nya Stephen Tong, dan bukan saya yg difitnah tetapi Stephen Tong!

Dg adanya fitnahan thdp Stephen Tong, yg adalah Calvinist ini, saya curiga bahwa itu memang merupakan taktik busuk dr Suhento Liauw utk menjelek2kan Calvinsime, dg memfitnah, baik ajarannya, maupun Calvin sendiri, dan org2 Calvinist. Jadi, saya merasa besar kemungkinannya bahwa di tempat lain, khususnya di kandangnya, ia juga memfitnah saya!

Itu alasan saya utk meledakkan hal ini, supaya diketahui semua org, khususnya org2 dr kalangan mrk sendiri, baik GBIA maupun STT mrk, bahwa pdt2 mrk banyak yg mrpk pemfitnah2!

Menurut saya Suhento memang memfitnah. Dan ini bukan kali yg pertama! Dia jg memfitnah Calvin dlm urusan dg Servetus (ini saya balas dlm tanggapan balik saya thdp tulisan Dji Ji Liong). Juga dlm tulisan2 di internet Suhento sangat banyak memfitnah ajaran2 Calvinisme! Memang tulisan di internet sebagian diberi nama penulisnya yaitu Steven Liauw, dan sebagian besar tidak diberi nama. Tetapi yg tidak diberi nama jauh lebih banyak dr yang pakai nama Steven Liauw. Masakan ada org dlm kalangan GBIA Graphe menulis lebih banyak dr Steven dlm web mereka, kecuali org itu adalah Suhento Liauw (bapaknya Steven Liauw)? Dan kalau saya dengar seminarnya saya melihat adanya argumentasi2 dan kalimat2 yg sama antara seminar dan tulisan yg tanpa nama di web itu. Jadi saya yakin itu tulisan Suhento, dan tulisan tololnya sangat banyak memfitnah Calvinisme! Itu sebabnya saya, pd waktu menjawabnya, bicara kasar! Apakah bicara kasar lebih buruk dp memfitnah?? Dan utk Dji Ji Liong, ayo jawab, tolol! Gaya bicara saya kasar, dan kamu suruh pembaca memperhatikan, bgm dg bosmu (atau bos-bosmu) yg suka memfitnah? Ayo, suruh pembaca memperhatikan!

Saya akan buktikan kata2 saya dan menunjukkan banyaknya fitnahan dlm web kalian:

Fitnahan-fitnahan GRAPHE:
1) KALVINIS MENGANGGAP IMAN PERCAYA SEBAGAI SUATU JASA/USAHA, SEDANGKAN NON-KALVINIS MENGATAKAN BAHWA IMAN PERCAYA BUKANLAH USAHA. - Graphe - Liauw.doc.

2)   Oleh karena itu, DALAM THEOLOGI KALVINIS, IMAN BUKAN SYARAT KESELAMATAN, IMAN ADALAH HASIL DARI KESELAMATAN! - Graphe - Liauw.doc.

3)  Kalvinis menganggap bahwa jika iman dijadikan syarat keselamatan, itu sama saja dengan menyelamatkan diri sendiri. Iman dianggap sebagai suatu jasa atau usaha dari pihak manusia. - Graphe - Liauw.doc.

4)   Jadi, janganlah ada Kalvinis yang marah jika saya berkata, “allahnya Kalvinis adalah allah yang merencanakan dosa, dan yang mengharuskan manusia berbuat dosa.” Kalau anda Kalvinis, dan anda shock dengan pernyataan ini, maka anda belum tahu pengajaran Kalvinis yang sejati. Ini kata-kata Steven Liauw. - Graphe - Liauw2.doc.

5)   Poin terakhir Calvinisme ini adalah kesimpulan akhir dari seluruh rangkaian nalar John Calvin yang dipungutnya dari Agustinus. Sebagaimana poin satu hingga empat tidak memiliki dasar Alkitab, maka sudah jelas kesimpulan akhirnya juga tidak alkitabiah. - Graphe - Liauw5.doc.

6)   Dasar dari Perseverance of the Saints Calvinisme bukanlah pada ayat-ayat Alkitab tetapi pada jalur nalar mereka yang jika Allah memilih seseorang, menebusnya dengan kematian Yesus Kristus, dan telah menerapkan kepadanya anugerah yang tidak bisa ditolak, maka apapun yang terjadi pada orang tersebut, ia tidak akan binasa lagi. Ia pasti akan masuk Sorga! Itulah jalan nalar Calvinisme yang menjadi dasar konsep Perseverance of the Saints Calvinisme. - Graphe - Liauw5.doc.

7)   Kedua jalan nalar ini didasarkan pada konsep manusia tidak memiliki kehendak bebas untuk menolak anugerah Allah. Bahwa manusia lebih rendah dari anjing, karena najing (anjing) saja bisa memilih mau datang kepada tuannya atau tidak ketika dipanggil namanya. - Graphe - Liauw5.doc.

8)   Calvinis percaya bahwa manusia yang belum menjadi Kristen tidak memiliki kebebasan untuk menolak anugerah Allah, dan sesudah menjadi Kristen, atau “diselamatkan” ia lebih tidak memiliki kehendak bebas lagi. Ia bagaikan boneka keramik yang jika pecah maka pemiliknyalah yang harus disalahkan. Sehingga keselamatan akhir dari seorang Calvinis sepenuhnya tergantung pada cengkeraman Allah atas dirinya. Kalau kelak ternyata ia gagal masuk Sorga, sepenuhnya bukanlah kesalahannya, melainkan kegagalan Allah. Sekali lagi dasar konsep Perseverance of the Saints Calvinisme adalah manusia tidak memiliki kehendak bebas, tidak bisa berpikir, atau sekedar boneka. - Graphe - Liauw5.doc.

9)  Sesungguhnya tidak ada seorang Calvinis pun yang dapat memastikan dirinya akan masuk Sorga karena tidak ada seorang calvinis pun yang tahu pasti bahwa dirinya termasuk dalam orang-orang pilihan. Mereka hanya yakin begitu saja bahwa mereka adalah orang-orang pilihan. - Graphe - Liauw5.doc.

10)Karena iman itu adalah pemberian Allah maka adalah tanggung jawab Allah untuk memberikan iman yang kuat, dan kalau ternyata iman seseorang tidak kuat, tentu itu adalah karena Allah telah memberikan iman yang mutunya rendah. Jadi bisa disimpulkan bahwa jika di gereja Reform atau Presbyterian ada anggota-anggota jemaat dengan kondisi keteguhan iman yang bervariasi, itu karena Allah memberikan jenis keteguhan iman yang bervariasi. Pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa Gembala Jemaat tidak perlu mengadakan berbagai usaha pemupukan iman karena menurut mereka iman seseorang sepenuhnya adalah tanggung jawab Allah. Karena Allah yang bertanggung jawab, maka mereka simpulkan bahwa iman seorang yang telah diplih Allah tidak mungkin bisa gagal, bahkan tidak mungkin bisa mundur, karena kalau mereka sampai mundur maka ia bukan orang pilihan, atau Allah gagal menjaga iman orang itu. Tentu mereka akan memilih yang pertama daripada menuduh Allah gagal. - Graphe - Liauw5.doc.

11)Tidak jelas kapan dia diselamatkan karena Calvin sendiri jarang sekali membicarakan pertobatannya. Barangkali ini berhubungan dengan theologinya bahwa bukan manusia yang bertobat, tetapi Allah yang menyelamatkan. - Graphe - Liauw 8.doc.

12) Kasus penganiayaan yang paling terkenal adalah pembakaran terhadap Michael Servetus yang dihukum di Jenewa dengan dukungan penuh dari Calvin. Michael Servetus adalah sahabatnya sendiri yang menerima bukunya mengenai Institutio lalu Servetus menyoret-nyoretnya dan mengembalikannya kepada Calvin. Jhon (John) Calvin marah karena Servetus tidak setuju dengan doktrinnya dan ia menganngap (menganggap) Servetus menentang pemerintah dan konsekuensi orang yang melawan pemerintah adalah hukuman gantung yang sudah menjadi tradisi pada saat itu. Tuduhan terhadap Servetus adalah ajaran sesat, tetapi dalam pengadilan Calvin pura-pura membelanya agar ia tidak dihukum bakar, tetapi dihukum gantung saja. Karena pada saat itu kelompok yang dianggap sesat hukumannya adalah hukuman dibakar, Calvin membelanya dengan tuduhan memberontak kepada pemerintah supaya ia hanya digantung saja (untuk mengelabui dendam atas penolakan Servetus atas doktrinnya). Pada saat itu pemerintah Jenewa selalu meminta nasehat dan masukan kepada Calvin mengenai undang-undang dalam Negara. - Graphe - Liauw 8.doc.

13) Theologia Calvin:
Karena dibesarkan dalam lingkungan Katolik dan tidak berani mengadakan pemisahan yang sepenuhnya dengan Katolik, maka Calvin seperti juga bapa Reformasi yang lain, hanya melakukan Reformasi. Artinya, mereka melihat Katolik sebagai Gereja yang sebenarnya, tetapi yang telah salah jalan dan perlu reformasi. Yang salah hanya pemimpin pada saat itu bukan doktrinnya. (padahal doktrin inilah biang keroknya) - Graphe - Liauw 8.doc.

14)Baptisan bayi. Walaupun Calvin mengatakan, bahwa baptisan tidak perlu untuk keselamatan, tetapi ia sering tidak konsisten. Sering menghubungkan baptisan dengan pengampunan dosa, kelahiran kembali, dan lain- lain.
Sakramen: Baptisan dan Perjamuan (spiritual presence) sebagai sacramen. Ia mengakui bahwa Baptizo berarti menyelamkan, tetapi tetap mempraktekkan percikan. (anehkan?) - Graphe - Liauw 8.doc.

15) Hiper-Kalvinisme sulit didefinisikan (macam-macam definisi oleh orang yang berdebat), dan sebenarnya hanyalah menerapkan prinsip-prinsip Kalvinisme secara konsisten. - Graphe - Liauw 10.doc.

16) Nah, orang-orang yang percaya “sekali selamat tetap selamat” (SSTS, tanpa peduli orang itu beriman atau tidak), mereka akan mengatakan bahwa apa yang percaya adalah “keselamatan karena usaha manusia.” - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

17)Doktrin SSTS pada dasarnya menghilangkan kehendak bebas dari manusia ketika ia menjadi percaya. Ironisnya, kehendak bebas ini hanya dihilangkan dalam hal keselamatan. Pendukung SSTS akan mengakui bahwa ada kehendak bebas dalam semua aspek kehidupan lainnya (seorang Kristen dapat mundur imannya, dapat melakukan hal-hal yang menyedihkan hati Tuhan), tetapi sama sekali tidak punya kehendak bebas dalam hal menolak iman yang pernah ia terima. - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

18)Pemikiran seperti ini sungguh salah. Jika kita menerapkan logika ini, maka sungguh berbahaya. Jika iman kita sungguh adalah urusan Yesus saja, dan tidak ada tanggung jawab kita, untuk apa dalam Alkitab ada begitu banyak ayat yang menyuruh kita untuk beriman? Ada begitu banyak ayat yang menyuruh kita tetap pada iman. Bukankah Yesus yang beriman untuk kita? Nah, disinilah terlihat kebodohan dari pemikiran seperti ini. Tidak ada orang lain yang dapat beriman untuk orang lain. Ayat ini mengajarkan doktrin bahwa Yesuslah yang memungkinkan adanya iman. Tanpa Yesus, manusia bahkan tidak dapat memilih antara percaya Yesus atau tidak. Tanpa Yesus, tidak ada objek yang dapat kita imani. Yesus pulalah yang memberikan kita kekuatan untuk terus beriman, dan memungkinkan iman kita bertumbuh. Jika kita memegang teguh iman kita, itu adalah karena Yesus! Tetapi tidak berarti kita tidak punya tanggung jawab untuk tinggal dalam iman. Juga tidak berarti kita tidak dapat memilih untuk keluar dari iman. - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.

19)Yang mana yang lebih baik: Mengajarkan orang Kristen bahwa mereka harus memegang iman mereka dengan teguh (pengajaran yang Alkitabiah), atau mengajarkan orang Kristen bahwa tidak peduli apapun juga yang mereka lakukan, mereka akan masuk surga? Dalam hal ini, saya memperhatikan suatu dampak yang sudah dapat diperkirakan: gereja-gereja yang mengajarkan SSTS tidak menekankan pada anggota mereka untuk tetap beriman. Hal ini wajar, karena tidak ada motivasi bagi mereka untuk melakukan hal itu, karena mentalitasnya adalah “toh mereka tidak mungkin meninggalkan iman.” Tetapi, para Penulis Alkitab memiliki pandangan yang berbeda. Banyak sekali ayat yang menghimbau kita untuk bertahan dalam iman, untuk bertahan hingga akhirnya, memegang teguh iman, dsb. Paulus beberapa kali khawatir, bahwa jika orang-orang yang dia menangkan meninggalkan iman, maka segala jerih payahnya menjadi sia-sia. Mentalitas para Penulis Alkitab berbeda jauh dari pada pengajar SSTS. - Ini kata-kata Steven Liauw. Graphe - Liauw 11.doc.
Catatan: SSTS = Sekali Selamat Tetap Selamat.

20)Bisakah disimpulkan bahwa sesungguhnya ada orang yang pada dasarnya tidak ada keinginan masuk Sorga namun apa boleh buat karena telah terpilih maka tidak dapat menolak sehingga terpaksa masuk Sorga? Sebaliknya ada orang yang sangat ingin masuk Sorga namun saying (sayang) sekali ia tidak terpilih dan akhirnya masuk neraka? Sebagian Calvinis mengiyakan dan sebagian membantah. - Graphe - Liauw 12.doc.

21)Dalam pemahaman Kalvinis, manusia tidak mempunyai kehendak bebas yang berhubungan dengan keselamatan dan menuduh mereka yang menekankan manusia bisa beriman percaya keselamatan karena usaha. Padahal usaha tidak sama dengan iman. - Graphe - Liauw 17.doc.

22)Dalam sistematika teologia Kalvinis malaikat dipercaya yang dipilih dan ada juga yang tidak. Tetapi dalam pemilihan malaikat sifatnya Supralapsarianisme. Yang menjadi permasalahan, banyak orang Kalvinis tidak berani berdiri dalam posisi ini. - Graphe - Liauw 22.doc.

Catatan: nama file di belakang setiap kutipan adalah nama file dlm komputer saya.

Sedikitnya ada 21 fitnahan!!!! Apa komentarmu, anak tolol?

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9