F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 MENJAWAB SAKSI YEHUWA: YESUS ADALAH ALLAH (Bagian 1)

MENJAWAB SAKSI YEHUWA:
YESUS ADALAH ALLAH (Bagian 1)
Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div.

Saksi Yehuwa
        Filipi 2:6 "Walaupun dalam rupa Allah, namun Yesus TIDAK menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan." Kata DIPERTAHANKAN di dalam ayat tersebut berasal dari kata Yunani: Har - pag - mon / har - pa - zo. Semua kamus bahasa Yunani yang dijual di toko-toko buku menterjemahkan kata "har - pa - zo" tersebut dengan kata "MERAMPAS". Jadi terjemahan yang benar untuk Filipi 2:6 adalah "Walaupun di dalam rupa Allah, namun Yesus tidak berusaha MERAMPAS / merebut kedudukan agar setara dengan Allah".

Tanggapan Budi Asali:

Filipi 2:5b-7 "(5b)... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia".
1. Pertama-tama mari kita menyoroti kata-kata 'walaupun dalam rupa Allah' (ay 6a). KJV: 'being in the form of God' (= berada dalam bentuk Allah).
a. Kata 'being' (=berada) itu dalam bahasa Yunani adalah HUPARCHON dan ini ada dalam bentuk present participle.
    Ini aneh dan kontras sekali dengan penggunaan bentuk-bentuk aorist (= past / lampau) pada kata-kata setelahnya, seperti:
        'menganggap' (HEGESATO).
        'mengosongkan' (EKENOSEN).
        'mengambil' (LABON).
        'menjadi' (GENOMENOS).
        Bentuk present dari kata HUPARCHON ini menunjuk pada 'continuance of being' (= keberadaan yang terus-menerus). Walter Martin mengatakan (hal 94) bahwa kata HUPARCHON itu berarti 'remaining or not ceasing to be' (= tetap atau tidak berhenti sebagai).
        William Barclay mengatakan bahwakata HUPARCHON itu 'menggambarkan seseorang sebagaimana adanya secara hakiki dan hal itu tak bisa berubah' ('It describes that which a man is in his very essence and which cannot be changed') hal 35.
        Karena itu, kalau dikatakan bahwa Yesus itu 'being in the form of God', maka itu berarti bahwa Yesus adalah Allah, dan Ia tetap adalah Allah, dan ini tidak bisa berubah.

b. Kata 'form' (= bentuk).
        Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang bisa diterjemahkan 'bentuk' / 'rupa', yaitu MORPHE dan SKHEMA.
        Whilliam Hendriksen "Do these two words - morphe and schema - have the same meaning? At times, throughout Greek literature, as any good lexicon will indicate, both can have the meaning 'outward appearance', 'form', 'shape'. In certain context they can be just about interchangeable. But at other time there is a clear difference in meaning. The context in each separate instance must decide" (= Apakah dua kata ini - morphe dan Schema - mempunyai arti yang sama? Kadang-kadang, dalam literatur Yunani, seperti yang ditunjukkan oleh sembarang lexicon yang baik, keduanya bisa mempunyai arti 'penampilan lahiriah', 'wujud', 'bentuk'. Dalam konteks tertentu kedua kata itu bisa dibolak-balik. Tetapi pada saat-saat lain ada perbedaan arti yang jelas. Konteks dalam setiap peristiwa harus menentukan ) - hal 103 (footnote).
        Dalam Fil 2:6 ini William Hendriksen menganggap bahwa kata MORPHE itu berbeda dengan SCHEMA. Mengapa? Mari kita melihat terjemahan dari NASB di bawah ini:
        Fil 2:6-7 (NASB) '(6) who although He existed in the form of God, did not regard equality with God a thing to be grasped, (7) but emptied Himself, taking the form of a bond-servant, and being made in the likeness of men' [= (6) yang sekalipun Ia berada dalam bentuk (MORPHE) Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu untuk dipertahankan, (7) tetapi telah mengosongkan diri-Nya sendiri, mengambil bentuk (MORPHE) seorang hamba, dan dijadikan dalam bentuk (SCHEMA) manusia].
        Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi itu. Untuk dua kata yang pertama digunakan kata Yunani MORPHE (Yesus sebagai Allah dan sebagai hamba), sedangkan untuk kata yang ketiga digunakan kata Yunani SCHEMA (Yesus sebagai manusia).
        William Hendriksen menganggap adanya perubahan dari MORPHE ke SCHEMA menunjukan bahwa di sini ada perbedaan arti antara kedua kata itu. Memang sebagai manusia Yesus tidak terus sama. Ia bertumbuh makin besar, makin tua dalam usia, sehingga tentu berubah dalam wajah / bentuk badan. Ia bisa menjadi kurus (misalnya pada saat berpuasa), dan kembali menjadi gemuk (setelah puasa), dsb. Karena itu di sini digunakan SCHEMA.
        Tetapi sebagai Allah, Ia tidak berubah. Karena itu digunakan MORPHE. Juga sebagai hamba, Ia tidak berubah. Ia boleh menjadi dewasa, tua, kurus, gemuk, dsb., tetapi Ia tetap Ia tetap adalah hamba. Dan karena itu di sini juga digunakan MORPHE.
        William Barclay "There are two Greek words for 'form', MORPHE and SCHEMA. They must both be translated 'form', because there is no other English equivalent, but they do not mean the same thing. MORPHE is the essential form which never alters: SCHEMA is the outward form which changes from time to time and from circumstance to circumstance... The word Paul uses for Jesus being in the form of God is MORPHE; that is to say, his unchangeable being is devine. However his outward SCHEMA might alter, he remained in essence divine" (= Ada dua kata Yunani untuk 'bentuk', MORPHE dan SCHEMA. Kedua kata itu harus diterjemahkan 'bentuk', karena tidak ada kata lain dalam bahasa Inggris yang sama artinya, tetapi kedua kata itu tidak sama artinya. MORPHE adalah bentuk yang hakiki yang tidak pernah berubah: SCHEMA adalah bentuk luar yang berubah-ubah dari saat ke saat dan dari keadaan ke keadaan ... Kata yang digunakan oleh Paulus untuk Yesus yang ada dalam rupa / bentuk Allah adalah MORPHE; yang artinya adalah: kebenaran-Nya yang tidak berubah adalah ilahi. Bagaimanapun SCHEMA luar-Nya berubah, dalam hakekat-Nya Ia tetap ilahi) hal. 35-36.
        Jadi, baik penguraian tentang kata 'being' (= ada / berada) maupun kata 'form' (= bentuk), menunjukkan ketidak-berubahan Yesus sebagai Allah. Allah memang mempunyai sifat tidak bisa berubah (Mal 3:6, Maz 102:26-28, Yak 1:17), karena kalau Ia bisa berubah, itu menunjukkan Ia tidak sempurna!

2. Sekarang mari kita melihat text yang sedang kita bahas ini sekali lagi.
        Fil 2:5b-7 "(5b)... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia".
        Kalau kata-kata dalam ay 7 yang mengatakan 'mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia' diartikan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia, maka konsekuensinya, kata-kata dalam ay 6 yang mengatakan bahwa Yesus ada 'dalam rupa Allah' haruslah diartikan bahwa Yesus betul-betul adalah Allah.

3. Sekarang kita akan membahas bagian yang sukar dari text ini, yaitu kata-kata 'tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan'.
        Fil 2:5b-7 "(5b)... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia".
        TDB "(5) Peliharalah sikap mental ini dalam dirimu, yang juga ada dalam Kristus Yesus, (6) yang, walaupun ada dalam wujud Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah".
        Catatan: TDB adalah Kitab Suci Saksi Yehuwa (Terjemahan Dunia Baru).
        Mari kita membandingkan dengan beberapa terjemahan bahasa Inggris.
        KJV '(5) Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus: (6) Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God' (= Hendaknya pikiran ini ada dalam kamu, yang juga ada dalam Kristus Yesus: Yang, ada dalam bentuk Allah, menganggapnya bukan sebagai perampokan untuk menjadi setara dengan Allah).
        RSV '(5) Have this mind among yourselves, which is yours in Christ Jesus, (6) who, though he was in the form of God, did not count equality with God a thing to be grasped' (= Milikilah pikiran ini di antara kamu sendiri, yang adalah milikmu dalam Kristus Yesus, yang sekalipun Ia ada dalam bentuk Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah suatu hal yang harus direbut / dipegang erat-erat).
        NIV '(5) Your attitude should be the same as that of Christ Jesus: (6) Who, being in very nature God, did not consider equality with God something to be grasped' (= Sikapmu harus sama seperti sikap dari Kristus Yesus: Yang, ada dalam hakekat Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sesuatu untuk direbut / dipegang erat-erat).
        NASB '(5) Have this attitide in yourselves which was also in Christ Jesus, (6) who, although He existed in the form of God, did not regard equality with God a thing to be grasped' (= Milikilah sikap ini dalam dirimu sendiri yang juga ada dalam Kristus Yesus, yang, sekalipun Ia berada dalam bentuk Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sesuatu untuk direbut / dipegang erat-erat).
        Kata bahasa Inggris 'grasp' yang digunakan oleh RSV/NIV/NASB, bisa diartikan 'merebut' atau 'memegang erat-erat'. Oleh KJV kata itu diterjemahkan 'robbery' (= perampokan). Kata bahasa Yunaninya adalah HARPAGMON. Kalau nanti di bawah digunakan istilah HARPAGMOS, jangan terlalu mempersoalkan perbedaan antara HARPAGMON dengan HARPAGMOS. Perbedaan ini hanya terjadi karena posisi kata itu dalam suatu kalimat.

Sumber:
Tabloid GLORIA, edisi 370, Minggu IV September 2007, hal. 28
Tabloid GLORIA adalah tabloid mingguan interdenominasi, terbit dari Surabaya, member of Jawa Pos Group.

e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9